OLEH : SGD 4 NI NYOMAN SRI WIDYASTUTI (0802105001) NI PUTU PRIMA WULANDARI (0802105016) NI PUTU EVA JULI W. (080210501) LUH PUTU JUNIARI LISTUAYU (0802105024) NI PUTU I!E WINDARI M. (08021050"") A.A. GEDE PUTRA SUMADI (0802105054) WAYAN WIRA ADNYANA (08021050"#) !OMANG YOGI TRIANA (0802105055) M. INTAN JUWITA DEWI (080210506") MADE ASRI MEINIYARI (0802105068) PROGRAM STUDI ILMU !EPERAWATAN $A!ULTAS !EDO!TERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2012 0 !ONSEP DASAR PENYA!IT TRAUMA THORA% 1. DE$INISI - Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland, 2002). - Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat (Brooker, 200). - Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang de!asa kurang dari "" tahun. #enyalahgunaan alkohol dan obat telah men$adi faktor implikasi pada trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disenga$a atau tidak disenga$a (%melt&er, 200). - Trauma dada adalah trauma ta$am atau tembus thoraks yang dapat menyebabkan tamponade $antung, perdarahan, pneumothoraks, hematothoraks, hematompneumothoraks ('()*, ++,). - Trauma thora- adalah semua ruda paksa pada thora- dan dinding thora-, baik trauma atau ruda paksa ta$am atau tumpul. (.udak, +++). /adi, trauma thora- secara umum adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thora- yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thora- ataupun isi dari ca0um thora- yang disebabkan oleh benda ta$am atau bennda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan ga!at thora- akut. 2. ETIOLOGI 1tiologi penyakit terdiri dari 2 a. Trauma tembus 3 4uka Tembak 3 4uka Tikam / tusuk b. Trauma tumpul 3 (ecelakaan kendaraan bermotor 3 /atuh 3 #ukulan pada dada ". PATO$ISIOLOGI Trauma dada sering menyebabkan gangguan ancaman kehidupan. 4uka pada rongga thorak dan isinya dapat membatasi kemampuan $antung untuk memompa darah atau 1 kemampuan paru untuk pertukaran udara dan oksigen darah. Bahaya utama berhubungan dengan luka dada biasanya berupa perdarahan dalam dan tusukan terhadap organ .ipoksia, hiperkarbia, dan asidosis sering disebabkan oleh trauma thora-. .ipokasia $aringan merupakan akibat dari tidak adekuatnya pengangkutan oksigen ke $aringan oleh karena hipi0olemia ( kehilangan darah ), pulmonary 0entilation/perfusion mismatch ( contoh kontusio, hematoma, kolaps al0eolus )dan perubahan dalam tekanan intratthora- ( contoh 2 tension pneumothora-, pneumothora- terbuka ). .iperkarbia lebih sering disebabkan oleh tidak adekuatnya 0entilasi akibat perubahan tekanan intrathora- atau penurunan tingkat kesadaran. 5sidosis metabolik disebabkan oleh hipoperfusi dari $aringan ( syok ). 'raktur iga. 6erupakan komponen dari dinding thora- yang paling sering mngalami trauma, perlukaan pada iga sering bermakna, 7yeri pada pergerakan akibat terbidainya iga terhadap dinding thora- secara keseluruhan menyebabkan gangguan 0entilasi. Batuk yang tidak efektif intuk mengeluarkan sekret dapat mengakibatkan insiden atelaktasis dan pneumonia meningkat secara bermakna dan disertai timbulnya penyakit paru 8 paru. #neumotoraks diakibatkan masuknya udara pada ruang potensial antara pleura 0iseral dan parietal. Dislokasi fraktur 0ertebra torakal $uga dapat ditemukan bersama dengan pneumotoraks. 4aserasi paru merupakan penyebab tersering dari pnerumotoraks akibat trauma tumpul.Dalam keadaan normal rongga toraks dipenuhi oleh paru9paru yang pengembangannya sampai dinding dada oleh karena adanya tegangan permukaan antara kedua permukaan pleura. 5danya udara di dalam rongga pleura akan menyebabkan kolapsnya $aringan paru. :angguan 0entilasi9perfusi ter$adi karena darah menu$u paru yang kolaps tidak mengalami 0entilasi sehingga tidak ada oksigenasi. (etika pneumotoraks ter$adi, suara nafas menurun pada sisi yang terkena dan pada perkusi hipesonor. 'oto toraks pada saat ekspirasi membantu menegakkan diagnosis. Terapi terbaik pada pneumotoraks adalah dengan pemasangan chest tube lpada sela iga ke " atau ke ,, anterior dari garis mid9aksilaris. Bila pneumotoraks hanya dilakukan obser0asi atau aspirasi sa$a, maka akan mengandung resiko. %ebuah selang dada dipasang dan dihubungkan dengan ;%D dengan atau tanpa penghisap, dan foto toraks dilakukan untuk mengkonfirmasi pengembangan kembali paru9paru. 5nestesi umum atau 0entilasi dengan tekanan positif tidak boleh diberikan pada penderita dengan pneumotoraks traumatik atau pada penderita yang mempunyai resiko ter$adinya pneumotoraks intraoperatif yang tidak terduga sebelumnya, sampai dipasang chest tube 2 .emothora-. #enyebab utama dari hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah interkostal atau arteri mamaria internal yang disebabkan oleh trauma ta$am atau trauma tumpul. Dislokasi fraktur dari 0ertebra torakal $uga dapat menyebabkan ter$adinya hemotoraks 4. !LASI$I!ASI a) Tamponade $antung 2 disebabkan luka tusuk dada yang tembus ke mediastinum/daerah $antung. b) .ematotoraks 2 disebabkan luka tembus toraks oleh benda ta$am, traumatik atau spontan c) #neumothoraks 2 spontan (bula yang pecah) < trauma (penyedotan luka rongga dada) < iatrogenik (=pleural tap>, biopsi paaru9 paru, insersi ?@#, 0entilasi dengan tekanan positif) ('()*, ++,). 5. GEJALA !LINIS Tanda9tanda dan ge$ala pada trauma thorak 2 a) 5da $e$as pada thorak b) 7yeri pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi c) #embengkakan lokal dan krepitasi pada saat palpasi d) #asien menahan dadanya dan bernafas pendek e) Dispnea, hemoptisis, batuk dan emfisema subkutan f) #enurunan tekanan darah g) #eningkatan tekanan 0ena sentral yang ditun$ukkan oleh distensi 0ena leher h) Bunyi muffle pada $antung i) #erfusi $aringan tidak adekuat $) #ulsus paradoksus (tekanan darah sistolik turun dan berfluktuasi dengan pernapasan) dapat ter$adi dini pada tamponade $antung 6. PEMERI!SAAN $ISI! a. *nspeksi 9 (alau mungkin penderita duduk, kalau tidak mungkin tidur. Tentukan luka masuk dan keluar. 9 :erakkan dan posisi pada akhir inspirasi. 9 :erakkan dan posisi pada akhir dari ekspirasi. 3 b. #alpasi 9 Diraba ada/tidak krepitasi 9 7yeri tekan anteroposterior dan laterolateral. 9 'remitus kanan dan kiri dan dibandingkan c. #erkusi 9 5danya sonor, timpanis, atau hipersonor. 9 5danya pekak dan batas antara yang pekak dan sonor seperti garis lurus atau garis miring. d. 5uskultasi 9 Bising napas kanan dan kiri dan dibandingkan. 9 Bising napas melemah atau tidak. 9 Bising napas yang hilang atau tidak. 9 Batas antara bising napas melemah atau menghilang dengan yang normal. 9 Bising napas abnormal dan sebutkan bila ada2 #emeriksaan tekanan darah. (alau perlu segera pasang infus, kalau perlu s yang besar #emeriksan kesadaran. #emeriksaan %irkulasi perifer. (alau keadaan ga!at pungsi. (alau perlu intubasi napas bantuan. (alau keadaan ga!at darurat, kalau perlu massage $antung. (alau perlu torakotomi massage $antung internal (alau keadaan stabil dapat dimintakan pemeriksaan radiologik ('oto thora- 5#, kalau keadaan memungkinkan). #. PEMERI!SAAN DIAGNOSTI! a.