Anda di halaman 1dari 3

ANEKDOT HUKUM PERADILAN

ANEKDOT HUKUM PERADILAN


KPP : Yang Mulia Hakim, saya tidak terima keluarga saya kehilangan pedati beserta kuda dan dagangan di dalamnya karena
jembatan yang dilalui roboh. Pembuat jembatan itu harus dihukum.
Hakim : baiklah akan saya segera proses! Pengawal..pengawal!!!
Pengawal 1 : iya, Yang Mulia dengan penuh rasa hormat, ada keperluan apa Yang Mulia memanggil hamba?
(Pengawal 2 menyusul datang)
Hakim : ngapain itu terlambat?
Pengawal 2 : maaf Yang Mulia tadi saya ketiduran.
Hakim : tidur aja kerjaanmu. Cepat kalian panggilkan pembuat jembatan!!
Pengawal 1+2 : siap Yang Mulia!! (berjalan berlawan arah lalu tubrukan)
Pengawal 1 : siap Yang Mulia ini pembuat jembatan.
KPP : gara-gara kamu pedati beserta kuda dan barang dagangan saya hanyut.
PJ : gara-gara saya? maaf, apa maksud pembicaraan Anda?
KPP : iya, gara-gara kamu keluarga saya mengalami rugi besar.
Hakim : sudah-sudah, diam! Jangan berbuat gaduh di sini!
PJ : Yang Mulia, sebenarnya apa kesalahan hamba, sehingga hamba dipanggil kemari?
Hakim : kesalahanmu sangat besar jembatan yang kamu bangun tidak kuat dan kokok sehingga
menyebabkan jembatan itu roboh dan menyebabkan korban dan kerugian cukup besar.
PJ : saya? kenapa semua kesalahan tertuju kepada saya saja. Padahal kalau kita pikir panjang kesalahan ini bukan sepenuhnya
milik saya. bagaimana dengan tukang kayu? Dia yang membawa kayu untuk membuat jembatan dan ternyata kayu yang dia bawa itu
jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta kudanya.
Hakim : ya..ya..ya.. benar juga apa yang kamu katakan. Si tukang kayu yang bersalah.
Hai pengawal, bawa si tukang kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pengawal 1+2 : siap Yang Mulia!
Pengawal 1 : Yang Mulia ini Si tukang kayu.
TK : Yang Mulia apa kesalahan saya, mengapa hamba dipanggil kemari?
Hakim : kesalahanmu sangat besar . kayu yang kamu bawa sangat jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang kehilangan
barang dagangan dan pedati beserta kudanya. Maka kamu harus dihukum dang mengganti seluruh kerugian si tukang pedati ini!
TK : maafkan hamba yang mulia, jika memang itu permasalahannya jangan salahkan hamba. Salahkan saja Penjual kayu yang
menjual kayu yang rapuh dan jelek.
Hakim : yaa benar juga apa yang dikatakan Tukang Kayu ini. Kalau si penjual menjual kayu yang bagus maka jembatan itu tidak akan
roboh. Jadi dalang dari permasalah ini ada si penjual kayu. Yayaya pengawal kemari!
Pengawal 2 : ada apa Yang Mulia?
Hakim : cepat bawa Penjual Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
Pengawal : siap Yang Mulia!
Pengawal 1 : Yang Mulia yang terhormat, ini si penjual kayu!
TK : ah, jadi gara-gara kamu penjual kayu, saya dipanggil ke pengadilan.
PJ : iya, gara-gara kamu ini saya harus datang ke sini. Padahal saya ada seminar membangun jembatan yang kuat dan kokoh.
KPP : memang kamu itu ya, saya jadi rugi besar. Pokoknya kamu harus ganti rugi semua kerugian saya mulai dari barang dagangan
saya yang hanyut sampai pedati dan kuda saya yang hilang.
PK : weehh, apa maksudnya ini? Yang Mulia dosa apa yang telah hamba perbuat sehingga hamba harus datang kemari dan
dihadapkan dengan permasalah macam ini.
Hakim : tenang-tenang. Semuanya mohon tenang saudara-saudara. Begini penjual kayu, kesalahanmu amat sangatlah besar. Kamu
telah menjual kayu yang jelek dan rapuh kepada si Tukang kayu sehingga menyebabkan jembatan yang dibangun tidak kuat dan kokoh dan
menyebabkan seseorang kehilangan barang dagangan dan kuda beserta pedatinya.
PK : oh, baiklah jika itu permasalahannya. Jangan salahkan saya. salahkan saja pembantu saya yang meyediakan beragam jenis
kayu untuk dijual. Dialah yang member kayu yang jelek kepada si tukang kayu itu.
Hakim : pengawal cepat bawa pembantu penjual kayu kehadapanku!
Pengawal : siap yang mulia
Pengawal 2 : Yang Mulia ini pembantu si penjual kayu
TK : ya ini yang salah! Yang membuat kita harus datang kemari.
PK : betul itu. kamu ini menyita waktu kami saja
KPP : iya, kamu itu merepotkan saja. Parasit! Jadi beban orang lain saja
Pembantu1 : yang mulia yang saya hormati, apa kesalahan saya sehingga saya dipanggil kemari dan disalahkan banyak orang?
Hakim : kesalahanmu benar-benar fatal, kamu telah menyediahkan kayu yang jelek dan rapuh kepada si Tukang Kayu. Dan si tukang
kayu memberikan kayumu yang jelek itu kepada Pembuat jembatan. Sehingga kayumu yang rapuh dan jelek itu digunakan membuat jembatan
dan sekarang jembatan yang dibangun itu roboh dan mengakibat seseorang kehilangan barang dagangnya dan pedati beserta kudanya.
Pembantu1 : baa..ba.. aikklaah yang mulia, jika itu semua adalah kesalahan saya. saya relah dihukum
Hakim : pengawaaaaaaaaaaaalllllllllll. Masukkan si pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya untuk mengganti kerugian
Pengawal : siap Yang mulia
Hakim : hai pengawal, apakah hukuman sudah dilakasanakan?
Pengawal2 : maaf Yang Mulia hukuman belum kami laksanakan sulit sekali untuk melaksanakan.
Hakim : mengapa sulit? Bukankah kalian sudah sering melakukannya?
Pengawal1 : sulit seekali yang mulia pembantu ini tidak punya uang, badannya juga terlalu tinggi dan gemuk. Sehingga penjara ini tidak
cukup untuknya.
Hakim : Haash, bego sekali kalian! Cari pembantu yang kurus dan punya uang!
Pengawal : ba..baa..ikk yang mulia
Pegawal : Yang Mulia kami sudah bawakan pembantu yang kurus dan memiliki uang
Pembantu2 : maaf yang mulia yang saya hormati, saya tidak mengerti atas dasar apa saya dipanggil kemari. Seingat saya,saya tidak
melakukan kesalahan apapun.
Hakim : kesalahan kamu adalah kuruuuuus dan punyaaa uaaannnnnnnnggggggggggg!
Pembantu2 : tapi Yang Mulia,
Hakim : Ah sudahlah,pengawal bawa pembantu ini ke dalam penjara dan semua uangnya!
Pengawal : baik Yang Mulia
Hakim : saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian, apakah hukuman untuk pembantu yang kurus dan punya
uang ini adil?
Masyarakat : Aaaadiiiiiiiiiiiiiiiiiiiillllllllllll

Anda mungkin juga menyukai