0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
129 tayangan23 halaman
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
Unsur gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat pada golongan VIII A sistem periodik, yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), ksenon (Xe) dan radon (Rn). Kelompok ini disebut gas mulia karena sifatnya yang sukar bereaksi. Unsur-unsur gas mulia, kecuali helium mengandung delapan elektron di kulit terluar, sehingga bersifat stabil. Kestabilan gas-gas mulia ini sempat membuat para ahli kimia yakin bahwa gas mulia benar-benar tidak dapat dan tidak mungkin membentuk senyawa, dan itulah sebabnya sering dinamai gas-gas lembam (inert gases). Gas Mulia yang sejati adalah unsur monoatomik. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasioktet (duplet untuk Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas elektronnya yang sangat rendah. Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia yang diambil dari bahasa Yunani, yaitu: 1. Helium (lios or helios) = Matahari 2. Neon (nos) = Baru 3. Argon (args) = Malas 4. Kripton (krypts) = Tersembunyi 5. Xenon (xnos) = Asing 6. Radon (pengecualian) diambil dari Radium 1. Sifat-sifat gas mulia Golongan gas mulia terdiri atas helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), dan xenon (Xe). Gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang penuh. Oleh karena itu, unsur gas mulia stabil. Unsur-unsur gas mulia merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Gas mulia adalah satu-satunya kelompok gas yang partikel-partikelnya berwujud atom tunggal (monoatomik). Argon, kripton dan xenon sedikit larut dalam air, sebab atom-atom gas mulia ini dapat terperangkap dalam rongga-rongga kisi molekul air. Struktur semacam ini disebut klatrat. a. Sifat Fisika Setiap sifat tertentu dari unsur ini berubah secara teratur. Unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang rendah serta kalor penguapan yang rendah. Hal ini menunjukan bahwa terdapat ikatan Van der Waals yang sangat lemah antaratom. Helium adalah zat yang mempunyai titik didih yang paling rendah. b. Sifat Kimia Pada tahun 1962, Neil Bartlett berhasil membuat sebuah senyawaan stabil yang dianggap sebagai XePtF6. Hal ini tentu menggemparkan, karena telah lama dikenal bahwa unsur golongan VIIIA bersifat inert. Setelah ini, tidak lama kemudian ahli riset lainnya menunjukkan bahwa xenon dapat bereaksi langsung dengan fluor membentuk senyawaan biner seperti XeF2, XeF4, dan XeF6. Adapun bentuk senyawa-senyawa dari unsur xenon dengan bilangan oksidasinya adalah seperti berikut. 1) Bilangan Oksidasi +2 Kripton dan xenon dapat membentuk KrF2 dan XeF2 jika kedua unsur ini diradiasi dengan uap raksa dalam fluor. Xe(II) dapat bereaksi selanjutnya menjadi XeF4 jika suhu dinaikkan. Adapun XeF2 dapat terbentuk jika xenon padat direaksikan dengan difluoroksida pada suhu -120 C. XeF 2 dan KrF 2 berbentuk molekul linier dengan hibdridisasi sp3d.
2) Bilangan Oksidasi + 4 Xenon(IV) fluorida dapat dibuat dengan memanaskan campuran xenon dan fluor dengan komposisi 1 : 5 pada tekanan 6 atm, dan menggunakan nikel sebagai katalis. XeF 4 mempunyai struktur bujur sangkar dengan hibridisasi d2sp3 pada suhu 400 C. 3) Bilangan Oksidasi +6 Hanya xenon yang dapat membentuk XeF6. Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran kedua unsur ini dengan komposisi Xe : F2 = 1 : 20 pada suhu 300 C dan tekanan 50 atm. Xenon(VI) fluorida mempunyai bentuk oktahendral (distorted). Pada suhu kamar berbentuk kristal berwarna dan memiliki titik leleh 48 C. Senyawa ini bereaksi dengan silika membentuk senyawa oksi gas mulia yang paling stabil. Pada suhu kamar XeOF 4 berbentuk cairan tidak berwarna. XeF 6 dapat mengalami hidrolisis membentuk xenon(VI) oksida. 4) Bilangan Oksidasi +8 Xe(IV) dapat dioksidasi menjadi Xe(VIII) oleh ozon dalam larutan basa. Xe(VIII) hanya stabil dalam larutan. Selain senyawa xenon, telah berhasil dibuat kripton fluorida, KrF2 dan radon fluorida, RnF2. Radon bereaksi spontan dengan fluor pada suhu kamar. Adapun kripton bereaksi dengan fluor hanya jika keduanya disinari atau melepaskan muatan listrik. Akan tetapi belum dilaporkan adanya senyawa helium, neon atau argon. Secara umum sifat gas mulia adalah: a. Gas-gas mulia memiliki harga energi ionisasi yang besar, bahkan terbesar dalam masing-masing deret seperiode. Hal ini sesuai dengan kestabilan struktur elektron gas-gas mulia yang sangat sukar membentuk senyawa. b. Dari atas ke bawah energi ionisasi mengalami penurunan, hal ini dapat menerangkan mengapa gas-gas mulia yang letaknya lebih bawah mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk membentuk senyawa. c. Makin ke bawah letaknya, gas mulia memiliki harga kerapatan, titik didih dan titik leleh yang makin besar. Hal ini sesuai dengan konsep ikatan, bahwa gaya tarik Van Der Walls antar partikel akan bertambah besar apabila jumlah elektron peratom bertambah. Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi elektron gas mulia (kecuali He) berakhir pada ns 2 np 6 . Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil, sebab semua elektron pada kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak memungkinkan terbentuknya ikatan kovalen dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi menyebabkan gas mulia sukar menjadi ion positif dan berarti sukar membentuk senyawa secara ionik. 2. Gas mulia di alam Gas-gas mulia terdapat di atmosfer dalam jumlah yang relatuf sedikit. Sebagaimana kita ketahui, atmosfer kita didominasi oleh gas-gas nitrogen (N 2 ) dan oksigen (O 2 ) yang masing-masing meliputi 78% dan 21% volume udara.Kandungan Gas-Gas Mulia dalam Udarayang paling banyak dijumpai di atmosfer adalah argon, menduduki peringkat ke 3 setelah nitrogen dan oksigen. Akan tetapi, gas mulia yang paling banyak terdapat di alam semesta adalah helium. Unsur helium bersama-sama dengan unsur hidrogen merupakan komponen utama dari matahari dan bintang-bintang.Semua gas mulia kecuali radon, dapat diperoleh dengan cara mencairkan udara, kemudian komponen-komponen udara cair ini dipisahkan dengan destilasi bertingkat. Hal ini dimungkinkan sebab gas mulia memiliki titik didih yang berbeda- beda. Argon dapat diperoleh dengan memanaskan udara dan kalsium karbida (CaC 2 ). Nitrogen dan oksigen di udara akan diikat oleh CaC 2, sehingga pada udara kita memperoleh argon. CaC 2 + N 2 CaCN 2 + C 2CaC 2 + O 2 CaO + 4C Helium dapat dijumpai dalam kadar yang cukup tinggi pada beberapa sumber gas alam, sebagai hasil peluruhan bahan-bahan radioaktif. 3. Pembuatan Gas Mulia a. Gas Helium Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8C sehingga pemisahan gas helium dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -156C) dan gas helium terpisah dari gas alam. b. Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon (Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil samping dalam industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses destilasi udara cair. Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas argon (-189,4C) tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-182,8C). Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyai titik didih rendah (-245,9C) akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair). Gas kripton (Tb = -153,2C) dan xenon (Tb = -108C) mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan terpisah. Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon(Rn) yang hanya terdapat sebagai isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh dari peluruhan radio aktif atom radium. Unsur radon (Rn) yang merupakan unsur radioaktif Radium (Ra) dengan memancarkan sinar alfa (helium) sesuai dengan persamaan reaksi: 88 Ra 226
86 Rn 222 + 2 He 4
4. Kegunaan gas mulia a. Helium Helium digunakan sebagai pengisi balon meteorologi maupun kapal balon karena gas ini mempunyai rapatan yang paling rendah setelah hidrogen dan tidak dapat terbakar. Dalam jumlah besar helium digunakan untuk membuat atmosfer inert, untuk berbagai proses yang terganggu oleh udara misalnya pada pengelasan. Campuran 80% helium dengan 20% oksigen digunakan untuk mennggantikan udara untuk pernafasan penyelam dan orang lain yang bekerja di bawah tekanan tinggi. b. Neon Neon digunakan untuk membuat lampu-lampu reklame yang memberi warna merah. Neon cair juga digunakan sebagai pendingin untuk menciptakan suhu rendah, juga digunakan untuk membuat indikator tegangan tinggi, penangkal petir dan tabung-tabung televisi. c. Argon Argon dapat digunakan sebagai pengganti helium untuk menciptakan atmosfer inert. Juga digunakan untuk pengisi lampu pijar karena tidak bereaksi dengan kawat wolfram yang panas sampai 5. Krypton Kripton digunakan bersama-sama dengan argon untuk pengisi lampu fluoresensi (lampu tabung). Juga untuk lampu kilat fotografi berkecepatan tinggi. Salah satu spektrumnya digunakan sebagai standar panjang untuk meter. 6. Xenon Xenon digunakan dalam pembuatan tabung elektron. Juga digunakan dalam bidang atom dalam ruang gelembung.
B. GOLONGAN TRANSISI Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d atau f yang tidak terisi penuh oleh elektron dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri atas 56 dari 103 unsur. Logam-logam transisi diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri dari unsur-unsur 3d dari Sc sampai Cu, 4d dari Y ke Ag, dan 5d dari Hf sampai Au, dan blok f, yang terdiri dari unsur lantanoid dari La sampai Lu dan unsur aktinoid dari Ac sampai Lr. Kimia unsur blok d dan blok f sangat berbeda. Dalam sistem periodik, unsur transisi terletak di antara golongan alkali tanah dan golongan boron. Logam transisi disebut juga logam berat. Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn). Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu periode. Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki keelektronegatifan yang lebih besar dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali tanah, sehingga kereaktifan unsur transisi tersebut lebih rendah bila dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Sebagian besar unsur transisi periode keempat mudah teroksidasi (memiliki E red negatif), kecuali unsur Tembaga yang cenderung mudah tereduksi (E Cu = + 0,34 V). Hal ini berarti bahwa secara teoritis, sebagian besar unsur transisi periode keempat dapat bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl) menghasilkan gas hidrogen, kecuali unsur Tembaga. Akan tetapi, pada kenyataanya, kebanyakan unsur transisi periode keempat sulit atau bereaksi lambat dengan larutan asam akibat terbentuknya lapisan oksida yang dapat menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal ini terlihat jelas pada unsur Kromium. Walaupun memiliki potensial standar reduksi negatif, unsur ini sulit bereaksi dengan asam akibat terbentuknya lapisan oksida (Cr 2 O 3 ) yang inert. Sifat inilah yang dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam dari korosi (perkaratan). Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed packing). Akibatnya, unsur transisi tersebut memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih besar dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Dengan demikian, ikatan logam (metallic bonds) yang terjadi pada unsur transisi lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik didih dan titik leleh unsur transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama. Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi penguapan unsur transisi juga jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama. Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d dan 4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi melepaskan elektron pada subkulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah elektron pada subkulit 3d akan ikut dilepaskan. Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode keempat adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan (4s 2 3d 7 ). Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr 3+ , Mn 2+ , Fe 2+ , Fe 3+ , Cu + , dan Cu 2+ , sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada anion oksida, seperti CrO 4 2- , Cr 2 O 7 2- , dan MnO 4 - . Perubahan bilangan oksidasi ditunjukkan oleh perubahan warna larutan. Sebagai contoh, saat ion Cr +7 direduksi menjadi ion Cr 3+ , warna larutan berubah dari orange (jingga) menjadi hijau. Cr 2 O 7 2- (aq)
+ 14 H + (aq) + 6 e - > 2 Cr 3+ (aq) + 7 H 2 O (l) Senyawa Koordinasi adalah senyawa yang terbentuk dari ion sederhana (kation maupun anion) serta ion kompleks. Unsur transisi periode keempat dapat membentuk berbagai jenis ion kompleks. Ion kompleks terdiri dari kation logam transisidan ligan. Ligan adalah molekul atau ion yang terikat pada kation logam transisi. Interaksi antara kation logam transisi dengan ligan merupakan reaksi asam-basa Lewis. Menurut Lewis, ligan merupakan basa Lewis yang berperan sebagai spesi pendonor (donator) elektron. Sementara itu, kation logam transisi merupakan asam Lewis yang berperan sebagai spesi penerima (akseptor) elektron. Dengan demikian, terjadi ikatan kovalen koordinasi (datif) antara ligan dengan kation logam transisi pada proses pembentukan ion kompleks. Kation logam transisi kekurangan elektron, sedangkan liganmemiliki sekurangnya sepasang elektron bebas (PEB). Beberapa contoh molekul yang dapat berperan sebagai ligan adalah H 2 O, NH 3 , CO, dan ion Cl - . Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat padakation logam transisi. Sebagai contoh, bilangan koordinasiAg +
pada ion [Ag(NH 3 ) 2 ] + adalah dua, bilangan koordinasiCu 2+ pada ion [Cu(NH 3 ) 4 ] 2+ adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe 3+ pada ion [Fe(CN) 6 ] 3- adalah enam. Bilangan koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6. Berdasarkan jumlah atom donor yang memiliki pasangan elektron bebas (PEB) pada ligan, ligan dapat dibedakan menjadimonodentat, bidentat, dan polidentat. H 2 O dan NH 3 merupakanligan monodentat (mendonorkan satu pasang elektron). Sedangkan Etilendiamin (H 2 N-CH 2 -CH 2 -NH 2 , sering disebut dengan istilah en) merupakan contoh ligan bidentat (mendonorkan dua pasang elektron). Ligan bidentat dan polidentat sering disebut sebagai agen chelat (mampu mencengkram kation logam transisi dengan kuat). Muatan ion kompleks adalah penjumlahan dari muatan kation logam transisi dengan ligan yang mengelilinginya. Sebagai contoh, pada ion [PtCl 6 ] 2- bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl - ) adalah -1. sehingga, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion [Cu(NH 3 ) 4 ] 2+ , bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH 3 ) adalah 0 (nol). sehingga, bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2. 1. Sifat-sifat golongan transisi a. Jari-jari atom Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya, Sehingga jarak elektron pada kulit terluar ke inti semakin kecil.
b. Sifat Kemagnetan Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu para- magnetik, di mana atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya dandiamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan. Sedangkan pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat (Brady, 1990: 698). c. Energi ionisasi Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn. Setelah pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p, pengisian dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak pada grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s lah yang terlebih dahulu terionisasi. d. Konfigurasi electron Kecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat mempunyai elektron pada kulit terluar 4s 2 , sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s 1 .
e. Memiliki warna khas Warna-warna cerah yang terlihat pada senyawa kompleks dapat dijelaskan dengan teori medan kristal. Teori medan kristal adalah sebuah model yang menjelaskan struktur elektronik dari senyawa logam transisi yang semuanya dikategorikan sebagai kompleks koordinasi. Apabila orbital d dan sebuah kompleks berpisah menjadi dua kelompok, maka ketika molekul tersebut menyerap foton dari cahaya tampak, satu atau lebih elektron yang berada dalam orbital tersebut akan meloncat dari orbital d yang berenergi rendah ke orbital d yang berenergi lebih tinggi menghasilkan keadaan atom yang tereksitasi. 2. Logam transisi di alam a. Scandium Elemen ini tersebar banyak di bumi, terkandung dalam jumlah yang sedikit di dalam banyak mineral (sekitar 800an spesies mineral). Warna biru pada beryl (satu jenis makhluk hidup laut) disebutkan karena mengandung skandium.Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium. Skandium metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis cairan eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan 800 derajat Celcius. Kabel tungsten dan genangan seng cair digunakan sebagai elektroda dalam graphite crucible. Skandium muruni sekarang ini diproduksi dengan cara mereduksi skandium florida dengan kalsium metal. b. Perak Perak muncul secara alami dan dalam bijih-bijih argentite (Ag 2 S) dan horn silver (AgCl). Bijih-bijih timah, timbal-timah, tembaga, emas dan perunggu-nikel merupakan sumber-sumber penting untuk menambang perak. Di dunia belahan barat Meksiko, Kanada, Peru dan Amerika Serikat merupakan negara-negara penghasil perak. c. Raksa Raksa merupakan unsur logam yang berbentuk cair yang putih keperakan pada suhu ruangan. Mempunyai kerapatan 13,534g ml-1 pada 25 o C. Ia jarang ditemukan tanpa terikat dengan unsur lain. Ia tak dipengaruhi oleh asam klorida atau asam sulfat encer, tetapi mudah bereaksi dengan asam nitrat. Asam nitrat yang dingin dan sedang pekatnya, dengan merkurim yang berlebihan menghasilkan ion merkurium(I) d. Titanium Titanium ditemukan di meteor dan di dalam matahari. Bebatuan yang diambil oleh misi Apollo 17 menunjukkan keberadaan TiO 2 sebanyak 12,1%. Garis-garis titanium oksida sangat jelas terlihat di spektrum bintang-bintang tipe M. Unsur ini merupakan unsur kesembilan terbanyak pada kerak bumi. Titanium selalu ada dalam igneous rocks (bebatuan) dan dalam sedimen yang diambil dari bebatuan tersebut. Ia juga terdapat dalam mineral rutile, ilmenite dan sphene dan terdapat dalam titanate dan bijih besi. Titanium juga terdapat di debu batubara, dalam tetumbuhan dan dalam tubuh manusia. Logam ini hanya dikutak-kutik di laboraturium sampai pada tahun 1946, Kroll menunjukkan cara memproduksi titanium secara komersil dengan mereduksi titanium tetraklorida dengan magnesium. Metoda ini yang dipakai secara umum saat ini. Selanjutnya logam titanium dapat dimurnikan dengan caramedekomposisikaniodanya. 3. Unsur radioaktif Radioaktif adalah zat yang mengandung inti yang tidak stabil. Pada tahun 1903,Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang bermuatan positif disebut sinar alfa, sedangkan yang bermuatan negatif disebutsinar beta. Kemudian ditemukan sinar ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar gama, penemunya Paul U. Vilard. a. Sinar Radioaktif Sinar-sinar radioaktif mempunyai sifat-sifat : o Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis. o Dapat mengionkan gas yang disinari. o Dapat menghitamkan pelat film. o Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (fluoresensi). o Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar , , dan . 1) Sinar Alfa ( ) Sinar alfa merupakan inti helium (He) dan diberi lambang atau Sinar memiliki sifat-sifat sebagai berikut: bermuatan positif sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif; daya tembusnya kecil ( < < ); daya ionisasi besar ( > > ). 2) Sinar Beta () Sinar beta merupakan pancaran elektron dengan kecepatan tinggi dan diberi lambang atau . Sinar beta memiliki sifat-sifat: bermuatan negatif sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke kutub positif; daya tembusnya lebih besar dari ; daya ionisasinya lebih kecil dari .
3) Sinar Gamma Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek dan diberi lambang
. Sinar memiliki sifat- sifat: tidak bermuatan listrik, sehingga tidak dipengaruhi medan listrik; daya tembusnya lebih besar dari dan ; daya ionisasi lebih kecil dari dan . Selain sinar , dan unsur radioaktif juga memancarkan partikel yang lain, misalnya positron (elektron positif)
, neutron
, proton
, detron dan triton . b. Stabilitas Inti Dalam inti atom terdapat proton dan neutron yang disebut nukleon (partikel penyusun inti). Suatu inti atom (nuklida) ditandai jumlah proton dan jumlah neutron. Kestabilan inti ditentukan oleh imbangan banyaknya proton dan neu- tron, karena neutron dalam inti berfungsi menjaga tolak-menolak antarproton. Untuk unsur yang kecil, jumlah neutron sama atau sedikit lebih banyak dari pada proton. Untuk unsur yang berat jumlah neutron lebih banyak daripada proton. Nuklida yang stabil dengan nomor atomterbesar 83 yaitu , sedangkan nuklida dengan Z > 83 tidak stabil. Sampai dengan nomor atom 80 inti-inti stabil semakin besar angka banding neutron dengan proton. Inti adalah inti stabil terberat yang angkabanding neutron-protonnya adalah 1.Inti yang tidak stabil (bersifat radioaktif) memiliki perbandingan n/p di luar pita kestabilan, yaitu: di atas pita kestabilan di bawah pita kestabilan di seberang pita kestabilan
c. Penggunaan Radioaktif 1) Sebagai Peranut a) Bidang Kedokteran Digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit, antara lain(Martin S. Silberberg, 2000: 1066):
24 Na, mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.
59 Fe, mengukur laju pembentukan sel darah merah.
11 C, mengetahui metabolisme secara umum.
131 I, mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid.
32 P, mendeteksi penyakit mata, liver, dan adanya tumor. b) Bidang Industri Digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi, seperti pada: Industri makanan, sinar gama untuk mengawetkan makanan, membunuh mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan pada sayur dan buah-buahan. Industri metalurgi, digunakan untuk mendeteksi rongga udara pada besi cor, mendeteksi sambungan pipa saluran air, keretakan pada pesawat terbang, dan lain-lain. Industri kertas, mengukur ketebalan kertas. Industri otomotif, mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja. c) Bidang Hidrologi
24 Na dan 131 I, digunakan untuk mengetahui kecepatan aliran air sungai. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
14 C dan 13 C, menentukan umur dan asal air tanah.
d) Bidang Kimia dan Biologi Digunakan untuk analisis penelusuran mekanisme reaksi kimia, seperti : Dengan bantuan isotop oksigen18 sebagai atom perunut, dapat ditentukan asal molekul air yang terbentuk. Analisis pengaktifan neutron. Sumber radiasi dan sebagai katalis pada suatu reaksi kimia. Pembuatan unsur-unsur baru. Dalam bidang biologi di gunakan untuk : Mengubah sifat gen dengan cara memberikan sinar radiasi pada gen-gen tertentu. Menentukan kecepatan pembentukan senyawa pada proses fotosintesis menggunakan radioisotop C14. Meneliti gerakan air di dalam batang tanaman. Mengetahui ATP sebagai penyimpan energi dalam tubuh dengan menggunakan radioisotop 38 F. e) Bidang Pertanian dan Peternakan Dalam bidang pertanian digunakan untuk :
37 P dan 14 C, mengetahui tempat pemupukan yang tepat. 32P, mempelajari arah dan kemampuan tentang serangga hama. Mutasi gen atau pemuliaan tanaman.
14 C dan 18 O, mengetahui metabolisme dan proses fotosintesis. Dalam bidang peternakan digunakan untuk : Mengkaji efisiensi pemanfaatan pakan untuk produksi ternak. Mengungkapkan informasi dasar kimia dan biologi maupun antikualitas pada pakan ternak.
32 P dan 35 S, untuk pengukuran jumlah dan laju sintesis protein di dalam usus besar.
14 C dan 3 H, untuk pengukuran produksi serta proporsi asam lemak mudah menguap di dalam usus besar. 2) Sebagai Sumber Radiasi a) Bidang Kedokteran Digunakan untuk sterilisasi radiasi, terapi tumor dan kanker. b) Bidang Industri Digunakan untuk : - Perbaikan mutu kayu dengan penambahan monomer yang sudah diradiasi, kayu menjadi lebih keras dan lebih awet. - Perbaikan mutu serat tekstil dengan meradiasi serat tekstil, sehingga titik leleh lebih tinggi dan mudah mengisap zat warna serta air. - Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan, seperti lembaran kertas, film, dan lempeng logam. - 60 Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang disamakdengan cara ini lebih baik daripada kulit yang disamak dengan cara biasa. Dampak negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain : - Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan kekebalan tubuh. - Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya. - Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan penyakit leukimia. - Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal - dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf. 4. Kegunaan unsur transi a. Kegunaan Titanium Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik 1) Rapatannya rendah (logam ringan) 2) Kekuatasn struktrurnya tinggi 3) Tahan panas 4) Tahan terhadap korosi Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik b. Kegunaan Vanadium Banyak digunakan dalam industry-industri, Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi dan Untuk membuat logam campuran c. Kegunaan Kromium Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat keras dan permukaanya tetap mengkilap. Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium. d. Kegunaan Mangan Untuk produksi baja Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan vitamin B1. e. Kegunaan Besi Membuat baja Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari- hari seperti, cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya. f. Kegunaan kobalt Sebagai aloi Larutan Co 2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam system peramalan cuaca g. Kegunaan Nikel Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat Pelapis besi (pernekel) Sebagai katalis h. Kegunaan Tembaga Bahan kabel listrik Bahan uang logam Untuk bahan mesin tenaga uap Dan untuk aloi i. Kegunaan Zink Bahan cat putih Pelapis lampu TL Layar TV dan monitor computer Campuran logam dengan metal lain
KESIMPULAN 1. Gas mulia Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil,berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain).Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia. Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi standar, mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0), yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn). Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka sedikit sekali kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 C (18 F); yang mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek. Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom. 2. Golongan transisi Beberapa sifat logam: a. Sifat logam sangat keras, tahan panas, elektropositif, dan penghantar listrik yang baik. Pengecualian untuk Cu merupakan logam yang lembut dan elastis. Banyak di antaranya dapat membentuk ion ion berwarna yang berubah ubah menurut keadaan bilangan oksidasinya. Mempunyai bilangan oksidasi yang harganya 0 atau positif. Dapat membentuk senyawa kompleks. b. Memiliki elektron tidak berpasangan yang mengakibatkan titik didih atau titik leleh tinggi, bersifat paramagnetik,berwarna dan bersifat katalis. Kegunaan unsure-unsur periode keempat : a. Skandium digunakan pada lampu intensitas tinggi b. Titanium digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia. c. Vanadium digunakan untuk membuat per mobil dan sebagai katalis pembuatan belerang. d. Kromium digunakan untuk bahan pembuatan baja, nikrom, stanless steel. e. Mangan digunakan untuk bahan pembuatan baja, manganin dalam pembuatan alat-alat listrik dan sebagai alloy mangan-besi atau ferromanganese. f. Besi digunakan untuk pembuatan baja, perangkat elektronik, memori komputer, dan pita rekaman. g. Kobalt digunakan untuk membuat aliansi (paduan logam) h. Nikel digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat dan paduan logam i. Tembaga digunakan untuk kabel kabel, pipi pipa, kaleng makanan dan untuk alat-alat elektronik. j. Seng digunakan sebagai logam pelapis antikarat, paduan logam, pembuatan bahan cat putih, dan antioksidan dalam pembuatan ban mobil.