Jenis luka berdasarkan penyebab dibagi menjadi: a. Luka karena trauma mekanik (benda tajam, tumpul dan senjata api) b. Luka karena trauma fisik (luka karena arus listrik, petir, suhu tinggi dan suhu rendah, tekanan) c. Luka karena trauma kimiawi (asam organic, asam anorganik, kaustik alkali dank arena logam berat). 1. Trauma Mekanik A. Benda Tumpul Kekerasan oleh benda keras dan tumpul dapat mengakibatkan berbagai macam jenis luka, antara lain : 1. Memar ( kontusi ) Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan jaringan tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit. Kerusakan tersebut disebabkan oleh pecahnya kapiler sehingga darah keluar dan meresap ke jaringan di sekitarnya. Mulamula terlihat pembengkakan, berwarna merah kebiruan. Sesudah 4 sampai 5 hari berubah menjadi kuning kehijauan dan sesudah lebih dari seminggu menjadi kekuningan. Pada orang yang menderita penyakit defisiensi atau menderita kelainan darah, kerusakan yang terjadi akibat trauma tumpul tersebut akan lebih besar dibandingkan pada orang normal. Oleh sebab itu, besar kecilnya memar tidak dapat di jadikan ukuran untuk menentukan
2
besar kecilnya benda penyebabnya atau keras tidaknya pukulan. Pada wanita atau orangorang yang gemuk juga akan mudah terjadi memar. Dilihat sepintas lalu luka memar terlihat seperti lebam mayat, tetapi jika di periksa dengan seksama akan dapat dilihat perbedaan perbedaanya, yaitu : Memar Lebam mayat Lokasi Bisa dimana saja Pada bagian terendah Pembengkakan Positif Negatif Bila ditekan Warna tetap Memucat/menghilang Mikroskopik Reaksi jaringan (+) Reaksi jaringan (-)
2. Luka lecet ( abrasi ) Luka lecet adalah luka yang disebabkan oleh rusaknya atau lepasnya lapisan luar dari kulit, yang ciri cirinya adalah : o Bentuk luka tidak teratur o Batas luka tidak teratur o Tepi luka tidak rata o Kadang kadang di temukan sedikit perdarahan o Permukaannya tertutup oleh krusta ( serum yang telah mengering ) o Warna coklat kemerahan o Pada pemeriksan mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang masih di tutupi epitel dan reaksi jaringan ( inflamasi )
3
3. Luka Robek (Laserasi) Luka robek atau luka terbuka yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul dapat terjadi bila kekerasan yang terjadi sedemikian kuatnya hingga melampaui elastisitas kulit atau otot, dan lebih dimungkinkan bila arah dari kekerasan tumpul tersebut membentuk sudut dengan permukaan tubuh yang terkena benda tumpul. Dengan demikian bila luka robek tersebut salah satu tepinya terbuka ke kanan misalnya, maka kekerasan atau benda tumpul tersebut datang dari arah kiri; jika membuka ke depan maka kekerasan benda tumpul datang dari arah belakang. Ciri ciri luka robek antara lain: o Bentuk garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tak rata o Bila ditautkan tidak dapat rapat ( karena sebagaian jaringan hancur ) o Tebing luka tak rata serta terdapat jembatan jaringan o Di sekitar garis batas luka di temukan memar o Akar rambut tampak hancur atau tercabut bila lokasi trauma di daerah yang berambut o Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekat dengan tulang ( misalnya daerah kepala, muka atau ekstremitas ) 4. Patah Tulang (Fraktur) Patah Tulang adalah patah atau retaknya tulang akibat kekerasan benda tumpul. Patah atau retaknya tulang akibat kekerasan benda tumpul mudah dibedakan dengan patah atau retaknya tulang akibat benda tajam atau senjata tajam atau senjata api. Pada kasus
4
dimana kepala seseorang dipukul dengan benda tumpul, sering dijumpai patah tulang dimana bagian-bagian yang patah tersebut tertekan kedalam (fraktur kompresi). Pada kasus lalu-lintas dimana sering kali tubuh korban terlempar dan jatuh dengan kepala menyentuh jalan, maka lebih sering akan dijumpai patah tulang dengan garis linier. Dengan demikian dapat dibedakan berdasarkan kelainan yang terjadi pada tengkorak, yaitu apakah benda tumpul yang menghampiri kepala, atau kepala yang mendekati benda tumpulnya.
