1102013248 L.I. 1 4M SENDI 1.1 Definisi Sendi atau articulatio adalah penghubung dari 1 tulang dengan tulang lainnya. Sendi juga dapat menghubungkan antara tulang dengan ligament. 1.2 Klasifikasi Jenis sendi - Sendi-sendi tak bergerak (Immovable joints) 1. Synarthroses (tak bergerak) : sendi-sendi fibrous ini dapat meminimalkan gaya yang terjadi (shock absorber) tetapi memberikan sedikit atau tidak ada gerakan pada tulang yang membentuk sendi. a. Sutura : pada sendi ini, alur-alur yang tidak beraturan dari lapisan tulang saling merapat membentuk sendi dan dihubungkan dengan kuat oleh serabut-serabut yang bersambung dengan periosteum. Serabut-serabut tersebut mulai mengeras pada awal usia remaja dan pada akhirnya diganti dengan sempurna oleh tulang. Sebagai contoh pada tubuh manusia adalah sutura tengkorak. b. Syndesmoses : pada sendi ini, jaringan fibrous yang padat mengikat tulang secara bersamaan, memberikan gerakan yang sangat terbatas. Sebagai contoh adalah coracoacromial, mid-radioulnar, mid-tibiofibular dan inferior tibiofibular joints. - Sendi-sendi yang sedikit bergerak 2. Amphiarthroses : sendi-sendi kartilaginous ini dapat meminimalkan gaya yang terjadi dan memberikan lebih banyak gerakan daripada synarthrodial joint. a. Synchondroses : pada sendi ini, tulang yang membentuk sendi dipertahankan secara bersamaan oleh lapisan cartilago hyalin yang tipis. Sebagai contoh adalah sternocostal joint dan epiphyseal plates (sebelum ossification/mengeras) b. Symphyses : pada sendi ini, dataran cartilago hyalin yang tipis dipisahkan oleh sebuah diskus fibrocartilago dari tulang. Sebagai contoh adalah sendi-sendi vertebra dan symphisis pubis. - Sendi-sendi yang bebas bergerak 3. Diarthroses atau synovial : pada sendi ini, permukaan tulang yang membentuk sendi tertutup dengan cartilago sendi, kapsul sendi yang membungkus sendi, dan membran sinovial yang membatasi kapsul sendi bagian dalam dimana terdapat cairan yang mengeluarkan suatu pelumas/lubrikasi dikenal sebagai cairan sinovial. Sumber : http://www.infofisioterapi.com/klasifikasi-sendi-html Secara fungsional, sendi dapat dibagi atas luas geraknya yaitu: 1. Synarthrosis: Sendi yang tidak bergerak sama sekali, terbagi atas: a. Sutura Diantara tulang terdapat jaringan fibrosa yang tipis sekali seperti sutura parietooccipitalis, sutura sagitalis, sutura lamboidea dan sutura coronoidea b. Syndesmosis Diantara tulang terdapat jaringan fibrosa (ligamentum/membarana) seperti syndesmosis radio-ulnaris dan syndesmosis tibio-ulnaris c. Synchondrosis Diantara tulang terdapat tulang rawan seperti symphysis pubis dan symphisis manubriosternalis d. Schindelysis Satu tulang yang masuk ke dalam celah tulang seperti pada reostrum sphenoidale masuk ke dalam Os vomer e. Gamphosis Tulang seperti tanduk masuk ke dalam lubang tulang, seperti gigi dalam geraham. 2. Ampiarthrosis: Sendi yang dapat bergerak sedikit seperti Art. Sacroiliaca 3. Diarthrosis (synovial): Sendi yang bergerak bebas atau luas, terbagi atas: a. Berdasarkan jumlah tulang yang bersendi: art. simplex: terdiri dari 1 sendi art. composita: terdiri lebih dari 1 sendi b. Berdasarkan bentuk permukaan sendi: Arthroidea (gliding) kepala sendi dan lekuk sendi rata Ex: art. intercapales, art. intertarsales Ginglymus (hing) antara permukaan konvek dan konkaf Ex: art. cubiti, art. talocrurales Pivot (trochoidea) permukaan sendi vertikal Ex: art. atlanto axialis Ellipsoidea (condyloidea) permukaan sendi berbentuk elips Ex: art. radiocarpal Spheroidea (a ball and socket) kepala sendi seperti bentuk bola masuk ke dalam lekuk sendi yang dalam Ex: art. coax Sellaris (saddle) kepala sendi dan lekuk sendi seperti orang duduk di atas pelana kuda Ex: antara trapezium dan metacarpal c. Berdasarkan jumlah sumbu gerak Bersumbu 1: art. interphalanx, art. talocruralis Bersumbu 2: art. radiocarpalis Bersumbu 3: art. glenohumerale, art. coxae Macam Macam Jenis Sendi 1. Sendi Engsel Sendi engsel adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan ke satu arah, contohnya: persendian pada tulang siku dan lutut
2. Sendi Pelana Sendi pelana adalah persendian yang memungkinkan gerakan ke dua arah, contohnya: persendian pada hubungan antara tulang ibu jari dan tulang telapak tangan
3. Sendi Putar Sendi putar adalah persendian tulang yang satu mengitari tulang yang lain sehingga menimbulkan gerak rotasi, contohnya: tengkorak dengan tulang atlas dan radius dengan ulna.
4. Sendi Geser Sendi geser adalah persendian yang gerakannya hanya menggeser, kedua ujung agak rata dan tidak berporos. Sendi geser disebut juga sendi kepat atau sendi avoid, contohnya: persendian pada hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.
5. Sendi Luncur Sendi luncur adalah persendian tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan badan melengkung ke depan, ke belakang atau memutar, contohnya: scapula dengan clavicula dan karpal dengan metakarpal.
6. Sendi Peluru Sendi peluru adalah persendian tulang yang gerakannya paling bebas di antara persendian yang lain, yaitu dapat bergerak ke segala arah, contohnya: tulang lengan atas dengan gelang bahu dan tulang paha dengan gelang panggul.
7. Sendi Elipsoid / Kondiloid Mirip dengan sendi peluru, hanya saja sendi elipsoid memiliki bonggol dan ujung- ujung tulangnya tidak membulat, tetapi sedikit oval. Oleh karena itu, gerakan yang dihasilkan lebih terbatas dibandingkan dengan sendi peluru, contohnya: hubungan antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan
1.3 Anatomi persendian Extremitas Superior
Nama Sendi Jenis Sendi Gerakan Sendi bahu Articulatio humeri Sendi Peluru (Articulatio spheroidea) Fleksi Ekstensi Abduksi Adduksi Rotasi medial Rotasi lateral Sendi Siku Articulatio Cubiti a. Articulation humeroulnaris b. Articulation humeroradialis, Articulation radioulnaris proximalis c. Articulation radioulnaris proximalis
Sendi engsel (Ginglymus) Sendi Peluru (Articulatio spheroidea) Articulatio trochoidea
EKSKREMITAS INFERIOR Nama sendi Tipe sendi Pergerakan Panggul (articulation coxae) Articulatio sphroidea Fleksi Ekstensi Adduksi Abduksi Rotasi medial Rotasi lateral Lutut (articulatio genus) Sendi engsel dan putar (articulation trochoginglymus) Fleksi Ekstensi Rotasi medial Rotasi lateral Tibiofibular atas (articulatio tibiofibularis) Sendi kaku (amphiarthtrosis) Pergeseran terbatas kearah transversal dan vertikal Tibiofibularis bawah (syndesmosis tibiofibularis) Syndemosis (articulation fibrosa) Menopang pergelangan malleolus Pergelangan kaki (articulation talocruralis) Sendi engsel (ginglymus) Plantar fleksi dorsofleksi Talotarsal (articulation talotarsalis) a. Articulatio talocalcaneonavicularis (bagian anterior) b. Articulatio subtalaris (bagian posterior)
Sendi peluru
Sendi putar Elevas tepi medial kaki (supinasi) Elevasi tepi lateral kaki (pronasi) Articulatio tarsi transversa (sendi CHOPART) a. Articulation talocalcaneonavicularis b. Articulation calcaneocuboidea Amphiarthrosis Plantar,dorsal dan rotasi terbatas, menopang arcus longitudinalis pedis Sendi antartarsal a. Articulatio cuneonavicularis b. Articulatio intercuneiformes c. Articulatio cunecuboidea Amphiarthrosis Gerakan perubahan bentuk kaki saat menapak Articulatio tarsometatarsales ( Sendi LISFRANC) Amphiarthrosis Plantar dan dorsal yang terbatas kaki bagian depan Articulatio intermetatarsales Amphiarthrosis Gerakan rotasi terbatas kaki bagian depan Articulatio metatarsophalangeae Sendi peluru Fleksi,ekstensi,abduksi (jari membuka) Adduksi (jari bersentuhan) Articulatio interphalange pedis Sendi engsel (ginglymus) Fleksi Ekstensi jari-jari kaki
1.4 Mikroskopis Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi dapat dibagi menjdai tiga tipe, yaitu : 1. Sendi fibrosa 2. Sendi kartilaginosa 3. Sendi synovial Memiliki rongga sendi dan permukaannya dilapisi oleh kartilago hialin. Kapsul sendi membungkus tendon tendon yang melintasi sendi, tidak meluas tetapi terlipat sehingga dapat bergerak penuh. Sinovium menghasilkan cairan synovial yang berwarna kekuningan, bening tidak membeku, dan mengandung lekosit. Asam hialuronidase bertanggung jawab atas viskositas cairan synovial dan disintesis oleh pembungkus synovial. Cairan synovial mempunyai fungsi sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi. Jenis sendi synovial adalah : Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis Selaris : fleksi dan ekstensi, biaxial Globid : fleksi dan ekstensi, rotasi sinkond multi axial Trochoid : rotasi, mono axis Ellipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkum fleksi, milti axis. Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan synovial pada saat bergerak terjadi tekanan yang mengakibtkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan kedepan, ciran bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke belakang.(price, 2005; Azizi, 2004) Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit dan matriks. Matriks tulang rawan terdiri ats sabut sabut protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasakan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu : 1. Tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung ujung persendian. 2. Tulang rawan elastic misalnya pada epiglottis, aurikulam dan tuba auditiva. 3. Tulang rawan fibrosa yang terdapat pada annulus fibrosus, diskus invertebralis, simfisis pubis dan inesersio tendo tulang. Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban pada sendi synovial. Rawan sendi tersusun oleh kolagen tipe II dan proteoglikan yang sangat hidrofilik sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang kuat. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau penambahan usia.
Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan yangmengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke depan,cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke belakang.(Price, 2005; Azizi, 2004) .Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, danmatriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam di dalam bahandasar amorf. Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu :
1.tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian;
2.Tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva; dan 3.Tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis pubisdan insersio tendo-tulang. Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung bebanpada sendi sinovial. Rawan sendi tersusun oleh kolagen tipe II dan proteoglikan yang sangathidrofilik sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendimenerima beban yang kuat. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapatterjadi setelah cedera atau penambahan usia.
1.5 Kinesiologi Sistem gerak tubuh manusia dibagi berdasarkan bidang dan sumbu geraknya, dan sendimerupakan salah satu sumbu gerak yang paling utama. Bidang dan sumbu gerak Pada tubuh manusia terdapat bidang khayal, yakni : a. Bidang Frontal , bidang yang membagi tubuh mausia menjadi bagian depan dan belakang, dan memiliki sumbu gerak sagital. b. Bidang Sagital, membagi tubuh manusia menjadi bagian sisi kiri dan sisi kanan serta memiliki sumbu gerak frontal. c. Bidang Transversal, membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah, serta memiliki sumbu gerak vertikal. Macam- macam gerak sendi : a. Fleksi, gerakan yang mendekatkan bagian tulang yang membentuk sendi. b. Ekstensi, gerak berlawanan arah dengan fleksi. c. Abduksi, gerak arah sisi atau menjauhi bidang sagital. d. Adduksi, gerak yang berlawanan arah dengan abduksi (mendekati bidang sagital). e. Gerak berputar dalam bidang transversal pada ekstremitas dapat berupa : Endorotasi , Gerak berputar dari lateral anterior medial. Eksorotasi , Gerak berputar dari medial anterior lateral . Laterofleksi, Gerak Fleksi ke arah samping (menuju lateral). Sikumdiksi, Gabungan gerak rotasi yang terdiri dari fleksi laterofleksi dan ekstensi f. Elevasi, gerak menaikkan alat gerak sebagian atau keseluruhan g. Depresi, gerak menurunkan alat gerak sebagian atau keseluruhan
L.I. 2 4M Asam Urat 2.1 Definisi Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir darimetabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yangterdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai padasemua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacangkacangan) atau punhewan (daging, jeroan, ikan sarden). Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh karena pada setiapmetabolisme normal dihasilkan asam urat. Asam urat yang terdapat di dalam tubuh kita tentu sajakadarnya tidak boleh berlebihan. Asam urat dapat berlebih disebabkan adanya pemicu, yaitu makanandan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sesungguhnya tubuh menyediakan 85 persensenyawa purin untuk kebutuhan setiap hari, hal ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanyasekitar 15 persen.
