Anda di halaman 1dari 6

37

Media Analis Kesehatan Vol. I. No 1, Mei 2010


ANALISIS FORMALIN PADA PIRING DAN GELAS PLASTIK
DARI MELAMIN YANG BEREDAR DIBEBERAPA PASAR KOTA
MAKASSAR

Nuradi*), Suryaningsih*)
*) Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Makassar

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang Analisis formalin pada piring dan gelas plastik dari melamin yang
beredar dibeberapa pasar Kota Makassar . Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin maraknya
perederan sejumlah produk peralatan melamin yang mengandung kadar formalin yang cukup tinggi
berkisar antara 4,76 9,22 mg/l, dan efek yang ditimbulkan cukup berbahaya bagi kesehatan manusia.
Penelitian ini merupakan penelitian observasi laboratorik yang bersifat deskriptif dengan teknik
pengambilan sampel secara porposive sampling dan hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel
kemudian dianalisa secara deskriptif. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui dan membuktikan ada
tidaknya formalin pada piring dan gelas plastik dari melamin yang beredar dibeberapa pasar Kota
Makassar. Analisis bahan formalin pada piring dan gelas plastik dari melamin dilakukan dengan merebus
piring dan gelas melamin tersebut sampai mendidih, hasil rebusan tersebut yang akan dijadikan sampel
pemeriksaan, sampel pemeriksaan kemudian ditambahkan pereaksi cromotropic disodium salt dehidrate
dan Asam sulfat pekat. Adanya formalin ditandai dengan perubahan warna dari warna kuning jernih
menjadi warna ungu. Hasil Analisis membuktikan bahwa dari 16 sampel piring dan gelas plastik dari
melamin yang diambil dibeberapa pasar kota makassar, 15 sampel (93,75 %) positif mengandung formalin
dan 1 (6,25) negative mengandung formalin.

Kata kunci : Formalin, Piring, Gelas, Melamin


PENDAHULUAN
Beberapa Tahun terakhir ini semakin
maraknya peredaran sejumlah produk makanan
yang mengandung bahan pengawet formalin
yang dilarang penggunaannya, karena sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia. Penggunaan
senyawa formalin dewasa ini bukan saja dipakai
dalam bidang industri makanan tetapi kini juga
telah dipakai pada bidang industri plastik
sebagai bahan baku pembuatan melamin
(http://www pikiran rakyat.com/cetak/2007).
Cikal bakal melamin dimulai tahun 1907,
ketika ilmuwan kimia asal Belgia Leo Hendrik
Baekeland berhasil menemukan plastik sintetik
pertama yang disebut : Bakelit. Penemuan ini
merupakan salah satu peristiwa bersejarah
keberhasilan teknologi kimia awal abad ke 20.
Pada awalnya Bakelit banyak digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan telepon generasi
pertama, namun pada perkembangannya
kemudian hasil penemuan Leo Hendrik
Baekeland dikembangkan dan dimanfaatkan
pula dalam industri peralatan rumah tangga
seperti : sendok, piring dan gelas (Anonim,
2006).
Melamin sendiri merupakan suatu polimer
yaitu : hasil persenyawaan kimia (Polimerisasi)
antara monomer formaldehid dan senyawa
melamin. Apabila kedua monomer itu
bergabung, maka sifat toksis dari formaldehid
ini akan hilang karena telah melebur menjadi
satu senyawa yakni melamin. Melamin ini
banyak digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan peralatan rumah tangga seperti :
sendok, garpu, piring, gelas, cangkir, mangkok,
sendok sup dan tempayan (http://www.Pemda-
diy.go.id/berita/Mod.php,2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI)
mengungkapkan data bahwa dari pengujian air
22
Media Analis Kesehatan Vol. I. No 1, Mei 2010
rebusan beberapa piring dan gelas plastik dari
melamin ternyata mengandung formalin yang
cukup tinggi antara 4,76 sampai 9,22 miligram
perliter. Angka itu jauh melampui ambang aman
yang ditetapkan seperti di Inggris dengan 1
miligram perliter (Anonim,2006).
Menurut IPCS (International Programme
on Chemicall Safety) secara umum ambang
batas dalam tubuh adalah : 1 miligram perliter.
IPCS adalah lembaga khusus dari 3 organisasi di
PBB (Organisasi Persatuan Bangsa Bangsa)
yaitu ILO (international labour organization),
UNEP (United Nations Environment Program),
serta WHO (World Health of Organization)
yang mengkhususkan pada keselamatan
penggunaan bahan kimia (Palupi W, Monica E.
2005).
YLKI juga mengatakan bahwa peralatan
makan (seperti piring, gelas, mangkok, sendok
sup, cerek) plastik dari melamin sangatlah
berbahaya jika dipakai pada makanan dan
minuman panas, akibat pemanasan
dikhawatirkan formaldehid yang terdapat pada
piring dan gelas tersebut akan ikut terlarut atau
menempel pada makanan atau minuman, yang
akhirnya menumpuk dalam tubuh kita (htpp //
www. Kompas.co.id.2007).
Formalin bersifat iritan yang dapat
mengiritasi mata, hidung dan saluran napas
bagian atas. Kandungan formalin yang tinggi
dalam tubuh menyebabkan iritasi lambung.
Formalin bersifat karsinogen (menyebabkan
kanker) dan bersifat mutagen, (menyebabkan
kematian sel atau jaringan) serta orang yang
mengkonsumsi akan muntah, diare bercampur
darah dan kencing bercampur darah (http//
www. compas. co. id/ 2005).
Untuk mengatasi keracunan formalin
tindakan pertama yang harus dilakukan adalah :
formalin yang masuk melalui mulut diencerkan,
diabsorpsi dan dibuat tidak aktif dengan
pemberian susu, karbon aktif atau air. Tiap
senyawa kimia organik akan membuat formalin
menjadi tidak aktif. Jangan lakukan pengurasan
lambung atau usaha untuk muntah, karna hanya
akan membuat luka atau pegikisan didaerah
lambung, selain itu atasi syok yang terjadi
(Sartono, 2001).
Karena efek yang ditimbulkan dari
penyalahgunaan formalin sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia maka masyarakat perlu
memilih makanan yang akan dikonsumsi dan
peralatan makan dan minuman yang akan
digunakan. Memilih makanan dengan cermat
dan memakai piranti melamin untuk makanan
atau minuman dingin merupakan cara untuk
meminimalkan masuknya formalin kedalam
tubuh. sehingga diharapkan kita dapat terbebas
dari efek dan bahaya formalin
(http:/www.google.com, 2006).
Berdasarkan fenomena yang telah
dipaparkan diatas, maka penulis berinisiatif
melakukan penelitian yaitu Apakah piring dan
gelas plastik dari melamin yang beredar
dibeberapa pasar kota Makassar mengandung
formalin

RUMUSAN MASALAH
Apakah piring dan gelas plastik dari
melamin yang beredar di beberapa pasar Kota
Makassar itu mengandung formalin ?

TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya formalin pada
piring dan gelas plastik dari melamin yang
beredar dibeberapa pasar Kota Makassar.
2. Tujuan Khusus
Untuk menentukan dan membuktikan ada
tidaknya formalin yang terkandung pada piring
dan gelas plastik dari melamin yang beredar
dibeberapa pasar Kota Makassar.

MANFAAT PENELITIAN
1. Agar Instansi terkait (pemerintah) agar
lebih memperhatikan, memperketat
pengawasan dan melakukan pemeriksaan
laboratorium terhadap piranti melamin
karena mengandung formalin
2. Agar masyarakat lebih berhati-hati dalam
memilih dan mempergunakan peralatan
dari melamin, karena mengandung formalin
yang dapat memberikan efek yang
berbahaya bagi kesehatan manusia.
3. Untuk menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti mengenai analisa
formalin
4. Sebagai referensi peneliti selanjutnya.

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
23
Media Analis Kesehatan Vol. I. No 1, Mei 2010
Penelitian yang dilakukan merupakan
observasi laboratorik yang bersifat deskriptif
yaitu mengidentifikasi ada tidaknya formalin
pada piring dan gelas plastik dari melamin yang
beredar dibeberapa pasar Kota Makassar

B. Populasi, Sample dan Teknik
Pengambilan Sampel
1. Populasi dalam penelitian ini adalah piring
dan gelas plastik dari melamin yang beredar
dibeberapa pasar kota Makassar
2. Sampel yang diambil sebanyak : 16 sampel,
dibeberapai pasar Kota Makassar
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel secara non random
dengan metode porposive sampling.
Pengambilan sampel dilakukan di lokasi
yang berbeda-beda yaitu :
a. Dipasar pa baeng-baeng : Sebanyak 4
sampel
b. Dipasar senggol : Sebanyak 4 Sampel
c. Dipasar sentral : Sebanyak 4 sampel
d. Dipasar marIcayya :Sebanyak 4 sampel

C. Lokasi dan Waktu Penelitian :
Penelitian telah laksanakan pada
Laboratorium Jurusan Analis Kesehatan
Makassar pada tanggal 29 Juni 2008.

D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas adalah : piring
dan gelas plastik dari melamin.
2. Variabel terikat adalah : formalin
dalam piring dan gelas plastik dari
melamin.

E. Defenisi Operasional
1. Piring dan gelas melamin adalah: sampel
dalam penelitian ini, mempunyai
bermacam-macam warna dengan corak dan
bentuk yang beraneka ragam dan dijual
secara eceran atau kiloan dengan harga
yang murah.
2. Formalin adalah : cairan jernih, tidak
berwarna, bau menusuk, uap merangsang
dam merupakan desinfektan kuat.
3. Melamin adalah : polimersasi dari monomer
formaldehid dengan senyawa melamin
4. Identifikasi adalah : menentukan ada
tidaknya formaldehid berdasarkan hasil
reaksi.
F. Instrumen Penelitian
Alat penangas air (kompor), panci,
pipet volume, gelas ukur, Erlenmeyer tutup
Asah, labu erlemayer, tabung reaksi, corong
gelas, sendok tanduk, timbangan, rak tabung
reaksi, penjepit tabung reaksi, pipet tetes, kertas
untuk menimbang.

G. Bahan Penelitian
H
2
SO
4
Pekat, cromotropic acid
disodium salt dehydrate, larutan standar
formalin.

H. Prosedur Kerja Penelitian yaitu (hhtp : //
vilany. blogsome. Com /2006/
01/25/formalin/).
1. Persiapan sample :
a. Masing-masing piring dan gelas (melamin)
masukan dalam alat penangas air dan
tambahkan air sebanyak 250 ml.
b. Lakukan pemanasan mengunakan alat
penangas (kompor) 15 menit sampai
mendidih lalu masukan dalam erlemeyer
tutup asah.
c. Diamkan sampai dingin air rebusan
tersebut.
d. Air rebusan yang sudah dingin tersebut
yang kemudian dijadikan sample
pemeriksaan.
2. Prosedur pemeriksaan sample :
a. 3 ml sample diambil kemudian
ditambahkan cromotropic acid disodium
salt dehydrate (C
10
H
6
Na
10
O
8
S
2
.2H
2
O)
sebanyak 0,02 gram.
b. Lalu ditambahkan H
2
SO
4
pekat, sebanyak
3 ml, kocok kemudian diamati perubahan
warna yang terjadi ;
Jika terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi ungu berarti formalin positif (+).
Jika tetap berwarna kuning berarti
formalinnya negative (-).
c. Sebagai blanko positif digunakan standar
formalin 0,05 ppm 10 ppm.
(1 ppm sudah jelas warna ungunya)

I. Pengolahan Data dan Analisa Data
Hasil pengamatan dan pemeriksaan
disajikan dalam bentuk tabel kemudian
dianalisa secara deskriptif dengan melihat hasil
identifikasi bahan formalin secara kualitatif pada
produk-produk melamin (Sugyanto, 2005).
24
Media Analis Kesehatan Vol. I. No 1, Mei 2010
J. Kerangka Operasional
Peralatan rumah tangga dari melamin
yang banyak diimpor secara illegal dari cina kini
banyak diperdagangkan, dengan harga yang
cukup murah, dan banyak dijumpai baik di
pasar-pasar tradisional maupun di pasar-pasar
swalayan, ternyata produk-produk tersebut
bukanlah berbahan baku melamin, tetapi terbuat
dari bahan urea formaldehid, yang berpotensi
mengandung formalin yang cukup tinggi dan
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Untuk memastikan apakah produk-produk
melamin tersebut mengandung formalin atau
tidak, perlu dilakukan uji laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan
cara : sampel (piring dan gelas plastik)
dipanaskan sampai mendidih kurang lebih 15
menit diatas penangas air , air rebusan tersebut
kemudian dimasukan dalam erlenmeyer tutup
asah, biarkan sampai dingin kemudian dipipet 3
ml masukan dalam tabung reaksi, ditambahkan
pereaksi cromotropic disodium salt dehidrate 3
ml dan Asam sulfat pekat 3ml, diamati hasilnya
: positif jika memberikan warna dari kuning
jernih menjadi ungu, negatif jika memberikan
warna kuning jernih. Dari hasil yang diperoleh
kemudian dianalisa hasilnya dan ditarik
kesimpulan (hhtp: // id.
Wikipedia.org/wiki/formaldehid).

HASIL DAN PEMBAHASAAN
Hasil Penelitian
1. Hasil identifikasi formalin pada piring dan
gelas plastik dari melamin yang dilakukan
dengan menggunakan pereaksi cromotropic
disodium salt dehidrate menunjukan hasil
positif bila hasil reaksinya terbentuk warna
ungu. Hasil penelitian dapat dilihat pada
tabel. 4.1
Tabel. 4.1 Hasil Analisa kualitatif senyawa
Formalin pada piring dan gelas
plastik dari melamin
No
Kode
sampel
(Piring)
Kode
sampel
(gelas)
Hasil
Ket
Sampel Standar
1 PMW1 PMW2 Ungu Ungu +/+
2 PMM1 PMM2 Ungu
kuning
jernih
Ungu +/+
3 PMTL1 PMTL2 Ungu Ungu +/+
4 PMP1 PMP2 Ungu Ungu +/+
5 PMWS1 PMWS2 Ungu Ungu +/+
6 PMJ1 PMJ2 Ungu Ungu +/+
7 PM3091 PM3092 Ungu Ungu +/+
8 PM8081 PM8082 Ungu Ungu +/+
Sumber : data primer, 2007
Keterangan :
+ : Sampel yang positif mengandung
formalin.
- : Sampel yang tidak mengandung
formalin.
PMW1 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar PaBaeng-
baeng.
PMW2 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar PaBaeng-
baeng.
PMM1 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar PaBaeng-
baeng.
PMM2 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar PaBaeng-
baeng.
PMTL1 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar Marcayya.
PMTL2 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar Marcayya.
PMP1 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar Marcayya.
PMP2 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar Marcayya.
PMWS1 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar Sentral.
PMWS2 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar Sentral.
PMJ1 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar Sentral.
PMJ2 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar Sentral.
PM3091 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar Senggol.
25
Media Analis Kesehatan Vol. I. No 1, Mei 2010
PM3092 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar Senggol.
PM8081 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar Senggol.
PM8082 : Sampel yang dibeli dari pedagang
piring dan gelas plastik dari
melamin di pasar Senggol.
A. Pembahasan
Pada penelitian ini sampel yang
digunakan adalah 16 sampel (piring dan gelas
plastik dari melamin) yang diambil dari 4 pasar
di Kota Makassar. Pemeriksaan formalin
dilakukan dengan menggunakan pereaksi
cromotropic disodium salt dehidrate dan H
2
SO
4
Pekat. Adanya formalin pada sampel ditandai
dengan timbulnya warna ungu pada larutan
sampel. Identifikasi formalin menggunakan
pereaksi cromotropic disodium salt dehidrate
cukup peka karena mampu mendeteksi formalin
sampai konsentasi terendah yaitu : 0,05 ppm.
Hasil analisis yang dilakukan terhadap
16 sampel piring dan gelas plastik dari melamin
di beberapa pasar di Kota Makassar, didapatkan
15 sampel (93,75 %) positif mengandung
formalin.l sedangkan 1 sampel (6,25 %),
menunjukan hasil negatif.
Formalin yang ikut terlarut pada
makanan dapat menyebabkan keracunan pada
tubuh manusia, dengan gejala sebagai berikut :
sukar menelan, mual, sakit perut yang akut
disertai muntah-muntah, mencret darah,
timbulnya depresi susunan syaraf, atau
gangguan perederan darah, jika kandungan
formalin dalam makanan kurang atau rendah,
akan tetapi jika dikonsumsi secara terus menerus
maka akan banyak tertimbun dalam tubuh dan
dapat menyebabkan keracunan dan kanker
terutama kanker hati. Konsumsi formalin pada
dosis yang sangat tinggi dapat mengakibatkan
konvulsi (kejang-kejang), haematuria (kencing
darah), dan muntah darah yang berakhir dengan
kematian (Winarno dan Rahayu, 1994).
Formalin bersifat iritan dan sangat mudah
larut dalam air, karena itu zai ini dapat
mengiritasi mata, hidung dan saluran napas
bagian atas, pada konsentrasi yang lebih tinggi
dapat menyebabkan edema paru-paru
mempengaruhui bronkiol dan pneumonia
(Anonim, 2006).

KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan terhadap 16 sampel yang
diambil dari 4 pasar di Kota Makassar, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar
piring dan gelas plastik dari melamin tersebut
mengandung formalin dengan persentasi (93,75
%) positif mengandung formalin dan (6,25 %)
menunjukan hasil negatif.

B Saran
1. Untuk Instansi terkait (Pemerintah) agar
lebih meningkatkan pengawasan dan
pemeriksaan secara intensif terhadap
peralatan melamin karena banyak yang
mengandung formalin.
2. Agar masyarakat lebih berhati-hati
dalam memilih dan mempergunakan
peralatan dari melamin, karena
mengandung formalin yang dapat
memberikan efek yang berbahaya bagi
kesehatan manusia.
3. Untuk peneliti selanjutnya, agar bisa
mengidentifikasi bahan formalin pada
piring dan gelas plastik dari melamin,
dengan menggunakan perlakuan yang
lebih lebih praktis namun spesifik pada
sampel pemeriksaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006. Makan Sehat Hidup Sehat.
Jakarta: kompos

Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Derektorat Jendral Pengawasan
Obat Makanan Depkes RI

A. Risni L AK, 2006. Pedoman penulisan
Usulan Penelitian dan karya
tulis ilmiah. Prodi Analis
Kesehatan Poltekkes Makassar

Cowd, 1991. Kimia Polimer. Terjemahan Harry
Firman.Bandung: ITB
22
Media Analis Kesehatan Vol. I. No 1, Mei 2010

Fessenden RJ, Fessenden JS. 1984. Kimia
Organik Jilid 1 Edisi Ketiga.
Jakatra : Penerbit Erlangga

Fessenden RJ, Fessenden JS. 1984. Kimia
Organik Jilid 2 Edisi Ketiga,
Jakatra: Penerbit Erlangga

Notoatmodjo, S, 2002. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Cipta

Palupi W, Monica E, 2005. Bahaya Kimia pada
Kesehatan Manusia dan
Lingkungan. Buku Kedokteran
Sartono, 2001. Racun dan Keracunan. Jakarta :
Widya Medika

Winarno dan Rahayu,1992, Bahan Tambahan
Makanan untuk Makanan dan
Kontaminan. Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama

Wisnu, C. 2006. Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta: PT Bumi Aksara

http://www. Google com, 02 Februari 2006
Bahaya Formalin pada pada
piring dan gelas melamin.

hhtp://vilanny.blogsome.com/2006/01/05/2006/
fformalin.

http://www. yahoo com, 07 Januari 2006,Awas
Bahaya Formalin dibalik Indahnya
Piring-piring Cantik dari Plastik.

http:// www. kompas, co id.2006.

http: // www. cybermed, cbn, net id 2006.

http://wandira, wordpress cpom /tag /
kesehatan, 2006 .

http://id.wikipedia.Org//wiki/formaldehida/207.

http:// www. kompas, co id.2007.

Anda mungkin juga menyukai