B. Benda tajam Luka akibat benda tajam yaitu putusnya atau rusaknya continuitas jaringan karena trauma akibat alat/senjata yang bermata tajam dan atau berujung runcing. Luka yang diakibatkan oleh benda tajam mempunyai ciri ciri sebagai berikut: - Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan sudutnya runcing - Bila ditautkan akan mejadi rapat (karena benda tersebut hanya memisahkan, tidak menghancurkan jaringan) dan membentuk garis lurus dari sedikit lengkung. - Tebing luka rata dan tidak ada jembatan jaringan. - Daerah di sekitar garis batas luka tidak ada memar Di dalam Ilmu Kedokteran Kehakiman luka akibat benda tajam banyak dijumpai terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk luka iris (incised wound, cut, slash, slice), dan dalam bentuk luka tusuk (penetrating wound, stab, puncture, perforation).
5
1. Luka iris / luka sayat (incised wound) Luka iris / luka sayat (incised wound) adalah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka oleh karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif ringan kemudian digeserkan sepanjang kulit. Pada luka iris biasanya didapatkan kedalaman luka kurang dari panjang luka. 2. Luka tusuk (stab wound) Luka tusuk (stab wound) adalah luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh Contoh: belati, bayonet, keris, clurit, kikir, tanduk kerbau Selain itu, pada luka tusuk , sudut luka dapat menunjukkan perkiraan benda penyebabnya, apakah berupa pisau bermata satu atau bermata dua. Selain itu pada luka tusuk juga biasanya ditemukan kedalaman luka lebih dari panjang luka. 3. Luka bacok (chop wound) Luka bacok (chop wound) adalah luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar. Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal. 4. Luka akibat benda yang mudah pecah (kaca) Kekerasan oleh benda yang mudah pecah (misalnya kaca), dapat mengakibatkan luka-luka campuran; yang terdiri atas luka iris, luka tusuk, luka lecet. Pada daerah luka atau sekitarnya biasanya tertinggal fragmen-
6
fragmen dari benda yang mudah pecah itu. Jika yang menjadi penyebabnya adalah kaca mobil maka luka-luka campuran yang terjadi hanya terdiri atas luka lecet dan luka iris saja, sebab kaca mobil sengaja dirancang sedemikian rupa sehingga jika pecah akan terurai menjadi bagian-bagian kecil.
C. Luka akibat tembakan senjata api Luka tembak masuk (LTM) jarak jauh hanya dibentuk oleh komponen anak peluru, sedangkan LTM jarak dekat dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar. LTM jarak sangat dekat dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesiu, jelaga dan panas/api. LTM tempel/kontak dibentuk oleh seluruh komponen tersebut di atas (yang akan masuk ke saluran luka) dan jejas laras. Saluran luka akan berwarna hitam dan jejas laras akan tampak mengelilingi luka tembak masuk sebagai luka lecet jenis tekan, yang terjadi sebagai akibat tekanan berbalik dari udara hasil ledakan mesiu. Gambaran LTM jarak jauh dapat ditemukan pada korban yang tertembak pada jarak yang dekat/sangat dekat, apabila di atas permukaan kulit terdapat penghalang misalnya pakaian yang tebal, ikat pinggang, helm dan sebagainya sehingga komponen-komponen butir mesiu yang tidak habis terbakar, jelaga dan api tertahan oleh penghalang tersebut. Pada tempat anak peluru meninggalkan tubuh korban akan ditemukan luka tembak kleuar (LTK). LTK umumnya lebih besar dari LTM akibat terjadinya deformitas anak peluru, bergoyangnya anak peluru dan
7
terikutnya jaringan tulang yang pecah keluar dari LTK. LTK mungkin lebih kecil dari LTM dari LTM bila terjadi pada luka tembak tempel/kontak, atau pada anak peluru yang telah kehabisan tenaga pada saat akan keluar meninggalkan tubuh. Di sekitar LTK mungkin pula dijumpai daerah lecet bila pada tempat keluar tersebut terdapat benda yang keras, misalnya ikat pinggang, atau korban sedang bersandar pada dinding.
2. Trauma Fisik a. Benda bersuhu tinggi. Trauma oleh benda bersuhu tinggi akan dapat menimbulkan luka bakar yang cirinya amat tergantung dari jenis bendanya, ketinggian suhu serta lamanya kontak dengan kulit. Api, benda padat panas atau membara dapat mengakibatkan luka bakar derajat I, II, III atau IV. Zat cair panas dapat mengakibatkan luka bakar tingkat I, II atau III. Gas panas dapat mengakibatkan luka bakar tingkat I, II, III atau IV. b. Benda bersuhu rendah. Trauma oleh benda bersuhu dingin biasanya dialami oleh bagian tubuh yang terbuka; seperti misalnya tangan, kaki, telinga atau hidung. Mula-mula pada daerah tersebut akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah superfisial sehingga terlihat pucat, selanjutnya akan terjadi paralise dari vasomotor kontrol yang mengakibatkan daerah tersebut menjadi kemerahan. Pada keadaan yang berat dapat menjadi gangren.
8
c. Benda bermuatan listrik Sengatan oleh benda bermuatan listrik dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat berubahnya energi listrik menjadi energi panas. Besarnya pengaruh listrik pada jaringan tubuh tersebut tergantung dari besarnya tegangan (voltase), kuatnya arus (ampere), besarnya tahanan (keadaan kulit kering atau basah), lamanya kontak serta luasnya daerha terkena kontak. Bentuk luka pada daerah kontak (tempat masuknya arus) berupa kerusakan lapisan kulti dengan tepi agak menonjol dan disekitarnya terdapat daerah pucat dikelilingi daerah hiperemis. Sering ditemukan adanya metalisasi. Pada tempat keluarnya arus dari tubuh juga sering ditemukannya luka. Bahkan kadang-kadang bagian dari baju atau sepatu yang dilalui oleh arus listrik ketika meninggalkan tubuh juga ikut terbakar. Tegangan arus kurang dari 65 voltase biasanya tidak membahayakan, tetapi tegangan antara 65-1000 volt dapat mematikan. Sedangkan kuat arus (ampere) yang dapat mematikan adalah 100 mA. Kematian tersebut terjadi akibat fibrilasi ventrikel, kelumpuhan otot pernapasan atau pusat pernapasan. Sedang faktor yang sering memperngaruhi kefatalan adalah kesadaran seseorang akan adanya arus listrik pada benda yang dipegangnya. Bagi orang-orang tidak menyadari adanya arus listrik pada benda yang dipegangnya biasanya
9
pengaruhnya lebih berat dibanding orang-orang yang pekerjaannya setiap hari berhubungan dengan listrik. d. Luka akibat petir Luka-luka karena sambaran petir pada hakekatnya merupakan luka- luka gabungan akibat listrik, panas dan ledakan udara. Luka akibat panas berupa luka bakar dan luka akibat ledakan udara berupa luka- luka yang mirip dengan akibat persentuhan dengan benda tumpul. Dapat terjadi kematian akibat efek arus listrik yang melumpuhkan susunan syaraf pusat, menyebabkan fibrilasi ventrikel. Kematian juga dapat terjadi karena efek ledakan atau efek dari gas panas yang ditimbulkannya. Pada korban mati sering ditemukan adanya arborescent mark (percabangan pembuluh darah terlihat seperti percabangan pohon), metalisasi benda-benda dari logam yang dipakai, magnetisasi benda-benda dari logam yang dipakai. Pakaian korban terbakar atau robek-robek. Petir bila mengenai tubuh manusia dapat menimbulkan beberapa jenis luka, yaitu: surface burns, linear burns, arborescence/filigree burns. Surface burns adalah suatu keadaan dimana luka bakar yang terdapat pada tubuh biasanya berkaitan dengan benda-benda metal yang dipakai korban. Linear burn adalah luka bakar yang mempunyai ukuran 2,5 cm-2 cm x 3mm-2,5mm yang sering didapatkan di daerah kulit yang mempunyai tahanan rendah, misalnya pada daerah yang basah atau daerah lipatan-lipatan kulit. Arborescence/filigree burn dari
