Anda di halaman 1dari 16

Tugas individu

MK: Metodologi Penelitian



PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN
EFIKASI DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG LINGKUNGAN HIDUP

OLEH:
Nama : SUMARTO
N I M : 1142040071

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah lingkungan sekarang ini tidak terlepas dari masalah lingkungan
hidup. Jika dikaji secara seksama faktor penyebabnya terutama terletak pada pola
pikir, perilaku manusia. Sebagian norma-norma yang ada dan berkembang dalam
masyarakat kurang mencerminkan sikap rasional dan bertanggung jawab sebagai
warga masyarakat dalam aspek lingkungan hidup. Seseorang yang kurang memahami
lingkungan hidup dalam berperilaku dan memberikan kebijakan kurang
mempertimbangkan aspek lingkungan.
Pengelolaan lingkungan lebih menekankan pada bagaimana manusia dapat
mengelola lingkungannya sehingga dapat lestari bagi generasi yang akan datang.Di
Indonesia pengetahuan lingkungan diberikan pada jalur pendidikan formal seperti
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Penyampaian materi lingkungan hidup pada siswa, terintegrasi pada mata
pelajaran Biologi, Fisika dan Geografi. Hal itu dirasakan memberatkan bagi siswa
karena banyak mata pelajaran yang menyajikan materi yang mirip dengan mata
pelajaran lainya sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta
didik.Dalam proses belajar mengajar, guru dituntut memiliki strategi agar siswa dapat
belajar secara efektif dan efisien, dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Dalam
teknik penyajian materi pembelajaran, guru perlu menguasai metode pembelajaran
dan mampu memahami psikologi siswa.
Dalam proses pembelajaran lingkungan hidup, dibutuhkan seperangkat
strategi sebagai alternative yang bisa memberikan kesempatan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan efikasi diri dalam pembelajaran di kelas. Strategi pembelajaran
yang biasa dilakukan adalah dengan menerapkan metode ceramah di mana seorang
guru membuat semua keputusan sedangkan siswa pasif menerima materi
pembelajaran. Strategi lain seperti diskusi dapat diterapkan di mana siswa memiliki
kesempatan yang luas untuk mengembangkan pikirannya untuk membuat keputusan-
keputusan mengenai apa, bagaimana, dan kapan sesuatu dapat dipelajari dengan baik.
Rasa ingin tahu dapat menarik siswa lebih mendalam dalam mempelajari materi
pembelajaran.Oleh karena itu, pada penelitian ini akan digunakan dua strategi yakni
metode diskusi dengan metode ceramah. Hal ini akan dilihat pengaruhnya di antara
dua strategi tersebut.Berdasarkan pemikiran di atas, maka perlu strategi pembelajaran
yang mempu meningkatkan kemampuan kognisi siswa dan menumbuhkan efikasi
diri.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar lingkungan hidup antara siswa yang
diberikan metode diskusi dengan metode ceramah?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar lingkungan hidup antara siswa yang
diberikan metode diskusi dengan metode ceramah dan memiliki efikasi diri
yang tinggi?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar lingkungan hidup antara siswa yang
diberikan metode diskusi dengan metode ceramah dan memiliki efikasi diri
yang rendah?
4. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan efikasi diri
terhadap hasil belajar lingkungan hidup?
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.
1. Sebagai informasi yang dapat digunakan oleh berbagai pihak terkait dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan.
2. Sebagai masukan bagi penentu kebijakan dalam pengembangan program
pendidikan.
3. Sebagai bahan rujukan dan masukan bagi peneliti lainnya untuk
mengembangkan penelitian lanjutan dan variabel yang berkaitan hasil belajar
lingkungan hidup.











BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskkripsi Teoritis
Teori belajar dapat diartikan sebagai seperangkat prinsip-prinsip yang
menjelaskan bagaimana individu belajar dan memperoleh kemampuan atau
pengetahuan baru. Dengan demikian, dalam perspektif pemrosesan informasi,
pembelajaran digambarkan sebagai proses penyimpanan pengetahuan dalam memori.
Di bawah ini ada beberapa hakikat belajar menurut Brown yaitu:
1. Belajar merupakan proses pemerolehan dan penyampaian informasi,
2. Belajar merupakan proses penyimpanan informasi ke dalam ingatan,
3. Belajar memerlukan kesadaran,
4. Belajar bersifat permanen,
5. Belajar mencakup hal-hal yang praktis,
6. Belajar menghasilkan perubahan tingkah laku.
Secara garis besar, Newby membagi 3 teori besar yang dianggap member
kecenderungan dalam pembentukan konsep belajar sehingga berdampak pada
perbedaan nyata dalam praktek pembelajaran. Ketiga teori tersebut adalah teori
tingkah laku, teori pemrosesan informasi dan teori kontruktivisme.Berdasarkan teori
pemrosesan informasi, siswa secara bertahap mengembangkan kapasitas untuk
memproses informasi sehingga secara bertahap pula siswa dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan.Menurut Heinich, dkk. Belajar adalah pengembangan
pengetahuan, keterampilan atau sikap sebagai interaksi seseorang dengan informasi
dan lingkungan.Untuk menilai keberhasilan pembelajaran, Reigeluth membagi dalam
tiga kelompok yaitu efektivitas, efisiensi dan daya tarik.
Efektivitas pembelajaran dapat ditentukan melalui: (1) variasi capaian prestasi
siswa dalam penguasaan pengetahuan dasar, (2) kemampuan untuk memecahkan
masalah, (3) kemampuan membuat hubungan dan berpikir logis, (4) kemampuan
mengingat fakta tertentu, (5) kemampuan mengklasifikasikan contoh-contoh dari
suatu konsep tertentu, dan (6) kemampuan untuk mengikuti sebuah prosedur tertentu.
Efisiensi diukur melalui efektivitas pembagian waktu siswa atau biaya yang
dikeluarkan untuk sebuah proses pembelajaran. Contoh perhitungan waktu dalam
konteks efisiensi ialah mempertimbangkan waktu yang digunakan oleh seorang guru
untuk membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran, membuat media, dibandingkan
dengan hasil belajar yang diperoleh dari proses pembelajaran. Adapun daya tarik
ditentukan dengan melihat kecenderungan siswa untuk melanjutkan pembelajaran.
Gagne menyatakan bahwa belajar adalah perubahan manusia selama satu masa
yang menampakan diri sebagai perubahan tingkah laku, perubahan tersebut boleh jadi
berupa peningkatan kapabilitas atau beberapa jenis unjuk kerja, sikap, minat dan
nilai.
Woolfolk menyatakan bahwa belajar dapat terjadi pada seseorang karena
adanya pengalaman yang menyebabkan perubahan yang relative permanen pada
pengetahuan dan perilakunya.. pengetahuan dan perilaku diperoleh dari hasil
pengalaman melalui interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya.
Gagne mengistilahkan perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar
mengajar dengan kapabilitas. Kapabilitas diartikan adanya perubahan kemampuan
seseorang sebagai akibat belajar yang berlangsung selama satu masa waktu tertentu.
Menurut Slavin bahwa belajar mengacu pada perubahan perilaku atau potens
individu sebagai hasil dari pengalaman da perubahan tersebut tidak disebabkan oleh
pertumbuhan, kematangan atau kelelahan dan kebiasaan.
Yusufhadi Miarso menjelaskan tentang pembelajaran dengan membedakan
antara pembelajaran (Instruction) dan pengajaran (teaching). Pembelajaran adalah
usaha mengelola lingkungan belajar dengan sengaja agar seseorang dapat membentuk
diri secara positif tertentu dalam kondisi positif tertentu. Sedangkan pengajaran
adalah usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar peserta didik yang
biasaya berlangsung dalam situasi formal atau resmi. Gagne, Briggs dan wager,
pembelajaran sebagai serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memudahkan
terjadinya proses belajar pada siswa. Menurut Knirk dan Gustafon, pada dasarnya
pembelajaran terutama terkait dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan
belajar dan membelajarkan.
B. Hasil Belajar Siswa
Menurut Gagne hasil belajar dapat dikelompokan dalam 5 kategori yaitu: (1)
kemampuan intelektual (2) strategi kognitif, (3) informasi verbal (4) keterampilan
motorik dan (5) sikap.Di dalam taksonomi bloom, hasil belajar dibagi dalam tiga
ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.Ranah kognitif terdiri
dari: (1) pengetahuan factual, (2) pengetahuan konsep, (3) pengetahuan procedural,
dan (4) pengetahuan metakognitif. Masing-masing pengetahuan tersebut terbagi
dalam 6 sub bagian yaitu: (1) ingatan, (2) pemahaman, (3) aplikasi, (4) analisis, (5)
evaluasi dan (6) kreativitas.
Menurut Bloom yng dikutip oleh Anderson dan Krathwohl menyataka bahwa
hasil belajar yang berkaitan dengan ranah kognitif mencakup 6 aspek yaitu
mengingat, mengerti, menggunakan, menganalisis, menilai dan mencipta.Dalam
hubungannya dengan ini, Kingsley membagi 3 macam hasil belajar yaitu
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita.Untuk
mengetahui apakah tujuan telah dapat dicapai atau tidak, diperlukan suatu penilaian.
Dalam suatu kegiatan penilaian pengajaran ini berperan sebagai pengukur untuk
mengetahui tercapai tidaknya tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi atau penilaian
pada dasarnya adalah suatu proses sistematis untuk menentukan sejauh mana tujuan
pembelajaran yang ditetapkan telah dicapai oleh siswa.Suatu hal yang perlu dicatat
adalah bahwa tujuan guru mengajar bukan hanya sekadar agar siswa belajar, tetapi
juga agar siswa terbiasa belajar.Feldman menjelaskan bahwa belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relative permanen sebagai
hasil dari pengalamannya.Dalam kaitan itu, Morris menekakan bahwa belajar
diperoleh dari latihan.Gredler, menyatakan bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi
setelah berintekasi dengan lingkungan.
Menurut Gagne belajar merupakan perubahan kemampuan atau disposisi
melalui usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam waktu tertentu. Dalam
belajar dituntut kemampuan seseorang untuk menunjukan suatu upaya dalam
melakukan perubahan tingkah laku berdasarkan praktek, latihan,latihan dan
pengalaman yang dibatasi oleh waktu dan kondisi tertentu.
Gagne, Briggs, dan wager menyatakan bahwa kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peristiwa belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
berasal dari dalam diri seseorang yang meliputi aspek fisiologis (bersifat jasmani) dan
aspek psikologis (bersifat rohaniah).Selanjutnya Klausmeier dan Goodwin
menyatakan bahwa untuk mengidentifikasi faktor dan kondisi yang mempengaruhi
belajar seseorang dapat diketahui dari pelajar, proses belajar maupun kegiatan belajar.
Hasil belajar adalah perolehan kemampuan yang dimiliki warga belajar setelah
menerima pelatihan dan pengalaman.Selanjutnya Romizowsky menyatakan bahwa
hasl belajar diperoleh dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan.pengetahuan
berkenaan dengan informasi yang tersimpan dalam otak manusia setelah mengalami
proses belajar sedangkan keterampilan berkenaan dengan tindakan seseorang dalam
mencapai suatu tujuan akibat proses belajar.
C. Strategi Pembelajaran
Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia merupakan sebuah
perencanaan yang panjang untuk berhasil dalam mencapai suatu keuntungan. Strategi
pembelajaran menurut seels and Richey adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.
Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu
1. Sebagai perspektif, di mana strategi dalam membentuk misi menggambarkan
semua aktivitas.
2. Sebagai posisi, dicari pilihan untuk bersaing
3. Sebagai perencanaan, menentukan tujuan performansi
4. Sebagai pola kegiatan, dalam strategi dibentuk suatu pola
5. Sebagai penipuan yaitu muslihat rahasia.
Menurut Dick dan Corey, strategi pembelajaran menjelaskan komponen-
komponen umum dari seperangkat bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang
akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar
tertentu pada pemelajar. Terdapat lima komponen umum yang terkandung dalam
strategi pembelajaran yaitu: (1) kegiatan prainstruksional; (2) penyajian informasi; (3)
peran serta pemelajar; (4) tes evaluasi; (5) kegiatan tindak lanjut.
Lefrancois bahwa pembelajaran (instruction) merupakan persiapan kejadian-
kejadian eksternal dalam suatu situasi belajar dalam rangka memudahkan pemelajar
belajar, menyimpan atau mentransfer pengetahuan dan keterampilan.
Menurut Miarso, pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan,
dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relative menetap
pada diri orang lain. Sedangkan mengarahkan pengalaman belajar kepada peserta
didik biasanya berlangsung dalam siatuasi formal/resmi.
1. Efikasi Diri
Efikasi diri adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk
melaksanakan suatu tingkah laku dengan berhasil.Efikasi diri mengacu pada
keyakinan tentang kemampuan seseorang untuk mengorganisir dan menerapkan
tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu keberhasilan yang spesifik dan sesuai
dengan kemampuan.
Menurut Bandura efikasi diri merupakan komponen dari teori kognitif social, di
mana teori kognitif social menunjukan berbagai fakta struktur causal yang
mengaitkan perkembangan dari komptensi dan regulasi dari perilaku.Efikasi diri
adalah keyakinan seseorang pada kemampuannya untuk memobilisasi, memotivasi,
sumber daya kognitif dan sumber tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan
tuntutan tugas. Para peneliti telah menemukan bahwa keyakinan pada kemampuan
merupakan penentu tingkat kinerja seseorang.
Menurut Paul Egan & Don Kauchak, a belief about ones own capability to
organize and complete a course of action required to accomplish a specific type of
task. Self efficacy adalah suatu keyakinan tentang kemampuan seseorang untuk
mengatur dan menyelesaikan tindakan yang diperlukan untuk mencapai jenis tugas
tertentu.Hal itu dikatakan pula oleh Ivancevich dkk, individuals high in self efficacy
ten to be confident and self assured and fill are likely to be successful in whatever
endeavors they undertake. Individu yang memiliki self efficacy tinggi menjadi
percaya diri dalam upaya melakukan apapun dan cenderung berhasil.Sedangkan
konsep Bandura mengenai self efficacy dikenal dengan specific self-efficacy artinya
mempresentasikan kognisi khusus situasi, berbeda dengan konsep general self
