Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Nutrisi Ikan Senin, 20 Oktober 2014

PENGUJIAN KADAR AIR








Oleh
Dede Erik
4443100232


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
..

ABSTRAK
Kadar air dalam suatu bahan makanan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan
dari bahan pangan tersebut. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui kadar air pada
pakan atau pellet ikan. Dengan metode oven biasa (pemanasan langsung). Prosedurnya yaitu
siapkan cawan, lakukan sterilisasi selama 2 jam dan suhu 105C dalam oven. Timbang cawan
sterilisasi pada timbangan analitik (Agram). Pellet ikan di haluskan dengan takakaran 4 gram
lalu di haluskan setelah di haluskan masukan ke cawan yang sudah sterilisasi daging dioven,
kemudian timbang daging sterilisasi (Ygram). Hitung persentase kadar air. Dengan hasil kadar
air pada kelompok 1 25% dan kelompok 2 0%, kelompok 3 , kelompok 4 25%, kelompok 5 0%
dan kelompok ke 6 25%. Pada hal ini bisa terlihat pada a = 49 dan y= 31 maka berat yang
dihasilkan adalah 0% pada kelompok kami yaitu kelompok 2 dengan demikian hasil yang tidak
akurat dikarnakan pada waktu tenimbagan pellet lobster menggunakan timbagan Counting
Scale(timbagan listrik) tidak menggunakan timbagan Lab. Balance maka hasilnya tidah sama.
Kata Kunci : Kadar air, cawan petri, timbang

1.PENDAHULUAN

Fungsi makanan bagi ikan adalah sebagai sumber energi yang diperlukan dalam proses
fisiologis ditubuh ikan. Oleh karena itu makanan harus mengandung zat-zat pengahasil energi
yaitu protein, lemak, karbohidrat selain itu juga makanan harus mengandung vitamin, mineral,
serat dan air. Zat-zat makanan yang terkandung didalam makanan tersebut disebut zat gizi atau
nutrien.
Pakan adalah segaalah sesuatu yang dapat diberikan sebagai sumber energi dan zat-zat gizi,
istilah pakan sering diganti dengan bahan baku pakan, pada kenyataanya sering terjadi penyimpangan
yang menunjukkan penggunaan kata pakan diganti sebagai bahan baku pakan yang telah diolah
menjadi pellet, crumble atau mash. Bahan pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan
organik yang terkandung dalam bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa
nitrogen, sedang bahan anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium.
Kandungan bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat dan analisis
terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang
terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan alat yang
spesifik. (Ahmad,2000)
Kadar air dalam suatu bahan makanan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan
dari bahan pangan tersebut. Apabila kadar air bahan pangan tersebut tidak memenuhi syarat
maka bahan pangan tersebut akan mengalami perubahan fisik dan kimiawi yang ditandai dengan
tumbuhnya mikroorganisme pada makanan sehingga bahan pangan tersebut tidak layak untuk
dikonsumsi. Penentuan kadar air dari suatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses
pengolahan maupun pendistribusian mendapat penanganan yang tepat. Penentuan kadar air suatu
bahan pangan digunakan untuk menentukan banyaknya zat gizi yang dikandung oleh bahan
pangan tersebut. Dengan memanaskan suatu bahan pangan dengan suhu tertentu maka air dalam
bahan pangan tersebut akan menguap dan berat bahan pangan tersebut akan konstan.
Berkurangnya berat bahan pangan tersebut berarti banyaknya air yang terkandung dalam bahan
pangan tersebut.
Bahan dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan pakan konvensional dan bahan pakan
subtitusi. Bahan pakan konvensional adalah bahan baku yang sering digunakan dalam pakan
yang biasanya mempunyai kandungan nutrisi yang cukup (misalnya Protein) dan disukai ternak.
Bahan pakan konvensional merupakan bahan makro , serta jagung, bungkil
kedelai,gandung,tepung ikan dan bahan lainnya. Bahan baku yang berasal dari bahan yang belum
banyak dimanfaatkan sebagai bahan dari hasil ikutan industri agro atau peternakan dan perikana.
pakan dari kandungan nutrisinya masih memadai untuk diolah menjadi pakan. Bahan pakan ini
biasanya berasal dari ikutan industri agro atau peternakan dan perikanan.

2.TINJAUAN PUSTAKA

Pellet adalah ransum yang berasal dari berbagai bahan pakan dengan perbandingan
komposisi yang telah dihitung dan ditentukan. Bahan tersebut diolah menggunakan mesin pellet
(pelletizer) untuk mengurangi loss nurisi dalam bentuk yang lebih utuh. Ransum berbentuk pellet
yang dipecah menjadi 2-3 bagian untuk memperkecil ukurannya agar bisa dimakan ternak.
Kelebihan ransum berbentuk pellet adalah distribusi bahan pakan lebih merata sehingga loss
nutrisi mudah dicegah dan tidak tercecer pada waktu dikonsumsi ternak. Berdasarkan kandungan
gizinya,konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai
sumber protein. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%,
Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan.
Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%.
Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan
tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral Ca dibawah
1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai, tepung biji
kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa
sawit dll. Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60%
dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok dan polar.
Bentuk dan Jenis Pakan : Berdasarkan bentuknya ada tiga jenis pakan, seperti yang
dipaparkan dibawah ini. 1. Mesh ( berbentuk tepung) : Bentuk ini merupakan bentuk ransum
yang umum terlihat. Bahan yang dipilih menjadi ransum digiling halus kemudian dicampur
menjadi satu. Ransum bentuk ini menyebabkan ayam tidak bisa memilih bahan pakan yang
disenangi. Hal ini berdasarkan sifat dan cara makan ayam yang lebih gemar memakan pakan
yang berbentu butiran dan berwarna. Oleh karena itu ransum yang berbentuk tepung kurang
disukai ayam. Bentuk ransum yang halus ini memiliki keuntungan lain, yaitu mudah diserap usus
ayam sehingga efisiensinya lebih baik. Ransum bentuk ini dapat digunakan untuk semua umur
dan harganya lebih murah. 2. Pellet (berbentuk bulat panjang) : Bentuk ini merupakan
perkembangan dari bentuk tepung. Kelemahan dari bentuk ini adalah memungkinkan terjadinya
kanibalisme, kurang cocok untuk anak ayam. 3. Crumble (berbentuk pecah/butiran) : Bentuk ini
merupakan perkembangan lebih lanjut dari bentuk pellet. Bentuk ini banyak digunakan untuk
semua umur ayam broiler. Ransum ini sudah lazim digunakan oleh peternak karena harganya
tidak semahal ransum bentuk pellet. .
Kadar air menyebabkan mudahnya bakteri, kapang dan khamir untuk berkembang biak
sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Haryanto 1992). Kadar air adalah
perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila
diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban
udara disekitarnya. Kadar air ini disebut dengan kadar air seimbang.
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran dan daya
tahan bahan itu. Selain merupakan bagian dari suatu bahan makanan, air merupakan pencuci
yang baik bagi bahan makanan tersebut atau alat-alat yang akan digunakan dalam
pengolahannya. Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi daya tahan bahan makanan
terhadap serangan mikroba yang dinyatakan dengan Aw yaitu jumlah air bebas yang dapat
digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya (Winarno 2004).
Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini tergantung pada
sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan
dalam oven pada suhu 105 110 C selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan.
Untuk bahan yang tidak tahan panas, seperti bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap
dan lain-lain pemanasan dilakukan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah. Kadang-
kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan dimasukkan ke dalam eksikator dengan
H2SO4 pekat sebagai pengering, hingga mencapai berat yang konstan (Winarno 2004).
Menurut Sudarmadji dkk (1997), kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan
dengan berbagai cara antara lain: (1) Metoda pengeringan (Thermogravimetri) (2) Metoda
destilasi (Thermovolumetri (3) Metoda khemis (4) Metoda fisis (5) Metoda khusus misalnya
dengan kromatografi, Nuclear Magnetic Resonance
Menurut Sudarmadji dkk (1989), prinsip penentuan kadar air dengan pengeringan adalah
menguapkan air yang ada dalam bahan dengan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai
berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif lebih murah dan
mudah. Suatu bahan yang telah mengalami pengeringan ternyata lebih bersifat higroskopis
daripada bahan asalnya. Oleh karena itu, selama pendinginan sebelum penimbangan, bahan
selalu ditempatkan dalam ruang tertutup yang kering, misalnya desikator atau eksikator yang
telah diberi zat penyerap air.
Nilai gizi suatu produk perikanan dapat dipengaruhi oleh pengolahan dari produk
tersebut, dimana kadar air dari ikan merupakan salah satu penentu dari macam pengolahan yang
akan dilakukan. Apabila kadar air ikan tinggi, maka memerlukan penanganan dan pengolahan
yang lebih ekstra bila dibandingkan ikan yang kadar airnya rendah (Hadiwiyoto, 1993).
Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dan disaesuaikan dengan jenis ikan baik itu
ukuran, kebutuhan protein dan kebiasaan ikan. Pakan buatan ini biasanya dinamakan
pellet. Pakan buatan biasanya di produksi secara besar-besaran di pabrik pengolahan pellet
dimana pada pembuatan pellet ini di produksi oleh para ahli dibidangnya. Namun pada dasarnya
cara atau teknik pembuatan pekan ikan ini sangat sederhana.

3.METODOLOGI
Waktu dan tempat di laksanakannya praktikum ini di Lab TPHP (Teknologi Pengolahan
Hasil Perikanan) Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan Universitas Sultan Angeng Tirtayasa dan
pada tanggal, 09 Desember 2013.
Alat dan bahan yang digunakan adalah seperti cawan petri, oven, timbagan penjepit.
Bahannya pellet lobster.
Prosedur kerja sebagai berikut :

Pengujian kadar air
Cawan di oven terlebih dahulu pada suhu 105
0
C selama 2 jam


Bahan- bahan di timbang =A gram ( 4 gram )


Bahan-bahan dimasukan ke dalam cawan dan ditimbang jadi X gram


Cawan di oven pada suhu 105
0
C selama 2 jam


Cawan di keluarkan dan ditimbang jadi Y gram


4.HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Hasil yang didapat pada setiap kelompok dapat di lihat pada tabel 1 sebagai berikut :

PEMBAHASAN
Prinsip penetapan kadar air dengan metode pemanasan biasa (gravimetri) adalah
menguapkan air yang terkandung dalam bahan dengan jalan pemanasan. Bahan tersebut
dipanaskan sampai memiliki berat yang konstan. Berat yang konstan menunjukkan bahwa
kandungan air pada bahan telah menguap seluruhnya, dan hanya tersisa berat kering bahan itu
sendiri.
Berdasarkan pada tabel 1 terlihat beberapa kelompok yang hasil berat akhirnya
mendapatkan hasil 0% pada kelompok 2. Karena pada saat penimbagan awal menggunakan
timbagan Counting Scale(timbagan listrik) tidak menggunakan timbagan Lab. Balance maka
hasilnya tidah sama. Sedangkan kelompok yang lain menggunakan timbagan yang Lab. Blance
yang timbgannya akurat. Pada pellet yang kami gunakan pada pellet lobster dengan takaran gram
4, sedangkan pada kelompok yang lain pada data yang akurat tidak menhhasilkan berat akhir 0%,
bisa dilihat perabndigan pada timbagan yang kami gunakan setiap kelompok haya pada
kelompok kami yang menggunakan timbagan yang berbeda denagan kelompok yang
mendapatkan hasil yang akurat.
Berbagai jenis bakteri dapat menguraikan komponen gizi ikan menjadi senyawa-senyawa
berbau busuk dan anyir, seperti indol, skatol, H2S, merkaptan, dll. Kadar air berdasarkan hasil
percobaan sedikit berbeda dengan kadar air berdasarkan literatur. Hal ini dapat disebabkan oleh lama
waktu penyimpanan
Pelletizing merupakan salah satu proses pengolahan pakan dengan menggabungkan
beberapa bahan pakan sehingga menjadi bentuk yang kompak melalui proses penekanan (proses
mekanik). Pemeletan merupakan suatu proses mekanik yaitu penekanan agar bentuk pakan
menjadi kompak. Proses pemeletan terdiri dari 3 tahap yaitu conditioning (penguapan), proses
penekanan dan pendinginan (cooling). Cooling bertujuan untuk menghilangkan uap air yang
terdapat pada permukaan luar pelet hasil pelletizing.



5.KESIMPULAN DAN SARAN
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan
dalam satuan persen. kelompok yang hasil berat akhirnya mendapatkan hasil 0% pada kelompok
2. Karena pada saat penimbagan awal menggunakan timbagan Counting Scale(timbagan listrik)
tidak menggunakan timbagan Lab. Balance maka hasilnya tidah sama. Sedangkan kelompok
yang lain menggunakan timbagan yang Lab. Blance yang timbgannya akurat. Yang bertujuan
untuk mengetahui kadar akhir pada setiap pellet yang di uji terhadap kandungan kadar air.

SARAN
Waktu yang sangat terbatas pada saat proses penimbangan mengakibatkan pengujian
kurang maksimal di harapkan dapat mencari waktu yang tepat agar lebih efisien.



DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,2000 Definisi Pakan
Haryanto 1992
Hadiwiyoto, 1993 nilai gizi pada pellet
Mohamad Nurrofiq. 2012. Pengertian Nutrisi Menurut Beberapa Ahli Dan Jenis-jenis Nutrisi.
Hendi Santoso. 2012.

Anda mungkin juga menyukai