Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 1

KASUS
Seorang Pria 35 tahun dibawa UGD karena kesadaran menurun dan bicara
ngacau.Allo-anamnesa ternyata pasien jatuh dari motor karena menabrak bus
metromini 1 jam yang lalu.dalam perjalanan pasien muntah 2 kali.Pada
pemeriksaan terdapat luka robek di kepala sepanjang 5 cm.
Tanda vital dalam batas normal.
Pada pemeriksaan neurologis ,pasien selalu menutup mata dan hanya
membuka mata bila diberi rangsang nyeri. Pasien bicara ngacau dan
berteriak-teriak.Bila diberi rangsang nyeri dia menghindar.Pupil bulat
,isokor,penampang 3 mm.Reflex cahaya kedua mata positif.tak ada
hemiparase,reflex fisiologis kedua extremitas positif,reflex patologis
negatif.Pemeriksaan Lab dalam batas normal
Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana seseorang
tidak dalam kesadaran secara utuh sehingga tidak
mampu memberikan respons yang normal terhadap
suatu rangsangan.
Isokor keadaan dimana kedua pupil sama besar dan
bentuknya.
Hemiparase adalah kelemahan pada satu sisi tubuh.
Cedera kepala adalah serangkaian kejadian patofisiologi
yang terjadi setelah trauma kepala yg dapat melibatkan
kulit kepala, tulang dan jaringan otak.
Perdarahan intrakranial adalah perdarahan yang terletak
di dalam tulang kranial.
Terminologi
Interpretasi Kasus

1. Tanda vital : normal
2. Penurunan kesadaran : Pasien Sopor
3. Delirium (gelisah,bicara ngacau dan berteriak-teriak)
4. Pupil bulat isokor : normal
5. Refleks kedua cahaya mata positif : normal
6. Tidak ada hemiparese : normal
7. refleks fisiologis kedua ekstremitas positif : normal
8. refleks patologis negatif : normal
9. Pemeriksaan lab : normal
10. foto thorax : normal
11. Ct scan : Hematom Subdural









Penurunan Kesadaran
Terjadi akibat terganggunya sistem aktivasi retikular karena ada nya
lesi struktural fokal di otak atau proses yang lebih difus
Penyebab :
1. Lesi struktural: Trauma,infark,perdarahan,tumor,demielinasi
2. Proses yang lebih difus: Penurunan ketersediaan substansi yang
dibutuhkan untuk metabolisme normal otak
(hipoksia,hipoglikemia)
3. Penyakit metabolik (gagal ginjal, gagal hati, hipotermia, defisiensi
vitamin)
4. Inflamasi otak atau selaput otak (ensefalitis,meningitis)
5. obat-obatan dan toxin (opiat,antidepresan,hipnotik,alkohol)
Tingkat Kesadaran
Secara kualitatif
1. Somnolen : Keadaan mengantuk. Kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang.
Tanda : penderita mudah dibangukan,mampu memberi jawaban verbal dan menangkis
2. Sopor : Kantuk yang dalam. Masih dapat dibangunkan dengan rangsangan yang kuat, namun
kesadarannya segera menurun kembali.
Tanda :
Dengan rangsang nyeri, tidak dapat dibangunkan sempurna.
Reaksi terhadap perintah tidak konsisten dan samar.
Tidak diperoleh jawaban verbal.
Gerak motorik untuk menangkis rasa nyeri baik.
3. Sopor Koma : Tidak ada respon terhadap rangsangan verbal.
Tanda :
Refleks (kornea,pupil) masih baik.
Gerakan timbul sebagai respon terhadap rangsang nyeri.
4. Koma : Tidak ada gerakan spontan. Tidak ada jawaban sama sekali terhadap rangsang nyeri
yang kuat sekalipun.


Hasil Interpretasi CT Scan
Ada 3 jenis perdarahan yang bisa di amati dengan CT
Scan :

- Epidural Hematoma
- Hematoma Subdural
- Subarachnoid Hemorrhage
Epidural Hematoma
Epidural Hematoma= Perdarahan yang terdapat pada
rongga antara duramater dan tulang tengkorak, akan
terbentuk gambaran hiperdens berbatas tegas yang
berbentuk bikonveks, dan mendesak kearah
kontralateral dan bersifat progresif

Hematoma Subdural
Hematoma Subdural= Perdarahan yang terdapat
pada rongga antara lapisan duramater dan
arcahnoid, akan terbentuk gambaran semilunar atau
bulan sabit
Subarachnoid Hematoma
Subarachnoid Hematoma = Perdarahan yang
terdapat pada rongga antara lapisan piamater dan
arachnoid. Sering terjadi karena trauma atau
aneurisma serebral. Terlihat gambaran sulcus yang
terisi darah
Glasgow Coma Scale
Merupakan penilaian kesadaran kuantitatif
RESPONS VERBAL NILAI
Bicara baik, tidak ada disorientasi 5
Kacau, ada diorientasi waktu,
tempat, orang
4
Kata-kata tidak tepat, dapat
mengucap kata tapi tidak berupa
kalimat
3
mengerang 2
Tidak ada reaksi, diam saja 1
EYE OPENING (E) NILAI
Spontan, ada kedipan 4
Atas perintah / rangsang suara 3
Setelah dirangsang nyeri 2
Tidak bereaksi atas rangsang apapun 1
RESPONS MOTORIS M
Mengikuti perintah 6
Bisa melokalisir nyeri 5
Reaksi menghindar 4
Reaksi fleksi 3
Reaksi ekstensi 2
Tidak ada reaksi 1
Intrepretasi nilai GCS pasien
Pasien hanya membuka mata apabila dirangsang
nyeri, maka GCS E nya adalah 2
Pasien berbicara ngacau dan berteriak-teriak,
maka GCS V nya adalah 4
Pasien menghindar apabila diberi rangsang
nyeri, maka GCS nya adalah 4
Maka GCS nya adalah 4 + 4 + 2 = 10
Diagnosis
Diagnosis Klinis :Kesadaran menurun,Vomitus
2x,cedera kepala dan Sopor.
Diagnosis Topis :Subdural
Diagnosis Patologis :Hemoragic
Diagnosis Etiologis :Trauma

HIPOTESA : Komosio Serebri
Patofisiologi Komosio Serebri
Komosio serebri : Disebakan oleh kerusakan struktur otak,
sehingga menyebabkan disfungsi neorologis yang
mengakibatkan penurunan kesadaran.
Patofisiologi : Otak lebih kecil dari tulang tengkorak, sehingga
bisa sedikit bergerak di dalam tengkorak. Jika seseorang
mengalami trauma kepala, otak terguncang di dalam rongga
kepala sehingga sel saraf teregang yang memungkinkan terjadi
sedikit perdarahan pada permukaan otak.

Patofisiologi Hematom Subdural
Mekanisme cedera akselerasi-
deselerasi
otak bergeser terhadap tengkorak
dan duramater
cedera permukaan
Tatalaksana
A
airway
B
breathing
C
circulation
D
disability
Manajemen ABC
MENCEGAH
HIPOVENTILASI DAN
HIPOVOLEMIA
POTENSIAL TERJADINYA
SECONDARY BRAIN
DAMAGE
Tatalaksana
Survey
sekunder
anamnesis
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
penunjang
kejadian, lucid interval, nyeri kepala, muntah, kejang
Anamnesis
Inspeksi visual dan palpasi kepala : tanda-tanda trauma, jejas,
hematom, vulnus pada kepala
Inspeksi tanda fraktur basis kranii
CSF rhinorrhea/otorrhea
Hematoma periorbital bilateral
Hematoma pada mastoid
Hematoma subkonjungtiva
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologis, seperti CT
scan kranial
Pemeriksaan penunjang
Medikamentosa
1. Manitol (konsentrasi 20%,100 mL atau 1 gram/kg BB diberikan bolus i.v)
fungsi : sebagai osmotik diuresis secara luas untuk mengatasi tekanan
intrakranial yang tinggi
kontraindikasi manitol dosis tinggi untuk hipotensi, karena dapat memperberat
hipovolemi.

2. Furosemid
diberikan secara bersama-sama dengan manitol
dosis : 0,3-0,5 mg/kg BB diberikan i.v
tujuan : untuk menanggulangi tekanan intrakranial yang tinggi pemberian obat
harus sepengetahuan dokter ahli bedah saraf !!!

3. Anti konvulsan untuk kejang : diazepam 10 mg/kg BB i.v
pemberian diberikan setelah konsul ahli bedah saraf !!!

4. Antibiotik profilaksis untuk fraktur basiis kranii
5.Sedatif, dikontraindikasikan karena dapat memperburuk penurunan kesadaran !!
Pengelolaan peningkatan TIK
Tindakan umum
Elevasi kepala 30
Meningkatkan venous return CBV menurun TIK turun
Hiperventilasi ringan
Menyebabkan PCO2 vasokonstriksi CBV TIK
Pertahankan tekanan perfusi otak
(CPP) > 70 mmHg
(CPP=MAP-ICP)
Pertahankan normovolemia
Tidak perlu dilakukan dehidrasi, karena menyebabkan CPP
hipoperfusi iskemia
Pertahankan normothermia
Suhu dipertahankan 36-37C
Terapi hipothermia (ruangan berAC)
Setiap kenaikan suhu tubuh 1C meningkatkan kebutuhan
cairan 10%
Komplikasi Cedera Kepala
Koma
Kejang/Seizure : Keadaan ini bisa berkembang menjadi
epilepsy
Infeksi
Penyakit Alzheimer dan Parkinson
Sindrom pascatrauma
Gangguan neurologik
Mati otak

PROGNOSIS
Hasil penanganan Cedera kepala traumatik berat sangat terkait dengan
skor GCS awal, ukuran dan reaktivitas pupil, usia, TIK (tekanan >20 mmHg
atau ketidakmampuan menurunkan TIK yang meningkat), massa
intracranial, hipotensi (tekanan darah sistolik <90 mmHg), dan saturasi O
2

vena jugularis <50%.
Fasilitas rehabilitasi cedera kepala sangat berpengaruh dalam hasil
penanganan pasien. Segera setelah pasien stabil secara medis dan
neurologis, sebaiknya segera dirujuk ke pusat rehabilitasi.
Prognosis setelah cedera kepala dengan Skor GCS 3-4 memiliki
kemungkinan meninggal 85% .
Pasien dengan GCS 12 atau lebih kemungkinan meninggal atau vegetatif
hanya 5-10%.

Anatomi
1) Forebrain
Telencephalon
- Cortex
- Sistem Lymbic
- Basal Ganglia
Diencephalon
- Thalamus
- Hypothalamus
2) Midbrain/Mesencephalon
- Tectum
- Tegmentum
3) Hindbrain
Metencephalon
- Pons
- Cerebellum
Myelencephalon (Medulla Oblongata)


Meninges
DAFTAR PUSTAKA
Rasad,S. Radiologi Diagnostik. 2
nd
ed. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI;2005
Markam S, Atmadja DS, Budijanto A. Cedera
Kepala Tertutup. Jakarta : FKUI; 1999
Sjamsuhidajat, dkk. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta : EGC; 2005

Anda mungkin juga menyukai