Anda di halaman 1dari 5

Fathin Farah Fadhilah 1511412084

Siti Fatonah 1511512131


Mar Athy Hanny Muqsithoh 1511412118
Muhammad Taufik 1511412131

Konsep Sehat Mental menurut Perls
Fritz Perls (1893-1970), seorang ahli psikoanalisa asal Afrika Selatan yang
mengalami reorientasi aliran psikologi karena kekecewaannya dengan Freud. Perls menjadi
seorang tokoh yang hebat dari suatu bentuk terapi Gestalt dan filsafat tentang kodrat manusia
yang dipraktekkan dalam kehidupannya sendiri. Menurut Martin Shepard, seorang psikiater dan
pengikut terapi Gestalt, Perls digambarkan sebagai seekor binatang yang sempurna -bukan dalam
arti rendah tetapi dalam arti yang tinggi. Dia dapat menjijikkan atau lucu, kasar atau halus, cabul
atau penuh kasih, kikir atau boros, dan dia sama sekali tidak berusaha menyembunyikannya.
Bahkan Shepard mendiskripsikan Perls ketika berusia 70-an tahun secara fisik yaitu seorang
perokok, rambut panjang dan kepala botak, berjanggut lebat terurai, mata berkilauan, berpakaian
lompat, berkemeja cossack, berkalung manik-manik dengan suara yang sangat keras. Perls
adalah seorang individu yang memiliki kecakapan luarbiasa, kuat, dinamis, sensitif, dan intuitif
dalam interaksi interaksi klinisnya. Karya Perls sangat berpengaruh dalam gerakan potensi
manusia (pertumbuhan manusia) di Amerika Serikat.
Gaya hidup dan penampilan Perls ini dapat menjelaskan daya tariknya karena hal itu
sesuai dengan keadaan jiwa dari akhir tahun 60an dan awal 70an, Perls juga ingin menunjukkan
bagaimana ia hidup disini dan kini, bebas untuk menjadi dirinya sendiri.
Perls seorang ahli psikologi asal Jerman yang pernah menjadi seorang psikoanalis dalam
teorinya yang dikenal sebagai psikologi Gestalt mengungkapkan konsep mengenai batas ego
(dalam Schultz. 1991). Dalam teori, Perls menyatakan bahwa setiap individu memiliki batas ego
sendiri-sendiri. Batas ego terkait dengan dua sifat yaitu identifikasi yang berada di dalam area
batas ego dan alienasi (pengasingan) yang berada disisi lainnya yaitu di luar batas ego. Yang
terjadipada identifikasi, adalah diberikannya penilaian ang tinggi terhadap segala hal (rumah,
keuarga,kelompok, dll) yang ada hubungannya dengan diri kita atau menjadi milik kita.
sebaliknya, yang terjadi pada alienasi pengasingan adalah diberikannya penilaian yang rendah
pada segala hal yang tidakberhubungan dan tidak menjadi milik kita. Penilaianyang tinggi pada
identifikasi ini terkait dengan cinta, solidaritas, dan keakraban. Unsur-unsur ini tentu saja tidak
terdapat pada sisi yang lain yang berada di luar batas ego. Di luar batas ego yaitu alienasi,
individu akan memiliki perspektif yang berkebalikan antara lain membenci, mengabaikan,
menjauhi,bahkan agresi.
Selanjutnya, menurut Perls (dalam Schlutz. 1991), salah satu ciri orang yang sehat adalah
kemampuannya membuat batas egonya menjadi sangat fleksibel sehingga pada akhirnya area
identifikasi dapat begitu mudah meluas. Pada proses ini, individu akan dengan mudah
memasukkan semakin banyak unsur ke dalam identifikasinya. Sebaliknya mereka yang memiliki
batas ego yang kaku akan mengalami kesulitan dalam memasukkan banyak unsur ke area dalam
batas egonya. Pada akhirnya, individu dengan kondisi tidaksehat seperti ini akan mudah jatuh
dalam pengabaian, prasangka, kebencian, dan berbagaitindak agresif terhadap berbagai unsur di
luar batas egonya.

PENDEKATAN PERLS TERHADAP KEPRIBADIAN TERAPI GESTALT
Pendekatan Perls terhadap kepribadian merupakan suatu bentuk terapi bukan teori
tentang kodrat kepribadian. Namun demikian, setiap bentuk terapi berdasarkan suatu teori
bagaimana kepribadian itu berfungsi. Terapi Perls sangat dekat dengan teori psikologi aliran
Gestalt yang berarti kebulatan atau keparipurnaan. Psikologi Gestalt percaya bahwa persepsi
kita ada sangkut pautnya dengan keseluruhan atau pola-pola yang terorganisasi. Setiap
organisme cenderung mengarah kepada kebulatan atau keparipurnaan. Segala sesuatu
yang mencegah atau mengacaukan Gestalt ini membahayakan organisme dan
menimbulkan apa yang disebut Perls sebagai situasi yang belum selesai (unfinished
situation). Situasi itulah yang akan menimbulkan ketidakseimbangan dan mempengaruhi
terjadinya ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri.
Berbeda dengan Freud yang menyatakan bahwa manusia didorong oleh bermacam-mcam
instink. Perls megemukakan bahwa situasi situasi yang belum selesai itulah yang menjadi
dorongan dalam diri manusia. Jika manusia mengalami ketidakseimbangan, maka ia akan
terdorong untuk memperbaikinya. Gestalt gestalt yang tidak sempurna akan disusun secara
teratur berdasar tingkat kepentingan. Situasi yang sangat urgen menjadi pengontrol dan pengatur
yang dominan terhadap pikiran, dan tingkah laku sampai situasi itu dipuaskan. Peraturan
terhadap diri sendiri versus peraturan dari luar merupakan salah satu segi penting untuk
menyelesaikan situasi yang belum paripurna.
Menurut Perls, orang orang yang sehat adalah orang yang dapat mengatur
dirinya sendiri, tanpa adanya campur tangan dari pihak luar seperti kebutuhan atau
tuntutan orang lain maupun peraturan undang undang. Dengan demikian hanya kesadaran
dirilah yang dapat menimbulkan perkembangan dan pertumbuhan pribadi yang sehat. Perls
percaya bahwa terlalu banyak orang yang diajarkan oleh orang tua dan kebudayaan untuk
mengekang impuls -impulsnya sehingga mereka takut untuk mengungkapkannya. Padahal untuk
mencapai kesadaran diri, orang harus mengenal dan menerima impuls impuls dan hasrat
hasratnya sendiri. Impuls impuls yang dikekang tersebut tidak begitu saja hilang melainkan
dapat menjelma menjadi cara cara lain (misalnya sifat agresif yang terhalang dapat menjelma
berupa gerenyet urat syaraf) ataupun diproyeksikan kepada orang lain (misalnya menuduh orang
lain yang agresif).
Segi lain dari pendekatan Perls terhadap kepribadian ialah fokus pada masa
sekarang sebagai satu satunya kenyataan. Orang yang hidup seolah olah masa lampau ada
dalam diri mereka (watak retrospektif) atau seolah olah masa depan telah ada sekarang (watak
prospektif) merupakan orang yang memiliki kepribadian yang tidak seimbang karena tidak riil
dengan mengorbankan waktu sekarang untuk waktu yang tidak ada. Meskipun demikian Perls
tidak menyarankan kita untuk membuang semua ingatan tentang masa lalu kita ataupun
pandangan kita akan masa depan. Masa lalu yang dipenuhi dengan berbagai pengalaman dapat
membantu kita untuk menyesuaikan diri dengan masa sekarang, demikian juga kita harus
menyelesaikan situasi situasi yang belum selesai pada masa lalu di masa sekarang. Pandangan
dan perencanaan untuk masa depan kita perlukan agar kita dapat bertumbuh, bukan sebagai
pengganti untuk masa sekarang.
Dari penjelasan diatas tampak bahwa hakekat dari pendekatan Perls ini sebenarnya
adalah tanggung jawab tiap pribadi untuk mengatur keseimbangan keseimbangan yang
ada dalam dirinya, menyelesaikan situasi yang belum selesai maupun menerima impuls
impuls dan hasrat hasratnya sendiri.
Dalam mendefinisikan orang yang sehat secara psikologis, Perls tidak memberikan
sifat sifat dari orang yang sehat tersebut tetapi Perls memberikan beberapa pandangannya
sebagai berikut :
1. Orang disini dan kini, orang yang berkepribadian sehat akan menyadari bahwa satu
satunya kenyataan yang dimiliki adalah kenyataan saat ini, tidak terikat pada peristiwa masa
lampau ataupun pandangan / khayalan masa depan.
2. Orang yang sehat psikologis memiliki kesadaran dan penerimaan penuh terhadap diri
mereka siapa dan apa. Mereka menerima kelemahan dan kekuatan serta potensinya sebagai
manusia.
3. Orang yang sehat dapat mengungkapkan impuls impuls dan hasrat hasrat mereka
dengan terbuka dan sepenuhnya tanpa hambatan atau rasa bersalah. Mereka juga harus
dapat mengungkapkan kebencian kebencian mereka dengan terbuka.
4. Orang yang berkepribadian sehat mampu memikul tanggung jawab terhadap
kehidupannya sendiri. Mereka tidak saling lempar tanggung jawab kepada orang lain atau
sember luar lainnya.
5. Orang yang sehat psikologis berhubungan dengan diri dan dunia. Mereka berhubungan
dengan panca indera, perasaan dan apa yang berlangsung di sekitar mereka sesuai dengan
kenyataannya.
6. Orang yang sehat secara psikologis memiliki ciri ciri yaitu batas batas ego yang tidak
mengkerut tapi fleksibel. Keterbukaan baik bagi batas ego luar (lingkungan) maupun batas ego
dalam (diri). Mereka harus menerima semua segi dari kodrat mereka agar dapat menggunakan
seluruh potensi mereka untuk pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut.
7. Orang yang sehat psikologis tidak mengejar kebahagiaan dan menjadikannya tujuan,
tetapi mereka harus dapat menjadi siapa dan apa pada saat sekarang.



DAFTAR PUSTAKA
Schult, Duanne. 2003. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/1511/10_Y%20Heri%20Widodo.p
df?sequence=1
http://blog.kenz.or.id/2005/04/25/mengenal-teori-perls.html

Anda mungkin juga menyukai