LEARNING OUTCOMES
1. Kelainan Jaringan Keras Gigi
- Abrasi
a. Definisi
Abrasi adalah keausan gigi yang tidak disebabkan oleh berkontaknya gigi
melainkan disebabkan oleh penyikatan horizontal yang berlebihan dengan
menggunakan pasta gigi yang abrasif atau ausnya tepi insisal karena kebiasaan
menggigit benda tertentu seperti jepitan rambut atau pipa rokok
b. Etiologi
Penyikatan horizontal berlebihan dengan pasta gigi yang abrasif
Kebiasaan menggigit bentda tertentu seperti jepitan rambut / pipa rokok
Kebiasaan makan, seperti pada suku Indian dan suku Eskimo yang
memasak dengan kuali batu lalu banyak batu kecil yang ikut masuk ke
dalam makanan mereka
Karena pengunyahan tembakau yang terus-menerus
- Erosi
2
a. Definisi
Hilangnya jaringan keras gigi yang progressif karena proses kimia tanpa
campur tangan bakteri. Tanda berupa lesi putih, licin dan mengkilap.
b. Etiologi
Erosi umumnya bisa disebabkan oleh kebiasaan makan asam, seperti terlalu
banyak minum jus jeruk atau minuman-minuman asam, terlalu banyak makan
buah jeruk atau apel asam, atau yogurt. Ada kalanya juga disebabkan oleh
karena muntahan asam dari perut misalnya pada beberapa pasien yang
terserang kelainan pencernaan seperti hiatus hernia, atau pasien penderita
anorexia nervosa atau bulmia nervosa. Bisa juga karena asap industri. Erosi
karena diet berada di permukaan bukal gigi atas dan oklusal gigi bawah.
Sedangkan erosi karena muntah biasanya terdapat pada permukaan palatal gigi
anterior atas.
- Afraksi
a. Definisi
Berasal dari kata latin, frangere (to break), mendeskripsikan kerusakan
berbentuk baji dibagian cemento enamel junction pd gigi. Biasanya terletak
pada daerah subgingiva, mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada
3
abrasi, dan diduga merupakan hasil dari tekanan oklusal. Biasanya, terletak
di bawah gingiva.
Kehilangan struktur gigi karena stress terhadap tekanan pada bidang oklusal
yang terjadi terus-menerus. Gambaran klinis berbentuk baji, terbatas pada
servikal dan bisa menyebabkan abrasi/erosi.
b. Etiologi
Tekanan yg dihasilkan dari proses biomekanik pada gigi (seperti
menelan/clenching, chewing) sehingga enamel dentin dapat lepas.
- Atrisi
a. Definisi
Hilangnya jaringan keras gigi akibat proses pengunyahan/ karena kontak
oklusal/ aproksimal di antara gigi-geligi.
b. Etiologi
Karena seringnya berkontak
Adanya parafungsi/ kelainan fungsi
Karena bruxism
Kaena makanan (kualitas dan cara makan)
Karena daya pengunyahan (daya pengunyahan pria lebih besar
dibanding wanita karena pria mempunyai otot masseter yang lebih
besar)
Karena kurangnya saliva (dalam saliva terdapat mucin yang berfungsi
untuk pelumasan)
4
- Kelainan Perkembangan
Gigi geligi tidak selalu berkembang secara normal. Terdapat banyak kelainan
dalam struktur atau bentuk yang terjai selama perkembangan gigi dan menjadi
nyata pada waktu gigi erupsi. Gigi-gigi demikian seringkali tidak enak dipandang
atau rawan terhadap keausan yang hebat, dan oleh karena itu memerlukan
restorasi untuk memperbaiki penampilan atau fungsinya atau untuk melindungi
struktur gigi di bawahnya.
Kelainan Perkembangan yang Didapat
1. Hipomineralisasi dan hypoplasia email
Ameloblast adalah sel khusus yang rawan terhadap pengaruh keadaan
sistemik seperti penyakit menular semasa kanak-kanak. Atau sel tersebut dapat
rusak oleh keadaan lokal yang merugikan misalnya trauma atau infeksi
terhadap benih gigi. Akibat yang biasa
terjadi karena rusaknya ameloblast
adalah terjadinya email yang
hypoplasia atau hipomineralisasi.
Email hipoplastik terjadi sebagai
akibat dari berkurangnya jumlah
matriks yang menjadi matang secara
normal, jadi email menjadi berlubang
atau tipis tetapi dengan kekerasan yang normal.
Email yang hipomineralisasi terjadi jika matriks yang jumlahnya normal tak
mampu mengadakan mineralisasi penuh. Email yang terkena akan
memperlihatkan bentuk dan ketebalan normal tetapi tampilannya opak, seperti
kapur.
Derajat hypoplasia atau hipomineralisasi yang diakibatkan oleh gangguan
sistemik tercermin dalam keparahan, waktu dan lamanya. Akibatnya,
gangguan sistemik biasanya mengenai banyak igi, dan posisi cacar emailnya
berkaitan edngan email yang terbentuk ketika terjadinya gangguan. Mayoritas
gangguan sistemik hanya berlangsung beberapa minggu dank arena itu caat
akan mengambil bentuk rupa sabuk horizontal yang sempit di sekeliling
5
mahkota atau mahkota-mahkota yang terkena. Mengingat semua mahkota
yang sedang berkembang ini terkena, lesi yang ditimbulkannya merupakan lesi
simetris bilateral.
2. Perubahan Warna pada Email yang Terjadi Secara Intrinsik dan Sistemik
Ada dua bahan penting yang mungkin terkonsumsu selama masa
pertumbuhan yakni ion fluor dan tetrasiklin.
a. Fluorosis Dentis
Bisa terjadi karena tingginya konsumsi total ion fluor sehari-hari dari
sumber-umber seperti air, pasta gigi, dan tablet. Tanda-tandanya berupa
bercak-bercak putih seperti kpur atau bercak yang sambung menyambung
dan diskolorisasi coklat, kadang-kadang disertai berlubangnya email.
Kebanyakan kasus yang parah terlihat di daerah yang kadar fluor dalam
sumber alamiahnya tinggi seperti di beberapa tempat di India dan Afrika.
b. Perubahan Wrna karena Tetrasiklin
Merupakan suatu hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Kelompok
antibiotic yang berspektrum luas ini mempunyai afinitas untuk jaringan
terkalsifikasi. Obat ini dapat melewati barrier plasenta dan mepengaruhi
gigi sulung. Jika obat ini diberikan pada bayi dan anak-anak, gigi
permanen yang sedang berkembang biasanya akan mengalami
diskolorisasi. Untuk menghindarkan perubahan warna yang disebabkan
oleh tetrasiklin, obat ini jangan diberikan semasa kehamilan atau pada
anak yang belum berumur 12 tahun.
Kelainan Perkembangan Herediter
1. Hipodonsia, Mikrodonsia
Kadang-kadang disebut juga sebagai oligodonsia, adalah tidak terbentuknya
sama sekali beberapa gigi, dan biasanya mempunyai riwayat keturunan jelas.
Dapat disertai dengan mikrodonsia, yaitu gigi yang tidak normal dari bentuk atau
ukuran. Akan tetapi tekstur dan warna email normal. Molar tiga, premolar dua
atas bawah dan insisif lateral atas merupakan gigi-gigi yang paling sering terkena.
Dari yang tiga ini, gigi insisif lateral atas, dan insisif lain serta kaninus yang
kebetulan terkena, merupakan yang paling penting bagi para peklinik. Pada
hipodonsia, mungkin penting untuk mengubah bentuk gigi tetangganya dengan
restorasi atau pembuatan mahkota dengan atau tanpa perawatan ortodonsi
6
pendahuluan, untuk meningkatkan penampilan pasien. Pada mikrodonsia,
seringkali bentuk gigi yang terkena diubah dengan baik.
a. Amelogenesis Imperfecta
Adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh keabnormalan pada
pembentukan email yang sangat parah. Paling sedikit terdapat dua pola klinik
yang berbeda yakni:
Hipoplastik sistemik, yakni
cacat pada pembentukan matriks,
walaupun matriks tampak
termineralisasi secara normal.
Pada bentuk yang parah, email
terlihat tipis dan gigi tampak
kuning karena bayangan dentin di
bawahnya. Bentuk yang tidak
begitu parah terlihat sebagai email yang berluang-lubang atau granuler yang
bisa menjadi berwarna.
Sebaliknya, hipomineralisasi sistemik mempunyai karakteristik jumlah
pembentukan matriks normal, tetapi proses pematangan berikutnya tidak
sempurna atau gagal. Kuantitas emailnya normal tetapi sering terasa lunak,
rapuh, dan gampang lepas. Emailnya bisa berwarna dan menghitam atau
suram dan putihseperti kapur.
b. Dentinogenesis Imperfecta
Pembentukan dentinnya tidak
normal dan ditandai dengan
diskolorisasi opak dari gigi yang
gampang fraktur dan mengalami
keausan yang berlebihan. Dari
radiograf terlihat gambaran khas
berupa penyumbatan pulpa dan
pemendekan akar dengan mahkota
yang kecil dan cembung.
7
2. Penatalaksanaan Kelainan Jaringan Keras Gigi
a. Keausan Gigi
o Atrisi
Pada tahap yang masih dini, pengamatan dan nasihat diet yang tepat,
merupakan tindakan yang tepat karena kavitas belum bisa menerima
tumpatan.
Keausan yang hebat sekali dan sangat luas sehingga banyak jaringan gigi
yang hilang dan pulpa mungkin akan terbuka sehingga harus dilakukan
perawatan saluran akar. Bila keausan sudah mengganggu bisa dilakukan
pembuatan mahkota.
Bagi gigi posterior dapat dibuatkan mahkota tuangan emas, gigi anterior
dapat dibuatkan mahkota metal keramik.
Keusan karena bruxism dapat digunakan bidang gigit (bite plane) saat tidur.
b. Lesi Erosi Abrasi
o Lesi Erosi
Erosi yang berhubungan dengan diet bisa diberi anjuran pada pasien agar
menghentikan kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minumann ber-pH
rendah. Bila penyebabnya muntah kronis, diberikan obat kumur berfluoride
untuk sehari-harinya.
Jika hanya email yang terkena, paling baik adalah melakukan pengamatan
saja, sedangkan jika dentin telah terserang dan gigi sudah tidak sedap
dipandang dan sangat peka, maka permukaan labial direstorasi dengan
bahan tumpatan yang melekat ke email di daerah perifer dengan etsa.
Jika kehilangan gigi sangat banyak terutama jika telah meliputi permukaan
yang beroklusi bisa dilakukan pembuaatan mahkota buatan.
o Lesi Abrasi
Menasehati agar menggunakan teknik penyikatan yang lain yang kurang
merusak (dengan teknik rolling/ memutar) dan dengan pasta gigi yang tidak
abrasif, juga mengurangi kebiasaan menggigit-gigit benda.
Pada bentuknya yang ringan, kavitas lebih baik diamati dulu. Jika alur ke
gingiva sangat dalam dan membahayakan pulpa, dapat ditambal dengan
semen adheesif yang merupakan prosedur yang tidak membahayakan.
8
c. Pemilhan Bahan
- Tergantung etiologi, baik yang sudah diketahui atau dugaan.
- Jika abrasi merupakan penyebab, gunakan bahan yang tahan abrasive.
Misalnya komposit, amalgam, emas/porselen merupakan bahan yang tahan
abrasive tapi bukan bahan yang adhesive sehingga diperlukan preparasi
kavitas untuk retensinya. Hal ini sangat destruktif terhadap jaringan gigi
sehingga bahan-bahan ini kini banyak digeser perannya oleh resin
komposit dan Glass Ionomer Cement
- Akhir-akhir ini cenderung menggunakan inlay porselen yang sangat tahan
aus karena pengetsaan bagian porselen yang berkontak sudah mungkin
dietsa-asam di laboratorium. Inlay tersebut kemudian disemenkan dengan
semen resin komposit. Hal ini akan mencegah dibuatnya bentuk retensi
pada gigi. Tapi, restorasi ini masih harus dievaluasi secara klinis dan
masih harus dianggap sebagai suatu percobaan
- Pemecahan yang paling cost-effective ialah resin komposit dengan
penggantian lapisan permukaan secara periodic jika diperlukam
- Jika penyebab dianggap suatu erosi kimia dan restorasi diperlukan,
gunakan Glass Ionomer Cement dan komposit merupakan bahan pilian
- Sebagian besar lesi ini sudah tidak memiliki email sehingga digunakan
restorasi berlapis yaitu Glass Ionomer Cement dan komposit
- Jika penyebab suatu erosi yang dimulai dari tulang gigi sampai permukaan
gunakan resin komposit atau Glass Ionomer Cement
d. Preparasi, Pelapikan, Restorasi
Sebagian besar lesi abrasi-erosi tidak memerlukan preparasi kavitas karena
keausan gigi telah menimbulkan bentuk yang dapat ditambal dengan bahan
adhesif tanpa merusak jaringan gigi. Takik V merupakan contoh yang baik.
Setiap dentik karies dalam lesi harus dibuang dengan bur bulat kecepatan
rendah.
Lesi abrasi-erosi yang dalam dan sensitif perlu pelapik terapeutis hidroksida
kalsium. Jika GIC yag digunakan dan tidak perlu dipreparasi, aplikasikan
conditioner (poliakrilat 25%) yang akan membuang pelikel dan memudahkan
adhesi bahan tambal. Aplikasikan dengan butiran kapas kecil dan dicucui 30
9
detik kemudian. Pemakaian matriks dan teknik tambal sama dengan restorasi
untuk kavitas karena karies.
e. Hipoplasia Enamel
Pada gigi dengan email yang
sudah tidak ada dan dentinnya
terbuka, diberi mahkota
(restorasi) dengan mahkota
buatan dari bahan-bahan resin,
selulosa asetat, atau metal yang
permukaan depannya dilapisi
dengan bahan tambal sewarna
gigi (komposit) supaya terlihat
sesuai warna gigi aslinya. Pemakaian mahkota untuk menjaga gigi dalam
tinggi yang tetap, memberi efek estetik, dan mengurangi rasa ngilu karena
rangsangan. Untuk gigi dengan hipoplasia yang kecil/sedikit, dapat
menutupnya dengan komposit untuk menutupi kekosongan dan melindungi
gigi dari bakteri.
3. Metode ART
a. Definisi
Metode penumpatan kavitas
sederhana, yang didahului dengan
pembersihan kavitas dengan hanya
menggunakan alat-alat genggam,
kemudian ditumpat dengan bahan
adhesive (GIC).
10
b. Alat
- Alat genggam standar (kacamulut, sonde, pinset)
- Ekskavator, untuk mengangkat jaringan karies
- Hatchet, hoe dan pahat email: melebarkan kavitas, mengangkat email yang
menggaung.
- Plastic filling instrument, carver: memasukkan, mengukir bahan tumpat.
- Matriks, wedge: tumpatan klas II
c. Bahan Tumpatan
- GIC
Keuntungan:
1. Adaptasi dengan dinding kavitas baik.
2. Melepas fluor.
3. Biokompatibilitas dengan jaringan pulpa baik.
4. Tidak menimbulkan reaksi pada gingival.
Kekurangan:
1. Keausan cukup tinggi.
2. Kekuatan kurang baik untuk menahan tekanan kunyah.
d. Preparasi
- Pengambilan jaringan karies dengan ekskavator dengan gerakan memutar
- Kavitas dilebarkan dengan hatchet/hoe
- Tepi kavitas dirapikan denga pahat email
- Pengambilan jaringan sampai dentin yang terinfeksi
e. Persiapan
- Preparasi selesai lalu kavitas dibersihkan dengan butiran kapas yang
dibasahi dengan air lalu keringkan dengan butiran kapas
- Kavitas bersihkan dengan dentin conditioner (asam poliakrilik 10%)
selama 10 detik/ sesuai anjuran pabrik.
f. Penumpatan
11
- Manipulasi bahan tumpat GIC di mixing pad
- Meletakkan bahan tumpat di kavitas menggunakan filling instrument
- Poles dan varnish
g. Keuntungan
- Dapat menjangkau daerah dengan aliran listrik dan air yang terbatas
- Biaya instrumen relatif murah
- Instrumen dapat dijinjing dan dibawa kemana-mana dengan mudah
- Invasi dan trauma pada gigi minimal
- Bahan tumpat sedikit
- Dapat diterima anak-anak atau pada pasien yang takut pada bur
12
DAFTAR PUSTAKA
Baum, L.P., Phillips, R.W., dan Lund, M.R. 1993. Buku Ajar Konservasi Gigi. Jakarta: EGC
Ford, T.R., Pitt. 1993. Restorasi Gigi. Edisi III. Jakarta: EGC
Itjiningsih, W.H., drg. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC
Pickard. 2000. Manual Konservasi Restorasi. Jakarta: EGC