#emeriksaan 4aboratorium 9 :as darah arteri (:D5), untuk melihat adanya hipoksia akibat kegagalan pernafasan 9 Torasentesis 2 menyatakan darah/cairan serosanguinosa. 9 .emoglobin 2 mungkin menurun. 4 9 %aturasi A2 menurun (biasanya) 9 Toraksentesis 2 menyatakan darah/cairan di daerah thoraks b. Badio Diagnostik 9 Badiologi 2 foto thora- (5#) untuk mengkonfirmasi pengembangan kembali paru9paru dan untuk melihat daerah ter$adinya trauma 9 1(: memperlihatkan perubahan gelombang T 8 %T yang non spesifik atau disritmia 9 #emerikksaan )%: (1chocardiografi) merupakan metode non in0asif yang dapat membantu penilaian pericardium dan dapat mendeteksi cairan di kantung perikard 8. PENATALA!SANAAN #enatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk menangani pasien trauma thora-, yaitu2 a. #rimary sur0ey. Caitu dilakukan pada trauma yang mengancam $i!a, pertolongan ini dimulai dengan menggunakan teknik 5B? ( 5ir!ay, breathing, dan circulation ) b. Berusaha menstabilkan tanda9tanda 0ital dengan2 6empertahankan saluran napas yang paten dengan pemberian oksigen 6engontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien c. #emasangan infuse d. #emeriksaan kesadaran e. /ika dalam keadaan ga!at darurat, dapat dilakukan massage $antung f. Dalam keadaan stabil dapat dilakukan pemeriksaan radiology seperti 'oto thorak . !OMPLI!ASI a. *ga 2 fraktur multiple dapat menyebabkan kelumpuhan rongga dada. b. #leura, paru9paru, bronkhi 2 hemo/hemopneumothoraks9emfisema pembedahan. c. /antung 2 tamponade $antung < ruptur $antung < ruptur otot papilar < ruptur klep $antung. 5 d. #embuluh darah besar 2 hematothoraks. e. 1sofagus 2 mediastinitis. f. Diafragma 2 herniasi 0isera dan perlukaan hati, limpa dan gin$al (6o!schenson) 10. PEN&EGAHAN #encegahan trauma thora- yang efektif adalah dengan cara menghindari faktor penyebab nya, seperti menghindari ter$adinya trauma yang biasanya banyak dialami pada kasus kecelakaan dan trauma yang ter$adi berupa trauma tumpul serta menghindari kerusakan pada dinding thora- ataupun isi dari ca0um thora- yag biasanya disebabkan oleh benda ta$am ataupun benda tumpul yang menyebabkan keadaan ga!at thora- akut. '. !()*+, D-*-. A*/0-) !+,+.-1-2-) 1. P+)34-56-) !+3-1-27-./.-2-) a) #engka$ian #rimer . Data %ub$ektif Bi!ayat #enyakit #asien - #asien mengeluh sesak - #asien mengeluh nyeri pada dada (biasanya pada pasien fraktur rusuk dan sternum) - #asien mengeluh batuk berdarah, berdahak - #asien mengeluh lemas, lemah - #asien mengatakan mengalami kecelakaan dan terbentur dan tertusuk di bagian dada Bi!ayat (esehatan #asien - Bi!ayat penyakit sebelumnya - Bi!ayat pengobatan sebelumnya - 5danya alergi 6 2. Data Ab$ektif Airway (A) Batuk dengan sputum kental atau darah, terkadang disertai dengan muntah darah, krekels (D), $alan nafas tidak paten. Breathing (B) 5danya napas spontan, dengan gerakan dada asimetris (pada pasien tension pneumotoraks), napas cepat, dipsnea, takipnea, suara napas kusmaul, napas pendek, napas dangkal. Circulation (C) Ter$adi hipotensi, nadi lemah, pucat, ter$adi perdarahan, sianosis, takikardi Disability (D) #enurunan kesadaran (apabila ter$adi penanganan yang terlambat) b) #engka$ian %ekunder Eksposure (E) 5danya kontusio atau $e$as pada bagian dada. 5danya penetrasi penyebab trauma pada dinding dada Five Intervention / Full set of vital sign (F) Tanda 8 tanda 0ital 2 BB meningkat, .B meningkat, ter$adi hipotensi #ulse oksimetri 2 mungkin ter$adi hipoksemia 5ritmia $antung #emeriksaan 4ab 2 o :ambaran pada hasil E ray yang biasa di$umpai 2 (ontusio paru 2 bintik9bintik infiltrate #neumotoraks 2 batas pleura yang radiolusen dan tipis, hilangnya batas paru (sulit mendiagnosa pada foto dengan posisi supinasi). *n$ury trakeobronkial 2 penumomediastinum, udara di ser0ikal. Bupture diafragma 2 herniasi organ abdomen ke dada, kenaikan hemidiafragma. Terdapat fraktur tulang rusuk, sternum, kla0ikula, scapula dan dislokasi sternokla0ikular. o ?T scan dapat ditemukan gambaran hemotoraks, pneumotoraks, kontusi paru atau laserasi, pneumomediastinum, dan in$uri diafragma. o 1sofagogram dan atau esofagografi dilakukan $ika dicurigai in$ury esophagus. o Broncoskopy untuk ter$adi trakeobronkial in$ury. 7 o 1chokardiogram akan memperlihatkan gambaran tamponade $antung (pada umumnya echokariogram digunakan utuk melihat cedera pada katup $antung) o 1(: akan memperlihatkan adanya iskemik, aritmia berhubungan dengan miokardia kontusion atau iskemia yang berhubungan dengan cedera pada arteri koronaria. o #emeriksaan cardiac en&ym kemungkinan meningkat berhubungan dengan adanya iskemik atau infak yang disebabkan dari hipotensi miokardia kontusion. ive co!fort / "enya!anan () # pain assess!ent ($%&'() 5danya nyeri pada dada yang hebat, seperti tertusuk atau tertekan, ter$adi pada saat bernapas, nyeri menyebar hingga abdomen )ea* to toe ()) 4akukan pemeriksaan fisik terfokus pada 2 - Daerah kepala dan leher 2 mukosa pucat, kon$ungti0a pucat, D@/ (Distensi @ena /ugularis) - Daerah dada 2 *nspeksi 2 penggunaan otot bantu napas, pernapasan (ussmaul, terdapat $e$as, kontusio, penetrasi penyebab trauma pada daerah dada. #alpasi 2 adanya ketidak seimbangan traktil fremitus, adanya nyeri tekan #erkusi 2 adanya hipersonor 5uskultasi 2 suara napas krekels, suara $antung abnormal. Terkadang ter$adi penurunan bising napas. - Daerah abdomen 2 herniasi organ abdomen - Daerah ekstrimitas 2 pada palpasi ditemukan penurunan nadi femoralis Inspect the posterior surface (I) 5danya $e$as pada daerah dada #engka$ian Tgl/ /am 2 + 5pril 202 7o. B6 2 Triage 2 #/ #2/ #F Diagnosis 6edis 2 Trauma Thora- Transportasi 2 5mbulan/6obil #ribadi/ 4ain9lain G G 8 I 7 + ) 2 6 2 - * 7ama 2 Tn. H /enis (elamin 2 4aki9laki )mur 2 ", th 5lamat 2 %udirman Denpasar 5gama 2 .indu %tatus #erka!inan 2 6enikah #endidikan 2 %65 %umber *nformasi 2 7y. C #eker$aan 2 (uli bangunan .ubungan 2 *stri %uku/ Bangsa 2 Bali (eluhan )tama 2 %esak 7afas A I R W A Y /alan 7afas 2 #aten Tidak #aten Abstruksi 2 4idah ?airan Benda 5sing Tidak 5da 6untahan Darah Aedema %uara 7afas 2 %noring :urgling %tridor Tidak ada (eluhan 4ain2 9 6asalah (epera!atan2 Bersihan $alan nafas tidak efektif B R E A T H I N G 7afas 2 %pontan Tidak %pontan :erakan dinding dada2 %imetris 5simetris *rama 7afas 2 ?epat Dangkal 7ormal #ola 7afas 2 Teratur Tidak Teratur /enis 2 Dispnoe (usmaul ?yene %toke 4ainG G %uara 7afas 2 @esikuler %tidor ;hee&ing Bonchi %esak 7afas 2 5da Tidak 5da 9 ?uping hidung 5da Tidak 5da Betraksi otot bantu nafas 2 5da Tidak 5da #ernafasan 2 #ernafasan Dada #ernafasan #erut BB 2 .I F0 -/mnt (eluhan 4ain2 G G 6asalah (epera!atan2 #ola nafas tidak efektif, (erusakan pertukaran gas C I R C U L A T I O N 7adi 2 Teraba Tidak teraba 72 J K0 -/mnt Tekanan Darah 2 J +0 mm.g #ucat 2 Ca Tidak %ianosis 2 Ca Tidak ?BT 2 J 2 detik I 2 detik 5kral 2 .angat Dingin %2 FK 0 ? #endarahan 2 Ca, 4okasi2 /umlah 9 cc Tidak ada Turgor 2 1lastis 4ambat Diaphoresis2 Ca Tidak Bi!ayat (ehilangan cairan berlebihan2 Diare 6untah 4uka bakar (eluhan 4ain2 ... ... 