Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa transisi dari anak anak menuju masa
remaja, yang berawal pada usia 9-10 tahun dan berahir di usia 18 tahun. Usia
remaja sangat rentan terhadap berbagai persoalan yaitu fisik, psikis, sosial dan
gizi. Pada usia remaja terjadi puncak pertambahan berat badan dan tinggi
badan yaitu wanita pada usia 12,9 dan 12,1 tahun, sedangkan pada pria terjadi
pada usia 14,3 dan 14,1 tahun. Sebelumnya laju pertumbuhan anak wanita dan
pria hampir sama cepatnya hingga usia 9 tahun (Arisman, 2002).
Menarche merupakan petanda adanya suatu perubahan status sosial
dari anak-anak ke dewasa, menarche mempunyai variasi makna termasuk rasa
tanggung jawab, kebebasan dan harapan untuk memulai bereproduksi
(Proverawati, 2009).
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi
status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan
atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi
lebih maupun gizi kurang (Permaisih, 2003).
Pada usia remaja asupan gizi masih sangat penting untuk pertumbuhan
fisik, 62% anak di perkotaan memiliki tinggi badan normal dari segi usia,
sedangkan anak dipedesaan hanya 49%. Maka disimpulkan bahwa anak
2

diperkotaan memiliki keadaan gizi lebih baik dibanding anak pedesaan
(Atmarita, 2004).
Faktor status gizi remaja putri sangat mempengaruhi terjadinya
menarche, makin baik nutrisi dalam diet dan kalori serta protein yang lebih
tinggi akan mendorong anak mencapai berat dan lemak tubuh kritis pada usia
yang lebih muda. Keterlambatan menarche yang tinggi pada wanita akan
menyebabkan kehilangan berat badan sekitar 10-15% dari berat badan normal
pada wanita dewasa menyebabkan amenorrhea (Chistiany, 2009).
Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang
mendapat menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan
lebih tinggi. Pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang
belum mendapat menstruasi pada usia yang sama. Status gizi sangat
mempengaruhi fungsi menstruasi, hal ini berhubungan dengan perubahan
kadar hormone steroid yang merupakan faktor dalam proses pengaturan siklus
menstruasi (Suandi, 2004).
Status gizi sangat mempengaruhi siklus menstruasi. Berdasarkan
uraian di atas jelas bahwa status gizi mempengarui siklus menstruasi. Gizi
kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ
tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan
berdampak pada gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya
baik (Paath et al, 2005).
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status
gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat
3

gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan
fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada
tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2002).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 5 Desember
2011 di SMP Negeri 1 Pulau Besar diperoleh data siswa kelas VII, VIII dan
IX adalah sebanyak 390 orang, terdiri dari 178 siswi dan 212 siswa. Mayoritas
siswa di sekolah ini adalah laki-laki.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di bagian kesiswaan,
menunjukkan bahwa pendidikan mengenai reproduksi remaja seperti seks
bebas, menstruasi dan lain-lain kurang diberikan secara mendalam tetapi
hanya diberikan secara umum yang terangkum dalam pembelajaran
pendidikan jasmani dan kesehatan. Hal ini untuk mengetahui apakah siswi
memahami tentang siklus menstruasi karena didalamnya termasuk kesehatan
reproduksi remaja. Selain itu diperoleh informasi bahwa siswi kurang
memahami tentang siklus menstruasi yang normal dan faktor-faktor yang
mempengaruhi siklus menstruasi.
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis berminat melakukan penelitian
tentang Hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi pada siswi
SMP Negeri 1 Pulau Besar Kabupaten Bangka Selatan.




4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara status gizi dengan
siklus menstruasi pada sisiwi SMP Negeri 1 Pulau Besar Kabupaten Bangka
Selatan?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi pada
siswi SMP Negeri 1 Pulau Besar Kabupaten Bangka Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui status gizi berdasarkan penilaian antropometri pada siswi
SMP Negeri 1 Pulau Besar Kabupaten Bangka Selatan.
b. Mengetahui siklus menstruasi pada siswi SMP Negeri 1 Pulau Besar
Kabupaten Bangka Selatan.
c. Mengetahui hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi pada
siswi SMP Negeri 1 Pulau Besar Kabupatan Bangka Selatan.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan status gizi
dan siklus menstruasi pada remaja
5

b. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut bagi para peneliti yang ingin
meneliti hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi pada
remaja putri lainnya
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Program Studi S-1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta
Dapat dijadikan bahan referensi dan menambah kepustakaan dalam
penelitian di bidang gizi tentang hubungan antara status gizi dengan
siklus menstruasi
b. Bagi penelitian
Menambah wawasan dan pengalaman peneliti mengenai hubungan
antara status gizi dengan siklus menstruasi
c. Bagi institusi sekolah
Dapat memberikan informasi bagi siswi tentang hubungan antara
status gizi dengan siklus menstruasi

E. Keaslian Penelitian
1. Yulianto (2001), melakukan penelitian tentang perbedaan usia menarche
dan siklus menstruasi berdasarkan keadaan status gizi siswi di SLTPN 1
Karangawen Kabupaten Demak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
perbedaan usia menarche dan siklus menstruasi berdasarkan keadaan
status gizi siswi. Hasil penelitian survey dengan menggunakan desain
cross sectional terdapat perbedaan bermakna usia menarche antara
6

responden status gizi normal dan stunting beberapa keadaan status gizi
responden.
Perbedaan penelitian ini adalah dalam penentuan lokasi penelitian,
subjek penelitian dan cara penentuan status gizi. Persamaan penelitian ini
variable bebas dan terikat dan menggunakan metode cross sectional
dengan menggunakan uji chi-square.
2. Sudarman (2007), melakukan penelitian hubungan asupan zat gizi dan
status gizi terhadap kejadian menstruasi dini pada siswi SMP di
Yogyakarta. Tujuan penelitian ini aadalah mengetahui hubungan antara
asupan zat gizi serta status gizi terhadap kejadian menstruasi dini pada
siswi SMP di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan tidak ada
hubungan antara asupan energy, lemak, protein, dan karbohidrat dengan
kejadian menstruasi dini. Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian
menstruasi dini. Ada hubungan antara asupan energi, lemak, protein, dan
karbohidrat terhadap status gizi
Perbedaan penelitian ini adalah dalam penentuan lokasi penelitian,
subjek penelitian, dan menggunakan metode cross sectional dengan
menggunakan uji chi-square.
3. Destinurlia, (2009), melakukan penelitian hubungan antara asupan gizi,
status gizi dengan siklus menstruasi pada siswa SMP Negeri 4 Kuningan
Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara asupan gizi (energy, protein, lemak, karbohidrat), status gizi dengan
siklus menstruasi pada siswi SMP Negeri 4 Kuningan Jawa Barat.
7

Perbedaan penelitian ini adalah dalam penentuan lokasi penelitian, subyek
penelitian, dan cara penentuan asupan zat gizi dan status gizi. Persamaan
penelitian ini variable terikat yaitu siklus menstruasi

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Remaja
a. Pengertian
Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak
dengan masa dewasa, istilah ini menunjukan masa dari awal pubertas
sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun
pada pria dan 12 tahun pada wanita. Transisi ke masa dewasa memang
bervariasi, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu di mana
individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka (Proverawati
2009).
Remaja merupakan suatu tahap perkembangan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-
perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan social.
Batasan usia remaja yag umum digunakan oleh para ahli adalah dua
belas hingga dua puluh satu tahun (Desmita, 2005).
Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon, terutama hormon
esterogen dan progestrogen, mulai berperan aktif sehingga pada diri
anak perempuan mulai tumbuh payudara, pinggul melebar dan
membesar sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi. Disamping itu
akan mulai tumbuh rambut-rambut halus di daerah ketiak dan
9