2.2 Metabolisme Asam urat merupakan hasil metabolisme purin pada manusia dan kera besar. Basa purin disusun oleh 2cincin yang berfusi yaitu cincin segi 6-pirimidin dan cincin segi-5 imidazol. Ada 5 basa purin yang penting,yaitu adenin, guanin, hipoxantin, xantin, dan asam urat.Biosintesis purin dimulai dari:
Pembentukan 5-fosforibosil-1-pirofosfat (PRPP) dari ribosa 5-fosfat yang dikatalisis oleh enzinPRPP-sintase. Kemudian, PRPP akan bereaksi dengan glutamin membentuk fosforibosil-amin Berikutnya akan terjadi serangkaian reaksi hingga terbentuknya basa purin yang pertama yaitu,asam inosinat (Inosin Monofosfat, IMP IMP akan mengalami oksidasi dan aminasi sehingga terbentulah asam adenilat (adenosin- monofosfat, AMP) yang merupakan cikal bakal adenin dan asam guanilat yang merupakan cikalbakal guanosin Produksi asam urat tergantung pada metabolime nukleotida purin dan fungsi enzim xantin- oksidase yang banyak terdapat dalam hati. Diduga metabolit purin diangkut ke hati danmengalami oksidasi menjadi asam urat Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh. Tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Artinya kebutuhan purin dari makanan hanya 15%. Konsumsi alkohol, telur, ikan sarden, dan jeroan-hati, jantung, babat, limpa-meningkatkan kadar asam urat. Itu akibat kerja enzim Hipoksantin untuk mengolah purin kian berat. Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darah, berbentuk butiran, dan mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan nyeri. Asam urat berlebih berpadu dengan natrium dan membentuk kristal natrium urat.
KATABOLISME PURIN Adenosin Inosin Hiposantin Santin Asam Urat Guanosin Guanin Santin Asam Urat
Xantin oksidase adalah enzim yang merubah santin asam urat, enzim tsb banyak terdapat di: hati, ginjal, usus halus Penyakit Gout (pirai) ditandai oleh tingginya asam urat dalam tubuh, sehingga terjadi penimbunan dibawah kulit berbentuk tophi
Metabolisme Asam Urat Patofisiologi Asam urat adalah hasil akhir asam nukleat atau hasil akhir metabolismezat purin yang merupakan salah satu protein dalam sel tubuh. Purin adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA. Saat DNA dihancurkan, purin pun akan dikatabolisme. Hasil buangan berupa asam urat. Kadar asam urat di darah tergantung usia dan jenis kelamin. Anak-anak normalnya 3,4-4,0 mg/dl; laki-laki dewasa 6,8 mg/dl; wanita pramenopause 6,0 mg/dl.
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan(salvage pathway). 1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubahmelalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asamguanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosil pirofosfat (PRPP) sintetase dan amido fosforibosil transferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim:hipoxantin guanin fosforibosil transferase (HGPRT) dan adenine fosforibosil transferase (APRT)
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urata dalah produk akhir metabolisme purin. Pada penyakit gout-arthritis, terdapat gangguan kesetimbangan metabolism (pembentukan dan ekskresi) dari asam urat tersebut, meliputi: 1. Penurunan ekskresi asam urat secara idiopatik 2. Penurunan eksreksi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal 3. Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yang meningkatkan cellular turnover ) atau peningkatan sintesis purin (karena defek enzim-enzim atau mekanisme umpan balik inhibisi yang berperan) 4. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin Peningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Asam urat ini merupakan suatu zat yang kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung membentuk kristal. Penimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal mononatrium urat. Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui dengan jelas.
Adanya kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa cara: 1. Kristal bersifat mengaktifkan sistem komplemen terutama C3a dan C5a. Komplemen ini bersifat kemotaktik dan akan merekrut neutrofil ke jaringan (sendi dan membran sinovium). Fagositosis terhadap kristal memicu pengeluaran radikal bebas toksik dan leukotrien, terutama leukotrien B. Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya enzim lisosom yang destruktif. 2. Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal urat dalam sendiakan melakukan aktivitas fagositosis, dan juga mengeluarkan berbagai mediator proinflamasi seperti IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF. Mediator-mediator ini akan memperkuat respons peradangan, di samping itu mengaktifkan sel sinovium dan sel tulang rawan untuk menghasilkan protease. Protease ini akan menyebabkan cedera jaringan. Penimbunan kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan terbentuknya endapan seperti kapur putih yang disebut tofi/tofus (tophus) ditulang rawan dan kapsul sendi. Di tempat tersebut endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang ditandai dengan massa urat amorf (kristal) dikelilingi oleh makrofag, limfosit, fibroblas, dan sel raksasa benda asing. Peradangan kronis yang persisten dapat menyebabkan fibrosis sinovium, erosi tulang rawan, dan dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus dapat terbentuk di tempat lain (misalnya tendon, bursa, jaringan lunak). Pengendapan Kristal asam urat dalam tubulus ginjal dapat mengakibatkan penyumbatan dan nefropatigout.
Ekskresi Asam Urat Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagiankecil asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dandikeluarkan melalui urin.Ekskresi netto asam urat total pada manusia normal adalah 400-600 mg/24 jam. Ekskresi ginjal asam urat siang hari lebih besar dibanding malam hari (Rodwell, 1995).
Dua jalur utama sekresi asam urat yaitu melalui urikolisis dan ginjal. Urikolisis terjadi di dalam usus oleh enzim bakteri dalam intestinal denganmengekspresikan 1/3 jumlah total asam urat. Ginjal akan mengekskresikansisanya (Wyngaarden, 1982)
Ekskresi asam urat melalui ginjal tergantung pada kandungan purin dalammakanan. Diet rendah purin dapat menurunkan kadar asam urat hingga 0,8mg/100 ml. Di lain pihak, konsumsi makanan kaya purin akan mengakibatkanekskresi urin bisa mencapai 1000mg/hr tanpa mengubah jumlah asam urat, uratyg mengalami urikolisis (Keller and Colombo, 1981).
LI.3. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Arthritis Gout LO.3.1 Definisi dan Epidemiologi GOUT adalah penyakit di mana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, maupun akibat tingginya asupan makanan kaya purin. Gout disebabkan kondisi cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat berkadar tinggi. Gout ditandai dengan serangan berulang dari arthritis (peradangan sendi) yang akut, kadang-kadang disertai pembentukan kristal natrium urat besar yang dinamakan tophus, deformitas (kerusakan) sendi secara kronis, dan cedera pada ginjal. 3.1 Epidemiologi Gout merupakan penyakit dominan pada pria dewasa. Sebagaimana yangdisampaikan olehHippocrates bahwa gout jarang pada pria sebelum masa remaja(adolescens) sedangkan pada perempuan jarang sebelum menopause.Prevalensi gout bertambah dengan meningkatnya taraf hidup.Di Indonesia belum banyak publikasiepidemiologi tentang gout.Pada tahun 1935 seorangdokter kebangsaan Belanda bernamaVan der Horst telah melaporkan 15 pasien arthritis goutdengan kecacatan (lumpuh padaanggota gerak) dari suatu daerah di Jawa Tengah. Suatu studymendapatkan lebih dari 1% dari populasi dengan kadar asam urat kurang dari 7 mg/100 ml pernah mendapat serangan arthritisgout akut.
LO.3.2 Etiologi Penyebab timbulnya gejala artritis akut adalah reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosium urat monohidrat.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya Gout:
1) Umur Umumnya pada usia pertengahan ke atas, tetapi gejala bisa lebih awal jika terdapat factor herediter. 2) Jenis kelamin Lebih sering terjadi pada pria dengan perbandingan 20;1 3) Iklim Lebih banyak ditemukan pada daerah dengan suhu yang lebih tinggi. 4) Herediter Faktor herediter dominan autosomal sangat berperan dan sebanyak 25% disertai adanya hiperurikemi. 5) Keadaan-keadaan yang meyebabkan timbulnya hiperurikemi.
LO.3.3 Patofisiologi Pada penyakit gout-arthritis, terdapat gangguan kesetimbangan metabolisme (pembentukan dan ekskresi) dari asam urat tersebut, meliputi: 1. Penurunan ekskresi asam urat secara idiopatik 2. Penurunan eksreksi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal 3. Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yang meningkatkan cellular turnover) atau peningkatan sintesis purin (karena defek enzim-enzim atau mekanisme umpan balik inhibisi yang berperan) 4. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin Peningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Asam urat ini merupakan suatu zat yang kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung membentuk kristal. Penimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal mononatrium urat. Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui.
Adanya kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa cara: 1. Kristal bersifat mengaktifkan sistem komplemen terutama C3a dan C5a. Komplemen ini bersifat kemotaktik dan akan merekrut neutrofil ke jaringan (sendi dan membran sinovium). Fagositosis terhadap kristal memicu pengeluaran radikal bebas toksik dan leukotrien, terutama leukotrien B. Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya enzim lisosom yang destruktif. 2. Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal urat dalam sendi akan melakukan aktivitas fagositosis, dan juga mengeluarkan berbagai mediator proinflamasi seperti IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF. Mediator-mediator ini akan memperkuat respons peradangan, di samping itu mengaktifkan sel sinovium dan sel tulang rawan untuk menghasilkan protease. Protease ini akan menyebabkan cedera jaringan.
Penimbunan kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan terbentuknya endapan seperti kapur putih yang disebut tofi/tofus (tophus) di tulang rawan dan kapsul sendi. Di tempat tersebut endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang ditandai dengan massa urat amorf (kristal) dikelilingi oleh makrofag, limfosit, fibroblas, dan sel raksasa benda asing. Peradangan kronis yang persisten dapat menyebabkan fibrosis sinovium, erosi tulang rawan, dan dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus dapat terbentuk di tempat lain (misalnya tendon, bursa, jaringan lunak). Pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal dapat mengakibatkan penyumbatan dan nefropati gout.
LO.3.4 Manifestasi Klinis Secara klinis, gout ditandai dengan timbulnya arthritis, tofi, dan batu ginjal yang disebabkan karena terbentuk dan mengendapnya kristal monosodium urat. Pengendapan dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.Tofi seringkali terbentuk pada daerah telinga, siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo Achilles pada metatasofalangeal digiti I, dan sebagainya.Serangan seringkali terjadi pada malam hari.Biasanya sehari sebelumnya, pasien masih tampak sehat tanpa keluhan apapun.Tiba-tiba pada tengah malam terbangun oleh rasa sakit yang sangat hebat. Daerah khas yang paling sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam, disebut podagra.Bagian ini tampak membengkak, kemerahan, dan nyeri sekali bila disentuh.Rasa nyeri berlangsung beberapa hari sampai satu minggu namun kemudian menghilang. Kejadian itu dilukiskan oleh Sysenham sebagai sembuh beberapa hari sampai beberapa minggu bia tidak diobati, rekuren yang multiple, interval antar serangan singkat dan dapat mengenai beberapa sendi. Sedangkan tofi itu sendiri tidak sakit tapi dapat merusak tulang.Sendi lutut sendiri juga merupakan predileksi kedua untuk serangan ini. Manifestasi klinik selanjutnya adalah tofi, tofi merupakan penimbunan asam urat yang dikelilingi reaksi radang pada sinovia, tulang rawan, bursa, dan jaringan lunak.Sering timbul di tulang rawan telinga sebagai benjolan keras.Tofi ini merupakan manifestasi lanjut dari gout yang timbul 5-10 tahun setelah serangan arthritis pertama.Tofi ini sering pecah dan agak sulit disembuhkan dengan obat sehingga dapat menyebabkan infeksi sekunder.
LO.3.5 Diagnosis PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pada pemeriksaan lab yang dilakukan pada penderita gout didapatkan : kadar asam urat yang tinggi dalam darah ( >6 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pria 8 mg% dan pada wanita 7mg%. Sampai saat ini, pemeriksaan kadar asam urat terbaik dilakukan dengan cara enzimatik. Kadang-kadang didapatkan leukositosis ringan dan LED yang meninggi sedikit. Kadar asam urat dalam urin juga tinggi (500mg%/liter per 24jam). PEMERIKSAAN RADIOLOGI X-Ray Penemuan pada fase awal gout dimulai pada jaringan lunak. Penemuan yang khas adalah pembengkakan yang tidak simetris disekitar sendi yang terkena. Penemuan lain yang dapat terjadi pada fase awal gout adalah edema pada jaringan lunak disekitar sendi. Pada penderita yang mengalami episode gout yang multiple pada sendi yang sama, terdapat gambaran area berkabut yang opak yang dapat dilihat pada pemeriksaan radiologi film datar. Fase lanjut dari gout, terjadi perubahan awal pada tulang. Pada umumnya, perubahan awal pada area sendi metatarsophalangeal. Purubahan awal pada umumnya terjadi di luar sendi atau pada daerah juxta artikularis. Pada fase lanjut ini biasanya ditemukan gambaran lesi luar, yang kemudian bisa menjadi sklerotik karena peningkatan ukurannya. Pada fase akhir gout, ditemukan tanda topus pada banyak persendian tulang. Terjadinya perubahan lain pada gambaran radiografi film datar pada stadium akhir adalah jarak persendian yang menyempit yang sangat menyakitkan. Tanda deformitas juga dapat terjadi karena efek dari penyakit pada fase akhir. Kalsifikasi pada jaringan lunak ditemukan juga pada fase akhir gout. CT Scan Dapat digunakan pada efek dari gout pada area yang sulit divisualisasikan dengan radiogradi filam datar. MRI Penggunaan MRI pada pemeriksaan gout bukanlah studi yang efektif, dan tidak pernah dilaporkan. Walaupun pemeriksaan MRI merupakan studi yang sangat potensial di masa yang akan datang.
LO.3.6 Diagnosis Banding Osteoarthritis : berkaitang dgn kerusakan kartilago sendi; sering terkena di panggul, lutut dan pergelangan kaki (sendi sendi besar), keluhan utama biasanya nyeri saat melakukan aktivitas dengan sendi yg bermasalah, prevalensi pada golongan lansia dan wanita lebih tinggi Artritis Reumatoid : penyakit autoimun ditandai inflamasi sistemik kronik dan progresif pada sendi sendi kecil yg bisa berpindah-pindah , biasanya terjadi kekakuan pada sendi di pagi hari yg berlangsung selama 1 jam atau lebih, penyebabnya adalah sinovitis (inflam pada membran sendi), dan tidak ditemukan kristal
LO.3.7 Penatalaksanaan NSAID: Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan NSAID(Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalahsuatu golongan obat yang memiliki khasiatanalgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan anti-inflamasi (anti radang).Istilah"non steroid" digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang jugamemiliki khasiat serupa.NSAID bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika.
Farmakokinetik : Mekanisme kerja NSAID didasarkan atas penghambatan isoenzim COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2).Enzim cyclooxygenase ini berperan dalam memacu pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic acid. Prostaglandin merupakanmolekul pembawa pesan pada proses inflamasi (radang).
NSAID dibagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu:
Golongan salisilat (diantaranya aspirin/asam asetilsalisilat, metil salisilat, magnesiumsalisilat, salisil salisilat, dan salisilamid), Golongan asam arilalkanoat (diantaranya diklofenak, indometasin, proglumetasin,dan oksametasin), Golongan profen/asam 2-arilpropionat (diantaranya ibuprofen, alminoprofen, fenbufen,indoprofen, naproxen, dan ketorolac), Golongan asam fenamat/asam n-arilantranilat (diantaranya asam mefenamat, asamflufenamat, dan asam tolfenamat), Golongan turunan pirazolidin (diantaranya fenilbutazon, ampiron, metamizol, dan fenazon), Golongan oksikam (diantaranya piroksikam, dan meloksikam), Golongan penghambat cox-2 (celecoxib, lumiracoxib), Golongan sulfonanilida (nimesulide), serta Golongan lain (licofelone dan asam lemak omega 3).
Indikasi: Secara umum, NSAID diindikasikanuntuk merawat gejala penyakit berikut: rheumatoidarthritis, osteoarthritis, encok akut, nyeri haid, migrain dan sakit kepala, nyeri setelah operasi,nyeri ringan hingga sedang pada luka jaringan, demam, ileus, dan renal colic. Sebagian besar NSAID adalah asam lemah, dengan pKa 3-5, diserap baik pada lambung dan usus halus. NSAID juga terikat dengan baik pada protein plasma (lebih dari 95%), pada umumnyadengan albumin.Hal ini menyebabkan volume distribusinya bergantung pada volume plasma. NSAID termetabolisme di hati oleh proses oksidasi dan konjugasi sehingga menjadizat metabolit yang tidak aktif, dan dikeluarkan melalui urin atau cairan empedu.
Efek samping : NSAID merupakan golongan obat yang relatif aman, namun ada 2 macam efek sampingutama yang ditimbulkannya, yaituefek samping pada saluran pencernaan (mual, muntah,diare, pendarahan lambung, dan dispepsia) serta efek samping pada ginjal (penahanan garamdan cairan, dan hipertensi). Efek samping ini tergantung pada dosis yang digunakan.Obat initidak disarankan untuk digunakan oleh wanita hamil, terutama pada trimester ketiga. Namun parasetamol dianggap aman digunakan oleh wanita hamil , namun harus diminum sesuaiaturan karena dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan hati.
Urikosurik
Obat-obat urikosurik dapatmeningkatkan ekskresi asam urat dengan menghambat reabsorpsiasam urat oleh tubulus ginjal.Supaya agen-agen urikosurik bekerja dengan efektif, makadibutuhkan fungsi ginjal yang memadai. Pada keadaan ini perlu dilakukan test fungsi ginjal(Clearence creatinin test). Pada ginjal normal nilai clearence crealinin test adalah 115- 120ml/mt.
Probenesid dan Sulfinpirazan adalah dua jenis agen urikosurik yang sering digunakan. Jikaseorang pasien menggunakan agen urikosurik, maka ia memerlukan masukan cairansekurang-kurangnya 1500 ml/hari agar dapat meningkatkan ekskresi asam urat. Semua produk aspirin harus di hindari, karena menghambat kerja urikosurik dari obat-obatan itu.
Obat urikosurik adalah obat yang dapat mempengaruhi kadar asam urat misalnya probenesid,alupurinol dan sulfinipirazon. Obat yang mempengaruhi kadar asam urat tidak bergunamengatasi serangan klinis malah kadang-kadang meningkatkan frekuensi serangan pada awalterapi. Obat ini dapat meningkatkan eksresi asam urat dengan menghambat reabsorpsi asamurat oleh tubulus ginjal.Supaya agen-agen urikosurik bekerja dengan efektif, makadibutuhkan fungsi ginjal yang memadai. Pada keadaan ini perlu dilakukan test fungsi ginjal(creatinin test). Pada ginjal normal nilai clearance crealinin test adalah 115-120 ml/mt.
Efek samping: Probenesid : Efek samping probenesid yang paling sering ialahgangguan saluran cerna, nyeri kepala dan reaksi alergi Sulfinipirazon : gangguan cerna. Agranulositosis. Sulfunipirazon tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat ulkus peptic.
LO.3.8 Pencegahan
Menghindari menkomsumsi makanan berkadar purin tinggi secara berlebihan Tidak meminum alkohol Mengurangi kegemukan Pengaturan diet Selain jeroan, makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber purin. Padahal walau tinggi kolesterol dan purin, makanan tersebut sangat berguna bagi tubuh, terutama bagi anak-anak pada usia pertumbuhan. Kolesterol penting bagi prekusor vitamin D, bahan pembentuk otak, jaringan saraf, hormon steroid, garam-garaman empendu dan membran sel.Orang yang kesehatannya baik hendaknya tidak makan berlebihan. Sedangkan bagi yang telah menderita gangguan asam urat, sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang bisa memperburuk keadaan. Misalnya, membatasi makanan tinggi purin dan memilih yang rendah purin. Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang banyak mengandung purin tinggi. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin: Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng. Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang- kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung. Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan. Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri untuk mengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemak serta disarankan untuk banyak minum air putih. Apabila dengan pengaturan diet masih terdapat gejala-gejala peninggian asam urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut. Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat tanggap dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Karena sekali menderita, biasanya gangguan asam urat akan terus berlanjut.
LO.3.9 Komplikasi Gout berulang.Beberapa orang mungkin tidak pernah mengalami tanda-tanda dan gejala gout lagi. Tetapi yang lain mungkin mengalami beberapa kali gout setiap tahun. Obat-obatan dapat membantu mencegah serangan gout pada orang dengan gout berulang.
Goutlanjutan. Gout yang tidak diobati dapat menyebabkan deposito untuk membentuk kristal urat di bawah kulit yang disebut nodul tophi (TOE-fi). Tophi atau tofus dapat berkembang di beberapa daerah seperti jari, tangan, kaki, siku atau tendon Achilles di sepanjang bagian belakang pergelangan kaki Anda.Tofus biasanya tidak menyakitkan, tetapi mereka dapat menjadi bengkak dan sakit selama serangan gout. Batu ginjal. Kristal Urat dapat mengumpulkan dalam saluran kemih penderita gout, menyebabkan batu ginjal.Obat dapat membantu mengurangi risiko batu ginjal.
LO.3.10 Prognosis Serangan akut gout biasanya akan berlangsung selama 3 sampai 10 hari ("Pertanyaan dan Jawaban Tentang Gout"). Pengobatan harus dimulai segera setelah gejala muncul. Serangan kedua terjadi pada 62% individu dalam 1 tahun setelah serangan awal, pada 78% dari individu 2 tahun setelah onset awal, dan pada 93% dari individu 10 tahun setelah serangan pertama (Miller); Setelah serangan kedua, seumur hidup penggunaan obat untuk meningkatkan ekskresi asam urat dan memblokir produksi asam urat biasanya efektif. Jika tidak diobati, asam urat dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan kerusakan sendi parah yang mungkin memerlukan pembedahan rekonstruktif dari sendi yang terkena