10
luka bakar yang mempunyai gambaran bercabang-cabang seperti cabang ranting pohon, yang segera akan menghilang bila korban cepat mendapat pertolongan. E. Tekanan (barotrauma) Trauma akibat perubahan tekanan pada medium yang ada di sekitar tubuh manusia dapat menimbulkan kelainan atau gangguan yang sering disebut disbarisme yang terdiri atas 2 macam yaitu: 1. Hiperbarik Sindrom ini disebabkan oleh karena tekanan tinggi, antara lain: Turun dari ketinggian secara mendadak: saat pesawat mendarat atau turun gunung Berada didalam kedalaman air: pada penyelam bebas, scuba diving (menyelam dengan tangki oksigen), snorkeling (menyelam dengan tube di mulut) penyelam dengan pakaian khusus. Gejala yang dapat ditimbulkan oleh perubahan tekanan tersebut dapat berupa: Barotrauma pulmoner: pneumotoraks, emboli udara atau emfisema interstisial. Barotalgia: rasa nyeri, membrana timpani pecah, perdarahan, vertigo atau dizzines. Barodontalgia: pengumpulan gas yang menyebabkan rasa nyeri atau bahkan meletus.
11
Narkosis Nitrogen: amnesia atau disorientasi 2. Hipobarik Sindroma ini disebabkan oleh perubahan tekanan rendah, antara lain: Naik ke tempat tinggi secara mendadak: saat pesawat mengudara atau saat pesawat meluncur keluar angkasa. Berada di dalam ruang bertekanan rendah: misalnya di dalam decompression chamber. Gejala yang ditimbulkannya disebabkan oleh pembentukan dan pengumpulan gelembung-gelembung udara di dalam jaringan lunak, rongga-rongga atau organ-organ berongga. Gejala tersebut antara lain: Sendi-sendi terasa kaku disertai nyeri hebat Rongga dada dirasakan tercekik, sesak napas dan batuk yang hebat Gejala pada susunan syaraf tergantung letak emboli dan letak emfisema subkutan Rongga perut terasa kembung Gigi-geligi terasa rasa nyeri (barodontalgia) 3. Trauma Kimiawi Zat-zat kimia korosif dapat menimbulkan luka-luka apabila mengenai tubuh manusia. Ciri-ciri lukanya amat tergantung dari golongan zat kimia tersebut, yaitu
12
A. Golongan Asam. Termasuk zat kimia korosif dari golongan asam antara lain : a. Asam mineral, antara lain : H2SO4, HCl dan NO3. b. Asam organik, antara lain : asam oksalat, asam formiat dan asam asetat. c. Garam mineral, antara lain : AgNO3 dan Zinc Chlorida. d. Halogen, antara lain : F, Cl, Ba dan J. Cara kerja zat kimia korosif dari golongan ini sehingga mengakibatkan luka, ialah: Mengekstraksi air dari jaringan. Mengkoagulasi protein menjadi albuminat. Mengubah hemoglobin menjadi acid hematin. Ciri-ciri dari luka yang terjadi akibat zat-zat asam korosif: Terlihat kering. Berwarna coklat kehitaman, kecuali yang disebabkan oleh nitric acid berwarna kuning kehijauan. Perabaan keras dan kasar.
B. Golongan Basa. Zat-zat kimia korosif yang termasuk golongan basa antara lain : a. KOH b. NaOH c. NH4OH
13
Cara kerja dari zat-zat tersebut sehingga menimbulkan luka ialah: Mengadakan ikatan dengan protoplasma sehingga membentuk alkaline albumin dan sabun. Mengubah hemoglobin menjadi alkaline hematin. Ciri-ciri luka yang terjadi sebagai akibat persentuhan dengan zat-zat ini : Terlihat basah dan edematus Berwarna merah kecoklatan Perabaan lunak dan licin.
14
KASUS I
Ciri-ciri luka -Tepi rata, - kedua sudut tajam, - tidak terdapat jembatan jaringan pada dasar luka Panjang: 5 cm Lebar: 0,7 cm Kedalaman: 2 cm
Jawab: Regio: pada lengan kiri bawah sebelah luar Jenis: Luka Tajam : Tepi rata, kedua sudut tajam, tidak terdapat jembatan jaringan pada dasar luka. Luka Iris : Panjang luka lebih besar daripada kedalaman luka yaitu panjang 5 cm dan kedalaman 2 cm. Ukuran: Panjang: 5 cm Lebar: 0,7 cm Kedalaman: 2 cm
15
KASUS II
Suatu kasus dikatakan bunuh diri ataupun pembunuhan dapat diketahui dari pemeriksaan di TKP, pemeriksaan jenazah, pemeriksaan benda-benda bukti lainnya serta informasi daripara saksi. Hasil pemeriksaan yang didapatkan dr. Aldy Tidak ditemukan adanya sperma disekitar kemaluan korban Tidak ada kotoran yang keluar dari tubuh korban Jerat di leher korban membentuk sudut 90 0 terhadap leher korban Tulang leher, os hyoid tidak patah Terdapat bekas cekikan pada leher korban
Dari hasil pemeriksaan tersebut dinyatakan korban meninggal bukan akibat gantung dirimelainakan akibat dibunuh yang menyebabkan sumbatan saluran nafas dapat dibenarkan Pada korban gantung diri biasanya ditemukan : Ditemukan adanya sperma disekitar kemaluan dan ada kotoran yang keluar korban Jerat di leher korban membentuk membentuk arah miring ke atas Tulang leher biasanya patah karena menahan beban berat badan
16
No Penggantungan antemortem Penggantungan postmortem 1. Tanda-tanda penggantungan antemortem bervariasi. Tergantung dari cara kematian korban Tanda-tanda post-mortem menunjukkan kematian yang bukan disebabkan penggantungan 2. Tanda jejas jeratan miring, berupa lingkaran terputus (non-continuous) dan letaknya pada leher bagian atas Tanda jejas jeratan biasanya berbentuk lingkaran utuh (continuous), agak sirkuler dan letaknya pada bagian leher tidak begitu tinggi 3. Simpul tali biasanya tunggal, terdapat pada sisi leher Simpul tali biasanya lebih dari satu, diikatkan dengan kuat dan diletakkan pada bagian depan leher 4. Ekimosis tampak jelas pada salah satu sisi dari jejas penjeratan. Lebam mayat tampak di atas jejas jerat dan pada tungkai bawah Ekimosis pada salah satu sisi jejas penjeratan tidak ada atau tidak jelas. Lebam mayat terdapat pada bagian tubuh yang menggantung sesuai dengan posisi mayat setelah meninggal 5. Pada kulit di tempat jejas penjeratan Tanda parchmentisasi tidak ada atau
17
teraba seperti perabaan kertas perkamen, yaitu tanda parchmentisasi tidak begitu jelas 6. Sianosis pada wajah, bibir, telinga, dan lain-lain sangat jelas terlihat terutama jika kematian karena asfiksia Sianosis pada bagian wajah, bibir, telinga dan lain-lain tergantung dari penyebab kematian 7. Wajah membengkak dan mata mengalami kongesti dan agak menonjol, disertai dengan gambaran pembuluh dara vena yang jelas pada bagian kening dan dahi Tanda-tanda pada wajah dan mata tidak terdapat, kecuali jika penyebab kematian adalah pencekikan (strangulasi) atau sufokasi
8. Lidah bisa terjulur atau tidak sama sekali Lidah bisa terjulur atau tidak sama sekali 9. Penis. Ereksi penis disertai dengan keluarnya cairan sperma sering terjadi pada korban pria. Demikian juga sering ditemukan keluarnya feses Penis. Ereksi penis dan cairan sperma tidak ada. Pengeluaran feses juga tidak ada
10. Air liur. Ditemukan menetes dari sudut mulut, dengan arah yang Air liur tidak ditemukan yang menetes pada kasus selain kasus
18
vertikal menuju dada. Hal ini merupakan pertanda pasti penggantungan ante-mortem penggantungan.