Anda di halaman 1dari 3

MALARIA CEREBRAL

Definisi
Suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi Plasmodium falciparum,
penularannya dilakukan oleh nyamuk anopeles. Beberapa kasus dilaporkan pada
tranfusi darah menimbulkan malaria serebral.
Morfologi
a. Multiplikasi plasmodium falciparum tidak dapat dihambat oleh karena
kebanyakan berada dalam eritrosit.
b. Eritrosit tuan rumah mempunyai kecenderungan untuk melekat pada
intima pembuluh kapiler sehingga menimbulkan penyumbatan aliran
darah kapiler.
Karena sifat eritrosit yang terkena infeksi plasmodium falciparum itu,
maka mudah timbul lesi vaskular. Pada autopsi, otak penderita dengan malaria
serebral memperlihatkan banyak eritrosit yang mengandung plasmodium
falciparum dan menyumbat kapiler-kapiler secara menyeluruh
Patogenesis
Setelah sporozoit dilepas sewaktu nyamuk anopeles menggigit manusia
selanjutnya akan masuk ke dalam sel-sel hati (hepatosit) dan kemudian terjadi
skizogoni ekstra eritrositer. Skizon hati yang matang selanjutnya akan pecah
(ruptur) dan selanjutnya merozoit akan menginvasi sel eritrosit dan terjadi
skizogoni intra eritrositer, menyebabkan eritrosit yang mengandung parasit (EP)
mengalami perubahan struktur dan biomolekuler sel untuk mempertahankan
kehidupan parasit
Perubahan tersebut meliputi mekanisme transport membran sel, penurunan
deformabilitas, perubahan reologi, pembentukan knob, ekspresi varian neoantigen
di permukaan sel, sitoadherens, rosseting, dan sekuesrasi. Skizon yang matang
akan pecah, melepaskan toksin malaria yang akan menstimulasi sistem RES
dengan dilepaskannya sitokin proinflamasi seperti TNF dan sitokin lainnya dan
mengubah aliran darah lokal dan endotelium vaskular, mengubah biokimia
sistemik, hipoksia jaringan dan organ.
Manifestasi klinis
Apatis
Disorientasi
Somnolen
Stupor
Kejang
Kelumpuhan saraf kranial
Kaku kuduk
Kadang perdarahan retina
Ganggguan metabolisme : asidosis, hipoglikemia
Diagnosis
Babinsky (+)
Reflek abdomen dan kremaster normal
Decerebrasi
Deviasi mata ke atas dan lateral
CSS meningkat
CT-scan
SGOT dan SGPT meningkat
Penatalaksanaan
Penanganan kejang :
Diazepam : i.v 10 mg; atau intra-rektal 0,5-1,0 mg/kgBB
Paraldehid : 0,1 mg/kgBB
Klormetiazol (bila kejang berulang-ulang) dipakai 0,8% larutan infus
sampai kejang hilang
Fenitoin : 5 mg/kgBB i.v diberikan selama 20 menit
Fenobarbital : 3,5 mg/kgBB (umur diatas 6 tahun) mengurangi terjadinya
konvulsi.
Pemberian OAM (obat anti malaria) : artesunate, artemeter, artemisinin, kina,
kinidin, klorokuin.
Pengobatan suportif :
Menjaga keseimbangan cairan elektrolit dan keseimbangan asam-basa.
Karena pada malaria sereral terjadi gangguan hidrasi, maka sangat penting
mengatasi hipovolemia ini. Selain cairan perlu diperhatikan oksigenasi
dengan memperlihatkan tekanan O2, lancarnya saluran nafas dan kalau
perlu dengan ventilasi bantu.
Bila suhu 40 derajat (hipertermia) : kompres dingin intensif, pemberian
antipiretik.
Bila anemia diberi trafusi yakni : Hb < 5 g/dl atau hematokrit < 15%. Pada
keadaan asidosis perbaikan anemia merupakan tindakan utama sebelum
pemberian koreksi bikarbonat
Kejang diberi diazepam 10-20 mg intravena diberikan secara perlahan atau
phenobarbital 100 mg um/kali (dewasa) diberikan 2 kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai