Anda di halaman 1dari 7

A.

Polarisasi Cahaya

E. Polarisasi Cahaya
cahaya termasuk gelombang tranversal. Hal ini dibuktikan oleh
peristiwa polarisasicahaya.Polarisasi cahaya adalah pembatasan atau pengutuban dua arah
getar. menjadi satu arah getar. Gelombang cahaya yang belum terpolarisasi mempunyai dua
arah getar. Ketika cahaya tersebut dilewatkan pada sebuah celah (polarisator), cahaya
mengalami pengutuban (polarisasi) sehingga cahaya hanya mempunyai satu arah getar.
Polarisasi cahaya dapat terjadi karena beberapa hal berikut.

1. Penyerapan
Polarisasi akibat penyerapan terjadi jika cahaya melalui
zat yang dapat memutar bidang polarisasi gelombang cahaya.
Zat semacam ini disebut zat optik aktif. Contoh zat ini adalah
larutan gula.

Anggaplah seberkas cahaya tak terpolarisasi menembus
filter polaroid A. Setelah melalui A hanya cahayan yang
memiliki arah getar tertentu saja yang dapat menembus.
Cahaya yang hanya memiliki arah getar tertentu ini disebut
cahaya terpolarisasi. Ketika kedudukan bidang
polarisasi Asejajar dengan B, cahaya diteruskan oleh polaroid
B, sehingga mata dapat melihat cahaya atau benda.
Selanjutnya.

polaroid B diputar 90 terhadap sumbu sinar datang.
Bidang polarisasi B menjadi tegak lurus bidang
polarisasi Aatau tegak lurus bidang getar cahaya
terpolarisasi. Pada keadaan ini mata tidak dapat melihat
cahaya atau benda karena cahaya diserap oleh polaroid B.

2. Hamburan
Salah satu gejala polarisasi cahaya akibat hamburan
adalah langit yang berwarna biru. Hal ini disebabkan gelombang cahaya warna biru lebih
banyak dihamburkan oleh atmosfer. Atmosfer kita cenderung lebih banyak
Sebaiknya Tahu
Film Tiga Dimensi
Film ini dibuat dengan
menggunakan dua buah
kamera atau kamera khusus
dengan dua lensa. Di dalam
gedung bioskop, kedua film
diproyeksikan pada layar
secara simultan. Sebuah
filter polarisasi yang diletakkan
di depan lensa proyektor
sebelah kiri akan meneruskan
gelombang
cahaya dari gambar pada suatu
arah getar tertentu.
Bersamaan dengan itu filter
lain di bagian kanan akan
meneruskan gelombang cahaya
tegak lurus arah
getar yang dihasilkan oleh filter
pertama. Penonton
mengenakan kacamata khusus
yang berfungsi sebagai filter.
Filter ini akan menyebabkan
kesan gambar yang diterima
oleh mata kiri dankanan akan
berbeda. Sehingga kesan
gambar tiga dimensi akan
terasa.
menghamburkan cahaya dengan panjang gelombang yang pendek daripada panjang
gelombang yang panjang.

3. Pemantulan
Ketika cahaya mengenai bidang batas dua medium optik dengan kerapatan berbeda,
sebagian cahaya akan dipantulkan. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya polarisasi.
Tingkat polarisasi bergantung pada sudut datang dan indeks bias kedua medium. Cahaya
yang terpantul akan terpolarisasi seluruhnya ketika sudut datang sedemikian sehingga
antara sinar bias dan sinar pantul saling tegak lurus.

Berdasarkan hukum Snellius, besarnya sudut datang saat terjadi polarisasi adalah:

n sin p = n sin p . . . (3.13)

Karena sinar bias dan sinar pantul saling tegak lurus maka
p + p = 90
p = 90 p

Dengan demikian persamaan 3.13 menjadi:
n sin p = n sin (90 p)
sin p/sin (90 p) = n/n

Berdasarkan trigonometri sin (90 p) = cos p, sehingga
sin p/cos p = n/n
tan p =n/n . . . (3.14)

Persamaan 3.14 dikenal sebagai hukum Brewster.

Contoh Soal
Tentukanlah besar sudut datang polarisasi pada kaca dengan indeks bias 1,5!

Penyelesaian:
Diketahui:
n = 1
n = 1,5

Ditanyakan: p = . . .?

Jawab:
tan p = n/n = 1,5/1 = 1,5
p = 56,3
4. Pembiasan Ganda
Gejala pembiasan ganda merupakan fenomena rumit yang terjadi pada
kristal kalsit atau kristal plastik yang ditegangkan, misalnya selofen. Pada
kebanyakan zat, laju cahaya adalah sama untuk semua arah. Pada kristal kalsit,
laju cahaya bergantung arah rambat pada material tersebut. Zat semacam ini
disebut zat isotropik. Ketika berkas cahaya masuk pada zat isotropik, berkas
tersebut terpisah menjadi dua bagian yang disebut berkas sinar biasa dan sinar
luar biasa. Berkas-berkas ini terpolarisasi dalam arah yang saling tegak lurus
dan berjalan dengan kecepatan yang berbeda. Ada arah tertentu pada zat di
mana kedua cahaya merambat dengan kecepatan yang sama. Arah ini disebut
sumbu optik. Saat cahaya membentuk sudut terhadap sumbu optik,
berkasberkas cahaya tersebut akan berjalan pada arah yang berbeda dan
keluar secara terpisah pada ruang. Jika bahan tersebut diputar, berkas cahaya
yang luar biasa akan berputar di ruang.










Sebagai gelombang transversal, cahaya dapat mengalami polarisasi. Polarisasi cahaya
dapat disebabkan oleh empat cara, yaitu refleksi (pemantulan), absorbsi (penyerapan),
pembiasan (refraksi) ganda dan hamburan.
1. Polarisasi karena refleksi
Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar biasnya
membentuk sudut 90
o
. Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar dengan
bidang pantul. Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku ip + r =
90 atau r = 90 ip . Dengan demikian, berlaku pula

Jadi, diperoleh persamaan

Dengan n2 adalah indeks bias medium tempat cahaya datang n1 adalah medium tempat
cahaya terbiaskan, sedangkan ip adalah sudut pantul yang merupakan sudut
terpolarisasi. Persamaan di atas merupakan bentuk matematis dari Hukum Brewster.

Gambar 1. Polarisasi karena refleksi
2. Polarisasi karena absorbsi selektif

Gambar 2. Skema polarisasi selektif menggunakan filter polaroid. Hanya cahaya dengan
orientasi sejajar sumbu polarisasi polaroid yang diteruskan.
Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan kristal polaroid. Bahan polaroid
bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan menyerap cahaya dengan
arah getar yang lain. Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah getarnya sejajar
dengan sumbu polarisasi polaroid.

Gambar 3. Dua buah polaroid, polaroid pertama disebut polarisator dan polaroid kedua
disebut analisator dengan sumbu transmisi membentuk sudut
Seberkas cahaya alami menuju ke polarisator. Di sini cahaya dipolarisasi secara vertikal
yaitu hanya komponen medan listrik E yang sejajar sumbu transmisi. Selanjutnya
cahaya terpolarisasi menuju analisator. Di analisator, semua komponen E yang tegak
lurus sumbu transmisi analisator diserap, hanya komponen E yang sejajar sumbu
analisator diteruskan. Sehingga kuat medan listrik yang diteruskan analisator menjadi:
E2 = E cos
Jika cahaya alami tidak terpolarisasi yang jatuh pada polaroid pertama (polarisator)
memiliki intensitas I0, maka cahaya terpolarisasi yang melewati polarisator adalah:
I1 = I0
Cahaya dengan intensitas I1 ini kemudian menuju analisator dan akan keluar dengan
intensitas menjadi:
I2 = I1 cos
2
= I0 cos
2

3. Polarisasi karena pembiasan ganda
Jika berkas kaca dilewatkan pada kaca, kelajuan cahaya yang keluar akan sama ke
segala arah. Hal ini karena kaca bersifat homogen, indeks biasnya hanya memiliki satu
nilai. Namun, pada bahan-bahan kristal tertentu misalnya kalsit dan kuarsa, kelajuan
cahaya di dalamnya tidak seragam karena bahan-bahan itu memiliki dua nilai indeks
bias (birefringence).
Cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda akan mengalami pembiasan
dalam dua arah yang berbeda. Sebagian berkas akan memenuhi hukum Snellius
(disebut berkas sinar biasa), sedangkan sebagian yang lain tidak memenuhi hukum
Snellius (disebut berkas sinar istimewa).

Gambar 4. Skema polarisasi akibat pembiasan ganda.
4. Polarisasi karena hamburan
Jika cahaya dilewatkan pada suatu medium, partikel-partikel medium akan menyerap
dan memancarkan kembali sebagian cahaya itu. Penyerapan dan pemancaran kembali
cahaya oleh partikel-partikel medium ini dikenal sebagai fenomena hamburan.
Pada peristiwa hamburan, cahaya yang panjang gelombangnya lebih pendek cenderung
mengalami hamburan dengan intensitas yang besar. Hamburan ini dapat diamati pada
warna biru yang ada di langit kita.

Gambar 5. Warna biru langit akibat fenomena polarisasi karena hamburan
Sebelum sampai ke bumi, cahaya matahari telah melalui partikel-partikel udara di
atmosfer sehingga mengalami hamburan oleh partikel-partikel di atmosfer itu. Oleh
karena cahaya biru memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada cahaya merah,
maka cahaya itulah yang lebih banyak dihamburkan dan warna itulah yang sampai ke
mata kita.
http://www.youtube.com/watch?v=QgA6L2n476Y
http://www.youtube.com/watch?v=edDurjQHQNQ
http://hendra-mujahidin.blogspot.com/2012/01/bab-3-cahaya-sebagai-gelombang.html

Anda mungkin juga menyukai