Anda di halaman 1dari 29

1

AGROHIDROLOGI

Oleh:
Ir. MUHAMMAD MAHBUB, MP
Fakultas Pertanian UNLAM
Modul:
NERACA AIR LAHAN
NERACA AIR
Konsep siklus hidrologi adalah bahwa jumlah air
disuatu luasan tertentu di permukaan bumi
dipengarahi oleh masukan (input) dan keluaran
(output) yang terjadi.

Neraca masukkan dan keluaran di suatu tempat
dikenal sebagai neraca air (water balance) dan
nilainya berubah dari waktu ke waktu.
Manfaat data neraca air :
Data hasil perhitungan dengan neraca air dapat
dipergunakan untuk perencanaan dan pengelolaan
pada berbagai kegiatan, diantaranya:
1. Pembuatan bangunan dan penyimpanan dan
pembagi air serta salurannya.
2. Pembangunan saluran drainase dan teknik
pengendalian banjir.
3. Pemanfaatan air untuk berbagai keperluan
pertanian dalam arti luas (pertanian, kehutanan,
perikanan, peternakan dan sebagainya).


Difinisi Neraca Air :
Difinisi neraca air dikemukakan berbeda-beda,
karena tujuan penggunaan yang berbeda.

Misalnya :
Dibidang hidrologi untuk pengairan, Sosrodarsono
dan Takeda (1978) mengemukakan bahwa neraca
air merupakan penjelasan teentang hubungan
antara aliran ke dalam (in flow) dan aliran air keluar
(out flow) di suatu daerah untuk suatu periode
tertentu.
Difinisi Neraca Air :
Dibidang Agroklimatologi, Frere dan Popov (1979)
mengartikan neraca air sebagai selisih antara
jumlah air yang diterima oleh tanaman dan
kehilangan air dari tanaman dan tanah melalui
evapotranspirasi.

Dibidang penerapan ilmu fisika tanah bagi
pertanian, Hilel (1980) menyatakan bahwa neraca air
merupakan penjelasan rinci dari hukum kekekalan
massa (untuk air) yaitu: massa (air) tidak bertambah
maupun berkurang tetapi hanya berubah bentuk
dan atau berpindah tempat
Difinisi Neraca Air :
Ketiga definisi yang berbeda di atas dapat
disimpulkan bahwa

Neraca air merupakan perimbangan antara
masukkan (input) dan keluaran (output) air
dari suatu tempat pada suatu saat/periode
tertentu.
Model Dasar Neraca Air

M (masukan) = K (keluaran)

Lengkap tidaknya suatu neraca air akan tergantung lengkap
tidaknya komponen yang dimasukkan kedalam masukkan dan
keluaran. Ketelitiannya juga dipengaruhi oleh pengukuran, satuan
waktu dan jangka waktu pengukuran dan perhitungannya.
Berdasarkan tujuan penggunaanya
neraca air dapat dibedakan atas :
1. Neraca air umum
2. Neraca air lahan
3. Neraca air tanaman


Neraca Air Umum
Neraca air umum disusun untuk mengetahui
berlangsungnya periode basah dan periode kering
selama periode tertentu.

Untuk neraca air bulanan, periode bulan basah
(surplus, S) terjadi bila:
CH >Evapotranspirasi
Sebaliknya periode bulan kering (defisit, D) terjadi
bila: CH < Evapotranspirasi


Neraca Air Umum
Model persamaan matematis:

M = K
CH = ETP + S

Bila CH ETP maka S (storage) bernilai positif
berarti surplus air (basah) dan sebaliknya CH ETP
maka S bernilai negatif berarti defisit air (kering)

Indeks kekeringan metode Thorthwaite (ILACO, 1985) adalah
perbandingan defisit air (D, mm) dan Evapotranspirasi (ETP, mm)
dalam persentasi.
Indeks Kekeringan (Ia)
D
Ia = --------- x 100 %
ETP
Indeks kekeringan metode Thorthwaite (ILACO, 1985) adalah
perbandingan defisit air (D, mm) dan Evapotranspirasi (ETP, mm)
dalam persentasi.
Kriteria Indeks kekeringan :
Nilai Ia (%) Keterangan
0 16,7 Tidak ada kekeringan
16,8 33,3 Kekeringan sedang
> 33,3 Terjadi kekeringan
Neraca Air Umum

Bulan CH ETP
CH-ETP Surplus
Defisit Ia (%) Periode
Jan 353 128 225 225 -

Basah
Peb 265 118 147 147 -
Mar 281 129 152 152 -
Apr 143 125 18 18 -
Mei 112 121 -9 - 9 7,4


Kering
Jun 78 108 -30 - 30 27,8
Jul 16 100 -84 - 84 84
Agu 38 104 -66 - 66 63,5
Sep 58 114 -56 - 56 49,1
Okt 110 134 -24 - 24 17,9
Nop 194 131 63 63 -
Basah
Des 249 130 119 119 -
3339 1897 1442 993 269
Neraca Air Umum

0
50
100
150
200
250
300
350
400
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des
Bulan
Tinggi air (mm)
CH
ETP
Surplus
Surplus
Defisit
Neraca Air Lahan
Neraca air lahan merupakan neraca air untuk
penggunaan lahan pertanian secara umum.

Neraca ini bermanfaat dalam mempertimbangkan
kesesuaian lahan pertanian tadah hujan
berdasarkan kandungan air tanahnya; mengatur
jadwal tanam dan panen; mengatur pemberian air
irigasi dalam jumlah dan waktu yang tepat
Neraca Air Lahan
Dalam perhitungan neraca air lahan bulanan
diperlukan data masukan yaitu:

1. Curah hujan bulanan (CH),
2. Evapotranspirasi bulanan (ETP)
3. Kapasitas lapang (KL)
4. Titik layu permanen (TLP)


Asumsi-asumsi Neraca Air Lahan
(1) Lahan datar tertutup vegetasi rumput,
(2) Lahan berupa tanah dimana air yang
masuk pada tanah tersebut hanya
berasal dari curah hujan saja dan
(3) Keadaan profil tanah homogen sehingga
KL dan TLP mewakili seluruh lapisan
dan hamparan tanah.


Komponen dalam Neraca Air Lahan
CH : Curah hujan (mm),
ETP : Evapotranspirasi potensial (mm)
CH-ETP: CH dikurangi ETP
APWL : Akumulasi potensial kehilangan air (accumulation of
potential water loss).
KAT : Kadar air tanah (mm),
dKAT : selisih (delta) KAT (mm)
ETA : Evapotranspirasi aktual (mm), Defisit :
Defisit : Kekurangan air (mm)
Surplus: Kelebihan air (mm)
RunOff : Aliran permukaan/limpasan (mm),
(koefsien runoff = 0,5)

Tabel perhitungan Neraca Air Lahan :

Bulan CH ETP CH-ETP APWL KAT
Jan 353 128 225 250
Peb 265 118 147 250
Mar 281 129 152 250
Apr 143 125 18 250
Mei 112 121 -9 -9 241
Jun 78 108 -30 -39 215
Jul 16 100 -84 -123 165
Agu 38 104 -66 -189 142
Sep 58 114 -56 -245 129
Okt 110 134 -24 -269 124
Nop 194 131 63 187
Des 249 130 119 250
1897 1442
Sambungan Tabel :

Bulan dKAT ETA Defisit Surplus Run-off
Jan 0 128 0 225 127
Peb 0 118 0 147 137
Mar 0 129 0 152 144
Apr 0 125 0 18 81
Mei -9 121 0 0 41
Jun -26 104 4 0 20
Jul -50 66 34 0 10
Agu -24 62 42 0 5
Sep -13 71 43 0 3
Okt -4 114 20 0 2
Nop 63 131 0 0 1
Des 63 130 0 56 28
1299 143 598 598
Perhitungan Neraca Air Lahan Bulanan :

