Anda di halaman 1dari 3

E.

Hasil Pengamatan
1. Reaksi
2 NaCl + CaO CaCl2 + Na2O
CaCl2 + Na2O + Ba(OH)2 2NaOH + BaCl2 + CaO
2NaOH + BaCl2 + CaO + (NH4)2CO3 NaCl + Ba(OH)2 + CaCO3 + NH4Cl
NaCl + Ba(OH)2 + NH4Cl + HCl BaCl2+ NaCl + NH3 + Cl2 +H2O
2. Perhitungan
Berat garam teoritis = 20 gram
Berat gelas kimia kosong = 61,3246 gram
Berat gelas kimia + garam = 92,0210 gram
Berat eksperimen = (berat gelas kimia + garam)- berat gelas kimia kosong
= 92,0210 61,3246 gram
= 30,6964 gram
% rendamen = QUOTE x 100%
= QUOTE
= 153,482 %



F. Pembahasan

Selain senyawa dengan ikatan kovalen, dikenal pula senyawa dengan jenis ikatan lain,
yaitu ikatan elektrovalen atau ikatan ionik yang didasarkan pada tarikan elektrostatik antara
ion yang berlawanan muatan. Teori ini dapat menerangkan struktur kristal dari zat padat.
NaCl merupakan salah satu contoh padatan ionik karena tersusun atas ion-ion berlawanan
muatan yang saling tarik menarik. Senyawa penyusun NaCl sendiri memiliki sifat khasnya
msing-masing dan sangat berbeda dengan senyawa yang disusunnya. Contohnya, unsur Na
yang mudah meledak dalam air dan ternyata justru berlainan sifat dengan NaCl yang
cenderung mudah larut dalam air dan terionisasi. Hal ini diakibatkan adanya pengaruh anion-
anion yang diikat oleh Na dalam NaCl sehingga menyebabkan sifat asli dari Na hilang.
Dalam padatan ionik seperti kristal yang tersusun dari ion-ion akan terjadi tarik-menarik
antara kation dan anion yaitu gaya elektrostatik Coulomb serta tolak menolak ion sejenis.
Keseimbangan antara tarik-menarik dan tolak-menolak ini menghasilkan energi kisi kristal.
Atom Na hanya mempunyai satu elektron valensi. Dengan menyerahkan elektron tersebut
tercapai susunan elektron seperti neon dan Na menjadi bermuatan positif Na+. Atom Cl
memiliki 7 elektron valensi, dengan menerima satu elektron tambahan akan membentuk
anion, Cl-. Natrium klorida (NaCl) senyawa ionik dengan jumlah Na dan Cl yang sama.

Senyawa alkali halida seperti NaCl menunjukkan bahwa jarak antar ion adalah jumlah
jari-jari ion positif dan jari-jari ion negatif, sehingga jumlah ini digunakan untuk
menerangkan struktur dari kristal ioniknya. Perbandingan jari-jari ion dapat memberikan
gambaran mengenai bilangan koordinasi. Jari-jari ion Na+ (r+) = 0,95 QUOTE dan jari-jari
ion Cl- (r-) = 1,81 , sehingga perbandingan jari-jari ion (r+/r-) NaCl = 0,414. Telah
ditetapkan bahwa batas 0,414 r+/r- 0,732 akan memberikan struktur octahedral. Struktur
octahedral yang banyak bergabung menjadi bentuk seperti kubus.
Hal ini berarti kristal NaCl memiliki bilangan koordinasi 6, dimana 1 kation Na+ dikelilingi 6
anion Cl-. Pada jarak antar ion yang sangat besar secara energitika yang terbentuk adalah
atom Na dan Cl. Apabila kedua partikel saling mendekat, maka kduanya berubah menjadi
ion. Adanya gaya elektrostatik yang besar yang menyebabkan kedua ion mendekat sampai
tercapai keadaan setimbang, yaitu pada titik minimum. Pada jarak yang sangat dekat ini yang
berperan adalah gaya tolak-menolak antara ion yang bermuatan sejenis. Kristal ion yang
terbentuk kemudian terdiri dari susunan teratur dari kation Na+ dan anion Cl- dalam kisi
kristal. Kisi Kristal adalah kumpulan dari satuan-satuan kecil yang disebut sel satuan dan ion-
ion dinyatakan sebagai titik-titik. Satu lagi perbedaan nyata dari senyawa NaCl berbentuk
kristal dengan ion-ion ynag menyusunnya, yaitu jari-jari kristal NaVl<>+ atau Cl-. Hal ini
disebabkan dalam kristalnya, terjadi menarik antara kation dengan anion yang memperkecil
jarak antar ionnya (r kristal). Jadi, struktur oktahedral NaCl ini akan bertumpuk dengan
semakin banyaknya atom Na dan Cl yang bergabung sehingga menghasilkan kristal NaCl.

Metode pemurnian yang akan digunakan kali ini adalah dengan rekristalisasi. Metode
ini didasarkan pada perbedaan daya larut antara zat yang dimurnikan dengan kotoran dalam
suatu pelarut tertentu. Ada beberapa syarat agar suatu pelrut dapat digunakan dalam proses
kristalisasi yaitu: 1. Memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang
dimurnikan dengan zat pengotor, 2. Tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal, 3. Mudah
dipisahkan dari kristalnya.
Dalam percobaan ini akan dipelajari cara memurnikan natrium klorida yang berasal dari
garam dapur dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. NaCl merupakan komponen utama
penyusun garam dapur. Komponen lainnya merupakan pengotor biasanya berasal dari ion-ion
Ca2+, Mg2+, Al3+, SO42-, I- dan Br. Agar daya larut antar NaCl dengan zat pengotor cukup
besar maka perlu dilakukan penambahan zat-zat tertentu. Zat-zat tambahan itu kan
membentuk senyawa terutama garam yang sukar larut dalam air, selain itu rekristalisai dapat
dilakukan dengan cara menambahkan ion sejenis ke dalam larutan zat yang akan dipisahkan.

Garam NaCl dilarutkan ke dalam air panas sehingga pengotor-pengotor berupa
partikel padat bisa terlepas dan menjadi koloid dalam larutan sehingga dapat terkumpul saat
disaring. Pelarutan ini juga mengakibatkan NaCl terionisasi dalam air. Filtrat pertama kali
direkristalisasi dengan pelarut CaO yang berfungsi memutihkan garam yang dihasilkan
nantinya karena dapat mengikat pengotor berupa Ca2+. Selanjutnya rekristalisasi dengan
Ba(OH)2 juga memiliki fungsi yang sama dengan CaO, tetapi khusus mengikat pengotor
berupa ion Mg2+ atau Al3+. Rekristalisasi terakhir dilakukan dengan penambahan pelarut
(NH4)2CO3 yang berguna untuk mengikat sisa-sisa zat pengotor yang mungkin masih ada
dalam larutan garam tetapi tidak bisa terikat oleh 2 pelarut sebelumnya. Zat-zat pengotor itu
mungkin berada dalam bentuk ion SO42-, I-, Br, dll. Dengan adanya penambahan 3 pelarut
tadi, maka dapat disumsikan bahwa larutan garam sudah murni dan tidak mengandung zat
pengotor lagi. Zat-zat pengotor tersebut terikat dengan pelarut sehingga tersuspensi dan dapat
dipisahkan melalui penyaringan . Penambahan HCl pada filtrat diperlukan karena larutan
garam sudah bersifat basa akibat dari penambahan Ba(OH)2 saat rekristalisasi kedua.
Diusahakan agar larutan garam netral (pH=7). Larutan garam kemudian dipanaskan sehingga
diperoleh NaCl murni dalam bentuk serbuk karena setelah melalui pemanasan serta pelarutan
menyebabkan ikatan-ikatan antar ion dalam kisi kristal sebagian besar putus dan tidak lagi
terdapat dalam bentuk bongkahan.

Berat NaCl murni yang diperoleh setelah pemanasan adalah sebesar 30,6964 gram,
sehingga % rendamen NaCl yang diperoleh sebesar 153,482 %. % rendamen yang diperoleh
terlalu besar, ini dikarenakan berat eksperimen yang diperoleh besar. Dikarenakan pada saat
penimbangan, kristal NaCl yang ditimbang tidak berada dalam keadaan kering sehingga
dalam penimbangan tidak murni kristal karena masih terdapatnya larutan yang belum
menguap.
G. Kesimpulan
Prinsip pemurnian NaCl dengan metode rekristalisasi adalah memisahkan NaCl dari zat-zat
pengotor berdasarkan perbedaan daya larut keduanya dalam pelarut tertentu seperti CaO,
Ba(OH)2, dsan (NH4)2CO3. Zat-zat pengotor yang telah terikat dalam pelarut yang sesuai
dan mengendap sehingga dapat dipisahkan dengan NaCl melalui penyaringan.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik I. FMIPA UGM. Yogyakarta.
Bahruddin, Zulfansyah, Aman, Ilyas Arin, Nurfatihayati. 2003. Penentuan Rasio Ca/Mg
Optimum pada Proses Pemurnian Garam Dapur. Jurnal Natur Indonesia 6(1): 16-19
Bernaseoni,G. 1995. Teknologi Kimia. PT Padya Pranita. Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/rekristalisasi (diakses 7 Desember 2007)
Paryanto, I. 2000. Pengaruh Penambahan Garam Halus Pada Proses Kristalisasi Garam
Farmasetis. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, V2. No.9, hal. 5-9
Vogel. 1979. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT Kalman Media
Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai