Bedah Desa Latar Belakang Perlunya percepatan pembangunan daerah tertinggal untuk mengatasi kesenjangan dengan daerah lain. Percepatan pembangunan dilakukan dengan mendorong pengembangan ekonomi kawasan perdesaan berbasis ekonomi rakyat. Pengembangan ekonomi rakyat dilakukan dengan pendekatan pengembangan kawasan perdesaan yang memiliki potensi sumber-daya alam sebagai kesatuan ekonomi. Diperlukan dukungan kebijakan pembangunan kawasan perdesaan melalui (1) Pengembangan SDM (2) Pemberdayaan ekonomi rakyat (3) Pengembangan kawasan perdesaan secara terpadu.
Dukungan Regulasi Pembangunan kawasan perdesaan didukung dengan berbagai undang-undang dan peraturan Pemerintah, yaitu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang DESA (Pasal 83, Pasal 84, Pasal 85) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014. dalam Pasal 123, pasal 124 dan pasal 125. Merupakan konsolidasi dari beberapa instrumen Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal sebelumnya : P2IPDT (Program Percepatan Investasi Pembangunan Daerah Tertinggal), P2SEDT (Program Percepatan Sosial Ekonomi Daerah Tertinggal), P2WP (Percepatan Pembangunan Wilayah Perbatasan), dan P2DTK (Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus) P2KPT (BEDAH DESA) Kegiatan P2KPT ini pada dasarnya adalah pembangunan kawasan melalui pendekatan kewilayahan yang terpadu dan sinergi dengan sektor terkait. Kawasan Bedah Desa yang terdiri dari 2-6 Desa yang saling berdekatan. Konsep Kawasan Terpadu Memberdayakan aneka potensi dan sumber- daya alam yang lebih baik dan efisien dari kluster perdesaan Kelembagaan kawasan sebagai model sinergi dan komunikasi antar desa untuk meningkatkan kerja-sama dan meredam potensi konflik antar desa Pemanfaatan sarana-prasarana yang lebih efisien. Sistem Manajemen wilayah yang lebih efisien.
P2KPT menggunakan pendekatan kawasan perdesaan terpadu, bukan desa-per-desa dengan alasan : (i) Terfasilitasinya integrasi Rencana Induk Pengembangan Kawasan Perdesaan Terpadu (Rencana Induk P2KPT) dengan perencanaan pembangunan daerah dan nasional. Rencana Induk mencakup rencana aksi dan rencana investasi. (ii) Terfasilitasinya pembentukan forum multistakeholders (iii) Meningkatnya kapasitas pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam perencanaan pembangunan kawasan perdesaan terpadu; (iv) Terfasilitasinya pembangunan sarana dan prasarana sosial dasar, ekonomi dan wilayah. Tujuan P2KPT
1) Desentralisasi, 2) Sinergi dan Keterpaduan, 3) Partisipatif. 4) Keanekaragaman, 5) Keseimbangan dan keharmonisan dengan lingkungan. 6) Keberpihakan, 7) Transparansi dan Akuntabel, Prinsip-Prinsip Dasar Kegiatan P2KPT atau Bedah Desa dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut : (1) Bantuan manajemen. komponen ini mencakup : Penyusunan Masterplan Percepatan Pembangunan Kawasan Perdesaan Terpadu; Pengembangan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat; Pendampingan masyarakat dalam rangka pengembangan dan penguatan kelembagaan daerah dan masyarakat, termasuk dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan kawasan perdesaan
(2) Bantuan Stimulan. Merupakan stimulan bagi pemerintah daerah, pelaku usaha dan masyarakat kawasan untuk memobilisasi sumber dana lain dalam mengembangkan kawasan perdesaan terpadu. Dalam melaksanakan Kegiatan Kegiatan P2KPT terdapat dua komponen input yang akan difasilitasi oleh KPDT yaitu : Komponen Input Tahapan Kegiatan P2KPT Kelembagaan dalam P2KPT
Tim Koordinasi Kegiatan P2KPT Dibentuk Tim Koordinasi Kegiatan P2KPT di daerah guna melakukan integrasi dan sinergi program dan kegiatan dalam pembangunan kawasan perdesaan terpadu.
Forum Multi-stake-holder (FBD) Kegiatan mendorong keterlibatan pelaku-pelaku pembangunan yang terdiri dari pemerintah daerah, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan dan lainnya.
Balai P2KPT (Balai Bedah Desa) Di kawasan dibentuk lembaga pengelola kawasan yang berperan dalam membangun keberdayaan masyarakat, mendorong dan menumbuhkan kegiatan ekonomi kawasan, mengembangkan pengetahuaan dan informasi serta memperkuat pemerintahan desa guna mendukung pengembangan kawasan perdesaan secara terpadu dan berkelanjutan.
Pendanaan Kegiatan P2KPT diperoleh dari berbagai sumber, yaitu : Pendanaan Kegiatan P2KPT APBN DIPA KPDT sebagai stimulan awal pengembangan P2KPT; Didukung pendanaan sektoral pusat (APBN K/L lainnya); Didukung pendanaan APBD Provinsi; Didukung dan dilanjutkan pendanaan APBD Kabupaten Tertinggal; Dikembangkan melalui pendanaan/investasi masyarakat dan swasta.
Pendanaan yang berasal dari APBN DIPA KPDT dimaksudkan sebagai dana stimulan agar selanjutnya pemerintah daerah dapat mengupayakan pendanaan lebih lanjut baik berasal dari APBN K/L, APBD Provinsi, APBD Kabupaten ataupun dari sumber-sumber dana investasi masyarakat. Pola Pendanaan P2KPT mengikuti pola Kurva X sbb: APBN DIPA KPDT Sebagai Stimulan 1. Sarana Prasarana Sosial dasar 1) Sarana /Prasarana Air Bersih; 2) Jaringan Listrik 2. Sarana dan Prasarana Wilayah 1) Jalan Desa/ Antar Desa; 2) Jembatan Desa/ Antar Desa; 3) Dermaga/ Jetty / Tambatan Perahu (Catatan: dermaga dilengkapi dengan sarana pendukung, misalnya lampu penerangan, Gardu dan Satpam, WC, pembuangan sampah, sarana ibadah, dsb). 3. Sarana dan Prasarana Pengembangan Ekonomi (Produksi) 1) Irigasi Sederhana; 2) Jaringan teknologi telekomunikasi dan informatika; 3) Cold Storage (Catatan: cold storage dilengkapi sarana pendukung, misalnya lampu penerangan, WC, Gardu dan Satpam, pembuangan sampah, sarana ibadah, dsb); 4) Mesin/Peralatan/Perlengkapan Produksi, Pengeringan, Pengolahan Pasca Panen, dan Pemasaran Pendukung Kegiatan Ekonomi termasuk kegiatan penelitian dan pelatihannya untuk mendukung produk unggulan kabupaten (Catatan: khususnya kabupaten pelaksana kegiatan suprastruktur pendukung pengembangan kawasan perdesaan); 5) Perahu Ketinting/ Kapal Penumpang; dan 6) Pasar Desa. Penggunaan Dana Stimulan P2KPT (2010 2014) Penguatan perencanaan kawasan. Untuk ke depan, perlu disiapkan master plan yang dilengkapi dengan rencana usaha (business plan) dan komitmen para pihak dan diintegrasikan ke dalam prospektus kawasan yang lebih menjual. Penguatan Pendampingan Pada kenyataannya, masyarakat di daerah tertinggal masih memiliki kemampuan yang terbatas di dalam melakukan analisis dan observasi terhadap potensi dan permasalahan yang ada diwilayahnya sehingga dengan pendekatan bottom-up, kualitas perencanaan dan proposal yang diajukannya masih relatif rendah. Untuk mengatasi kelemahan ini, maka dalam kegiatan perencanaan perlu didukung dengan pendampingan yang memadai dari para ahli yang relevan. Penguatan Kelembagaan Balai Bedah Desa umumnya masih memiliki kapasitas yang relatif rendah dan umumnya hanya untuk keperluan pengaturan masalah sosial dasar. Untuk ke depan, Kelembagaan ini perlu ditingkatkan kapasitasnya agar menjadi kelembagaan yang mampu melakukan pengembangan ekonomi, pembinaan usaha dan dapat menjadi center of excellence bagi kawasan. Penguatan UKM Berbasis Produk Unggulan Kegiatan P2KPT di daerah tertinggal seyogyanya dirancang sedemikian rupa agar dapat menstimulir berkembangnya investasi usaha perdesaan berbasis potensi produk utamanya yang dapat mendorong kepada peningkatan pendapatan masyarakat serta pengembangan kehidupan sosial. Usaha-usaha perdesaan tersebut adalah usaha kecil yang tergabung dalam lembaga usaha atau koperasi yang menerapkan sistem kerja dan standarisasi mutu produk yang dapat diterima oleh pasar-pasar modern. Saran dan Rekomendasi untuk Kedepan Konstruksi Jalan Pertaniandi Desa Moasi - Torega, Kabupaten Towea, Muna, Sulawesi Tenggara Tahun 2013 untuk membantu kases petani kacang mete nelayan dan petani rumput laut.
0% Proses implementasi Proses Implementasi Selesai 100% CONTOH KEGIATAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERDESAAN Pembuatan Jetty di desa Renda Kecamatan Towea (sebuah desa di pulau kecil), kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara Tahun 2013 untuk mendukung nelayan dan petani rumput laut.
0% Proses implementasi Proses Implementasi Selesai 100% CONTOH KEGIATAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERDESAAN