- IRFAN RUSYDI T. (062.13.013) - ANDIKA KURNIA W. (062.13.015) Pendahuluan Hidup berumah tangga merupakan cita-cita dan fitrah semua manusia dan juga merupakan sunnah yang ditetapkan kepada para rasul sebagaimana dalam firman Allah SWT :
dan sesungguhnya kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan kami memberikan kepada mereka istri -istri dan keturunan (Q.S Ar-Radu(13):38 Rasullullah SAW membenci orang yang hidup membujang sementara ia mampu, dan karena itu beliau memerintahkan setiap pemuda yang mampu untuk menika, sebagaimana dalam hadits :
dari Abdullah bin mas;ud RA, berkata : bersabda Rasullullah SAW,Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk menikah, maka menikahlah karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karenasesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya (perdam pandangan dan kemaluannya). Dalam kesempatan lain Rasullullah SAW mengatakan bahwa pernikahan adalah sunnahku, siapa yang tidak mengikuti sunahku tidak termasuk golonganku. Pembentukan Keluarga Definisi Keluarga
1. Kumpulan individu yang terjalin ikatan perkawinan (suami dan istri) dan hubungan darah (orang tua dan anak). 2. Tinggal dalam satu tempat tinggal (rumah) 3. Ada jalinan interaksi antarindividu menyangkut peran-peran;sebagai suami istri, ayah, ibu, anak, cucu, dan saudara-saudari. 4. Hidup bersama di bawah satu keyakinan
Urgensi Keluarga dalam Islam Hamdah Rajih mengungkapkan urgensi keluarga dalam islam atas 3 dasar alasan yaitu :
Perkawinan dalam islam merupakan sarana yang sesuai dengan kodrat kemanusiaan sebagaimana petunjuk al-quran dan sunnah Nabi SAW. Perhatian islam terhadap keluarga adalah diharuskan pasangan suami-istri untuk selalu berjalan pada garis petunjuk ajaran islam dalam kehidupan keluarga. Keluarga merupakan wahana tempat hidup,tempat saling memberikan pendidikan dan tempat interaksi antara anggota,maka islam memberikan hak kepemimpinan kepada laki-laki berdasarkan firman Allah SWT.
Definisi Pernikahan/Perkwinan Kata nikah berasal dari bahasa arab yang didalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan perkawinan
Dengan demikian Pernikahan atau perkawinan dapat didefinisikan sebagai ikatan batin antara seorang pria dan seorang wanita dengan tujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dunia dan akhirat serta diikat dengan sebuah perjanjian yang kuat dan suci yang dengan dihalalkan bagi keduanya hal-hal yang sebelumnya diharamkan. Hukum Nikah dalam Islam Pertama : Mubah / Jaiz (diperbolehkan). Bila seseorang tidak ingin untuk menikah, baik karena factor kesehatan, usia, dll. Kedua : Sunnah, apabila seseorang sudah dewasa, sehat, punya nafkah dan kemauan serta khawatir akan terjerumus ke dalam perbuatan haram dan maksiat. Ketiga : Wajib, apabila unsur-unsur dalam hokum sunnah telah terpenuhi. Keempat : Makruh, manakala dilakukan oleh orang-orang yang belum dewasa, berpenyakit, dan belum mampu memberi nafkah lahir dan batin Kelima : Haram, ketika seseorang menikah dengan maksud menelantarkan dan menyakitisalah satu pihak suami, istri atau mertua. Rukun Nikah 1. Calon mempelai pria dan wanita . 2. Wali dan calon mempelai wanita 3. Dua orang saksi laki-laki. 4. Adanya ijab, yaitu ucapan penyerahan calon mempelai wanita dari walinya kepada calon mempelai pria untuk dinikahi. Dan qabul, yaitu lafadz yang diucapkan oleh calon suami.
