Nira (102011113) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat Email: csmargareth.co.id@ovi.com
Pendahuluan Sebagian kematian akibat pneumonia terjadi di pelosok desa yang tidak terjangkau oleh layanan kesehatan. Oleh karena itu disamping perlunya ditingkatkan usaha-usaha penemuan dan pengobatan penderita di daerah yang sulit dijangkau, diperlukan pula pengetahuan masyarakat tentang penyakit pneumonia yang meliputi gejala, faktor risiko, pencegahan, dan lain-lain agar dapat dihindari, dicegah dan diobati sedini mungkin sehingga tidak sempat mengancam jiwa atau berakibat pada kematian. 1 Pneumoni secara umum dapat didefinisikan sebagai batuk pilek yang disertai nafas sesak atau nafas cepat. Seseorang terkena penyakit pneumonia dapat dikarenakan: 1 Tertular penderita batuk Belum mendapat imunisasi lengkap jika terjadi pada balita Kekurangan gizi Tinggal dilingkungan yang tidak sehat Skenario Seorang anak perempuan berusia 2 tahun dibawa ke Puskesmas dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan di dahului oleh demam naik turun dan batuk pilek sejak 1 minggu yang lalu. Batuk disertai dahak berwarna kuning. Nafsu makan pasien juga menurun. Pada PF didapat kesadaran kompos mentis, tampak sesak dan rewel, sianosis (-). BB 12 kg, frekuensi nafas 55x/menit, denyut nadi 110x/menit, suhu 38,5C, pernafasan cuping hidung (+), retraksi intercostal (+), faring hiperemis, dan (+) ronki basah halus dan wheezing pada kedua lapang paru. 2
Mind Map
Pembahasan Sebelum kita masuk pembahasan yang mengarah pada kasus akan dibahas anatomi dan fisiologi dari saluran pernapasan. Organ sistem respirasi bagian atas terdiri dari: 2 Hidung Faring Laring Trakea Organ sistem respirasi bagian bawah terdiri dari: 2 Paru-paru sesak nafas, demam dan batuk pilek. Anamnesis P. fisik DD/: 1.Bronkitis 2.Bronkiolitis
Bronkus Alveoli Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. 2
Gambar 1. Saluran pernapasan Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu : Respirasi luar yang merupakan pertukaran antara O 2 dan CO 2 antara darah dan udara. Respirasi dalam yang merupakan pertukaran O 2 dan CO 2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh. Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu : 1. Respirasi / Pernapasan Dada 2
Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut Tulang rusuk terangkat ke atas Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan. 2. Respirasi / Pernapasan Perut Otot difragma pada perut mengalami kontraksi Diafragma datar 4
Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru. Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kali lipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara. Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 mmHg dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc CO 2 . CO 2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paru-paru dengan bantuan darah. 2 Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia : Pembuangan CO 2 dari paru-paru : H + HCO 3 ---> H2CO 3 ---> H 2 + CO 2
Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O 2 ---> HbO 2
Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO 2 ---> Hb + O 2
Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO 2 + H 2 O ---> H 2 + CO 2
Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbondioksida dan uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi. Kapasitas Paru-Paru Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 ml. Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500 ml. ketika menarik napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 ml. Udara ini dinamakan udara komplementer. Ketika kita menarik napas sekuat-kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini dinamakan udara suplementer. Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi masih ada sisa udara dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Udara sisa ini dinamakan udara residu. Jadi, Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital + volume residu =4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria. 2 Pertukaran Gas dalam Alveolus Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi diambil dari udara yang kita hirup pada waktu kita bernapas. Pada waktu bernapas udara masuk melalui saluran pernapasan dan 5
akhirnya masuk ke dalam alveolus. Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi menembus dinding sel alveolus. Akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam darah menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang akhirnya sampai pada alveolus. Dari alveolus karbon dioksida dikeluarkan melalui saluran pernapasan pada waktu kita mengeluarkan napas. Dengan demikian dalam alveolus terjadi pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan karbondioksida keluar. 2
Proses Pernafasan Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi, dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus. Bersamaan dengan itu, otot-otot tulang rusuk pun berkontraksi. Akibat dari berkontraksinya kedua jenis otot tersebut adalah mengembangnya rongga dada sehingga tekanan dalam rongga dada berkurang dan udara masuk. Saat mengeluarkan napas, otot diafragma dan otot-otot tulang rusuk melemas. Akibatnya, rongga dada mengecil dan tekanan udara di dalam paru-paru naik sehingga udara keluar. Jadi, udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke tempat yang bertekanan lebih kecil. 2 Jenis Pernapasan berdasarkan organ yang terlibat dalam peristiwa inspirasi dan ekspirasi, orang sering menyebut pernapasan dada dan pernapasan perut. Sebenarnya pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi secara bersamaan.(1) Pernapasan dada terjadi karena kontraksi otot antar tulang rusuk, sehingga tulang rusuk terangkat dan volume rongga dada membesar serta tekanan udara menurun (inhalasi).Relaksasi otot antar tulang rusuk, costa menurun, volume kecil, tekanan membesar (e kshalasi). (2) Pernapasan perut terjadi karena kontraksi /relaksasi otot diafragma ( datar dan melengkung), volume rongga dada membesar , paru-paru mengembang tekanan mengecil (inhalasi). Melengkung volume rongga dada mengecil, paru-paru mengecil, tekanan besar/ekshalasi. 2
Organ-Organ Pernafasan Pada Manusia 1. Hidung (cavum nasalis) 6
Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga hidung banyak memiliki kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh mukosa. Didalam hidung udara disaring dari benda-benda asing yang tidak berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru. Selain itu udara juga disesuaikan suhunya agar sesuai dengan suhu tubuh. 2 2. Faring (tenggorokan) Faring merupakan ruang dibelakang rongga hidung, yang merupakan jalan masuknya udara dari rongga hidung. Pada ruang tersebut terdapat klep (epiglotis) yang bertugas mengatur pergantian perjalanan udara pernafasan dan makanan. 2 3. Laring (pangkal tenggorokan) Laring/pangkal batang tenggorokan / kotak suara. Laring terdiri atas tulang rawan, yaitu jakun, epiglotis, (tulang rawan penutup) dan tulang rawan trikoid (cincin stempel) yang letaknya paling bawah. Pita suara terletak di dinding laring bagian dalam. 2 4. Trakhea (batang tenggorokan) Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos dan tulang rawan yang berbentuk huruf C pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan lendir yang berguna untuk menangkap dan mengembalikan benda-benda asing ke hulu saluran pernafasan sebelum masuk ke paru-paru bersama udara penafasan. 2 5. Bronkus (cabang batang tenggorok) Merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kiri dan yang satunya menuju paru-paru kanan. Dinding bronkus terdiri atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot polos dan cincin tulang rawan. Kedudukan bronkus yang menuju kekiri lebih mendatar dari pada ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit. 2 6. Bronkiolus Bronkeolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya lebih tipis. Bronkeolus bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih halus. 2 Gambar 1. bronkiolus dan alveolus 2 7
7. Alveolus Saluran akhir dari saluran pernafasan yang berupa gelembung-gelembung udara. Dinding alevolus sangat tipis setebal selapis sel, lembab dan berdekatan dengan kapiler- kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus inilah terjadi pertukaran gas-gas O 2 dari udara bebas ke sel-sel darah, sedangkan perukaran CO 2 dari sel-sel tubuh ke udara bebas terjadi. 2
8. Paru-paru (pulmo) Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan tulang rusuk, pada bagian bawah dibatasi oleh otot dafragma yang kuat. Paru-paru merupakan himpunan dari bronkioulus, saccus alveolaris dan alveolus. Diantara selaput dan paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru pada saat mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan karena adanya perubahan tekana rongga dada. 2
Paru-paru kanan o berlobus tiga o Bronkus kanan bercabang tiga Gambar 2. Paru-paru 2
Paru-paru kiri o berlobus dua o Bronkuis kiri bercabang dua o Posisinya lebih mendatar Dibungkus oleh lapisan pleura yang berfungsi menghindari gesekan saat bernafas. 2
Anamnesis Kemahiran mengambil anamnesis tentang keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang pasien memerlukan kecermatan supaya jangan sampai informasi mengenai keluhan utama justru bukan keluhan utama sebenarnya. Bagi pasien dengan pneumonia, yang perlu ditanyakan semasa anamnesa adalah: Identitas pasien 8
Nama : anak perempuan Umur: 2 tahun Tanggal lahir Suku bangsa Agama Pendidikan dan alamat tempat tinggal Keluhan utamanya Keluhan yang mendorong pasien untuk berobat. Sesak dimana? Sejak kapan? Kasus : Sesak nafas sejak 2 hari yang lalu. Riwayat Penyakit sekarang Sesak terus-menerus atau pada waktu tertentu saja? Apakah disertai lemah, demam, batuk pilek? Apakah batuk berdahak? Warna dahaknya? Banyak atau tidak? Apakah mengalami hematemesis atau melena? Apakah berat badan turun? Minum obat Sebelumnya pernah minum obat atau obat minum yang dibeli sendiri maupun kedokter? Bila sudah, obat apa yang dipakai? Ada perbaikan setelah minum atau memakai obat? Ada alergi terhadap obat-obatan? Penyakit dahulu Dulu pernah menderita penyakit seperti ini? Bila pernah, sudah berapa lama? Kesehatan keluarga Apakah di keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini atau penyakit lainnya? Sosial dan kebiasaan Bagaimana tempat tinggalnya? Bagaimana kebiasaan makannya?
Pemeriksaan fisik TTV 9
Frekuensi nafas 55x/menit, denyut nadi 110x/menit, suhu 38,5C, Inspeksi kesadaran kompos mentis, tampak sesak dan rewel, sianosis (-), BB 12 kg, pernafasan cuping hidung (+),faring hiperemis. Palpasi Retraksi intercostal (+), Auskultasi (+) ronki basah halus dan wheezing pada kedua lapang paru.
Pemeriksaan penunjang 1. Sinar x Mengidentifikasikan distribusi struktural (misal, lobar, bronkial); dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/ perluasan infiltrate nodul (lebih sering virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar-x dada mungkin bersih. 1 2. GDA Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada. 3. JDL leukositosis biasanya ditemukan, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun. 4. LED meningkat 5. Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan napas meningkat dan komplain menurun Alat diagnosa termasuk sinar-X dan pemeriksaan sputum. Perawatan tergantung dari penyebab pneumoia. Pneumonia disebabkan oleh bakteri dirawat dengan antibiotik. Pemeriksaan penunjang: 1 Rontgent dada Pembiakan dahak Hitung jenis darah Gas darah arteri
10
Diagnosis Kerja Pneumonia Pneumonia pada anak balita paling sering disebabkan oleh virus pernapasan dan puncaknya terjadi pada umur 2-3tahun, sedangkan pada anak umur sekolah paling sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae. 1
Pada bayi dan anak-anak penyebab paling sering adalah: Virus sinsisial pernapasan Adenovirus Virus parainfluenza Gambar 3. Pneumonia Virus influenza Penyakit paru pneumonia merupakan penyebab utama mortalitas anak balita di Indonesia. Menurut Prof. Dr.H. Mardjanis, Sp.A(K), pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri; merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan balita. 1 Macam-macam penyebab pneumonia: Pneumonia oleh Bakteri Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siap saja dari bayi sampai usia lanjut. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus pneumonia sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Seluruh jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. 3 Pasien yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi, berkeringat, napas terengah-engah, dan denyut jantungnya meningkat cepat. Bibir dan kuku mungkin membiru karena tubuh kekurangan oksigen. Pada kasus yang ekstrem, pasien akan mengigil, gigi bergemeletuk, sakit dada, dan kalau batuk mengeluarkan lendir berwarna hijau. Sebelum terlambat, penyakit ini masih bisa diobati. Bahkan untuk pencegahan vaksinnya pun sudah tersedia. 3
11
Pneumonia oleh Virus Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Saat ini makin banyak saja virus yang berhasil diidentifikasi. Meski virus-virus ini kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas terutama pada anak-anak gangguan ini bisa memicu pneumonia. Untunglah, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun, bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian. Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak walaupun tak terlihat jaringan paru dipenuhi cairan. Gejala pneumonia oleh virus sama saja dengan influenza yaitu demam, batuk kering, sakit kepala, ngilu di seluruh tubuh. Dan letih lesu selama 12-136 jam, napas menjadi sesak, batuk makin hebat dan menghasilkan sejumlah lendir. Demam tinggi kadang membuat bibir menjadi biru. 3
Pneumonia Mikoplasma Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal (Atypical Pneumonia). Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski mamiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati. Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa mual dan muntah. Rasa lemah baru hilang dalam waktu lama. 3
Pneumonia Jenis Lain Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii pnumonia (PCP) yang diduga disebabkan oleh jamur, PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit pada pengidap HIV/AIDS. PCP bisa diobati pada banyak kasus. Bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan kemudian, namun pengobatan yang baik akan mencegah atau menundah kekambuhan. Pneumonia lain yang lebih jarang disebabkan oleh masuknya makanan, cairan,gas,debu maupun jamur. Rickettsia juga masuk golongan antara virus dan 12
bakteri menyebabkan demam Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis. Penyakit- penyakit ini juga mengganggu fungsi paru, namun pneumonia tuberkolosis alias TBC adalah infeksi paru paling berbahaya kecuali diobati sejak dini. 3
Epidemiologi Pneumoni merupakan penyebab kematian ke 6 di USA. Diseluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta kematian balita karena pneumonia. Di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 kematian balita akibat pneumonia 5 per 1000 balita pertahun. Ini berarti bahwa pneumonia menyebabkan kematian lebih dari 100.000 balita setiap tahun, atau hampir 300 balita setiap hari, atau 1 balita setiap 5 menit. 1,4 Merujuk pada angka-angka di atas bisa dimengerti bahwa para ahli menyebut pneumoni sebagai The Forgotten Pandemic atau wabah raya yang terlupakan karena begitu banyaknya korban yang meninggal karena pneumonia tetapi sangat sedikit perhatian yang diberikan kepada masalah pneumonia. Tidak heran bila melihat konstribusinya yang besar terhadap kematian balita pneumoni dikenal juga sebagai pembunuh balita nomor satu. 1
Diagnosis banding Bronkitis Walaupun diagnosis bronkitis akut seringkali dibuat, namun pada anak- anak keadaan ini mungkin tidak dijumpai sebagai wujud klinis tersendiri. Bronkitis merupakan akibat beberapa keadaan lain saluran pernapasan atas dan bawah, dan biasanya trakea terlibat. 5
Bronkitis asmatis adalah bentuk asma yang sering terancuhkan dengan bronkitis akut. Pada berbagai infeksi saluran pernapasan atas, beberapa anak menderita spasme bronkus dan eksudasi yang serupa dengan tanda-tanda pada anak lebih besar yang menderita asma. Trakeobronkitis akut seringkali terkait dengan infeksi saluran pernapasan atas seperti nasofaringitis tetapi juga terkait dengan influenza, pertussis, campak, demam tifoid, difteria dan demam skarlet. Juga terjadi suatu trakeobronkitis yang tak terdiferensiasi, primer, dan akut, paling lazim pada anak lebih tua dan remaja. Adalah mungkin bahwa , kecuali untuk penyakit bakteri yang telah disebutkan, trakeobronkitis akut disebabkan oleh virus. Pneumococcus, stafilokokus, 13
Haemophilus influenzae, dan berbagai Streptococcus haemoliticus dapat diisolasi dari sputum, tetapi keberadaannya tidak menyatakan penyebab bakteria, dan terapi antibiotik tidak begitu berpengaruh untuk mengubah perjalanan penyakit. Beberapa anak tampak lebih rentan terhadap trakeobronkitis akut dari pada yang lain. Alasannya tidak diketahui tetapi alergi iklim, polusi udara dan infeksi kronis saluran pernapasan atas, terutama sinusitis, dapat merupakan faktor-faktor yang turut menyebabkan. 5 Sindrom bronkitis obliterans dapat bermula dengan episode bronkitis akut, bronkiolitis dan bronko pneumoni, dan kemudian menjelek selaama beberapa minggu menjadi penyakit paru berat yang ditandai dengan obliterasi bronkiolus dan bronkiekstasis. Manifestasi klinis Bronkitis akut biasanya didahului oleh infeksi pernapasan atas. Infeksi bakteri sekunder dengan Streptococcus pneumoniae, Moraxella catarrhalis, atau H. influenzae dapat terjadi. Khasnya, anak datang dengan batuk yang sering, kering, pendek, tidak produktif dan timbul relatif bertahap, mulai 3-4 hari sesudah munculnya rhinitis. Ketidakenakan substernal bawah atau nyeri terbakar dada depan sering ada dan dapat diperjelek oleh batuk. Ketika penyakit menjelek, penderita dapat terganggu oleh suara siulan selama respirasi (mungkin ronki), nyeri dada, dan kadang-kadang oleh nafas pendek. Batuk paroksismal atau rasa mencekik pada saat sekresi kadang-kadang disertai muntah. Dalam beberapa hari batuk menjadi produktif, dan sputum berubah dari jernih ke purulen. Biasanya dalam 5-10 hari, mukus encer dan batuk menghilang secara bertahap. Badan yang sangat malaise sering disertai dengan sakit yang dapat berkelanjutan selama 1 minggu atau lebih sesudah gejala-gejala akut mereda. 5
Tanda-tanda fisik bervariasi menurut umur penderita dan penyakit. Pada mulanya biasanya anak tidak demam atau demam ringan, dan ada tanda-tanda nasofaringitis, infeksi konjungtiva, dan rhinitis. Kemudian, auskultasi menunjukkan adanya suara pernapasan yang kasar, ronki basah kasar dan halus, dan ronki yang dapat bernada tinggi, menyerupai mengi pada asma. Pada anak lainnya yang sehat, komplikasi sedikit tetapi pada anak malnutrisi atau mereka yang kesehatannya jelek, otitis, sinusitis, dan pneumonia adalah lazim. 5
14
Bronkiolitis Bronkiolitis adalah suatu penyakit yang terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan, biasanya mempunyai puncak pada umur 6 bulan. Terjadi riwayat kontak dengan penyakit saluran pernapasan yang ringan, dan gejala pertama adalah pengeluaran getah dari hidung serta bersin-bersin. Kesukaran pernapasan terjadi secara berangsur-angsur, ditandai dengan batuk yang terengah-engah, dispnea dan mudah terangsang. Anak mengalami takipnea (60-80 pernapasan per menit) dan haus akan udara sianosis sering dijumpai. Cuping hidung akan melebar dan anak akan menggunakan otot-otot pernapasan tambahan secara terus-menerus. Aerasi berlebihan dan udara yang terperangkap mendorong hati dan limfa sehingga dapat diraba. Ronki basah yang tersebar dan halus mungkin dapat didengar. Fase ekspirasi pernapasan memanjang. Pneumonitis secara klasik dapat mengakibatkan menggigil gemetar, kalau pneumonia adalah pneumokokus. Pada bayi, sering terjadi infeksi ringan pada saluran pernapasan bagian atas, yang mendadak diikuti oleh demam, kegelisaan dan kesukaran pernapasan. Anak tersebut kelihatan sakit akut, pipi kelihatan merah dan terdapat sianosis disekitar mulutnya. Dapat terjadi retraksi ruang antar iga. Auskultasi menunjukkan adanya craking rales pada paru-paru yang terserang penyakit. Kalau terdapat redup pada perkusi maka kita harus mencurigai adanya efusi pleura. Peregangan abdomen mungkin disebabkan oleh ileus paralitik, mungkin terjadi meningismus. 6
Etiopatogenesis Bakteri penyebab pneumonia paling sering adalah Streptococcus pneumoniae (pneumokokus), Hemophilus influenza tipe b (Hib) dan Staphylococcus aureus (S.aureus). Diperkirakan 75% pneumonia pada anak balita di negara berkembang termasuk Indonesia disebabkan oleh pneumokokus dan Hib. 1 Pneumoniae akibat virus. Virus penyebab pneumonia paling lazim adalah virus sinsitial pernapasan (respiratory sincitial virus , RSV), parainfluenzae, influenzae, dan adenovirus. Pada umumnya, infeksi virus saluran pernapasan bawah jauh lebih sering selama bulan-bulan musim dingin dan RSV merupakan virus paling lazim yang menyebabkan pneumonia, terutama selama masa bayi. Walaupun sifat musiman agen virus ini sangat meramalkan, epidemik lokal dapat membelok gambaran insiden pada tahun tertentu. Jenis dan keparahan penyakit dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk 15
umur, jenis kelamin, musim dalam tahun tersebut, dan kepadatan penduduk. Anak laki- laki terkena sedikit lebih sering dari pada anak perempuan. Tidak seperti bronkiolitis dimana serangan puncak adalah dalam tahun pertama angka serangan puncak unuk penumoni virus adalah umur 2 dan 3 tahun dan sedikit demi sedikit menurun sesudahnya. 5 Cara penularan. Organisme menular dari orang ke orang melalui kontak oral langsung, droplet, atau kontak dengan benda yang baru saja terkena sekresi saluran pernapasan.
Gambar 4. Patogenesis pneumonia pneumokokus 4
Gambaran klinis Berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama dengaan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah. Gejala khususnya adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru. Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan kuman. Tapi akibatnya 16
fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk oksigen. 1
Namun, gejala awalnya yang tergolong sederhana seringkali membuat orang tua kurang waspada terhadap penyakit ini. Orang tua sering datang terlambat membawa anaknya ke dokter. Karena gejala awal panas dan batuk, orang tua sering mengobati sendiri di rumah dengan obat biasa, bila sudah sesak baru dibawa ke dokter. Sebaiknya bila anak mengalami panas tinggi dan batuk, segeralah dibawa ke dokter untuk dicari tahu penyebabnya melemah, dan ronki. 1 Pneumonia akibat virus. Kebanyakan penyakit virus didahului oleh gejala-gejala pernapasan beberapa hari, termasuk rhinitis dan batuk. Sering kali anggota keluarga yang lain sakit. Walaupun biasanya ada demam tapi lebih rendah dari pneumonia bakteri, takipnea yang disertai retraksi intercosta, subcosta dan suprastrenal; pelebaran cuping hidung; dan pengunaan otot tambahan sering ada. Infeksi berat dapat disertai sianosis dan kelelahan pernapasan. Auskultasi dada dapat menampakkan ronki dan mengi yang luas, tetapi ronki dan mengi ini sukar dilokalisasi sumbernya yang kebetulan ini pada anak yang amat muda dengan dada hipersonor. Pneumonia virus tidak dapat secara tepat dibedakan dengan pneumonia mycoplasma atas dasar klinis yang murni dan kadang- kadang sukar dibedakan dari pneumonia bakteri. Lagi pula bukti adanya infeksi virus ada pada banyak penderita yang telah konfirmasi pneumonia bakteri. Tapi biasanya dahak yang dikeluarkan pada pneumonia yang disebabkan virus berwarna putih sedangkan jika pneumonia disebabkan bakteri dahaknya akan berwarna kuning ataupun hijau. 5
Umur Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus dibanding dewasa. Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besar. Tempat tinggal Lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar. Riwayat masuk Anak bisanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk disertai demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun bila anak masuk dengan disertai dengan kejang demam. Riwayat penyakit dahulu 17
Predileksi penyakit saluran pernapasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis penderita. 1 Faktor resiko terkena pneumonia: 4 Usia lanjut Penurunan imun Asupan alkohol yang tinggi Merokok Penurunan kesadaran Penyakit paru yang mendasar Malnutrisi Obstruksi jalan napas Imobilisasi
Komplikasi Dengan penggunaan antibiotik komplikasi bakteri menjadi tidak lazim. Infeksi metastasis sesudah mulai pengobatan antibiotik jarang. Empiema dapat terjadi sebagai akibat perluasan infeksi pada permukaan flora. Infeksi lebih sering pada bayi dari pada anak lebih tua. Komplikasi lainnya dapat pneumothoraks, meningitis, maupun perikarditis. 5
Penatalaksanaan
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita anak lebih besar dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotok dibeikan melalui infus. Mungkin diberikan oksigen tambahan, cairan intavena dan alat bantu nafas mekanik. 1 Kebanyakan penderita akan memberikan respons terhadap pengobatan dan keadaan membaik dalam waktu 2 minggu. Medika mentosa: Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup: Oksigen 1-2 L/menit IVFD dekstrose 10%: NaCl 0,9%= 3:1, + KCL mEq/500 ml cairan 18
Jumlah cairan sesui berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi Jika sesak tidak terlalu berat dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui sela nasogastrik dengan feeding drip Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaaiki transport mukosilier Koreksi gangguan kesimbangan asam basa dan elektrolit Antibiotik sesuai biakan atau diberikan untuk kasus pneumonia community base: Ampisilin 100mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian. Kloramfenicol 75mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian. Untuk pneumonia hospital base: 1 Sefatoksim 100mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian. Amikasin 10-15mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian.
Pencegahan dan edukasi Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam pemberantasan pneumonia pada anak terdiri atas pencegahan melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi. Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan campak yang telah di laksanakaan pemerintah selama ini dapat menurunkan proporsi kematian balita akibat pneumonia. Hal ini dapat dimengerti karena campak, pertusis dan juga difteri bisa juga menyebabkan pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita. Di samping itu sekarang telah tersedia vaksin Hib dan vaksin pneumokokus konjugat untuk pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit berat lainnya seperti meningitis. Namun vaksin ini belum masuk Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pemerintah. 1 Yang tidak kalah penting sebenarnya adalah upaya pencegahan non-imunisasi yang meliputi Memberikan ASI ekslusif selama enam bulan pertama, hal tersebut merupakan langkah penting untuk memastikan bayi anda mendapatkan gizi yang cukup serta membangun kekebalan alami terhadap bakteri maupun virus, pemberian nutrisi yang baik, penghindaran pajanan asap rokok, asap dapur, dan lain-lain; perbaikan lingkungan dan sikap hidup sehat, membiasakan anak untuk hidup sehat seperti tidak jajan sembarangan dan mencuci tangan sebelum makan; yang semuanya itu dapat 19
menghindarkan terhadap resiko terinfeksi penyakut menular termasuk penghindaraan terhadap pneumonia. 1,3
Prognosis Pada era sebelum antibiotik, angka kematian pada anak kecil berkisar dari 20% sampai 50% dan pada anak yang lebih besar 3%-5%. Dengan terapi antibiotik yang tepat yang diberikan awal pada perjalanan penyakit, angka mortalitas selama masa bayi dan anak sekarang kurang dari 1%, dan morbiditas jangka lama rendah. 5 Pembahasan Kasus Gejala yang didapat dari kasus: Anak permpuan usia 2 tahun Sesak nafas Demam naik turun dan batuk pilek sejak 1 minggu yang lalu. Batuk disertai dahak berwarna kuning. Nafsu makan menurun. PF: kesadaran kompos mentis, tampak sesak dan rewel, sianosis (-). BB 12 kg, frekuensi nafas 55x/menit, denyut nadi 110x/menit, suhu 38,5C, pernafasan cuping hidung (+), retraksi intercostal (+), faring hiperemis, dan ronki basah halus (+) dan wheezing pada kedua lapang paru. Anak perempuan tersebut diduga menderita pneumonia ec bakteri berdasarkan warna dahaknya yang berwarna kuning karena biasanya kalau infeksi yang disebabkan oleh virus dahaknya berwarna putih. Adanya demam, pernapasan cuping hidung, retraksi intercostal nafas cepat maupun ronki dan wheezing. Biasanya kalau infeksi oleh virus lebih sering pada laki-laki. Pada bronkitis batuk sering tidak produktif, adanya ketidakenakan substernal. Sedangkan bedanya dengan bronkiolitis biasanya kalau bronkiolitis serangan pada tahun- tahun pertama kehidupan puncak pada pada umur 6 bulan pertama.
Kesimpulan Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan. Bakteri penyebab pneumonia paling sering adalah Streptococcus pneumoniae. Gejala klinis pada anak 20
pneumoni bisa retraksi intercostal, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah. Gejala khususnya adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat. Gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru. Gejala awal baisanya berupa panas & batuk. Pneumonia virus tidak dapat secara tepat dibedakan dengan atas dasar klinis yang murni & kadang sukar dibedakan dari pneumonia bakteri. Biasanya dahak pneumoni oleh virus itu berwarna putih/ mukoid, sedangkan pneumoni oleh karena bakteri biasanya berwarna kuning/ hijau.
Daftar pustaka 1. Misnadiarly. Penyakit infeksi saluran napas pneumonia pada anak, orang dewasa, usia lanjut, pneumonia atipik dan pneumonia atipik mycobacterium. Jakarta: Pustaka Obor; 2008.h.26-36. 2. Tutorial kedokteran. Anatomi dan fisologi sistem rsepirasi. Update 3 juni 2009 di unduh dari http://tutorialkedokteran.blogspot.com/2009/07/anatomi-dan-fisiologi-paru-paru.html , pada 6 Juli 2013. 3. Indonesia hospital medical equipment. Pneumonia pada anak: UNICEF dan WHO menyebutkan pneumonia sebagai penyebab kematian tertinggi anak balita. Update 18 juli 2012. The green Darmo Hospital Magazine, Edisi : Juli - September 2012 Di unduh dari http://www.pdpersi.co.id/content/article.php?mid=5&catid=9&nid=866, pada 5 Juli 2013. 4. Brashers VL. Aplikasi klinis patofisiologi. Jakarta: EGC; 2007.h.101. 5. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu kesehatan anak nelson. Jakarta: EGC; 2000.h.883,1483. 6. Delp, Manning. Major diagnosis fisik. Jakarta: EGC; 1996.h.600.