Anda di halaman 1dari 2

Manajemen pakan untuk ayam broiler merupakan hal yang perlu diperhatikan.

Pakan
merupakan salah satu factor penting untuk peningkatan produksi berat badan ayam broiler karena
manfaat dari ayam broiler adalah untuk diambi dagingnya. Jumlah kebutuhan pakan broiler pada
setiap fase bervariasi karena tergantung dari berat badan ayam tersebut. Konsumsi pakan untuk
ayam broiler umur 1 minggu-6 minggu berkisar 15,6 gr-100gr. Pakan pada minggu pertama
sekitar 13gr/ekor. Minggu kedua sekitar 33gr/ekor. Minggu ketiga sekitar 48 kg/ekor. Minggu
keempat sekitar 65 gr/ekor. Minggu kelima sekitar 88 gr/ekor (Allama, 2009).
Untuk kebutuhan air minum per 1000 ekor per minggu sebagai berikut :
Minggu 1 : 27 L
Minggu 2 : 100 L
Minggu 3 : 172 L
Minggu 4 : 271 L
Minggu 5 : 334 L

Anatomi alat reproduksi ayam betina terdiri dari dua bagian utama yaitu ovarium yang
merupakan tempat sintesis hormone steroid sexual, gametogenesis dan perkembangan serta
pemasakan kuning telur (ovum). Pada unggas ovarium disebut folikel. Bagian kedua adalah
oviduk yaitu tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan
kerabang telur. Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya hanya ovarium kiri yang
berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian kanan mengalami rudimenter (Yuwanta,
2004). Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari testes, ductus deferens, dan organ kopulasi yang
terdapat dalam kloaka. Unggas jantan berbeda dari ternak piaraan lainnya karena testes tidak
terdapat dalam skrotum tetapi tetap berada dalam rongga badan dan terletak didekat tulang
belakang dekat bagian anterior (Blakely and Bade,1991).
Pada unggas, setelah terjadi perkawinan sperma akan mencapai infundibulum dan akan
menembus membran vitelina ovum untuk bertemu sel telur betina, sehingga terbentuk calon
embrio. Telur yang dibuahi disebut telur fertil dan telur yang tidak dibuahi disebut telur infertil
atau telur konsumsi (Nuryati et al., 1998). Penerimaan cahaya pada ayam akan mengakibatkan
rangsangan terhadap syaraf pada syaraf optik, yang dilanjutkan oleh syaraf reseptor ke
hipothalamus untuk memproduksi hormone releasing factor (HRS). Hormone releasing
factorselanjutnya merangsang pituitaria pars anterior untuk menghasilkan FSH dan LH. HRS
juga merangsang pituitaria pars posterior untuk menghasilkan oksitosin (Nesheim et al., 1979).
Hormone oxitosin tersebut yang mempengaruhi produksi telur.
Ayam broiler merupakan jenis unggas hasil rekayasa manusia yang telah mengalami
seleksi gen selama bertahun-tahun sehingga hanya dalam waktu 21 sampai 40 hari sudah layak
dikonsumsi. Seperti makhluk hidup umumnya, ayam broiler mengalami dua fase kehidupan,
yaitu fase starter dan dilanjutkan ke fase finister. Fase starter adalah fase awal yang dimulai dari
ayam ke luar dari cangkang telurnya sampai bulu tubuhnya sudah tumbuh sempurna. Fase starter
berlangsung pada umur 0-4 minggu. Fase finisher merupakan fase pendewasaan ayam pada umur
5 minggu hingga dipasarkan (Nalbandov, 1990).

Allama, H, dkk. 2009. Pengaruh Penggunaan Tepung Ulat Kandang (Alphitobius diaperinus)
dalam Pakan Terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. Vol
22 (3) : 1-8
Blakely, J and Bade, D.H. 1991. Ilmu Peternakan, Edisi IV, Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Nesheim, M.C., R.E. Austic and L.E. 1979. Poultry Production12
th
ed. Lea Febiger, Philadelpia
Nuryati, T., Sutarto,M. Khamin dan P.S. Hardjosworo. 2003. Sukses Menetaskan Telur. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius . Yogyakarta.
Nalbandov, A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas. UGM Press
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai