Anda di halaman 1dari 20

1

Pneumonia pada Anak-Anak


Nira
(102011113)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat
Email: csmargareth.co.id@ovi.com

Pendahuluan
Sebagian kematian akibat pneumonia terjadi di pelosok desa yang tidak terjangkau
oleh layanan kesehatan. Oleh karena itu disamping perlunya ditingkatkan usaha-usaha
penemuan dan pengobatan penderita di daerah yang sulit dijangkau, diperlukan pula
pengetahuan masyarakat tentang penyakit pneumonia yang meliputi gejala, faktor risiko,
pencegahan, dan lain-lain agar dapat dihindari, dicegah dan diobati sedini mungkin sehingga
tidak sempat mengancam jiwa atau berakibat pada kematian.
1
Pneumoni secara umum dapat didefinisikan sebagai batuk pilek yang disertai nafas sesak atau
nafas cepat. Seseorang terkena penyakit pneumonia dapat dikarenakan:
1
Tertular penderita batuk
Belum mendapat imunisasi lengkap jika terjadi pada balita
Kekurangan gizi
Tinggal dilingkungan yang tidak sehat
Skenario
Seorang anak perempuan berusia 2 tahun dibawa ke Puskesmas dengan keluhan sesak nafas
sejak 2 hari yang lalu. Keluhan di dahului oleh demam naik turun dan batuk pilek sejak 1
minggu yang lalu. Batuk disertai dahak berwarna kuning. Nafsu makan pasien juga menurun.
Pada PF didapat kesadaran kompos mentis, tampak sesak dan rewel, sianosis (-). BB 12 kg,
frekuensi nafas 55x/menit, denyut nadi 110x/menit, suhu 38,5C, pernafasan cuping hidung
(+), retraksi intercostal (+), faring hiperemis, dan (+) ronki basah halus dan wheezing pada
kedua lapang paru.
2

Mind Map

Pembahasan
Sebelum kita masuk pembahasan yang mengarah pada kasus akan dibahas anatomi dan
fisiologi dari saluran pernapasan.
Organ sistem respirasi bagian atas terdiri dari:
2
Hidung
Faring
Laring
Trakea
Organ sistem respirasi bagian bawah terdiri dari:
2
Paru-paru
sesak nafas,
demam dan
batuk pilek.
Anamnesis
P. fisik
DD/:
1.Bronkitis
2.Bronkiolitis

etiologi
prognosis
Komplikasi
penatalaksanaan
& edukasi
3

Bronkus
Alveoli
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbondioksida hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam
bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke
lingkungan.
2

Gambar 1. Saluran pernapasan
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
Respirasi luar yang merupakan pertukaran antara O
2
dan CO
2
antara darah dan udara.
Respirasi dalam yang merupakan pertukaran O
2
dan CO
2
dari aliran darah ke sel-sel
tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan
dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
2

Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
Tulang rusuk terangkat ke atas
Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
Diafragma datar
4

Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada
mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh
bekerja berat maka oksigen yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa
sampai 10 hingga 15 kali lipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan
mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc
oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 mmHg dengan 12
cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di
mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc CO
2
. CO
2
yang dihasilkan akan keluar
dari jaringan menuju paru-paru dengan bantuan darah.
2
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
Pembuangan CO
2
dari paru-paru : H + HCO
3
---> H2CO
3
---> H
2
+ CO
2

Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O
2
---> HbO
2

Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO
2
---> Hb + O
2

Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO
2
+ H
2
O ---> H
2
+ CO
2

Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan
mengeluarkan udara yang mengandung karbondioksida dan uap air.
Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas
terjadi pelepasan energi.
Kapasitas Paru-Paru
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut
udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih
kurang 500 ml. Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500
ml. ketika menarik napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik
mencapai 1500 ml. Udara ini dinamakan udara komplementer. Ketika kita menarik
napas sekuat-kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara
ini dinamakan udara suplementer. Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya,
tetapi masih ada sisa udara dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Udara
sisa ini dinamakan udara residu. Jadi, Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital +
volume residu =4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria.
2
Pertukaran Gas dalam Alveolus
Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi diambil dari udara yang kita hirup pada
waktu kita bernapas. Pada waktu bernapas udara masuk melalui saluran pernapasan dan
5

akhirnya masuk ke dalam alveolus. Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi
menembus dinding sel alveolus. Akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat
oleh hemoglobin yang terdapat dalam darah menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya
diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin kembali
menjadi hemoglobin. Karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan diangkut oleh
darah melalui pembuluh darah yang akhirnya sampai pada alveolus. Dari alveolus karbon
dioksida dikeluarkan melalui saluran pernapasan pada waktu kita mengeluarkan napas.
Dengan demikian dalam alveolus terjadi pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan
karbondioksida keluar.
2

Proses Pernafasan
Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta
mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi,
dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus. Bersamaan dengan itu, otot-otot tulang
rusuk pun berkontraksi. Akibat dari berkontraksinya kedua jenis otot tersebut adalah
mengembangnya rongga dada sehingga tekanan dalam rongga dada berkurang dan udara
masuk. Saat mengeluarkan napas, otot diafragma dan otot-otot tulang rusuk melemas.
Akibatnya, rongga dada mengecil dan tekanan udara di dalam paru-paru naik sehingga
udara keluar. Jadi, udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke tempat yang
bertekanan lebih kecil.
2
Jenis Pernapasan berdasarkan organ yang terlibat dalam peristiwa inspirasi dan
ekspirasi, orang sering menyebut pernapasan dada dan pernapasan perut. Sebenarnya
pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi secara bersamaan.(1) Pernapasan dada
terjadi karena kontraksi otot antar tulang rusuk, sehingga tulang rusuk terangkat dan
volume rongga dada membesar serta tekanan udara menurun (inhalasi).Relaksasi otot
antar tulang rusuk, costa menurun, volume kecil, tekanan membesar (e kshalasi). (2)
Pernapasan perut terjadi karena kontraksi /relaksasi otot diafragma ( datar dan
melengkung), volume rongga dada membesar , paru-paru mengembang tekanan
mengecil (inhalasi). Melengkung volume rongga dada mengecil, paru-paru mengecil,
tekanan besar/ekshalasi.
2

Organ-Organ Pernafasan Pada Manusia
1. Hidung (cavum nasalis)
6

Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga
hidung banyak memiliki kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang
dihasilkan oleh mukosa. Didalam hidung udara disaring dari benda-benda asing yang
tidak berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru. Selain itu udara juga disesuaikan
suhunya agar sesuai dengan suhu tubuh.
2
2. Faring (tenggorokan)
Faring merupakan ruang dibelakang rongga hidung, yang merupakan jalan masuknya
udara dari rongga hidung. Pada ruang tersebut terdapat klep (epiglotis) yang bertugas
mengatur pergantian perjalanan udara pernafasan dan makanan.
2
3. Laring (pangkal tenggorokan)
Laring/pangkal batang tenggorokan / kotak suara. Laring terdiri atas tulang rawan,
yaitu jakun, epiglotis, (tulang rawan penutup) dan tulang rawan trikoid (cincin
stempel) yang letaknya paling bawah. Pita suara terletak di dinding laring bagian
dalam.
2
4. Trakhea (batang tenggorokan)
Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos dan
tulang rawan yang berbentuk huruf C pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea
tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan lendir yang berguna
untuk menangkap dan mengembalikan benda-benda asing ke hulu saluran pernafasan
sebelum masuk ke paru-paru bersama udara penafasan.
2
5. Bronkus (cabang batang tenggorok)
Merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu menuju
ke paru-paru kiri dan yang satunya menuju paru-paru kanan. Dinding bronkus terdiri
atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot polos dan cincin tulang rawan.
Kedudukan bronkus yang menuju kekiri lebih mendatar dari pada ke kanan. Hal ini
merupakan salah satu sebab
mengapa paru-paru kanan lebih
mudah terserang penyakit.
2
6. Bronkiolus
Bronkeolus merupakan cabang
dari bronkus, dindingnya lebih
tipis dan salurannya lebih tipis.
Bronkeolus bercabang-cabang
menjadi bagian yang lebih halus.
2
Gambar 1. bronkiolus dan alveolus
2
7

7. Alveolus
Saluran akhir dari saluran pernafasan yang berupa gelembung-gelembung udara.
Dinding alevolus sangat tipis setebal selapis sel, lembab dan berdekatan dengan
kapiler- kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah
permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus inilah
terjadi pertukaran gas-gas O
2
dari udara bebas ke sel-sel darah, sedangkan perukaran
CO
2
dari sel-sel tubuh ke udara bebas terjadi.
2

8. Paru-paru (pulmo)
Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan tulang rusuk, pada
bagian bawah dibatasi oleh otot dafragma yang kuat. Paru-paru merupakan himpunan
dari bronkioulus, saccus alveolaris dan alveolus. Diantara selaput dan paru-paru
terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru pada saat
mengembang dan mengempis.
Mengembang dan
mengempisnya paru-paru
disebabkan karena adanya
perubahan tekana rongga dada.
2

Paru-paru kanan
o berlobus tiga
o Bronkus kanan bercabang
tiga Gambar 2. Paru-paru
2

Paru-paru kiri
o berlobus dua
o Bronkuis kiri bercabang dua
o Posisinya lebih mendatar
Dibungkus oleh lapisan pleura yang berfungsi menghindari gesekan saat bernafas.
2

Anamnesis
Kemahiran mengambil anamnesis tentang keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang
pasien memerlukan kecermatan supaya jangan sampai informasi mengenai keluhan utama
justru bukan keluhan utama sebenarnya. Bagi pasien dengan pneumonia, yang perlu
ditanyakan semasa anamnesa adalah:
Identitas pasien
8

Nama : anak perempuan
Umur: 2 tahun
Tanggal lahir
Suku bangsa
Agama
Pendidikan dan alamat tempat tinggal
Keluhan utamanya
Keluhan yang mendorong pasien untuk berobat.
Sesak dimana? Sejak kapan?
Kasus : Sesak nafas sejak 2 hari yang lalu.
Riwayat
Penyakit sekarang
Sesak terus-menerus atau pada waktu tertentu saja?
Apakah disertai lemah, demam, batuk pilek?
Apakah batuk berdahak? Warna dahaknya? Banyak atau tidak?
Apakah mengalami hematemesis atau melena?
Apakah berat badan turun?
Minum obat
Sebelumnya pernah minum obat atau obat minum yang dibeli sendiri maupun
kedokter? Bila sudah, obat apa yang dipakai? Ada perbaikan setelah minum
atau memakai obat?
Ada alergi terhadap obat-obatan?
Penyakit dahulu
Dulu pernah menderita penyakit seperti ini? Bila pernah, sudah berapa lama?
Kesehatan keluarga
Apakah di keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini atau penyakit
lainnya?
Sosial dan kebiasaan
Bagaimana tempat tinggalnya?
Bagaimana kebiasaan makannya?

Pemeriksaan fisik
TTV
9

Frekuensi nafas 55x/menit, denyut nadi 110x/menit, suhu 38,5C,
Inspeksi
kesadaran kompos mentis, tampak sesak dan rewel, sianosis (-), BB 12 kg,
pernafasan cuping hidung (+),faring hiperemis.
Palpasi
Retraksi intercostal (+),
Auskultasi
(+) ronki basah halus dan wheezing pada kedua lapang paru.

Pemeriksaan penunjang
1. Sinar x
Mengidentifikasikan distribusi struktural (misal, lobar, bronkial); dapat juga
menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar atau
terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/ perluasan infiltrate nodul (lebih sering
virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar-x dada mungkin bersih.
1
2. GDA
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit
paru yang ada.
3. JDL
leukositosis biasanya ditemukan, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada
infeksi virus, kondisi tekanan imun.
4. LED meningkat
5. Fungsi paru
hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan napas meningkat dan komplain menurun
Alat diagnosa termasuk sinar-X dan pemeriksaan sputum. Perawatan tergantung dari
penyebab pneumoia. Pneumonia disebabkan oleh bakteri dirawat dengan antibiotik.
Pemeriksaan penunjang:
1
Rontgent dada
Pembiakan dahak
Hitung jenis darah
Gas darah arteri


10

Diagnosis Kerja
Pneumonia
Pneumonia pada anak balita paling sering disebabkan
oleh virus pernapasan dan puncaknya terjadi pada umur
2-3tahun, sedangkan pada anak umur sekolah paling
sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma
pneumoniae.
1

Pada bayi dan anak-anak penyebab paling sering
adalah:
Virus sinsisial pernapasan
Adenovirus
Virus parainfluenza Gambar 3. Pneumonia
Virus influenza
Penyakit paru pneumonia merupakan penyebab utama mortalitas anak balita di Indonesia.
Menurut Prof. Dr.H. Mardjanis, Sp.A(K), pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru
yang disebabkan terutama oleh bakteri; merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan
akut (ISPA) yang paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan balita.
1
Macam-macam penyebab pneumonia:
Pneumonia oleh Bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siap saja dari bayi sampai usia lanjut.
Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus
pneumonia sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun
oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan
kerusakan. Seluruh jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke
seluruh tubuh melalui aliran darah.
3
Pasien yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi, berkeringat, napas terengah-engah,
dan denyut jantungnya meningkat cepat. Bibir dan kuku mungkin membiru karena tubuh
kekurangan oksigen. Pada kasus yang ekstrem, pasien akan mengigil, gigi bergemeletuk,
sakit dada, dan kalau batuk mengeluarkan lendir berwarna hijau. Sebelum terlambat,
penyakit ini masih bisa diobati. Bahkan untuk pencegahan vaksinnya pun sudah tersedia.
3

11


Pneumonia oleh Virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Saat ini makin
banyak saja virus yang berhasil diidentifikasi. Meski virus-virus ini kebanyakan
menyerang saluran pernapasan bagian atas terutama pada anak-anak gangguan ini bisa
memicu pneumonia. Untunglah, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan
sembuh dalam waktu singkat.
Namun, bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan
kadang menyebabkan kematian. Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak
walaupun tak terlihat jaringan paru dipenuhi cairan. Gejala pneumonia oleh virus sama
saja dengan influenza yaitu demam, batuk kering, sakit kepala, ngilu di seluruh tubuh. Dan
letih lesu selama 12-136 jam, napas menjadi sesak, batuk makin hebat dan menghasilkan
sejumlah lendir. Demam tinggi kadang membuat bibir menjadi biru.
3

Pneumonia Mikoplasma
Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan dengan
pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus
yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal (Atypical
Pneumonia). Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski
mamiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan
dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala usia. Tetapi paling sering pada anak pria
remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak
diobati.
Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan
menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa mual dan muntah. Rasa
lemah baru hilang dalam waktu lama.
3

Pneumonia Jenis Lain
Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii pnumonia (PCP) yang diduga
disebabkan oleh jamur, PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit pada
pengidap HIV/AIDS. PCP bisa diobati pada banyak kasus. Bisa saja penyakit ini muncul
lagi beberapa bulan kemudian, namun pengobatan yang baik akan mencegah atau
menundah kekambuhan. Pneumonia lain yang lebih jarang disebabkan oleh masuknya
makanan, cairan,gas,debu maupun jamur. Rickettsia juga masuk golongan antara virus dan
12

bakteri menyebabkan demam Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis. Penyakit-
penyakit ini juga mengganggu fungsi paru, namun pneumonia tuberkolosis alias TBC
adalah infeksi paru paling berbahaya kecuali diobati sejak dini.
3

Epidemiologi
Pneumoni merupakan penyebab kematian ke 6 di USA. Diseluruh dunia setiap
tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta kematian balita karena pneumonia. Di Indonesia
menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 kematian balita akibat pneumonia 5
per 1000 balita pertahun. Ini berarti bahwa pneumonia menyebabkan kematian lebih dari
100.000 balita setiap tahun, atau hampir 300 balita setiap hari, atau 1 balita setiap 5
menit.
1,4
Merujuk pada angka-angka di atas bisa dimengerti bahwa para ahli menyebut
pneumoni sebagai The Forgotten Pandemic atau wabah raya yang terlupakan karena
begitu banyaknya korban yang meninggal karena pneumonia tetapi sangat sedikit
perhatian yang diberikan kepada masalah pneumonia. Tidak heran bila melihat
konstribusinya yang besar terhadap kematian balita pneumoni dikenal juga sebagai
pembunuh balita nomor satu.
1

Diagnosis banding
Bronkitis
Walaupun diagnosis bronkitis akut seringkali dibuat, namun pada anak-
anak keadaan ini mungkin tidak dijumpai sebagai wujud klinis tersendiri. Bronkitis
merupakan akibat beberapa keadaan lain saluran pernapasan atas dan bawah, dan
biasanya trakea terlibat.
5

Bronkitis asmatis adalah bentuk asma yang sering terancuhkan dengan
bronkitis akut. Pada berbagai infeksi saluran pernapasan atas, beberapa anak
menderita spasme bronkus dan eksudasi yang serupa dengan tanda-tanda pada anak
lebih besar yang menderita asma.
Trakeobronkitis akut seringkali terkait dengan infeksi saluran pernapasan
atas seperti nasofaringitis tetapi juga terkait dengan influenza, pertussis, campak,
demam tifoid, difteria dan demam skarlet. Juga terjadi suatu trakeobronkitis yang tak
terdiferensiasi, primer, dan akut, paling lazim pada anak lebih tua dan remaja.
Adalah mungkin bahwa , kecuali untuk penyakit bakteri yang telah disebutkan,
trakeobronkitis akut disebabkan oleh virus. Pneumococcus, stafilokokus,
13

Haemophilus influenzae, dan berbagai Streptococcus haemoliticus dapat diisolasi
dari sputum, tetapi keberadaannya tidak menyatakan penyebab bakteria, dan terapi
antibiotik tidak begitu berpengaruh untuk mengubah perjalanan penyakit. Beberapa
anak tampak lebih rentan terhadap trakeobronkitis akut dari pada yang lain.
Alasannya tidak diketahui tetapi alergi iklim, polusi udara dan infeksi kronis saluran
pernapasan atas, terutama sinusitis, dapat merupakan faktor-faktor yang turut
menyebabkan.
5
Sindrom bronkitis obliterans dapat bermula dengan episode bronkitis akut,
bronkiolitis dan bronko pneumoni, dan kemudian menjelek selaama beberapa
minggu menjadi penyakit paru berat yang ditandai dengan obliterasi bronkiolus dan
bronkiekstasis.
Manifestasi klinis
Bronkitis akut biasanya didahului oleh infeksi pernapasan atas. Infeksi
bakteri sekunder dengan Streptococcus pneumoniae, Moraxella catarrhalis, atau H.
influenzae dapat terjadi. Khasnya, anak datang dengan batuk yang sering, kering,
pendek, tidak produktif dan timbul relatif bertahap, mulai 3-4 hari sesudah
munculnya rhinitis. Ketidakenakan substernal bawah atau nyeri terbakar dada depan
sering ada dan dapat diperjelek oleh batuk. Ketika penyakit menjelek, penderita
dapat terganggu oleh suara siulan selama respirasi (mungkin ronki), nyeri dada, dan
kadang-kadang oleh nafas pendek. Batuk paroksismal atau rasa mencekik pada saat
sekresi kadang-kadang disertai muntah. Dalam beberapa hari batuk menjadi
produktif, dan sputum berubah dari jernih ke purulen. Biasanya dalam 5-10 hari,
mukus encer dan batuk menghilang secara bertahap. Badan yang sangat malaise
sering disertai dengan sakit yang dapat berkelanjutan selama 1 minggu atau lebih
sesudah gejala-gejala akut mereda.
5

Tanda-tanda fisik bervariasi menurut umur penderita dan penyakit. Pada
mulanya biasanya anak tidak demam atau demam ringan, dan ada tanda-tanda
nasofaringitis, infeksi konjungtiva, dan rhinitis. Kemudian, auskultasi menunjukkan
adanya suara pernapasan yang kasar, ronki basah kasar dan halus, dan ronki yang
dapat bernada tinggi, menyerupai mengi pada asma.
Pada anak lainnya yang sehat, komplikasi sedikit tetapi pada anak
malnutrisi atau mereka yang kesehatannya jelek, otitis, sinusitis, dan pneumonia
adalah lazim.
5

14

Bronkiolitis
Bronkiolitis adalah suatu penyakit yang terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan, biasanya mempunyai puncak pada umur 6 bulan. Terjadi riwayat kontak
dengan penyakit saluran pernapasan yang ringan, dan gejala pertama adalah
pengeluaran getah dari hidung serta bersin-bersin. Kesukaran pernapasan terjadi
secara berangsur-angsur, ditandai dengan batuk yang terengah-engah, dispnea dan
mudah terangsang. Anak mengalami takipnea (60-80 pernapasan per menit) dan haus
akan udara sianosis sering dijumpai. Cuping hidung akan melebar dan anak akan
menggunakan otot-otot pernapasan tambahan secara terus-menerus. Aerasi
berlebihan dan udara yang terperangkap mendorong hati dan limfa sehingga dapat
diraba. Ronki basah yang tersebar dan halus mungkin dapat didengar. Fase ekspirasi
pernapasan memanjang. Pneumonitis secara klasik dapat mengakibatkan menggigil
gemetar, kalau pneumonia adalah pneumokokus. Pada bayi, sering terjadi infeksi
ringan pada saluran pernapasan bagian atas, yang mendadak diikuti oleh demam,
kegelisaan dan kesukaran pernapasan. Anak tersebut kelihatan sakit akut, pipi
kelihatan merah dan terdapat sianosis disekitar mulutnya. Dapat terjadi retraksi ruang
antar iga. Auskultasi menunjukkan adanya craking rales pada paru-paru yang
terserang penyakit. Kalau terdapat redup pada perkusi maka kita harus mencurigai
adanya efusi pleura. Peregangan abdomen mungkin disebabkan oleh ileus paralitik,
mungkin terjadi meningismus.
6



Etiopatogenesis
Bakteri penyebab pneumonia paling sering adalah Streptococcus pneumoniae
(pneumokokus), Hemophilus influenza tipe b (Hib) dan Staphylococcus aureus
(S.aureus). Diperkirakan 75% pneumonia pada anak balita di negara berkembang
termasuk Indonesia disebabkan oleh pneumokokus dan Hib.
1
Pneumoniae akibat virus. Virus penyebab pneumonia paling lazim adalah virus
sinsitial pernapasan (respiratory sincitial virus , RSV), parainfluenzae, influenzae, dan
adenovirus. Pada umumnya, infeksi virus saluran pernapasan bawah jauh lebih sering
selama bulan-bulan musim dingin dan RSV merupakan virus paling lazim yang
menyebabkan pneumonia, terutama selama masa bayi. Walaupun sifat musiman agen
virus ini sangat meramalkan, epidemik lokal dapat membelok gambaran insiden pada
tahun tertentu. Jenis dan keparahan penyakit dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk
15

umur, jenis kelamin, musim dalam tahun tersebut, dan kepadatan penduduk. Anak laki-
laki terkena sedikit lebih sering dari pada anak perempuan. Tidak seperti bronkiolitis
dimana serangan puncak adalah dalam tahun pertama angka serangan puncak unuk
penumoni virus adalah umur 2 dan 3 tahun dan sedikit demi sedikit menurun
sesudahnya.
5
Cara penularan. Organisme menular dari orang ke orang melalui kontak oral
langsung, droplet, atau kontak dengan benda yang baru saja terkena sekresi saluran
pernapasan.

Gambar 4. Patogenesis pneumonia pneumokokus
4

Gambaran klinis
Berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas
bersama dengaan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara
napas melemah.
Gejala khususnya adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak
berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan
kepadatan pada bagian paru. Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan
cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan kuman. Tapi akibatnya
16

fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang
untuk oksigen.
1

Namun, gejala awalnya yang tergolong sederhana seringkali membuat orang tua
kurang waspada terhadap penyakit ini. Orang tua sering datang terlambat membawa
anaknya ke dokter. Karena gejala awal panas dan batuk, orang tua sering mengobati
sendiri di rumah dengan obat biasa, bila sudah sesak baru dibawa ke dokter. Sebaiknya
bila anak mengalami panas tinggi dan batuk, segeralah dibawa ke dokter untuk dicari tahu
penyebabnya melemah, dan ronki.
1
Pneumonia akibat virus. Kebanyakan penyakit virus didahului oleh gejala-gejala
pernapasan beberapa hari, termasuk rhinitis dan batuk. Sering kali anggota keluarga yang
lain sakit. Walaupun biasanya ada demam tapi lebih rendah dari pneumonia bakteri,
takipnea yang disertai retraksi intercosta, subcosta dan suprastrenal; pelebaran cuping
hidung; dan pengunaan otot tambahan sering ada. Infeksi berat dapat disertai sianosis dan
kelelahan pernapasan. Auskultasi dada dapat menampakkan ronki dan mengi yang luas,
tetapi ronki dan mengi ini sukar dilokalisasi sumbernya yang kebetulan ini pada anak
yang amat muda dengan dada hipersonor. Pneumonia virus tidak dapat secara tepat
dibedakan dengan pneumonia mycoplasma atas dasar klinis yang murni dan kadang-
kadang sukar dibedakan dari pneumonia bakteri. Lagi pula bukti adanya infeksi virus ada
pada banyak penderita yang telah konfirmasi pneumonia bakteri. Tapi biasanya dahak
yang dikeluarkan pada pneumonia yang disebabkan virus berwarna putih sedangkan jika
pneumonia disebabkan bakteri dahaknya akan berwarna kuning ataupun hijau.
5

Umur
Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus dibanding dewasa. Mycoplasma
terjadi pada anak yang relatif besar.
Tempat tinggal
Lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar.
Riwayat masuk
Anak bisanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk
disertai demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun bila anak masuk dengan disertai
dengan kejang demam.
Riwayat penyakit dahulu
17

Predileksi penyakit saluran pernapasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi
dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit pneumonia. Penyakit
paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis penderita.
1
Faktor resiko terkena pneumonia:
4
Usia lanjut
Penurunan imun
Asupan alkohol yang tinggi
Merokok
Penurunan kesadaran
Penyakit paru yang mendasar
Malnutrisi
Obstruksi jalan napas
Imobilisasi

Komplikasi
Dengan penggunaan antibiotik komplikasi bakteri menjadi tidak lazim. Infeksi
metastasis sesudah mulai pengobatan antibiotik jarang. Empiema dapat terjadi sebagai
akibat perluasan infeksi pada permukaan flora. Infeksi lebih sering pada bayi dari pada
anak lebih tua. Komplikasi lainnya dapat pneumothoraks, meningitis, maupun
perikarditis.
5

Penatalaksanaan

Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per oral
dan tetap tinggal di rumah. Penderita anak lebih besar dan penderita dengan sesak nafas
atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotok
dibeikan melalui infus. Mungkin diberikan oksigen tambahan, cairan intavena dan alat
bantu nafas mekanik.
1
Kebanyakan penderita akan memberikan respons terhadap pengobatan dan keadaan
membaik dalam waktu 2 minggu.
Medika mentosa:
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan
oleh pemeriksaan sputum mencakup:
Oksigen 1-2 L/menit
IVFD dekstrose 10%: NaCl 0,9%= 3:1, + KCL mEq/500 ml cairan
18

Jumlah cairan sesui berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi
Jika sesak tidak terlalu berat dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui sela
nasogastrik dengan feeding drip
Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta
agonis untuk memperbaaiki transport mukosilier
Koreksi gangguan kesimbangan asam basa dan elektrolit
Antibiotik sesuai biakan atau diberikan untuk kasus pneumonia community base:
Ampisilin 100mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
Kloramfenicol 75mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
Untuk pneumonia hospital base:
1
Sefatoksim 100mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian.
Amikasin 10-15mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian.

Pencegahan dan edukasi
Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam pemberantasan
pneumonia pada anak terdiri atas pencegahan melalui imunisasi dan upaya pencegahan
non-imunisasi. Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT
dan campak yang telah di laksanakaan pemerintah selama ini dapat menurunkan proporsi
kematian balita akibat pneumonia. Hal ini dapat dimengerti karena campak, pertusis dan
juga difteri bisa juga menyebabkan pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada
pneumonia balita. Di samping itu sekarang telah tersedia vaksin Hib dan vaksin
pneumokokus konjugat untuk pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia
dan penyakit berat lainnya seperti meningitis. Namun vaksin ini belum masuk Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) pemerintah.
1
Yang tidak kalah penting sebenarnya adalah upaya pencegahan non-imunisasi
yang meliputi Memberikan ASI ekslusif selama enam bulan pertama, hal tersebut
merupakan langkah penting untuk memastikan bayi anda mendapatkan gizi yang cukup
serta membangun kekebalan alami terhadap bakteri maupun virus, pemberian nutrisi yang
baik, penghindaran pajanan asap rokok, asap dapur, dan lain-lain; perbaikan lingkungan
dan sikap hidup sehat, membiasakan anak untuk hidup sehat seperti tidak jajan
sembarangan dan mencuci tangan sebelum makan; yang semuanya itu dapat
19

menghindarkan terhadap resiko terinfeksi penyakut menular termasuk penghindaraan
terhadap pneumonia.
1,3

Prognosis
Pada era sebelum antibiotik, angka kematian pada anak kecil berkisar dari 20%
sampai 50% dan pada anak yang lebih besar 3%-5%. Dengan terapi antibiotik yang tepat
yang diberikan awal pada perjalanan penyakit, angka mortalitas selama masa bayi dan
anak sekarang kurang dari 1%, dan morbiditas jangka lama rendah.
5
Pembahasan Kasus
Gejala yang didapat dari kasus:
Anak permpuan usia 2 tahun
Sesak nafas
Demam naik turun dan batuk pilek sejak 1 minggu yang lalu. Batuk disertai dahak
berwarna kuning.
Nafsu makan menurun.
PF: kesadaran kompos mentis, tampak sesak dan rewel, sianosis (-). BB 12 kg, frekuensi
nafas 55x/menit, denyut nadi 110x/menit, suhu 38,5C, pernafasan cuping hidung (+),
retraksi intercostal (+), faring hiperemis, dan ronki basah halus (+) dan wheezing pada
kedua lapang paru.
Anak perempuan tersebut diduga menderita pneumonia ec bakteri berdasarkan warna
dahaknya yang berwarna kuning karena biasanya kalau infeksi yang disebabkan oleh virus
dahaknya berwarna putih. Adanya demam, pernapasan cuping hidung, retraksi intercostal
nafas cepat maupun ronki dan wheezing. Biasanya kalau infeksi oleh virus lebih sering pada
laki-laki. Pada bronkitis batuk sering tidak produktif, adanya ketidakenakan substernal.
Sedangkan bedanya dengan bronkiolitis biasanya kalau bronkiolitis serangan pada tahun-
tahun pertama kehidupan puncak pada pada umur 6 bulan pertama.

Kesimpulan
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada
juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan. Bakteri penyebab
pneumonia paling sering adalah Streptococcus pneumoniae. Gejala klinis pada anak
20

pneumoni bisa retraksi intercostal, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah.
Gejala khususnya adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat. Gambaran hasil ronsen
memperlihatkan kepadatan pada bagian paru. Gejala awal baisanya berupa panas & batuk.
Pneumonia virus tidak dapat secara tepat dibedakan dengan atas dasar klinis yang murni &
kadang sukar dibedakan dari pneumonia bakteri. Biasanya dahak pneumoni oleh virus itu
berwarna putih/ mukoid, sedangkan pneumoni oleh karena bakteri biasanya berwarna kuning/
hijau.

Daftar pustaka
1. Misnadiarly. Penyakit infeksi saluran napas pneumonia pada anak, orang dewasa, usia
lanjut, pneumonia atipik dan pneumonia atipik mycobacterium. Jakarta: Pustaka Obor;
2008.h.26-36.
2. Tutorial kedokteran. Anatomi dan fisologi sistem rsepirasi. Update 3 juni 2009 di unduh
dari http://tutorialkedokteran.blogspot.com/2009/07/anatomi-dan-fisiologi-paru-paru.html
, pada 6 Juli 2013.
3. Indonesia hospital medical equipment. Pneumonia pada anak: UNICEF dan WHO
menyebutkan pneumonia sebagai penyebab kematian tertinggi anak balita. Update 18 juli
2012. The green Darmo Hospital Magazine, Edisi : Juli - September 2012 Di unduh dari
http://www.pdpersi.co.id/content/article.php?mid=5&catid=9&nid=866, pada 5 Juli 2013.
4. Brashers VL. Aplikasi klinis patofisiologi. Jakarta: EGC; 2007.h.101.
5. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu kesehatan anak nelson. Jakarta: EGC; 2000.h.883,1483.
6. Delp, Manning. Major diagnosis fisik. Jakarta: EGC; 1996.h.600.

Anda mungkin juga menyukai