Sekitar tahun 1947 beberapa tim penelitian membuktikan bahwa rekombinasi genetik juga terjadi di lingkungan fag bakteri. Kajian tersebut tergantung pada penemuan banyak mutan fag yang dapat di visualisasi atau diuji. Rekombinasi Intergenik dan Pemetaan Fag Bakteri Rekombinasi genetik di kalangan fag bakteri ditemukan selama perobaan infeksi ampuran yang menggunakan dua strain mutan yang dibiarkan menginfeksi bakteri seara simultan !melibatkan dua lokus"# dan hasilnya terjadi rekombinasi yang bersifat intergenik. $ontoh perobaan yang dilakukan menggunakan bakteri %. $oli dengan dua strain yaitu h&r !rentang inang wild type"# dan hr& !rentang inang lebar# lisis epat" yang menginfeksi bakteri sejumlah ' buah. (asilnya didapatkan tipe rekombinasi hr& dan hr disamping genotip induk. Kemudian dilakukan penghitungan frekuensi !presentase" rekombinan dengan rumus sebagai berikut) !h&r&" & !hr" * plak total + 1,, - frekuensi rekombinan. .ari data yang diperoleh terlihat kedua kelompok tipe rekombinan memiliki frekuensi rekombinan yang sama# berarti tampaknya rekombinasi bersifat resiprok. Selain itu strain mutan r yang terletak di kromosom beda diberi notasi sendiri seperti r1# r7. (ershey dan Rotman mengemukakan bahwa mengau pada frekuensi rekombinan yang keil banyak gen yang terangkai bersama !berdekatan" sebagai satu kelompok selalu menunjukkan jarak kelompok pautan yang sama sebesar /,0. (ershey mengajukan hipotesis yang menyatakan bahwa ada tiga kelompok pautan pada fag 12 yang berekombinasi seara bebas antara kelompok tersebut ditandai oleh fekuensi rekombinasi sebesar /,0 bukan ',0. Sekalipun ditemukan berbagai jarak pautan !frekuensi rekombinasi" tidak ada satupun yang melampaui /,0. .ilakukan juga perobaan menggunakan tiga strain bakteri !fag 12" yang melibatkan / gen yang hasilnya digunakan untuk memetakan gen fag. 3ertukaran genetik ketiga strain berlangsung melalui dua alternatif) 1" terjadi dua rekombinasi yang berurutan dalam sel yang sama4 pertama rekombinasi dua strain4 kedua rekombinasi antara rekombinan yang terbentuk dengan strain ketiga# 2" terjadi perkawinan serempak antara ketiga kromosom dari ketiga strain seara bersamaan. 3ada kebanyakan makhluk hidup interfensi genetik positip !nilai koefisien koinsidensi 51" yang berarti menghambat pindah silang di daerah kromosom terdekat. 3ada kondisi ini nilai rekombinasi ganda lebih rendah daripada nilai harapan. Sedangkan pada fag nilai interfensi genetik justru negatif akibat koefisien koinsidensinya61 yang berarti meningkatkan frekuensi rekombinasi ganda yang lebih tinggi dibanding nilai harapan. 3enjelasan nilai interferensi genetik yang negatif bersangkutan dengan dua keunikan reproduksi kromosom fag yaitu lebih dari satu putaran 7perkawinan8 dapat terjadi antara kromosom9kromosom fag. :rekuensi rekombinasi gen fag tampaknya tidak terjadi karena ada peningkatan pertukaran genetik simultan yang riil pada dua interval kromosom berdekatan. :enomena ini diatat oleh ;isonti dan .elbruk disebut interferensi rendah. <erkenaan dengan peningkatan frekuensi ganda pada fag ada fenomena yang disebut interferensi negatif tinggi dengan nilai frekuensi rekombinasi /, kali lebih tinggi yang sulit dijelaskan. .alam hubungan ini terlihat bahwa perpasangan dan pertukaran yang terjadi di lingkup yang kromosom yang keil akan meningkatkan peluang pertukaran genetik tambahan di dalam batas daerah yang sempit. Rekombinasi Intragenik Seymour <en=er melaporkan rekombinasi intragenik tidak hanya terjadi pada mahkluk hidup seluler eukariotik tetapi juga terjadi pada fag sebagaimana yang telah dilaporkan dimana rekombinasi intragenik terjadi pada fag 14. 3ada awal dekade 19', <en=er mengkaji lokus r11 fag 14 dan penelitian ini berhasil mengungkapkan sangat jarangnya keberadaan rekombinan9rekombinan genetik yang terjadi akibat pertukaran yang berlangsung dalam gen# bukan antar gen. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa rekombinasi genetik semaam itu terjadi antar .>? fag @fag bakteri selama infeksi simultan terhadap E. coli. (asil kerja <en=er mengungkapkan peta rini lokus rll dan disebut sebagai analisis struktur halus dari gen yang selanjutnya menjadi dasar pengembangan teknik DNA sequencing. Apaya pertama yang dilakukan <en=er dalam penelitiannya adalah melakukan isolasi sebanyak9banyaknya mutan dalam lokus rll fag 14 dimana dalam upayanya <en=er berhasil mengisolasikan sekitar 2,,,, mutan dalam lokus rll fag 14. Kuni analisis <en=er terletak pada kenyataan bahwa mutan9mutan rll tidak dapat melisis suatu strain E. coli yang lain !K12" yang telah dilisogenasi fagB meskipun mutan9mutan tersebut mampu menginfeksi dan melisis E. coli <. <en=er juga menghitung jumlah ttal turunan mutan dan jumlah total rekombinan wild-type untuk mengungkapkan frekuensi rekombinan. Antuk mengamankan pelaksanaan perobaan dan menjaga ketelitian hasil perobaan dilakukan uji komplementasi. Celalui uji komplementasi seluruh mutan lokus rll dipidahkan menjadi 2# yakni bagian istron ? dan istron <# dari sinilah perobaan rekombinasi intragenik dalam istron ? dan < dapat dilakukan. >ilai frekuensi rekombinan dapat dihitung dengan membandingkan jumlah rekombinan dan jumlah total turunan kemudian dikalikan 2. >ilai frekuensi rekombinan dipandang setara dengan jarak antara 2 mutan. .ari hasil perobaan <en=er yang mengungkapkan yang berupa peta lokus rll terlihat terdapat tapak9tapak yang mengalami banyak mutasi !sehingga memiliki banyak mutan" yang selanjutnya disebut titik panas !hot spots"# selain itu juga terdapat tapak9tapak yang tidak pernah mengalami mutasi sehingga tidak memiliki mutan. .ari perobaan <en=er dapat dibuktikan bahwa suatu gen bukanlah suatu partikel yang tidak dapat dibagi# dibuktikan bahwa gen adalah unit9unit mutasi dan rekombinasi yang tersusun dalam suatu susunan spesifik. Pertanaan 1. Delaskan bagaimana hasil dari yang diperoleh dari perobaan (ershey dan Rotman terkait dengan hasil tipe rekombinan E <erdasarkan hasil perobaan yang menggunakan dua strain# didapatkan kedua kelompok tipe rekombinan mempunyai frekuensi yang hampir sama# berarti tampaknya rekombinasi bersifat resiprok. Kemudian (ershey dan Rotman mengemukakan frekuensi rekombinan yang keil banyak gen yang terangkai bersama !berdekatan" sebagai satu kelompok selalu menunjukkan jarak kelompok pautan yang sama sebesar /,0. Selain itu juga mengemukakan bahwa ada tiga kelompok pautan pada fag 12 yang berekombinasi seara bebas antara kelompok tersebut ditandai oleh fekuensi rekombinasi sebesar /,0 bukan ',0. Sekalipun ditemukan berbagai jarak pautan !frekuensi rekombinasi" tidak ada satupun yang melampaui /,0. 2. <agaimana bisa nilai interferensi genetik pada fag bakteri bernilai negatifF :aktor apa yang menyebabkan hal tersebutF 3enjelasan nilai interferensi genetik yang negatif bersangkutan dengan dua keunikan reproduksi kromosom fag yaitu lebih dari satu putaran 7perkawinan8 dapat terjadi antara kromosom9kromosom fag. .alam hal ini satu kromosom yang sebelumnya telah mengalami satu kejadian rekombinasi dapat 7kawin lagi8 dan dapat mengalami rekombinasi kembali pada suatu daerah !interval" kromosom yang berdekatan. Sebagai ontoh a b&& dapat kawin dengan suatu kromosom a b dan a 1 b sehingga terbentuk rekombinan ganda ab&.