1. Kolom curah hujan (CH):
Diisi dengan data curah hujan rata-rata bulanan atau
curah hujan dengan peluang tertentu (misal CH
dengan peluang (P75%)) yang dapat mewakili
seluruh lahan. CH dengan peluang P75% dapat
ditentukan dengan :
a. Metode regresi
CH (P75%) = 0,82 CH rata-rata -30
b. Metode statistika
CH (P75%) = CH rata-rata - 0,9 SD
SD = standar deviasi
c. Metode Ranking (penjelasan dalam penuntun
praktikum)

2. Kolom evapotranspirasi potensial (ETP) :
Diisi dengan nilai ETP dari stasiun setempat
dengan urutan prioritas ETP dari :

Lysimeter,
Panci klas A dikali dengan koefisien dan
Pendugaan ETP dengan rumus empiris (Penman,
Thorthwaite, Blaney-Criddle dsb).


3. Kolom CH ETP :
Diisi dengan nilai selisi CH dengan ETP
4. Kolom akumulasi potensial kehilangan air
untuk penguapan (APWL) :
Diisi dengan penjumlahan nilai CH-ETP yang
negatif secara berurutan bulan demi bulan.


5. Kolom kandungan air tanah (KAT) :
Isi dulu nilai KAT dimana terjadi APWL dengan
rumus :

KAT = TLP + [ [ 1,00041 (1,07381/AT)]
| APWL|
x AT]

TLP =titik layu permanen dan
KL = kapasitas lapang dan
Air tersedia, AT = KL TLP
|APWL| = nilai absolut APWL




6. Kolom perubahan kadar air tanah (dKAT) :
Nilai dKAT bulan tersebut adalah KAT bulan
tersebut dikurangi KAT bulan sebelumnya. Nilai
positif menyatakan perubahan kandungan air
tanah yang berlangsung pada CH ETP (musim
hujan), penambahan berhenti bila dKAT =0
setelah KL tercapai.
Sebaliknya bila CH ETP atau dKAT negatif,
maka seluruh CH dan sebagian KAT akan di-
evapotranspirasi-kan.



7. Kolom Evapotranspirasi Aktual (ETA) :
Bila CH ETP maka ETA = ETP
karena ETA mencapai maksimum.

Bila CH ETP maka ETA = CH + |dKAT|
karena seluruh CH dan dKAT seluruhnya akan
dievapotranspirasikan.



8. Kolom Defisit (D) :
Defisit berarti berkurangnya air untuk di-
evapotranspirasikan sehingga,
D = ETP ETA , berlangsung pada musim
kemarau.

9. Kolom Surplus (S) :
Surplus berarti kelebihan air ketika CH ETP
sehingga,
S = CH-ETP-dKAT , berlangsung pada musim
hujan.


10. Kolom Runoff :
Run off (RO) merupakan aliran permukaan atau
limpasan. Thornthwaite dan Mather (1957) membagi
RO menjadi dua bagian :
50% dari Surplus bulan sekarang (Sn).
50% dari RO bulan sebelumnya (ROn-1).

Nilai 50% adalah koefisien run off studi di
Amerika. Nilai ini dapat berubah sesuai kondisi
setempat. Sehingga,

RO bulan sekarang (Rn) = 50% (Sn + ROn-1)


Neraca Air (Lahan) Tanaman
Neraca air lahan tanaman merupakan neraca air
lahan dengan menekankan untuk jenis tanaman
tertentu, dengan memodifikasi nilai evapotrans-
pirasi (ETP) menurut jenis tanaman dan varitasnya.

ETP
t
= Kc x ETP
standar


Dimana , ETP
t
= evapotraspirasi tanaman; Kc =
koefisien tanaman dan ETP
standar
= ETP dari
pengukuran Panci Klas A.
Contoh perhitungan ETP untuk tanaman padi


Fase
Pertumbuhan
Kc padi ETP
standar
(mm)
ETP
t
(mm)
0 9 0.80 100 80
10 0.95 100 95
20 1.05 100 105
30 1.15 110 126.5
40 1.20 110 132
50 1.30 120 156
60 1.30 120 156
70 1.20 120 144
80 1.10 130 143
90 0.90 140 126
100 0.50 150 75

Anda mungkin juga menyukai