efficacy. Secara konseptual general, self efficacy bersifat stabil setiap waktu dan
bersifat karakter. Self efficacy merupakan variable yang sangat bergantung pada
tugas khusus yang diproses secara kognitif oleh individu sebelum usaha dilakukan.
Menurut Back bahwa dalam self efficacy terdapat 6 prinsip yaitu: (1) dapat
meningkatkan prestasi pribadi, (2) dapat meningkatkan atau menurunkan jika melihat
orang lain sama dengan keberhasilan atau kegagalan dari kita pada suatu tugas
tertentu, (3) memiliki hubungan dengan tekanan emosional, dan (4) kita dapat
dibujuk bahwa kita mampu mengatasi suatu situasi yang sulit, tetapi hal ini akan
merusak jika gagal di dalam situasi tersebut.Lebih lanjut Stajkovic dan Luthans
menyatakan bahwa sel efficacy mengacu pada keyakinan individu mengenai
kemampuannya untuk memobilisasi metivasi, sumber daya kognitif, dan tindakan
yang diperlukan agar berhasil melaksanakan tugas dalam konteks tertentu.Menurut
Bandura dalam Luthans mengilustrasikan empat sumber utama informasi tentang
efikasi diri, yakni:
The major source of information for self efficacy.
1. Performance attainment (pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi),
yaitu sumber ekspektasi efikasi diri yang penting, karena berdasarkan
pengalaman individu secara langsung. Individu yang pernah memperoleh
suatu prestasi akan terdorong meningkatkan keyakinan da penilaian terhadap
efikasi dirinya. Pengalaman keberhasilan individu ini akan meningkatkan
ketekunan da kegigihan dalam berusaha mengatasi kesulitan sehingga dapat
mengurangi kegagalan.
2. Vicarious experience (pengalaman orang lain) yaitu mengamati perilaku dan
pengalaman orang lain sebagai proses belajar individu. Melalui model ini
evikasi diri individu dapat meningkat, terutrama jika ia merasa memiliki
kemampuan yang setara atau bahkan merasa lebih baik daripada orang yang
menjadi subyek belajarnya. Ia akan mempunyai kecenderungan merasa
mampu melakukan hal yang sama. Meningkatnya efikasi diri individu ini
dapat meningkatkan motivasi untuk mencapai suatu prestasi. Peningkatan
efikasi diri ini akan menjadi efektif jika subyek yang menjadi model tersebut
mempunyai banyak persamaan karakteristik antara individu dengan model,
kesamaan tingkat kesulita tugas, kesamaan situasi da kondisi, serta
keanekaragaman yang dicapai oleh model.
3. Sosial persuasion (pendekatan social) yaitu individu mendapat bujukan atau
sugesti untuk percaya bahwa ia dapat mengatasi masalah-masalah yang akan
dihadapinya, persuasi verbal ini dapat mengarahkan individu untuk berusaha
lebih gigih untuk mencapai tujuan dan kesuksesan. Akan tetapi efikasi diri
yang tumbuh dengan model ini biasanya tidak beertahan lama, apalagi
kemudian individu mengalami peristiwa traumatis yang tidak menyenangkan.
4. Physiological and psychological arousal (keadaan fisiologis dan psikologis).
Situasi yang menekankan kondisi emosional dapat mempengaruhi efikasi diri.
Gejolak emosi, goncangan, kegelisahan yang mendalam dan keadaan
fisiologis yang lemah yang dialami individu akan dirasakan sebagai suatu
isyarat akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, maka stuasi yang
menkankan dan mengancam akan cenderung dihindari.
Kouzer dan Posner menyatakan bahwa ada empat hal yang dapat mendukung
peningkatan efikasi diri yaitu: (1) penguasaan, (2) pengambilan model adalah belajar
melaksanakan tugas dengan baik, (3) dukungan adalah mendengarkan orang yang
memberikan semangat dan dorongan untuk bekerja sebaik mungkin dan (4)
menafsirkan kembali stress adalah membaca isyarat stress sehingga dalam
melaksanakan tugas yang baik dan menentukan cara-cara memodifikasi keyakinan
dan kemampuan ketika merasakan isyarat stres.
Colquitt menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan bahwa seseorang
memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang
diperlukan dengan sukses.Artinya bahwa ketika individu memiliki efikasi diri yang
tinggi akan berdampak pada suatu keberhasilan dan pencapaian tujuan yang
diinginkan, sedangkan individu yang memiliki efikasi diri rendah akan mengalami
kegagalan dalam mencapai sasran dan tujuan yang diinginkan.
Dengan demikian, efikasi diri adalah suatu keyakinan diri seseorang tentang
kemampuannya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu dalam rangka m,encapai
keberhasilan dengan indicator: kesediaan melaksanakan tugas, mengatasi kesulitan
tugas, menunjukan semangat untuk menyelesaikan tugas dan keberhasilan
melaksanakan tugas.Efikasi diri merupakan suatu bentuk kemampuan seseorang di
luar dari kemampuan intelektualnya. Setiap individu dengan keinginan untuk
melaksanakan sesuatu yang terbaik merupakan bagian dari efikasi diri. Efikasi diri
sangat menentukan seseoarng untuk memastikan pekerjaan yang dijalaninya akan
dapat terselesaikan dengan baik. Individu yang memiliki efikasi diri tinggi dapat
mengatasi situasi-situasi dimana tekanan pekerjaan yang diemban. Efikasi diri sangat
berpengaruh terhadap kegiatan yang berhubungan dengan pencapaian kerja
(kinerja).Efikasi diri yang tinggi mendorong tindakan yang membangun dan
berorientasi pada tujuan serta kepuasan, sedangkan edikasi diri rendah memperlemah
usaha ketekunan yang mengarah kepada kegagalan.







BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.
1. Perbedaan hasil belajar lingkungan hidup antara siswa yang diberikan strategi
diskusi dengan ceramah?
2. Perbedaan hasil belajar lingkungan hidup antara siswa yang diberikan diskusi
dengan ceramah dan memiliki efikasi diri yang tinggi?
3. Perbedaan hasil belajar lingkungan hidup antara siswa yang diberikan diskusi
dengan ceramah dan memiliki efikasi diri yang rendah?
4. Interaksi antara strategi pembelajaran dan efikasi diri terhadap hasil belajar
lingkungan hidup?
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini direncanakan mulai bulan Oktober sampai dengan Desember
2012 yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut: (1) seminar proposal; (2)
pengurusan administrasi dan uji coba instrumen; (3) penyebaran angket kepada
responden, (4) pengolahan data; dan (5) membuat laporan penelitian. Kegiatan
penelitian dilaksanakan pada Siswa.
C. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian menggunakan metode eksperimen. Prosedur yang ditempuh
adalah melakukan pengukuran terhadap hal-hal yang berlangsung dalam konteks
sekarang ini dengan melakukan manipulasi yang lakukan oleh peneliti.Penelitian ini
menggunakan rancangan factorial 2 faktor (A x B) sebagaimana terlihat pada tabel
berikut.
Variabel Bebas Strategi Pembelajaran (A)
Variabel
Atribut
Diskusi (A1) Ceramah (A2)
Efikasi Diri
(B)
Tinggi (B1)

A1B1


A2B1
Rendah (B2)

A1B2


A2B2
D. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Analiss deskripstif digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk histogram, grafik,
perhitungan mean, median, modus dan simpangan baku dan rentang masing-masing
variabel.
2. Statistik Inferensial
a. Uji normalitas dilaksanakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah
dikumpulkan berasal dari populasi yang homogen.
E. Hipotesis Statistik
a. H
o
: A
1
= A
2

H
1
: A
1
> A
2

b. H
o
: A
2
B
1
= A
1
B
1

H
1
: A
2
B
1
> A
1
B
1

c. H
o
: A
1
= A
2

H
1
: A
1
> A
2

d. H
o
Int.A x B = 0
H
1
Int.A x B 0

Anda mungkin juga menyukai