Tujuan Hidup Berkeluarga dalam Islam 1. Membentuk dan membina keluarga sakinah, mawaddah dan rohmah. 2. Melanjutkan dan memlihara keturunan umat manusia. 3. Membentengi diri dari perbuatan maksiat dan perbuatan tercela lainnya. 4. Menjaga diri dari berbagai fitnah. 5. Menjaga fitrah anak-anak agar tidak melakukan penyimpangan- penyimpangan. 6. Membina dan membangun keluargaan serta mempererat tali silaturahmu antar keluarga. 7. Membentuk dan membangun keluarga Islami. 8. Melaksanakan ketentuan-ketentuan Allah SWT dalam segala permasalahan rumah tangga.
Fungsi Keluarga dalam Islam 1. Tempat dan sarana mencurahkan perasaan hati dan pikiran anggota keluarga. 2. Tempat berlindung dan memecahkan masalah yang muncul dalam keluarga. 3. Tempat pendidikan dan pembinaan anggota keluarga. 4. Tempat melatih diri untuk mengatur, memerhatikan, mengurus, dan melaksanakan hak-hak anggota keluarga, sabar terhadap akhlak mereka.
Pembinaan Keluarga Sakinah 5 kriteria membina keluarga sakinah : 1. Mempelajari, menghayati dan mengamalkan ilmu-ilmu agama. 2. Mempunyai akhlak mulia, kasih saying dan sopan santun. 3. Harmonis dalam keluarga, tenang, dan aman. 4. Hemat dan hidup sederhana. 5. Menyadari kesalahan sendiri dan segera memperbaikinya
Poligami Islam memandang masalah poligami dari 2 sudut pandang : 1. Secara syarI, dalam Al-Quran Surat An-Nisa ayat 3 disebutkan bahwa bolehnya seorang laki-laki menikahi wanita lebih dari satu dengan syarat mampu dapat berlaku adil, dengan maksud agar dapat menjaga pandangan, kemaluan, kesucian, memperbanyak keturunan dan melindungi kehormatan seorang wanita. 2. Dalam sudut pandang sosial, secara kuantitas jumlah wanita lebih banyak daripada pria oleh karena itu poligami bias dijadikan salah satu pertimbangan dalam mengatasi masalah-masalah sosial. Thalak
Thalak adalah cerai yang dijatuhkan oleh suami terhadap istrinya. Sehingga perkawinan mereka menjadi putus. Jenis-jenis Talak : Talak Raj'i Talak Battah Talak Bain Talak Sunni Talak Bid'i Nikah Beda Agama "Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita Mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang Mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka. sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran."( Q.S Al-Baqarah [2]: 221)
Pada hari ini dihalalkan bagimu segala yang baik-baik. Makanan (sembelihan) Ahli Kitab itu halal bagimu, dan makananmu halal bagi mereka. Dan (dihalalkan bagimu menikahi) perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di antara perempuan-perempuan yang beriman dan perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu , apabila kamu membayar mas kawin mereka untuk menikahinya , tidak dengan maksud berzina dan bukan untuk menjadikan perempuan piaraan. Barang siapa yang kafir setelah beriman maka sungguh, sia-sia amalan mereka dan di hari kiamat dia termasuk orang- orang yang rugi. (Q.S Al-Maidah[5]:5) Nikah Beda Agama Perkawinan antara Pria (NON-MUSLIM) dengan Wanita (MUSLIM) telah disepakati hukumnya berdasarkan Al-Quran, Hadist, dan oleh para ahli Fiqh Islam dari semua madzhab, yaitu HARAM (tidak sah). Sedangkan, perkawinan Pria (MUSLIM) dan Wanita musryikah (seperti Budha, Hindu, Konghuchu dan lainnya) adalah haram. Yang diperselisihkan para ulama ialah: Bolehkah laki-laki Muslim menikah dengan wanita Ahli Kitab (yaitu Yahudi dan Nasrani: Katolik/Protestan)? Ada yang mengatakan boleh, dengan bersandarkan kepada firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 5. Ada pula yang mengatakan tidak boleh.