kemaluan. Pada remaja laki-laki, hormone testosterone akan
mengakibatkan tumbuhnya rambut-rambut halus disekitar ketiak,
kemaluan, tumbuh janggut dan kumis, terjadi perubahan suara, tumbuh
jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-waktu
tertentu keluar sebagai mimpi basah. Perubahan lainnya antara lain
tubuh bertambah berat badan dan tinggi badan (Proverawati, 2009).
b. Karakteristik
Menurut Proverawati (2009) masa remaja dibedakan menjadi
beberapa fase yaitu remaja dini, remaja pertengahan dan remaja akhir.
Karakteristik remaja berdasarkan umumnya adalah sebagai berikut:
1) Fase Remaja Awal (12-15 tahun)
a) Mulai meluaskan radius sosial di luar keluarga dan konsentrasi
pada teman sebayanya
b) Mulai pubertas dan mulai perhatikan perkembangan badan
c) Proses berpikir mulai konkret
2) Fase Remaja Pertengahan (15-18 tahun)
a) Mempunyai standar perilaku berdasarkan kelompok sebaya
walaupun sebagian nilai keluarga tetap ada
b) Timbul konflik untuk bebas
c) Perkembangan pubertas sudah lengkap dan timbul dorongan
seksual
d) Proses berfikir mulai abstrak

10

3) Fase Remaja Akhir (18-21 tahun)
a) Proses berfikir lengkap dan peran serta fungsi mulai
dirumuskan
b) Penurunan pemilikan pribadi ada proses memberi dan berbagi
rasa, timbul idealisme
c) Kematangan fisik sudah lengkap, definisi peran jender dan
gambaran badan sudah lengkap
c. Perubahan fisik dan kematangan seksual remaja putri
Perubahan fisik remaja putri yaitu terjadinya perubahan secara
biologis yang ditandai dengan kematangan organ seks primer maupun
organ seks sekunder, yang dipengaruhi oleh kematangan hormon
seksual yang disebut hormon estrogen. Kematangan seksual remaja
putri yaitu mengalami menstruasi pertama (Dariyo, 2004).
Pada perempuan, puberitas umumnya terjadi di usia 9 hingga 12
tahun, sedangkan puberitas pada pria terjadi usia yang lebih tua yaitu 9
sampai 14 tahun. Namun batasan usia tersebut belum tentu tepat atau
benar karena bisa saja seorang anak perempuan telah mengalami
pubertas pada usia 8 tahun dan itu adalah hal yang normal. Pubertas
pada perempuan dapat ditandai dengan datangnya menstruasi untuk
pertama kalinya (Proverawati, 2009).



11

2. Menstruasi
a. Pengertian
Menstruasi adalah darah yang keluar dari vagina wanita sewaktu
ia sehat bukan disebabkan oleh melahirkan anak atau karena terluka.
Menstruasi menunjukan bahwa seorang gadis yang sehat dan berfungsi
sebagai mana mestinya, sedangkan menstruasi dini adalah menstruasi
yang datangnya lebih awal bawah usia 10 tahun (Waryono, 2010).
Puncak kedewasaan perempuan mulai mengalami pendarahan
rahim pertama yang disebut menarche. Pada masa tersebut seorang
perempuan memerlukan perhatian orang tua, karena sejak masa
menstruasi pertama berarti ada kemungkinan menjadi hamil bila
berhubungan dengan lawan jenisnya (Manuaba, 1998).
b. Gangguan menstruasi
Beberapa gangguan menstruasi (Manuaba, 2009) seperti di bawah
ini:
1) Gangguan banyaknya darah dan lamanya menstruasi
a) Hipermenorea
Siklus menstruasi tetap teratur, jumlah darah yang keluarkan
cukup banyak dan disertai gumpalan darah.
b) Hipomenorea
Siklus menstruasi tetap teratur sesuai dengan jadwal
menstruasi, jumlahnya sedikit dengan kenyataan tidak banyak
berdarah.
12

2) Kelainan siklus menstruasi
a) Polimenorea
Siklus menstruasi yang sering terjadi dan abnormal, sedang
pendarahan relatif tetap.
b) Oligomenorea
Siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah pendarahan tetap
sama.
c) Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri pada daerah panggul akibat
menstruasi dan produksi zat prostaglandin (Proverawati, 2009).
d) Amenorea
Keterlambatan menstruasi lebih dari tiga bulan berturut-turut.
Amenorea dapat dibagi 3 yaitu:
(1) Amenorea primer
Mengalami menstruasi sejak kecil, dengan tanpa
perkembangan seksual sekunder.
(2) Amenorea fisiologis
Menstruasi terjadi pada kehamilan dan menyusui sampai
batas tertentu.
(3) Amenorea sekunder
Tidak terjadi menstruasi selama 3 bulan pada orang yang
tidak mengalami menstruasi.

13

3. Siklus Menstruasi
a. Pengertian
Siklus menstruasi adalah proses pelepasan dinding rahim yang
disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulag setiap bulan
kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama kali disebut
menarke paling sering terjadi pada usia 11 tahun tetapi bisa juga
terjadi pada usia 8 atau 16 tahun menstruasi merupakan pertanda masa
reproduktif pada kehidupan seorang wanita yang dimulai dari menarke
sampai terjadinya menopause (Nita, 2008).
Awal dari Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama haid
sampai tepat satu hari pertama haid bulan berikutnya. Siklus
menstruasi berkisar antara 21-40 hari hanya sekitar 10-15 persen
wanita yang memiliki siklus 28 hari (Sherly, 2009).
Pada manusia siklus menstruasi normalnya 25 sampai 32 hari.
Wanita yang mengalami ovulasi siklus menstruasi berkisar antara 18
sampai 42 hari kurang lebih 97%. Masa remaja biasanya siklus
menstruasi belum teratur. Jika siklus menstruasi kurang dari 18 hari
atau lebih dari 42 hari tidak teratur, biasanya siklus menstruasi tidak
berovulasi (Wiknjosastro, 1999).
b. Masa menstruasi
Siklus menstruasi, selaput lendir dari hari kehari mengalami
perubahan yang berulang, masa ini berbeda-beda untuk tiap individu
14

tergantung dari keturunan, kesehatan secara umum dan pola kehidupan
(Proverawati, 2009).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diataranya yaitu:
1) Faktor genetik
Pertumbuhan merupakan interaksi yang komplek antar keturunan
dan lingkungan. Makin teratur menstruasi ibu maka menstruasi
anaknya akan teratur (Supariasa, 2002 ).
2) Status gizi
Faktor status gizi dan asupan gizi sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan fungsi organ tubuh yang sangat mempengaruhi
fungsi tubuh yang sangat mempengaruhi fungsi reproduksi serta
akan berdampak pada gangguan siklus menstruasi. Untuk
pertumbuhan normal, tubuh memerlukan nutrisi yang memadai,
kecukupan energi, protein, lemak, dan suplai semua nutrient
essensial yang menjadi basis pertumbuhan (Suandi,2004).
Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak
pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa
dan berusia lanjut (Arisman, 2004).
Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang
mendapat menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih
berat dan lebih tinggi, pada saat menstruasi pertama dibandingkan
15

dengan mereka yang belum mendapat menstruasi pada usia yang
sama. Sebaliknya pada remaja yang menstruasi terlambat, beratnya
lebih ringan dari pada yang sudah menstruasi pada usia yang sama,
walaupun tinggi badan (TB) mereka sama (Suandi, 2004).
3) Psikis dan Fisik
Perempuan yang mengalami gangguan psikis berat seperti stress
hebat atau depresi, biasanya akan mengalamai gangguan hormonal
siklus menstruasi jadi kacau dan tidak mengalami ovulasi.
Mempunyai fisik lemah juga akan mempengaruhi kesuburan
(Iskandar, 2004).
4) Hormon
Siklus menstruasi yang normal terjadi karena keseimbangan
hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen dihasilkan dari
kolesterol oleh sel pembentuk folikel, dan hormone progesterone
dihasilkan oleh luteum pada separuh akhir siklus menstruasi
(Kurniawan, 2006).

4. Status Gizi
Status gizi merupakan ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel
tertentu (Supariasa dkk, 2002).
Status gizi anak remaja dapat ditentukan dengan perhitungan berat
badan dan tinggi badan. Hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan
16

menjadi akurat bila disertai pencatatan usia anak sesuai dengan bulan yang
terdekat (Suandi, 2004).
Status gizi dapat dibedakan menjadi status gizi kurang, baik dan
lebih. Secara klasik, kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh
yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan
tubuh serta mengatur proses proses kehidupan dalam tubuh. Hingga saat
ini kata gizi mempunyai pengertian yang lebih luas, disamping untuk
kesehatan, gizi juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena
gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan
produktivitas kerja (Almatsier, 2002).
IMT per umur adalah salah satu indikator cara cepat untuk
menghitung status gizi bagi anak-anak dan remaja mulai usia 2 tahun
sampai 20 tahun, dan seringkali digunakan untuk mengidintifikasi
permasalahan pada anak-anak.
Kategori untuk IMT per umur menurut WHO-CDC 2000 adalah :
a. Kurus : <5 persentil
b. Baik : 5-85 persentil
c. Overweight : 86-94 persentil
d. Obesitas : 95 persentil
(www.cdc.gov)


17

Menurut Suandi (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi status
gizi:
a. Faktor langsung
Ditentukan oleh asupan makanan dan penyakit infeksi
b. Faktor tidak langsung
1) Faktor ekonomi
Penghasilan keluarga akan menentukan daya beli keluarga
termasuk makanan, tersedianya atau tidak tersedianya dalam
keluarga akan menentukan kualitas dan kuantitas bahan makanan
yang dikonsumsi oleh anggota keluarga yang dapat mempengarui
status gizi.
2) Faktor pertanian
Peranan pertanian dianggap penting karena kemampuannya
menghasilkan produksi pangan yang dapat dimaanfaatkan sebagai
bahan pokok gizi masyarakat.
3) Faktor budaya
Di dalam masyarakat masih terdapat kepercayaan untuk tidak
memakan makanan tertentu yang dianggap sebagai makanan
pantangan yang sebenarnya malah mengandung zat gizi yang
sangat baik.
4) Faktor kebersihan lingkungan
Kebersihan lingkungan yang kurang akan memudahkan anak
untuk terkena penyakit tertentu.
18

5) Aspek pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan sangat penting untuk
menyongkong status kesehatan dan gizi yang baik, bukan dari segi
kuratif, tetapi preventif, promotif dan rehabilitative.



















19

B. Kerangka Teori













Gambar 1. Skema kerangka teori

Modifikasi dari teori : Suandi (2004)






Faktor mempengaruhi
siklus menstruasi
- Hormon estrogen
dan progesteron
- Genetik
- Fisik
- Psikis
Siklus menstruasi Status gizi
Penyakit infeksi
Faktor tidak langsung
- Ekonomi
- Pertanian
- Pendidikan
- Budaya
- Lingkungan
- Fasilitas pelayanan
kesehatan
20

C. Kerangka Penelitian











Gambar 2. Skema kerangka penelitian
Keterangan :
: Tidak diteliti
: Diteliti


D. Hipotesis
Ada hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi pada siswi
SMP Negeri 1 Pulau Besar Kabupaten Bangka Selatan.


Status gizi
(IMT)
Siklus menstruasi
1. Faktor genetik
2. Psikis dan fisik
3. Hormon
Variabel bebas
Variabel terikat
Variabel pengganggu

21
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik, Penelitian
deskriptif memberikan gambaran tentang keadaan dan gejala-gajala sosial
tertentu. Penelitian analitik menyangkut pengujian hipotesis secara statistik.
Dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(Notoatmojo, 2002) dimana pendekatan ini bertujuan untuk meneliti variable
bebas yaitu status gizi dan variable terikat yaitu siklus menstruasi yang
dikumpulkan secara bersamaan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Pulau Besar Kabupaten Bangka
Selatan . Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan atas pertimbangan lokasi
tersebut belum pernah diadakan penelitian yang sejenis sebelumnya.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012.