6asalah (epera!atan2 :angguan #erfusi /aringan #erifer tidak 1fektif, #( #erdarahan, %yok .ipo0olemik, #( %yok (ardiogenik, #enurunan ?urah /antung, Bisiko *nfeksi (esadaran2 ?omposmentis Delirium %omnolen 5patis (oma :?% 2 1ye " @erbal , 6otorik K #upil 2 *sokor )nisokor #inpoint 6edriasis Befleks ?ahaya2 5da Tidak 5da 10 D I S A B I L I T Y Befleks fisiologis2 #atela (D/9) 4ain9lain tidak dika$i Befleks patologis 2 Babin&ky (D/9) (ernig (D/9) 4ain9lain ... .. (ekuatan Atot 2 """ """ ,,, ,,, (eluhan 4ain 2 9 6asalah (epera!atan2 9 E X P O S U R E 11 Deformitas 2 Ca Tidak 4okasi ... ... ?ontusio 2 Ca Tidak 4okasi ... ... 5brasi 2 Ca Tidak 4okasi ... ... #enetrasi 2 Ca Tidak 4okasi ... ... 4aserasi 2 Ca Tidak 4okasi ... ... 1dema 2 Ca Tidak 4okasi ... ... 4uka Bakar 2 Ca Tidak 4okasi ... ... :rade 2 .9 L /ika ada luka/ 0ulnus, ka$i2 4uas 4uka 2 9 ;arna dasar luka2 9 (edalaman 2 9 4ain9lain 2 9 6asalah (epera!atan2 (erusakan *ntegritas /aringan F I V E
I N T E R V E N S I 6onitoring /antung 2 %inus Bradikardi %inus Takikardi %aturasi A2 2 J +,L (ateter )rine 2 5da Tidak #emasangan 7:T 2 5da, ;arna ?airan 4ambung 2 ... ... Tidak #emeriksaan 4aboratorium 2 5:D (hipoksemia) 2 #. menurun (J M, F,), #aA2 menurun ( J N0 mm.g), #a?A2 meningkat I ", mm.g) 4ain9lain2 6asalah (epera!atan2 (erusakan #ertukaran :as G I V E 7yeri 2 5da Tidak #roblem 2 7yeri pada bagian dada 12 C O M F O R T Oualitas/ Ouantitas 2 tertusuk9tusuk Begio 2 di sekitar areal trauma. %kala 2 N Timing 2 %aat inspirasi, badan digerakkan, tangan kanan diangkat, dan batuk 4ain9lain 2 9 6asalah (epera!atan2 7yeri akut ( H
1 0
S A M P L E (eluhan )tama 2 nyeri dada disertai sesak nafas 6ekanisme ?edera (Trauma) 2 ter$adinya pneumothora- diperkirakan karena trauma thora- akibat terbentur stang sepeda motor yang mengakibatkan fraktur pada costa yang pada akhirnya patahan fraktur costa merobek pleura sehingga udara dapat masuk ca0um pleura. %ign/ Tanda :e$ala 2 nyeri dada kanan ba!ah, sesak nafas, nyeri perut atas, batuk9 batuk (D), darah (9), dahak (9), mual (9), muntah (9) Allergi 2 9 +e*ication/ #engobatan 2 klien dipasang ,ater 'eal Drainage (;%D) untuk mengeluarkan udara yang ada di ca0um pleura, klien diberikan A2 092 lt/mnt, serta dapat diberikan analgetik untuk mengurangi rasa sakit. $ast +e*ical )istory 2 klien mengatakan tidak memiliki ri!ayat sesak nafas, klien tidak merokok. -ast .ral Intake/6akan terakhir 2 #k .00 !ita Event lea*ing in/ury 2 #asien laki9laki ", tahun datang post (44 D 2 $am %6B%, dada samping kanan ba!ah dan perut kanan atas terbentur stang motor, pasien mengeluh nyeri dada kanan ba!ah disertai sesak nafas dan nyeri perut kanan atas. 7yeri dada bertambah $ika pasien bernafas, badan digerakkan, dan batuk. #asien ingat ke$adian, ri!ayat pingsan disangkal. 13 ( H 2 )
H E A D
T O
T O E (Fokus pe!eriksaan pa*a *aerah trau!a/sesuai kasus non trau!a) (epala dan !a$ah 2 9 4eher 29 Dada 2 *nspeksi 2 takipnea, penggembungan pada ruang interkostal pada sisi yang sakit, klien tampak sulit bernafas, pernafasan cuping hidung, tampak gerakan dada paradoks. #alpasi 2 emfisema subkutan, penurunan hingga tidak adanya taktil fremitus pada sisi yang sakit. #erkusi 2 Besonansi atau hipersonansi di atas daerah yang terkena, pengembangan diagfragmatik pada sisi yang sakit. 5uskultasi 2 pernafasan 2 penurunan atau tidak adanya nafas di atas daerah yang sakit, penurunan atau tidak adanya bunyi yang berbisik, penurunan atau tidak adanya 0okal fremitus. (ardio0askular 2 takikardi 5bdomen dan #inggang 29 #el0is dan #erineum 29 1kstremitas 29 6asalah (epera!atan2 9 I N S P E K S I
B A C K /
P O S T E R I O R
S U R F A C E /e$as 2 5da Tidak Deformitas 2 5da Tidak Tenderness 2 5da Tidak ?repitasi 2 5da Tidak 4aserasi 2 5da Tidak 4ain9lain 2 6asalah (epera!atan2 9 14 D6-3)(*- 4+,+.-1-2-) 8+.7-*-.4-) ,.6(.62-*: Berdasarkan prioritas kega!atdaruratan, diagnosa yang diangkat adalah . Bersihan $alan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi $alan nafas akibat sekret darah 2. #ola 7afas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru F. (erusakan #ertukaran :as berhubungan dengan gangguan pertukaran A2 dan ?A2 ". #( #erdarahan ,. #( %yok (ardiogenik K. #( %yok .ipo0olemik M. #enurunan ?urah /antung berhubungan dengan gagal $antung N. :angguan #erfusi /aringan #erifer berhubungan dengan gangguan transport A2 +. 7yeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik, luka pada dada 0. (erusakan *ntegritas /aringan berhubungan dengan laserasi paru . *ntoleransi 5kti0itas berhubungan dengan kebutuhan A2 tubuh tidak adekuat 2. Bisiko *nfeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak utuh) NURSING &ARE PLAN NO DIAGNOSA REN&ANA !EPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL . Bersihan $alan %etelah diberikan askep selama M-)76.6 a) bunyi ronchi menandakan 15 nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi $alan nafas akibat sekret darah F - 2" $am, klien diharapkan bersihan $alan nafas kembali efektif dengan kriteria hasil2 &espiratory status# airway patency (status pernapasan2 kepatenan $alan napas) 'rekuensi pernapasan dalam batas normal (K9 20-/mnt) (skala , P no *eviation fro! nor!al range) *rama pernapasn normal (skala , P no *eviation fro! nor!al range) (edalaman pernapasan normal (skala , P no *eviation fro! nor!al range) (lien mampu mengeluarkan sputum secara efektif (skala , P no *eviation fro! nor!al range) Tidak ada akumulasi sputum (skala , P none) a) Airway +anage!ent (mana$emen $alan nafas)2 a) 5u skultasi bunyi nafas tambahan< ronchi, !hee&ing. b) Be rikan posisi yang nyaman untuk mengurangi dispnea. c) Be rsihkan sekret dari mulut dan trakea< lakukan penghisapan sesuai keperluan. d) Ba ntu klien untuk batuk dan nafas dalam. e) 5$ arkan batuk efektif. f) 5n $urkan asupan cairan adekuat. terdapat penumpukan sekret atau sekret berlebih di $alan nafas. b) posisi memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernapasan. @entilasi maksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret ke $alan nafas besar untuk dikeluarkan. c) mencegah obstruksi atau aspirasi. #enghisapan dapat diperlukan bia klien tak mampu mengeluarkan sekret sendiri. d) memaksimalkan pengeluaran sputum. e) membantu mempermudah pengeluaran sekret. f) mengoptimalkan keseimbangan cairan dan membantu mengencerkan sekret sehingga mudah dikeluarkan. 16 !(9-8(.-*6 g) (o laborasi pemberian oksigen h) ( olaborasi pemberian broncodilator sesuai indikasi. g) meringankan ker$a paru untuk memenuhi kebutuhan oksigen. h) broncodilator meningkatkan ukuran lumen percabangan trakeobronkial sehingga menurunkan tahanan terhadap aliran udara. 17 NO DIAGNOSA REN&ANA !EPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL 2. #ola 7afas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru %etelah diberikan askep selama G-2" $am diharapkan pola napas klien efektif dengan kriteria hasil2 S2-2/* ,+.)-,-*-): :+)269-*6 9 (edalaman pernapasan normal (skala , P no *eviation fro! nor!al range) 9 Tidak tampak penggunaan otot bantu pernapasan (skala , P no *eviation fro! nor!al range) 9 Tidak tampak retraksi dinding dada (skala , P no *eviation fro! nor!al range) M()62(.6)3 .+*,6.-*6 #antau BB, irama dan kedalaman pernapasan klien #antau adanya penggunaan otot bantu pernapasan dan retraksi dinding dada pada klien M+;<-*6962-*6 :+)269-*6 . Berikan posisi semifo!ler pada klien 2. #antau status pernapasan dan oksigen klien F. Berikan dan pertahankan masukan oksigen pada klien sesuai indikasi -. M()62(.6)3 .+*,6.-*6 . (etidakefektifan pola napas dapat dilihat dari peningkatan atau penurunan BB, serta perubahan dalam irama dan kedalaman pernapasan 2. #enggunaan otot bantu pernapasan dan retraksi dinding dada menun$ukkan ter$adi gangguan ekspansi paru 8. M+;<-*6962-*6 :+)269-*6 . #osisi semifo!ler dapat membantu meningkatkan toleransi tubuh untuk inspirasi dan ekspirasi 2. (elainan status pernapasan dan perubahan 18 T-)7-=2-)7- :62-9 9 'rekuensi pernapasan dalam batas normal (K9 20-/mnt) (skala , P no *eviation fro! nor!al range) saturasi A2 dapat menentukan indikasi terapi untuk klien F. #emberian oksigen sesuai indikasi diperlukan untuk mempertahankan masukan A2 saat klien mengalami perubahan status respirasi NO DIAGNOSA REN&ANA !EPERAWATAN 19 TUJUAN INTERVENSI RASIONAL F. (erusakan #ertukaran :as berhubungan dengan gangguan pertukaran A2 dan ?A2 %etelah diberikan asuhan kepera!atan selama ... - F0menit diharapkan gangguan pertukaran gas dapat diatasi dengan kriteria hasil2 9 6endemonstrasikan peningkatan 0entilasi dan oksigenasi yang adekuat 9 Tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu bernafas dengan mudah) 9 BBP K920 -/menit Airway +anage!ent a. Buka $alan nafas, gunakan teknik chin lift atau $a! thrust bila perlu. b. #osisikan pasien untuk memaksimalkan 0entilasi. c. (eluarkan sekret dengan batuk atau suction. d. 5uskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan. &espiratory +onitoring a. 6onitor rata 8 rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi. b. ?atat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supracla0icular dan intercostal Airway +anage!ent a. untuk memperlancar $alan napas klien. b. memaksimalkan 0entilasi klien. c. menghilangkan obstruksi $alan napas klien. d. memantau kondisi $alan napas klien. &espiratory +onitoring a. mengetahui karakteristik napas klien b. penggunaan otot bantu pernapasan menandakan perburukan kondisi klien. NO DIAGNOSA REN&ANA !EPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL 20 ". #( #erdarahan %etelah diberikan 5skep selama G - 2" $am diharapkan perdarahan dapat berkurang bahkan berhenti. Bl!"#$ R!%&'"(# a. *dentifikasi penyebab perdarahan b. Berikan penekanan pada area perdarahan c. *dentifikasi $umlah perdarahan dan !arna darah d. #erhatikan kondisi TT@ dan status kesadaran klien e. #erhatikan asupan oksigen ke $aringan 2 cek ?BT klien f. 5n$urkan klien untuk mengurangi akti0itas atau pergerakan !(9-8(.-*6 2 a. 4akukan pemerikasaan komponen darah b. #emasangan infus c. #emberian tranfusi (sesuai indikasi) Bl!"#$ R!%&'"(# a. )ntuk mencegah adanya trauma sekunder akibat penyebab perdarahan b. 6eminimalisir ter$adinya perdarahan hebat dan membatasi perdarahan c. #erdarahan dengan 0olume besar dapat meningkatkan risiko ter$adinya syok hipo0olemik d. #enurunan status kesadaran dan kondisi TT@ klien dapat mengindikasikan klien mengalami perburukkan kondisi e. #enurunan asupan oksigen ke $aringan dapat meningkatkan risiko ter$adinya shock pada pasien f. 6eningkatnya pergerakan berisiko terhadap perdarahan yang lebih 21 hebat dan meningkatkan ter$adinya ruptur !(9-8(.-*6 2 a. 5danya perubahan $umlah komponen darah dapat membantu dalam menentukan inter0ensi lan$utan b. 6embantu mengganti cairan dan elektrolit yang telah hilang akibat perdarahan c. 6embantu mengganti darah yang telah banyak hilang akibat perdarahan 22 NO DIAGNOSA REN&ANA !EPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL ,. #( %yok (ardiogenik %etelah diberikan 5skep selama G - 2" $am diharapkan syok kardiogenik dapat diatasi S)(&* M+#+$,#'- C+.!"+& a. 6onitor tanda dan ge$ala dari penurunan cardiac output b. 5uskultasi suara paru9paru c. (a$i kondisi TT@ dan status mental pasien !(9-8(.-*6: a. 6onitor adanya ketidakadekuatan perfusi arteri koronaria (dengan S)(&* M+#+$,#'- C+.!"+& a. #enurunan cardiac output dapat menyebabkan penurunan kondisi pasien b. 5danya suara paru9paru tambahan dapat mengindikasikan adanya obstruksi atau gangguan pada $alan nafas c. (ondisi TT@ klien dapat 23 pemasangan 1(:) b. 6onitor dan e0aluasi adanya hipoksia $aringan 2 cek ?BT c. Berikan resusitasi cairan dan obat 0asopressor sesuai indikasi d. #ersiapkan pasien untuk Car*iac &evasculari0ation (percutaneous coronary intervention)($ika diinstruksikan) e. Berikan oksigen sesuai indikasi mengindikasikan klien mengalami perburukkan kondisi !(9-8(.-*6: a. #enurunan perfusi arteri koronaria dapat mengindikasikan gangguan pada curah $antung b. 6engindikasikan adanya gangguan pada $aringan perifer c. #emberian resusitasi bertu$uan ntuk menormalkan 65# I+0 mm.g d. )ntuk memperbaiki 0askularisasi pasien terutama dari $antung e. 6embantu meningkatkan 24 asupan oksigen ke $aringan IMPLEMENTASI *mplementasi dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat. EVALUASI 10aluasi dinyatakan berhasil apabila kriteria hasil dari masing 8 masing diagnose telah tercapai. . Bersihan $alan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi $alan nafas akibat sekret darah (lien mampu batuk dan mengeluarkan sputum dengan efektif. Bunyi napas klien normal tidak ada ronchi. 'rekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan normal dengan BB 2 2920 -/menit 2. #ola 7afas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru (edalaman pernapasan normal (skala , P no *eviation fro! nor!al range) 25 Tidak tampak penggunaan otot bantu pernapasan (skala , P no *eviation fro! nor!al range) Tidak tampak retraksi dinding dada (skala , P no *eviation fro! nor!al range) 'rekuensi pernapasan dalam batas normal (K920-/mnt) (skala , P no *eviation fro! nor!al range) F. (erusakan #ertukaran :as berhubungan dengan gangguan pertukaran A2 dan ?A2 6endemonstrasikan peningkatan 0entilasi dan oksigenasi yang adekuat Tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu bernafas dengan mudah) BBP K920 -/menit ". #( #erdarahan %etelah diberikan 5skep selama G - 2" $am diharapkan perdarahan dapat berkurang bahkan berhenti. ,. #( %yok (ardiogenik %etelah diberikan 5skep selama G - 2" $am diharapkan syok kardiogenik dapat diatasi 26