Anda di halaman 1dari 7

Router dan Dasar Routing

LECTURE NOTES




Pengantar Routing








Albert Suwandhi, S.T. CCNA CCNP
e-mail: albert.suwandhi@gmail.com


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
IBBI


Router dan Dasar Routing
Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca bab ini, mahasiswa akan mempunyai kemampuan:
Menjelaskan perbandingan antara switching dan routing

Topik Bahasan
Konsep Routing
Proses Routing












Router dan Dasar Routing
ISI
Konsep Routing

Pada jaringan komputer sudah dikenal pengunaan switch secara luas, dimana biasanya semua
end device akan berada dalam jaringan yang sama (memiliki alamat jaringan yang sama) dan
memiliki L2 Address (MAC Address) dan IP Address yang unik. Mengapa dibutuhkan dua
alamat? Apakah tidak bisa agar setiap end devices dikenali hanya berdasarkan physical
address dan dihubungkan dengan switch saja? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, marilah
kita perhatikan contoh sederhana berikut :

Misalnya PC akan berkomunikasi dengan 200 computer pada sisi switch B, maka pada tabel
MAC Address Switch A dan B akan perlu menyimpan entry dari 201 MAC Address.
Bayangkan jaringan dalam skala besar seperti internt dimana terdapat ratusan juta sampai
dengan miliaran devices. Permasalahan yang dihadapi dalam switching (layer 2) adalah tidak
scalable, selain itu juga tidak terdapat sistem hierarki, hanya terdapat satu pengalamatan yang
flat yakni L2 Address/ MAC Address.

Hal inilah yang akan coba ditangani dengan menggunakan konsep routing. Sebagai ilustrasi,
perhatikanlah gambar berikut ini :



Router dan Dasar Routing

Pada router A terdapat PC dengan alamat network 192.168.1.0/ 24 dan pada router B terdapat
jaringan dengan alamat network 192.168.2.0/24 dan memiliki 200 end devices. Dalam hal ini
router A hanya perlu mengetahui bahwa network 192.168.2.0/24 (dalam hal ini asumsi ada
200 end devices) dapat dijangkau melalui router B. Dan router B perlu mengetahui bahwa
network 192.168.1.0 dapat dijangkau melalui Router A. Hanya perlu satu entry tambahan
pada tabel routing masing masing router untuk menjangkau satu sama lain. Hal ini tentunya
akan lebih sederhana jika dibandingkan dengan menyimoan ratusan atau bahkan jutaan
alamat Layer 2. Ukuran table routing lengkap internet saat ini sudah mencapai hampir
500.000.

End devices dengan IP Address yang terletak pada network yang sama dapat berkomunikasi
secara langsung tanpa melalui devices layer 3 yakni router, yang berfungsi untuk meneruskan
paket dari jaringan yang satu ke jaringan lainnya. Perhatikan contoh berikut :

IP A : 192.168.1.100/24
IP B : 192. 168.10.10/24

Kedua devices tidak dapat berkomunikasi secara langsung dikarenakan terletak pada network
yg berbeda, walaupun misalnya dikoneksikan pada switch yang sama. IP A ketika akan
mengirimkan paket ke IP B akan mengecek alamat IP tujuan, yakni 192.168.10.10 tidak
terletak pada jaringan yang sama dengan dirinya, yakni 192.168.1.0/24 sehingga untuk
menjangkau IP B diperlukan suatu device layer 3 yakni router. Agar devices dapat
menjangkau devices yang terletak pada network lain, maka perlu ditambahkan jalur baik


Router dan Dasar Routing
melalui metode statik (manual) ataupun update secara dinamis. Untuk end devices seperti PC,
laptop dan sebagainya, biasanya digunakan default route (default gateway).

Untuk melihat isi routing table pada sistem operasi Windows misalnya dapat menggunakan
perintah : route print, ataupun pada router Cisco dapat menggunakan perintah show ip route.
Berlatihlah melihat routing table dengan menggunakan OS Windows ataupun simulator
Cisco.

Secara umum isi dari routing table memiliki beberapa field yakni :
Alamat Network Tujuan
Alamat network tujuan yang dapat dijangkau oleh router/device.
Next Hop IP/Exit Interface
Alamat gateway dan exit interface untuk mencapai network tujuan
Adminstrative Distance
Apabila terdapat lebih dari satu jalur untuk menuju network tujuan, maka jalur dengan
AD yang lebih rendah yang akan dimasukkan ke tabel routing. AD untuk route statik
secara default adalah 1, untuk RIP 120, EIGRP 90 dan OSPF 110.
Metric
Hanya metric terkecil atau terbaik yang akan diinstall ke tabel routing.

Penentuan keputusan routing adalah sebagai berikut :
1. Specific Mask
Apabila terdapat lebih dari satu entry yang sesuai, maka akan dipilih entry dengan
mask yang lebih spesifik/longest match.
2. Administrative Distance
AD yang lebih rendah yang akan diutamakan
3. Metric
Metric yang lebih kecil yang diutamakan, apabila terdapat jalur dengan metrik yang
sama akan dilakukan proses equal cost load sharing.





Router dan Dasar Routing
Contoh :
Diketahui potongan isi tabel routing sebgai berikut :
Network AD Metric
192.168.0.0/24 120 1
192.168.1.0/24 110 23
192.168.0.64/26 120 2

Untuk menuju ke IP 192.168.0.100, jalur manakah yang akan dipilih? Jalur no 3 yang akan
dipilih karena memiliki longest prefix match.

Network AD Metric
192.168.0.0/24 90 1000
192.168.1.0/24 110 23
192.168.0.0/24 120 2

Untuk menuju ke IP 192.168.0.100, jalur manakah yang akan dipilih? Jalur no 1 yang akan
dipilih karena terdapat dua jalur dengan prefix yang sama yakni 192.168.0.0/24, maka tie
breaker berikutnya adalah Administrative Distance.

Proses Routing
Detail proses routing sederhana dapat dibaca pada buku teks acuan : CCNA Routing and
Switching Study Guide, 6
th
Edition, bab IP Routing. Basic Routing akan menjadi topik
diskusi untuk Week 1 pada saat tatap muka dan forum online.













Router dan Dasar Routing
Daftar Pustaka
1. CCNA Routing and Switching Study Guide, 6
th
Edition , Tood Lammle, Sybex, 2013.
2. How to Master CCNA, Rene Moolenar, 2011

Anda mungkin juga menyukai