22

C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2006), populasi adalah keseluruhan subjek dari
penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas VII, VIII,dan IX
SMP Negeri 1 Pulau Besar Kabupaten Bangka Selatan berjumlah 178
siswi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Sampel juga merupakan wakil populasi yang akan diteliti
(Arikunto, 2006).
Sampel dalam penelitian ini yaitu siswi kelas VII, VIII, IX yang
berjumlah 45 siswi.
Apabila besar popolasi > 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-
25% (Arikunto, 2006). Maka untuk mendekati estimasi besar sampel
dalam penelitian ini diambil 25% sebagai subjek sampel, yaitu :
n = 25% x jumlah populasi
n = 25% x 178 orang
n = 45 siswi
Dari perhitungan didapatkan sampel sebanyak 45 siswi
Untuk kepentingan pengambilan sampel, peneliti menentukan
kriteria inklusi yang dapat dimasukkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
23

a. Siswi SMP Negeri 1 Pulau Besar Kabupaten Bangka Selatan kelas VII,
VIII, IX
b. Siswi telah mendapat menstruasi
c. Siswi yang tersedia menjadi responden
Kriteria eksklusi :
Siswi yang tidak hadir
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik dalam pengambilan sampel (Sugiyono,
2010). Teknik yang digunakan dalam Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara acak stratifikasi stratified random sampling, yaitu
pengambilan sampel dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum
dari anggota populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis
karakteristik unit-unit tersebut. Penentuan stara ini dapat didasarkan
bermacam-macam, misalnya umur, kelas dan lain sebagainya. Jadi sampel
dalam penelitian ini yaitu 45 orang dengan kriteria inklusi, siswa kelas
VII, VIII, IX masing-masing 15 orang dan bersedia menjadi responden.

D. Variabel Penelitian
Jenis variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas : Status gizi
2. Variabel terikat : Siklus menstruasi


24

E. Definisi Operasional
1. Status gizi :
Status gizi adalah keadaan gizi berdasarkan hasil pengukuran antropometri
yang ditentukan berdasarkan IMT menggunakan standar WHO-CDC.
a. Kurus : <5 persentil
b. Baik : 5-85 persentil
c. Overweight : 86-94 persentil
d. Obesitas : 95 persentil
Cara pengukuran menggunakan BB dan TB
Skala : Ordinal
2. Siklus menstruasi adalah suatu data yang diperoleh dari jarak antara
tanggal mulai menstruasi yang lalu dan mulai menstruasi berikutnya. Data
didapat dengan cara mengisi kuesioner.
Kategori :
a. Tidak teratur : < 25 hari atau > 35 hari
b. Teratur : 25 hari-35 hari
Skala : Nominal

F. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data primer : data identitas siswa, status gizi (BB dan TB) dan
siklus menstruasi
b. Data sekunder : data gambaran umum SMP Negeri 1 Pulau Besar.
25

2. Cara pengumpulan data
a. Data primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden.
1) Identitas responden penelitian diperoleh melalui pengisian
kuesioner yang meliputi nama, tempat tanggal lahir, umur, kelas,
alamat. Pengisian ini dilakukan oleh siswi responden.
2) Status gizi
a) Berat badan (BB) : penimbangan BB dengan menggunakan
alat timbangan injak dengan kapasitas 120 kg dengan ketelitian
0,1 kg.
b) Tinggi badan (TB) : pengukuran TB dengan menggunakan
mictotoise dengan tinggi minimal 2 meter.
3) Siklus menstruasi : data siklus menstruasi diperoleh dengan
menggunakan kuesioner
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
yaitu didapat dari pihak sekolah meliputi, gambaran umum SMP
Negeri 1 Pulau Besar melalui bagian tata usaha sekolah.

G. Instrumen Penelitian
1. Lembar kuesioner yang digunakan untuk memperoleh data tentang berat
badan, tinggi badan dan data yang berhubungan dengan siklus menstruasi.
2. Timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg untuk menimbang berat badan.
26

3. Microtoise dengan ketelitian 0,1 cm untuk mengukur tinggi badan.
4. Perangkat keras komputer dan perangkat lunak untuk menghitung status
gizi dengan memakai program nutri survey, dan analisis statistik.
5. Seperangkat alat tulis

H. Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur. Teknik korelasi yang dipakai adalah
teknik korelasi product moment yang rumusnya adalah sebagai berikut
(Notoatmodjo,2002) :


{

} {

}

Keterangan : R : Koefisien korelasi
: Jumlah skor item
: Jumlah skor total (item)
N : Jumlah responden
Seleksi terhadap setiap butir yang valid dengan menghitung korelasi antar
masing-masing pertanyaan dari skor total, sehingga didapatkan koefisien
validitas (r
xy
). Apabila nilai r
xy
> r tabel berarti valid dan apabila r
xy
< r
tabel berarti tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal itu berarti
27

menunjukan sejauh mana hasil pengukuran ini tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2002).
Cara perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik
KR 21 dengan rumus (Sugiyono, 2010) :


) {

}
Keterangan : r
i
: Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan
M : Skor rata-rata

: Varians total
Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai r
i
> r tabel.
Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan bantuan komputer.
Pada penelitian ini kuesioner yang digunakan diadop dari penelitian
Rina Novasari (2008), kuesioner ini telah diuji validitas sehingga tingkat
kevalitannya. Kuesioner ini mempunyai nilai item total yaitu 0,17-0,91.

I. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
Untuk mengecek kelengkapan data dan identitas, kesesuaian dengan
criteria inklusi, eksklusi, kejelasan dari setiap jawaban responden
dalam kuesioner.

28

b. Coding
Memberikan kode (coding) pada kuesioner siklus menstruasi dimana
teratur diberi kode 1 dan tidak teratur diberi kode 0
c. Tabulating
Yaitu tahap melakukan tabulasi data dengan bantuan komputer.
d. Analisis
Menganalisis hubungan antara dua variable dengan chi-square (X
2
)

2. Analisis Data
Untuk pengolahan data kuantitatif dapat dilakukan melalui proses
analisis statistik. Pengolahan ini mencakup tabulasi data dan perhitungan-
perhitungan statistik. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Analisis Univariate
Analisis Univariate bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan
karateristik setiap variable penelitian. Analisis ini digunakan untuk
menganalisis variabel bebas status gizi dan variable terikat siklus
menstruasi
b. Uji Bivariat
Analisis bivariate yaitu analisis 2 variabel dengan menggunakan
tabulasi silang 2x2 untuk mengetahui hubungan dengan tingkat
kepercayaan 95% pada tingkat kemaknaan p<0,05 untuk mengetahui
apakah ada hubungan status gizi dengan siklus menstuasi. untuk
29

menguji hipotesis penelitian ini dengan uji chi-square (Arikunto, 2010)
dengan rumus :


Keterangan :
x
2
= Chi-square
fo = frekuensi observasi
fe = frekuensi yang diharapan
Kesimpulan:
1) Jika nilai p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yaitu tidak
ada hubungan status gizi dengan siklus menstruasi.
2) Jika nilai sig 0,05 maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima,
yaitu ada hubungan status gizi dengan siklus menstruasi.

J. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Pembuatan proposal dan penentuan instrumen yang akan digunakan
dalam penelitian.
b. Survei pendahuluan ke lokasi penelitian
c. Mengurus perizinan ke pihak program studi S-1 Ilmu Gizi Unriyo yang
selanjutnya akan disampaikan ke instansi-instansi pada tembusan
sesuai dengan kebutuhan.
d. Menetapkan pelaksanaan pengumpulan data

30

2. Tahap Pelaksanaan
a. Menentukan kelas yang akan menjadi sampel area dan kemudian
menentukan siswa yang akan menjadi sampel individu dari kelas-kelas
terpilih.
b. Memberi penjelasan tentang tujuan dan maksud dari penelitian ini.
c. Melakukan penimbangan berat badan
d. Melakukan pengukuran tinggi badan
e. Memberi kuesioner
f. Melakukan pengumpulan data
g. Melakukan editing data
h. Melakukan pengolahan dan analisis data
3. Tahap Penyelesaian
Penyusunan laporan skripsi dan dilanjutkan hasil seminar penelitian

Anda mungkin juga menyukai