Anda di halaman 1dari 23

A.

GOLONGAN GAS MULIA


Unsur gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat pada golongan VIII A
sistem periodik, yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), ksenon
(Xe) dan radon (Rn). Kelompok ini disebut gas mulia karena sifatnya yang sukar
bereaksi. Unsur-unsur gas mulia, kecuali helium mengandung delapan elektron di
kulit terluar, sehingga bersifat stabil. Kestabilan gas-gas mulia ini sempat
membuat para ahli kimia yakin bahwa gas mulia benar-benar tidak dapat dan
tidak mungkin membentuk senyawa, dan itulah sebabnya sering dinamai gas-gas
lembam (inert gases).
Gas Mulia yang sejati adalah unsur monoatomik. Disebut mulia karena
unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert
(sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari
gas mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi
elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasioktet (duplet untuk Helium).
Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat besar,
dan afinitas elektronnya yang sangat rendah.
Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia yang diambil dari
bahasa Yunani, yaitu:
1. Helium (lios or helios) = Matahari
2. Neon (nos) = Baru
3. Argon (args) = Malas
4. Kripton (krypts) = Tersembunyi
5. Xenon (xnos) = Asing
6. Radon (pengecualian) diambil dari Radium
1. Sifat-sifat gas mulia
Golongan gas mulia terdiri atas helium (He), neon (Ne), argon (Ar),
kripton (Kr), dan xenon (Xe). Gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang
penuh. Oleh karena itu, unsur gas mulia stabil.
Unsur-unsur gas mulia merupakan gas yang tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau. Gas mulia adalah satu-satunya kelompok gas yang
partikel-partikelnya berwujud atom tunggal (monoatomik). Argon, kripton
dan xenon sedikit larut dalam air, sebab atom-atom gas mulia ini dapat
terperangkap dalam rongga-rongga kisi molekul air. Struktur semacam ini
disebut klatrat.
a. Sifat Fisika
Setiap sifat tertentu dari unsur ini berubah secara teratur. Unsur
gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang rendah serta kalor
penguapan yang rendah. Hal ini menunjukan bahwa terdapat ikatan Van
der Waals yang sangat lemah antaratom. Helium adalah zat yang
mempunyai titik didih yang paling rendah.
b. Sifat Kimia
Pada tahun 1962, Neil Bartlett berhasil membuat sebuah
senyawaan stabil yang dianggap sebagai XePtF6. Hal ini tentu
menggemparkan, karena telah lama dikenal bahwa unsur golongan
VIIIA bersifat inert. Setelah ini, tidak lama kemudian ahli riset lainnya
menunjukkan bahwa xenon dapat bereaksi langsung dengan fluor
membentuk senyawaan biner seperti XeF2, XeF4, dan XeF6. Adapun
bentuk senyawa-senyawa dari unsur xenon dengan bilangan oksidasinya
adalah seperti berikut.
1) Bilangan Oksidasi +2
Kripton dan xenon dapat membentuk KrF2 dan XeF2 jika
kedua unsur ini diradiasi dengan uap raksa dalam fluor. Xe(II) dapat
bereaksi selanjutnya menjadi XeF4 jika suhu dinaikkan. Adapun
XeF2 dapat terbentuk jika xenon padat direaksikan dengan
difluoroksida pada suhu -120 C. XeF
2
dan KrF
2
berbentuk molekul
linier dengan hibdridisasi sp3d.

2) Bilangan Oksidasi + 4
Xenon(IV) fluorida dapat dibuat dengan memanaskan
campuran xenon dan fluor dengan komposisi 1 : 5 pada tekanan 6
atm, dan menggunakan nikel sebagai katalis. XeF
4
mempunyai
struktur bujur sangkar dengan hibridisasi d2sp3 pada suhu 400 C.
3) Bilangan Oksidasi +6
Hanya xenon yang dapat membentuk XeF6. Senyawa ini
dibuat dengan memanaskan campuran kedua unsur ini dengan
komposisi Xe : F2 = 1 : 20 pada suhu 300 C dan tekanan 50 atm.
Xenon(VI) fluorida mempunyai bentuk oktahendral
(distorted). Pada suhu kamar berbentuk kristal berwarna dan
memiliki titik leleh 48 C. Senyawa ini bereaksi dengan silika
membentuk senyawa oksi gas mulia yang paling stabil. Pada suhu
kamar XeOF
4
berbentuk cairan tidak berwarna. XeF
6
dapat
mengalami hidrolisis membentuk xenon(VI) oksida.
4) Bilangan Oksidasi +8
Xe(IV) dapat dioksidasi menjadi Xe(VIII) oleh ozon dalam
larutan basa. Xe(VIII) hanya stabil dalam larutan. Selain senyawa
xenon, telah berhasil dibuat kripton fluorida, KrF2 dan radon
fluorida, RnF2. Radon bereaksi spontan dengan fluor pada suhu
kamar. Adapun kripton bereaksi dengan fluor hanya jika keduanya
disinari atau melepaskan muatan listrik. Akan tetapi belum
dilaporkan adanya senyawa helium, neon atau argon.
Secara umum sifat gas mulia adalah:
a. Gas-gas mulia memiliki harga energi ionisasi yang besar, bahkan
terbesar dalam masing-masing deret seperiode. Hal ini sesuai dengan
kestabilan struktur elektron gas-gas mulia yang sangat sukar
membentuk senyawa.
b. Dari atas ke bawah energi ionisasi mengalami penurunan, hal ini dapat
menerangkan mengapa gas-gas mulia yang letaknya lebih bawah
mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk membentuk
senyawa.
c. Makin ke bawah letaknya, gas mulia memiliki harga kerapatan, titik
didih dan titik leleh yang makin besar. Hal ini sesuai dengan konsep
ikatan, bahwa gaya tarik Van Der Walls antar partikel akan bertambah
besar apabila jumlah elektron peratom bertambah.
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu
konfigurasi elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi
kaidah Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan
Rn. Konfigurasi elektron gas mulia (kecuali He) berakhir pada ns
2
np
6
.
Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil, sebab
semua elektron pada kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak
memungkinkan terbentuknya ikatan kovalen dengan atom lain. Energi
ionisasi yang tinggi menyebabkan gas mulia sukar menjadi ion positif dan
berarti sukar membentuk senyawa secara ionik.
2. Gas mulia di alam
Gas-gas mulia terdapat di atmosfer dalam jumlah yang relatuf sedikit.
Sebagaimana kita ketahui, atmosfer kita didominasi oleh gas-gas nitrogen
(N
2
) dan oksigen (O
2
) yang masing-masing meliputi 78% dan 21% volume
udara.Kandungan Gas-Gas Mulia dalam Udarayang paling banyak dijumpai
di atmosfer adalah argon, menduduki peringkat ke 3 setelah nitrogen dan
oksigen. Akan tetapi, gas mulia yang paling banyak terdapat di alam semesta
adalah helium.
Unsur helium bersama-sama dengan unsur hidrogen merupakan
komponen utama dari matahari dan bintang-bintang.Semua gas mulia
kecuali radon, dapat diperoleh dengan cara mencairkan udara, kemudian
komponen-komponen udara cair ini dipisahkan dengan destilasi bertingkat.
Hal ini dimungkinkan sebab gas mulia memiliki titik didih yang berbeda-
beda.
Argon dapat diperoleh dengan memanaskan udara dan kalsium karbida
(CaC
2
). Nitrogen dan oksigen di udara akan diikat oleh CaC
2,
sehingga pada
udara kita memperoleh argon.
CaC
2
+ N
2
CaCN
2
+ C
2CaC
2
+ O
2
CaO + 4C
Helium dapat dijumpai dalam kadar yang cukup tinggi pada beberapa
sumber gas alam, sebagai hasil peluruhan bahan-bahan radioaktif.
3. Pembuatan Gas Mulia
a. Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat.
Gas helium mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8C
sehingga pemisahan gas helium dari gas alam dilakukan dengan cara
pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -156C) dan gas
helium terpisah dari gas alam.
b. Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon
Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr),
dan xenon (Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri
diperoleh sebagai hasil samping dalam industri pembuatan gas nitrogen
dan gas oksigen dengan proses destilasi udara cair.
Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air)
didinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas
argon bercampur dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen
karena titik didih gas argon (-189,4C) tidak jauh beda dengan titik didih
gas oksigen (-182,8C). Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan
proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian
dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk
menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan
gas argon dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyai titik
didih rendah (-245,9C) akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai
gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2C) dan xenon (Tb = -108C) mempunyai
titik didih yang lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di
dalam kolom oksigen cair di dasar kolom destilasi utama. Dengan
pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan
terpisah.
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon(Rn) yang
hanya terdapat sebagai isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh
dari peluruhan radio aktif atom radium. Unsur radon (Rn) yang
merupakan unsur radioaktif Radium (Ra) dengan memancarkan sinar alfa
(helium) sesuai dengan persamaan reaksi:
88
Ra
226

86
Rn
222
+
2
He
4

4. Kegunaan gas mulia
a. Helium
Helium digunakan sebagai pengisi balon meteorologi maupun kapal
balon karena gas ini mempunyai rapatan yang paling rendah setelah
hidrogen dan tidak dapat terbakar. Dalam jumlah besar helium
digunakan untuk membuat atmosfer inert, untuk berbagai proses yang
terganggu oleh udara misalnya pada pengelasan. Campuran 80% helium
dengan 20% oksigen digunakan untuk mennggantikan udara untuk
pernafasan penyelam dan orang lain yang bekerja di bawah tekanan
tinggi.
b. Neon
Neon digunakan untuk membuat lampu-lampu reklame yang memberi
warna merah. Neon cair juga digunakan sebagai pendingin untuk
menciptakan suhu rendah, juga digunakan untuk membuat indikator
tegangan tinggi, penangkal petir dan tabung-tabung televisi.
c. Argon
Argon dapat digunakan sebagai pengganti helium untuk menciptakan
atmosfer inert. Juga digunakan untuk pengisi lampu pijar karena tidak
bereaksi dengan kawat wolfram yang panas sampai
5. Krypton
Kripton digunakan bersama-sama dengan argon untuk pengisi lampu
fluoresensi (lampu tabung). Juga untuk lampu kilat fotografi
berkecepatan tinggi. Salah satu spektrumnya digunakan sebagai standar
panjang untuk meter.
6. Xenon
Xenon digunakan dalam pembuatan tabung elektron. Juga digunakan
dalam bidang atom dalam ruang gelembung.

B. GOLONGAN TRANSISI
Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron
d atau f yang tidak terisi penuh oleh elektron dalam keadaan netral atau
kation. Unsur transisi terdiri atas 56 dari 103 unsur. Logam-logam transisi
diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri dari unsur-unsur 3d dari Sc sampai
Cu, 4d dari Y ke Ag, dan 5d dari Hf sampai Au, dan blok f, yang terdiri dari
unsur lantanoid dari La sampai Lu dan unsur aktinoid dari Ac sampai Lr.
Kimia unsur blok d dan blok f sangat berbeda. Dalam sistem periodik, unsur
transisi terletak di antara golongan alkali tanah dan golongan boron. Logam
transisi disebut juga logam berat.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi
pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada
Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki
beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama,
seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan
membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari
sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium
(Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan
Seng (Zn). Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan
unsur hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan.
Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak
mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa
semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika
yang serupa. Hal ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan
sifat yang sangat signifikan dalam satu periode.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki keelektronegatifan
yang lebih besar dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali tanah, sehingga
kereaktifan unsur transisi tersebut lebih rendah bila dibandingkan Alkali
maupun Alkali Tanah. Sebagian besar unsur transisi periode keempat mudah
teroksidasi (memiliki E
red
negatif), kecuali unsur Tembaga yang cenderung
mudah tereduksi (E
Cu
= + 0,34 V). Hal ini berarti bahwa secara teoritis,
sebagian besar unsur transisi periode keempat dapat bereaksi dengan asam
kuat (seperti HCl) menghasilkan gas hidrogen, kecuali unsur Tembaga. Akan
tetapi, pada kenyataanya, kebanyakan unsur transisi periode keempat sulit
atau bereaksi lambat dengan larutan asam akibat terbentuknya lapisan oksida
yang dapat menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal ini terlihat jelas pada unsur
Kromium. Walaupun memiliki potensial standar reduksi negatif, unsur ini
sulit bereaksi dengan asam akibat terbentuknya lapisan oksida (Cr
2
O
3
) yang
inert. Sifat inilah yang dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam dari
korosi (perkaratan).
Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi
periode keempat memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed packing).
Akibatnya, unsur transisi tersebut memiliki kerapatan (densitas) yang jauh
lebih besar dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Dengan demikian,
ikatan logam (metallic bonds) yang terjadi pada unsur transisi lebih kuat. Hal
ini berdampak pada titik didih dan titik leleh unsur transisi yang jauh lebih
tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama. Selain itu, entalpi
pelelehan dan entalpi penguapan unsur transisi juga jauh lebih tinggi
dibandingkan unsur logam golongan utama.
Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan
oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d
dan 4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi melepaskan
elektron pada subkulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah elektron
pada subkulit 3d akan ikut dilepaskan. Bilangan oksidasi umum yang
dijumpai pada tiap unsur transisi periode keempat adalah +2 dan +3.
Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi periode keempat
adalah +7 pada unsur Mangan (4s
2
3d
7
). Bilangan oksidasi rendah umumnya
ditemukan pada ion Cr
3+
, Mn
2+
, Fe
2+
, Fe
3+
, Cu
+
, dan Cu
2+
, sedangkan bilangan
oksidasi tinggi ditemukan pada anion oksida, seperti CrO
4
2-
, Cr
2
O
7
2-
, dan
MnO
4
-
. Perubahan bilangan oksidasi ditunjukkan oleh perubahan warna
larutan. Sebagai contoh, saat ion Cr
+7
direduksi menjadi ion Cr
3+
,
warna larutan
berubah dari orange (jingga) menjadi hijau.
Cr
2
O
7
2-
(aq)

+ 14 H
+
(aq)
+ 6 e
-
> 2 Cr
3+
(aq)
+ 7 H
2
O
(l)
Senyawa Koordinasi adalah senyawa yang terbentuk dari ion
sederhana (kation maupun anion) serta ion kompleks. Unsur transisi periode
keempat dapat membentuk berbagai jenis ion kompleks. Ion kompleks terdiri
dari kation logam transisidan ligan. Ligan adalah molekul atau ion yang
terikat pada kation logam transisi. Interaksi antara kation logam
transisi dengan ligan merupakan reaksi asam-basa Lewis.
Menurut Lewis, ligan merupakan basa Lewis yang berperan sebagai
spesi pendonor (donator) elektron. Sementara itu, kation logam
transisi merupakan asam Lewis yang berperan sebagai spesi penerima
(akseptor) elektron. Dengan demikian, terjadi ikatan kovalen koordinasi
(datif) antara ligan dengan kation logam transisi pada proses pembentukan ion
kompleks. Kation logam transisi kekurangan elektron,
sedangkan liganmemiliki sekurangnya sepasang elektron bebas (PEB).
Beberapa contoh molekul yang dapat berperan sebagai ligan adalah H
2
O,
NH
3
, CO, dan ion Cl
-
.
Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat padakation
logam transisi. Sebagai contoh, bilangan koordinasiAg
+

pada ion
[Ag(NH
3
)
2
]
+
adalah dua, bilangan koordinasiCu
2+
pada ion
[Cu(NH
3
)
4
]
2+
adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe
3+
pada ion [Fe(CN)
6
]
3-
adalah enam. Bilangan koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6.
Berdasarkan jumlah atom donor yang memiliki pasangan elektron bebas
(PEB) pada ligan, ligan dapat dibedakan menjadimonodentat, bidentat,
dan polidentat. H
2
O dan NH
3
merupakanligan monodentat (mendonorkan satu
pasang elektron). Sedangkan Etilendiamin (H
2
N-CH
2
-CH
2
-NH
2
, sering
disebut dengan istilah en) merupakan contoh ligan bidentat (mendonorkan dua
pasang elektron). Ligan bidentat dan polidentat sering disebut sebagai agen
chelat (mampu mencengkram kation logam transisi dengan kuat).
Muatan ion kompleks adalah penjumlahan dari muatan kation logam
transisi dengan ligan yang mengelilinginya. Sebagai contoh, pada ion [PtCl
6
]
2-
bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl
-
) adalah -1. sehingga, bilangan
oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion
[Cu(NH
3
)
4
]
2+
, bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH
3
) adalah 0
(nol). sehingga, bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2.
1. Sifat-sifat golongan transisi
a. Jari-jari atom
Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan
dengan semakin bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin
besar pula gaya tarik intinya, Sehingga jarak elektron pada kulit
terluar ke inti semakin kecil.

b. Sifat Kemagnetan
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu para-
magnetik, di mana atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh
medan magnet karena ada elektron yang tidak berpasangan pada
orbitalnya dandiamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat
ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya
berpasangan. Sedangkan pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat
paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan
pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat
jika jumlah elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin
banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat paramagnetik,
sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni
bersifat feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik
hanya saja dalam keadaan padat (Brady, 1990: 698).
c. Energi ionisasi
Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi
sedikit fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE)
meningkat dari Sc ke Zn. Setelah pengisian elektron pada subkulit 3s
dan 3p, pengisian dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung ke 3d,
sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. Hal ini
berdampak pada grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih
nilai energi ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu besar.
Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s lah
yang terlebih dahulu terionisasi.
d. Konfigurasi electron
Kecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat
mempunyai elektron pada kulit terluar 4s
2
, sedangkan pada Cr dan Cu
adalah 4s
1
.

e. Memiliki warna khas
Warna-warna cerah yang terlihat pada senyawa kompleks dapat
dijelaskan dengan teori medan kristal. Teori medan kristal adalah
sebuah model yang menjelaskan struktur elektronik dari
senyawa logam transisi yang semuanya dikategorikan
sebagai kompleks koordinasi. Apabila orbital d dan sebuah kompleks
berpisah menjadi dua kelompok, maka ketika molekul tersebut
menyerap foton dari cahaya tampak, satu atau lebih elektron yang
berada dalam orbital tersebut akan meloncat dari orbital d yang
berenergi rendah ke orbital d yang berenergi lebih tinggi menghasilkan
keadaan atom yang tereksitasi.
2. Logam transisi di alam
a. Scandium
Elemen ini tersebar banyak di bumi, terkandung dalam jumlah yang
sedikit di dalam banyak mineral (sekitar 800an spesies mineral).
Warna biru pada beryl (satu jenis makhluk hidup laut) disebutkan
karena mengandung skandium.Kebanyakan skandium sekarang ini
diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi
pemurnian uranium. Skandium metal pertama kali diproses pada tahun
1937 oleh Fischer, Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis
cairan eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan
800 derajat Celcius. Kabel tungsten dan genangan seng cair digunakan
sebagai elektroda dalam graphite crucible. Skandium muruni sekarang
ini diproduksi dengan cara mereduksi skandium florida dengan
kalsium metal.
b. Perak
Perak muncul secara alami dan dalam bijih-bijih argentite (Ag
2
S) dan
horn silver (AgCl). Bijih-bijih timah, timbal-timah, tembaga, emas dan
perunggu-nikel merupakan sumber-sumber penting untuk menambang
perak. Di dunia belahan barat Meksiko, Kanada, Peru dan Amerika
Serikat merupakan negara-negara penghasil perak.
c. Raksa
Raksa merupakan unsur logam yang berbentuk cair yang putih
keperakan pada suhu ruangan. Mempunyai kerapatan 13,534g ml-1
pada 25
o
C. Ia jarang ditemukan tanpa terikat dengan unsur lain. Ia tak
dipengaruhi oleh asam klorida atau asam sulfat encer, tetapi mudah
bereaksi dengan asam nitrat. Asam nitrat yang dingin dan sedang
pekatnya, dengan merkurim yang berlebihan menghasilkan ion
merkurium(I)
d. Titanium
Titanium ditemukan di meteor dan di dalam matahari. Bebatuan yang
diambil oleh misi Apollo 17 menunjukkan keberadaan TiO
2
sebanyak
12,1%. Garis-garis titanium oksida sangat jelas terlihat di spektrum
bintang-bintang tipe M. Unsur ini merupakan unsur kesembilan
terbanyak pada kerak bumi. Titanium selalu ada dalam igneous
rocks (bebatuan) dan dalam sedimen yang diambil dari bebatuan
tersebut. Ia juga terdapat dalam mineral rutile, ilmenite dan sphene dan
terdapat dalam titanate dan bijih besi. Titanium juga terdapat di debu
batubara, dalam tetumbuhan dan dalam tubuh manusia. Logam ini
hanya dikutak-kutik di laboraturium sampai pada tahun 1946, Kroll
menunjukkan cara memproduksi titanium secara komersil dengan
mereduksi titanium tetraklorida dengan magnesium. Metoda ini yang
dipakai secara umum saat ini. Selanjutnya logam titanium dapat
dimurnikan dengan caramedekomposisikaniodanya.
3. Unsur radioaktif
Radioaktif adalah zat yang mengandung inti yang tidak stabil. Pada
tahun 1903,Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang
dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan
muatannya. Radiasi yang bermuatan positif disebut sinar alfa, sedangkan
yang bermuatan negatif disebutsinar beta. Kemudian ditemukan sinar
ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar gama, penemunya Paul
U. Vilard.
a. Sinar Radioaktif
Sinar-sinar radioaktif mempunyai sifat-sifat :
o Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
o Dapat mengionkan gas yang disinari.
o Dapat menghitamkan pelat film.
o Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar
(fluoresensi).
o Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu
sinar , , dan .
1) Sinar Alfa ( )
Sinar alfa merupakan inti helium (He) dan diberi lambang atau Sinar
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
bermuatan positif sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke
kutub negatif;
daya tembusnya kecil ( < < );
daya ionisasi besar ( > > ).
2) Sinar Beta ()
Sinar beta merupakan pancaran elektron dengan kecepatan tinggi dan
diberi lambang atau . Sinar beta memiliki sifat-sifat:
bermuatan negatif sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke
kutub positif;
daya tembusnya lebih besar dari ;
daya ionisasinya lebih kecil dari .

3) Sinar Gamma
Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang yang pendek dan diberi lambang

. Sinar memiliki sifat-
sifat:
tidak bermuatan listrik, sehingga tidak dipengaruhi medan listrik;
daya tembusnya lebih besar dari dan ;
daya ionisasi lebih kecil dari dan .
Selain sinar , dan unsur radioaktif juga memancarkan partikel yang
lain, misalnya positron (elektron positif)

, neutron

, proton

, detron dan
triton .
b. Stabilitas Inti
Dalam inti atom terdapat proton dan neutron yang disebut nukleon
(partikel penyusun inti). Suatu inti atom (nuklida) ditandai jumlah proton
dan jumlah neutron.
Kestabilan inti ditentukan oleh imbangan banyaknya proton dan neu-
tron, karena neutron dalam inti berfungsi menjaga tolak-menolak
antarproton. Untuk unsur yang kecil, jumlah neutron sama atau sedikit
lebih banyak dari pada proton. Untuk unsur yang berat jumlah neutron
lebih banyak daripada proton. Nuklida yang stabil dengan nomor
atomterbesar 83 yaitu , sedangkan nuklida dengan Z > 83 tidak stabil.
Sampai dengan nomor atom 80 inti-inti stabil semakin besar angka
banding neutron dengan proton. Inti adalah inti stabil terberat yang
angkabanding neutron-protonnya adalah 1.Inti yang tidak stabil (bersifat
radioaktif) memiliki perbandingan n/p di luar pita kestabilan, yaitu:
di atas pita kestabilan
di bawah pita kestabilan
di seberang pita kestabilan

c. Penggunaan Radioaktif
1) Sebagai Peranut
a) Bidang Kedokteran
Digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi berbagai jenis
penyakit, antara lain(Martin S. Silberberg, 2000: 1066):

24
Na, mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.

59
Fe, mengukur laju pembentukan sel darah merah.

11
C, mengetahui metabolisme secara umum.

131
I, mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid.

32
P, mendeteksi penyakit mata, liver, dan adanya tumor.
b) Bidang Industri
Digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi, seperti pada:
Industri makanan, sinar gama untuk mengawetkan makanan,
membunuh mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan
pada sayur dan buah-buahan.
Industri metalurgi, digunakan untuk mendeteksi rongga udara
pada besi cor, mendeteksi sambungan pipa saluran air,
keretakan pada pesawat terbang, dan lain-lain.
Industri kertas, mengukur ketebalan kertas.
Industri otomotif, mempelajari pengaruh oli dan aditif pada
mesin selama mesin bekerja.
c) Bidang Hidrologi

24
Na dan
131
I, digunakan untuk mengetahui kecepatan aliran air
sungai.
Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.

14
C dan
13
C, menentukan umur dan asal air tanah.


d) Bidang Kimia dan Biologi
Digunakan untuk analisis penelusuran mekanisme reaksi kimia,
seperti :
Dengan bantuan isotop oksigen18 sebagai atom perunut,
dapat ditentukan asal molekul air yang terbentuk.
Analisis pengaktifan neutron.
Sumber radiasi dan sebagai katalis pada suatu reaksi kimia.
Pembuatan unsur-unsur baru.
Dalam bidang biologi di gunakan untuk :
Mengubah sifat gen dengan cara memberikan sinar radiasi pada
gen-gen tertentu.
Menentukan kecepatan pembentukan senyawa pada proses
fotosintesis menggunakan radioisotop C14.
Meneliti gerakan air di dalam batang tanaman.
Mengetahui ATP sebagai penyimpan energi dalam tubuh
dengan menggunakan radioisotop
38
F.
e) Bidang Pertanian dan Peternakan
Dalam bidang pertanian digunakan untuk :

37
P dan
14
C, mengetahui tempat pemupukan yang tepat.
32P, mempelajari arah dan kemampuan tentang serangga
hama.
Mutasi gen atau pemuliaan tanaman.

14
C dan
18
O, mengetahui metabolisme dan proses fotosintesis.
Dalam bidang peternakan digunakan untuk :
Mengkaji efisiensi pemanfaatan pakan untuk produksi ternak.
Mengungkapkan informasi dasar kimia dan biologi maupun
antikualitas pada pakan ternak.

32
P dan
35
S, untuk pengukuran jumlah dan laju sintesis protein
di dalam usus besar.

14
C dan
3
H, untuk pengukuran produksi serta proporsi asam
lemak mudah menguap di dalam usus besar.
2) Sebagai Sumber Radiasi
a) Bidang Kedokteran
Digunakan untuk sterilisasi radiasi, terapi tumor dan kanker.
b) Bidang Industri
Digunakan untuk :
- Perbaikan mutu kayu dengan penambahan monomer yang
sudah diradiasi, kayu menjadi lebih keras dan lebih awet.
- Perbaikan mutu serat tekstil dengan meradiasi serat tekstil,
sehingga titik leleh lebih tinggi dan mudah mengisap zat warna
serta air.
- Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan, seperti lembaran
kertas, film, dan lempeng logam.
-
60
Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang
disamakdengan cara ini lebih baik daripada kulit yang disamak
dengan cara biasa.
Dampak negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain :
- Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal
ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan
tubuh dan menurunkan kekebalan tubuh.
- Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat
mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik pada
keturunannya.
- Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya
pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan penyakit
leukimia.
- Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis
berbentuk lokal
- dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel
darah, dan kerusakan sistem saraf.
4. Kegunaan unsur transi
a. Kegunaan Titanium
Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik
1) Rapatannya rendah (logam ringan)
2) Kekuatasn struktrurnya tinggi
3) Tahan panas
4) Tahan terhadap korosi
Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan
kosmetik
b. Kegunaan Vanadium
Banyak digunakan dalam industry-industri,
Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan
kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan
tinggi dan Untuk membuat logam campuran
c. Kegunaan Kromium
Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry
Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja
yang bersifat keras dan permukaanya tetap mengkilap.
Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap,
dan tidak kusam
Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator
kuat yang biasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
d. Kegunaan Mangan
Untuk produksi baja
Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh
pengotor besi
Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting
untuk penggunaan vitamin B1.
e. Kegunaan Besi
Membuat baja
Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-
hari seperti, cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya.
f. Kegunaan kobalt
Sebagai aloi
Larutan Co
2+
digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan
dan juga dalam system peramalan cuaca
g. Kegunaan Nikel
Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan
tahan karat
Pelapis besi (pernekel)
Sebagai katalis
h. Kegunaan Tembaga
Bahan kabel listrik
Bahan uang logam
Untuk bahan mesin tenaga uap
Dan untuk aloi
i. Kegunaan Zink
Bahan cat putih
Pelapis lampu TL
Layar TV dan monitor computer
Campuran logam dengan metal lain

KESIMPULAN
1. Gas mulia
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang
memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam
bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Disebut mulia karena unsur-unsur ini
sangat stabil,berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi
dengan unsur lain).Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia.
Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi
standar, mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan
reaktivitas yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel
periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0), yaitu helium (He), neon (Ne),
argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn).
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern
tentang struktur atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh",
memberi mereka sedikit sekali kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi
kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan
titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 C (18
F); yang mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang
pendek. Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar
karena bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi Ionisasi dari atas ke
bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar
semakin lemah. Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga
hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus
dengan kenaikan massa atom.
2. Golongan transisi
Beberapa sifat logam:
a. Sifat logam sangat keras, tahan panas, elektropositif, dan penghantar listrik
yang baik. Pengecualian untuk Cu merupakan logam yang lembut dan
elastis. Banyak di antaranya dapat membentuk ion ion berwarna yang
berubah ubah menurut keadaan bilangan oksidasinya. Mempunyai bilangan
oksidasi yang harganya 0 atau positif. Dapat membentuk senyawa kompleks.
b. Memiliki elektron tidak berpasangan yang mengakibatkan titik didih atau
titik leleh tinggi, bersifat paramagnetik,berwarna dan bersifat katalis.
Kegunaan unsure-unsur periode keempat :
a. Skandium digunakan pada lampu intensitas tinggi
b. Titanium digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia.
c. Vanadium digunakan untuk membuat per mobil dan sebagai katalis
pembuatan belerang.
d. Kromium digunakan untuk bahan pembuatan baja, nikrom, stanless steel.
e. Mangan digunakan untuk bahan pembuatan baja, manganin dalam
pembuatan alat-alat listrik dan sebagai alloy mangan-besi atau
ferromanganese.
f. Besi digunakan untuk pembuatan baja, perangkat elektronik, memori
komputer, dan pita rekaman.
g. Kobalt digunakan untuk membuat aliansi (paduan logam)
h. Nikel digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat dan paduan logam
i. Tembaga digunakan untuk kabel kabel, pipi pipa, kaleng makanan dan
untuk alat-alat elektronik.
j. Seng digunakan sebagai logam pelapis antikarat, paduan logam, pembuatan
bahan cat putih, dan antioksidan dalam pembuatan ban mobil.

Anda mungkin juga menyukai