Anda di halaman 1dari 5

DEVI HILDAYANTI IE 2012

THE CHALLENGES AND OPPORTUNITIES OF INDONESIA (2014-2019)


Kuliah 1, oleh Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro Tjakti

Sebagai negara dengan salah satu populasi terbesar di dunia, maka Indonesia
memiliki keuntungan yaitu tidak akan mengalami kesulitan untuk memasarkan
produk dan tidak akan menemukan kesulitan dalam menadapatkan tenaga kerja.
Jika melihat ke masa lalu, laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang cepat
sangat mengkhawatirkan karena mencapai sekitar 2,5% per tahun yang pada
waktu itu dikenal sebagai baby boom. Pada masa pemerintahan Soeharto,
dibuatlah kebijakan untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk ini dengan
menggunakan program Keluarga Berencana pada Repelita 1. Hal ini
membuahkan hasil dan pertumbuhan penduduk bisa mencapai 1,6% per tahun.
Pada saat ini, Indonesia sedang bergerak menuju nuclear family dimana keluarga
tersebut terdiri dari ayah, iu dan 2-3 orang anak saja. Perubahan pola ini tentu
saja akan menimbulkan dampak dan konsekuensi-konsekuensi pada keadaan
ekonomi Indonesia. Para pelaku ekonomi harus menyesuaikan diri dengan
adanya perubahan ini.

Dilihat dari data statistic dan juga proyeksi hingga tahun 2050 mendatang, saat
ini Indonesia sedang mengalami apa yang disebut sebagai bonus demografi.
Bonus demografi terjadi ketika dependency ratio (perbandingan orang produktif
dan non-produktif) rendah. Pada saat ini terjadi, jumlah orang produktif akan
lebih besar dibandingkan dengan jumlah orang yang tidak produktif, sehingga
beban yang dipinggul masing-masing individu produktif tidaklah terlalu berat.

Salah satu beban yang bisa ditanggung oleh orang-orang produktif adalah dana
pension. Sistem pemberian dana pension di Indonesia adalah pay as you go,
sedangkan sehatnya dana pension diberikan dengan cara funded.

Dengan penduduk yang banyak, untuk dapat meningkatkan perekonomian
secaara baik maka tidaklah cukup dengan mengandalkan labor intensive saja.
Produktivitas para pekerja juga harus ditingkatkan dengan cara meningkatkan
capital (teknologi, informasi,dll). Ringkasnya, kita harus pindah dari fase labor
intensive menjadi capital intensive.


THE MIDDLE INCOME TRAP
Middle income trap adalah kondisi dimana suatu negara berkembang hingga
mencapai status berpendapatan ke bawah, tetapi tidak bisa melanjutkan
progresnya untuk mencapai status berpendapatan tinggi. Indonesia disebut
memiliki kemungkinan terjebak dalam middle income trap karena masih adanya
keterbatasan dalam kemampuan tenaga kerja, kesenjangan ekonomi yang tinggi,
dan kurang berkembangnya teknologi. Negara yang terjebak dalam middle
income trap biasanya rentan dalam menghadapi gejolak ekonomi. Untuk keluar
dari middle income trap diperlukan inovasi dan kreativitas.
Bonus demografi Indonesia adalah suatu momentum yang jarang
terjadi, dimana bonus demografi akan mampu mempercepat
pertumbuhan ekonomi apabila dimanfaatkan dengan baik karena
tingginya jumlah penduduk dengan umur produktif (yang dapat
meningkatkan tinkgat produktivitas di Indonesia) dan dependency
ratio yang rendah. Sebaliknya, bonus demografi bisa menjadi beban
apabila sudah terlewatkan karena dependency ratio kembali
meningkat dan banyak penduduk yang tidal lagi berada di usia
produktif. Apabila berada di posisi yang menentukan di sebuah
perusahaan, strategi yang dapat digunakan adalah menjalankan
usaha yang labor-intensive serta membuka lapangan pekerjaan baru
karena banyaknya labor supply yang tersedia.

DEVI HILDAYANTI IE 2012


SUBSIDI BBM
Pada saat akan menaikkan harga BBM, agar tidak terjadi kerisuhan atau
kepanikan yang mungkin terjadi maka harus dipastikan bahwa keadaan
perekonomian harus terus tumbuh.
Contoh kasus yang terjadi pada saat pak dorodjatun menaikkan harga BBM,
inflasi yang paling parah akan terjadi kepada beras, maka dipanggillah menteri
pertanian oleh beliau dan mendiskusikan masalah ini. Maka untuk menghindari
kenaikan harga beras, harga gabah pun dinaikkan. Hasilnya ternyata laju inflasi
justru turun pada saat BBM naik harga.


Neraca pokok Makro Ekonomi
Asis 1 Diaz Erlangga & Maddaremeng

1. PDB: Nilai barang & Jasa akhir yang diproduksi dalam suatu perekonomian
pada kurun waktu tertentu (Mankiw)
2. APBN
3. Neraca Pembayaran
4. Neraca Moneter

Pendekatan Perhitungan PDB
Produksi Jumlah nilai tambah masing-masing sektor atau nilai akhirnya saja
Pendapatan Jumlah balas jasa faktor produksi (gaji/upah, sewa, profit,
deviden, bunga)
Pengeluaran Jumlah pengeluaran pelaku ekonomi (pengeluaran konsumsi,
investasi, pemerintah, ekspor, impor)

PDB Nominal (berlaku):
Masih memasukkan efek harga di tahun bersangkutan
Disebut juga sebagai PDB Harga Berlaku
Kegunaannya mengetahui kontribusi masing-masing aspek yang membentuk
PDB (pengeluaran ataupun produksi)

PDB Riil (constant): pake ini kalo analisis
Menghilangkan efek harga sehingga kita mengetahui kapasitas produksi
perekonomian di tahun tertentu
Digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi, digunakan PDB
dengan harga konstan yang dipilih berdasarkan tahun tertentu. Hal ini
dimaksudkan agar pertumbuhan yang dihitung adalah output riil
(menghilangkan pengaruh harga antar waktu)

GNP = GDP pendapatan faktor prod LN di domestik + pendapatan faktor prod
domestik di LN
NNP = GNP depresiasi
NNI = NNP Pajak tidak langsung + subsidi

Pertumbuhan Ekonomi



Keterbatasan Perhitungan GDP
Semua transaksi yang tidak masuk ke dalam pasar tidak dihitung. Mis:
aktifitas pertanian atau kegiatan rumah tangga
Kualitas tidak mampu direfleksikan antar waktu. Komputer yang diproduksi
lima tahun lalu kualitasnya pasti tidak sama dengan kondisi sekarang
Kegiatan yang menimbulkan bads tidak dihitung. Mis: Polusi, kriminalitas,
macet (?)
Kegiatan Ilegal tidak dihitung
Mis: black market

Incremental Output Ratio
Banyak studi yang menghubungkan antara pertumbuhan ekonomi dengan
produktivitas penggunaan modal
Efisiensi suatu perekonomian dalam menggunakan barang modal
ICOR besarnya kebutuhan modal yang diperlukan untuk menghasilkan
tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu (% Y K)
Perhitungan ICOR
ICOR adalah sebuah indikator ekonomi yang menghitung berapa besar
jumlah investasi untuk bisa menghasilkan satu unit tambahan output.
DEVI HILDAYANTI IE 2012

Contoh penghitungan ICOR tahun 2001 sampai 2004:



RUMUS
S = s Y
I = K
K/ Y = k ICOR
K = k. Y
S = I dana tabungan dialokasikan untuk investasi
s.Y = K
s.Y = k. Y
Y/Y = s/k pertumbuhan ekonomi

- Keseimbangan primer (primary balance) merupakan nilai bersih selisih
pengeluaran dengan penerimaan setelah mengeluarkan pengeluaran untuk
pembayaran bunga utang.
- Surplus/defisit anggaran (overall balance) adalah nilai keseimbangan secara
umum dengan mengurangkan total pengeluaran dengan total
pendapatan/penerimaan.
- Pembiayaan bersih (financing net) untuk menutup defisit/surplus anggaran
terdiri dari pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan luar negeri.

TRANSFORMASI STRUKTURAL

Ditandai dengan terjadinya perubahan dalam output dan employment dari
sector pertanian ke sector non-pertanian.
Peningkatan pendapatan nasional per kapita akan mendorong terjadinya
transformasi structural melalui 4 proses yaitu:

A. Proses akumulasi: pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan kapasitas
produksi.
Indicator:
Investasi fisik: saving/GDP + FDI + Foreign loan = investasi/GDP ;
harus meningkat. Sehingga nantinya sarana dan prasarana serta
pelayanan publiknya juga membaik.
Investasi pendidikan : education expenditure/GDP naik, dan school
enrollment ratio naik, sehingga skill tenaga kerja dan penguasaan
teknologi meningkat. Dan kalo kata H-O keunggulan komparatif
produksi barang berubah.
Jika ada kenaikan tax revenue/GDP, artinya pemerintah semakin mampu
membiayai investasi fisik dan investasi pendidikan.
- Pajak langsung (Pajak penghasilan) : dikenakan jika pendapatannya
melebihi PKP (penghasilan kena pajak); sifatnya progresif (%pajak
penghasilan%GDP) income elastic
- Pajak tidak langsung (PPN) dikenakan kepada barang/jasa yang
diperdagangkan; bukan kebutuhan pokok peningkatan income per
kapita akan merubah pola konsumsi ke non kebutuhan pokok sehingga
PTL meningkat HUKUM ENGEL income elastic.
B. Proses alokasi: penggunaan sumber daya untuk kegiatan produksi maupun
konsumsi.
Proses akumulasi sebelumnya mengakibatkan perubahan keunggulan
komparatif (investasi fisik dan pendidikan) dalam produksi barang dan jasa
serta perubahan pola konsumsi masyarakat (hukum engel). Implikasinya
adalah terjadii perubahan alokasi sumber dana dan sumber daya ke berbagai
kegiatan ekonomi %perubahan produksi tiap kegiatan ekonomi berbeda.
2000 2004
2003 2001 2000 ...
PDB PDB
PMTDB PMTDB PMTDB


DEVI HILDAYANTI IE 2012






C. Proses demografi: perkembangan kependudukan
perubahan proporsi tenaga kerja sektoral perekonomian
- Status Pekerjaan:
1. Berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain (IF)
2. Berusaha dengan dibantu [ekerja keluarga dan atau karyawan tidak
tetap (IF)
3. Berusaha dengan karyawan tetap (F)
4. Karyawan dengan upah dan gaji (F)
5. Pekerja keluarga (IF)
- Jenis pekerjaan
0/1. Tenaga kerja professional, teknisi dan sejenisnya (white colar)
2. Tenaga kerja ketatalaksanaan atau manajer (white colar)
3. Tenaga administrasi (white colar)
4. Tenaga penjualan (grey colar)
5. Tenaga usaha jasa (grey colar)
6. Petani (blue colar)
DEVI HILDAYANTI IE 2012

7/8/9. Operator alat pengangkutan, tenaga kasar dan tenaga yang
langsung dengan kegiatan produski (blue colar)
Jika GNP per kapita meningkat NTB sector pertanian menurun status
pekerjaan formal (4) meningkat jenis pejerhaan: proporsi white colar
meningkat (untuk pengelolaan usaha yang divison of labor).
Tempat tinggal penduduk (Kota vs Desa)
proporsi penduduk kota meningkat: desa berubah jadi kota (urbanisasi), adanya
aglomerasi industry; Perpindahan penduduk dari desa ke kota (push and pull
factors)
Petumbuhan penduduk
- Kelahiran dan kematian : keberhasilan program KB menekan kelahiran;
turunnya kematian akibat peningkatan income per kapita; Aloksi
pengeluaran pemerintah untuk kesehatan guna mengurangi kematian.
- Transisi demografi:
1. Kelahiran tinggi, kematian tinggi
2. Kematian menurun (teknologi/kesehatan) pertumbuhan penduduk
tinggi karena kelahiran tetap tinggi
3. Kematian menurun; kelahiran menurun perubahan pola piker karena
pendidikan dan perubahan sosial ekonomi
4. Kelahiran dan kematian stabil stable population.
Penjelasan: awal pembangunan, peningkatan income per kapita aan
mengurangi kematian dependency ratio (PBUK/PUK)

D. Proses distribusi: pemerataan pendapatan
Pengaruh distribusi pendapatan dan kemiskinan
0 < Gini Coefficient <1
Criteria bank dunia: 40% penduduk berpendapatan rendah menikmati
<12% pendapatan (ketimpangan tinggi); 40% penduduk berpendapatan
rendah menikmati > 17% pendapatan (ketimpangan rendah)
Kemiskinan
Garis kemiskinan: standar minimum yang dibutuhkan seseorang untuk
memnuhi kebutuhan hidup dasar (makanan dan non-makanan)
kemiskinan absolute vs kemiskinan relative.
Simon Kuznet: tahap awal ketimpangan akibat industrialisasi dan urbannisasi
terkonsentrasi di sector modern.

Anda mungkin juga menyukai