Anda di halaman 1dari 24

PELAKSANAAN PROGRAM DAN PENGELOLAAN

MASALAH GIZI MASYARAKAT


DI PUSKESMAS ANDALAS




Oleh :
Mellyana Putri Ningsih AZ
1010313021

Preseptor :
Prof. dr. Nur Indrawati L. PhD
dr. Yuniar Lestari M.Kes






BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia,
baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.
Keadaaan gizi yang tidak seimbang dapat mempengaruhi status gizi dan pada
akhirnya menimbulkan masalah gizi. Sampai saat ini ada empat masalah gizi uatama
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yaitu kurang energy protein (KEP),
anemia gizi besi, kurang vitamin A (KVA), dan gangguan akibar kekurangan yodium
(GAKY). Masalah gizi inilah yang menjadi salah satu faktor penentu pencapaian
Millenium Development Goals (MDGs).
Prevalensi balita gizi buruk merupakan indikator MDGs yang harus dicapai
disuatu daerah (kabupaten/kota) pada tahun 2015 yaitu terjadinya penurunan
prevalensi balita gizi buruk menjadi 3,6 persen atau kekurangan gizi pada anak balita
menjadi 15,5 persen.
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG), prevalensi gizi buruk dengan
inkator BB/TB pada tahun 2009 di kota padang adalah 0.74% dan pada tahun 2010
jumlahnya meningkat 2,2%. Kemudian pada tahun 2011 terjadi penurunan menjadi
0.10%. Pada tahun 2012 angka gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Andalas sudah
terdapat 6 orang anak gizi buruk dan 2 orang diantaranya meninggal dunia.
Sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan penemuan kasus, yaitu terdapat 14
anak dengan kasus gizi buruk.



1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan program dan pengelolaan masalah gizi masyarakat
di puskesmas secara umum.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui tentang program gizi di Puskesmas Andalas
2. Mengetahui pengelolaan masalah gizi di Puskesmas Andalas.

1.3 Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang pelaksanaan program dan pengelolaan masalah
gizi di puskesmas Andalas secara khusus.

1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari
berbagai literature, analisis dan diskusi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gizi Masyarakat
Dilihat dari segi sifatnya, ilmu gizi dibedakan menjadi dua, yakni gizi yang
berkaitan dengan kesehatan perorangan yang disebut gizi kesehatan perorangan dan
gizi yang ebrkaitan dengan kesehatan masyarakat yang disebut gizi kesehatan
masyarakat (public helath nutrition).Kedua sifat keilmuan ini akhirnya masing-
masing berkembang menjadi cabang ilmu sendiri, yakni cabang ilmu gizi kesehatan
perorangan atau disebut gizi klinik (clinical nutrition) dan cabang ilmu gizi kesehatan
masyarakat (community nutrition).
Gizi masyarakat berkaiatan dengan gangguan gizi pada kelompok masyarakat,
oleh sebab itu, sifat dari gizi masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan (prevensi)
dan peningkatan (promosi). Penanganan gizi masyarakat tidak cukup dengan upaya
terapi para penderita saja karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali ke
masyarakat. Oleh karena itu, terapi penderita gangguan gizi tidak saja ditunjukkan
kepada penderitanya saja, tetapi seluruh masyarakat tersebut.
Masalah gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, melainkan
aspek-aspek terkait yang lain, seperti ekonomi, sosial-budaya, pendidikan,
kependudukan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penanganan atau perhatian giziz
sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan pada gangguan gizi atau kesehatan saja,
melainkan juga ke arah bidang-bidang yang lain. Misalnya, penyakit gizi KKP
(kekurangan kalori dan protein) pada anak-anak balita, tidak cukup dengan hanya
pemberian makanan tambahan saja (PMT), tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi
keluarga, peningkatan pengetahuan dan sebagainya.




2.3 Program Gizi
Kegiatan Pokok Program Gizi
1. Penyuluhan Gizi Masyarakat
2. Penanggulangan KEP &Gizi Buruk
3. Penanggulangan GAKY
4. Penanggulangan Anemia Gizi
5. Penanggulangan Kurang Vitamin A
6. Penanggulangan Kurang Gizi Mikro
7. Penanggulangan Gizi Lebih & Penyakit Degeneratif
8. Program Gizi Institusi & Gizi Darurat
9. Sistem Kewaspadaan Pangan & Gizi
10. Pengembangan Tenaga Gizi
11. Penelitian & Pengembangan Gizi

STANDAR PELAYANAN MINIMAL
1. PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA
Balita Terpantau Pertumbuhannya
Balita yang Baik Pertumbuhannya
Balita yang Gagal Pertumbuhannya
Balita yang Mengalami Perbaikan Pertumbuhannya
Balita yang Berat Badannya diBawah Garis Merah (BGM)
Pemberian Suplemen Gizi
2. PEMBERIAN SUPLEMEN GIZI
Balita yang Mendapatkan Kapsul Vitamin A
Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah
Ibu Nifas yang Mendapat Kapsul Vitamin A
Ibu Hamil yang Mendapat Kapsul Yodium
3. PELAYANAN GIZI
Balita KEP & BGM yang Mendapat PMT-MPASI
Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
4. PENYULUHAN GIZI SEIMBANG
Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif
Desa Dengan Konsumsi Garam Beryodium yang Baik
5. SISTEM KEWASPADAAN GIZI
Penanganan Desa dengan KLB Gizi< 24 Jam
Desa Bebas Rawan Gizi
2.3 Pengelolaan Masalah Gizi Masyarakat Di Puskesmas
Ada lima langkah yang harus di perhatikan dalam pengelolaan program
perbaikan gizi pada tingkat puskesmas yaitu Identifikasi Masalah, Analisis masalah,
menentukan kegiatan perbaikan gizi, melaksanakan program perbaikan gizi, dan
Langkah Ketiga adalah Menentukan kegiatan perbaikan gizi pemantauan-evaluasi.
Lima Langkah Pengelolaan Program Gizi Puskesmas
Pengelolaan program gizi di Puskesmas, sebenarnya telah diatur oleh program
gizi ditingkat Kabupaten (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota), namun demikian agar
program perbaikan gizi di Kecamatan dapat langsung memberikan dampak pada
tingkat kabupaten, seyogyanya harus di kelola dengan baik.
Lima langkah pengelolaan program perbaikan gizi di Puskesmas pada
dasarnya sama dengan langkah-langkah pada pedoman pengelolaann gizi yang
dilakukan di Tingkat Kabupaten yang dikeluarkan Direktorat Bina Gizi Depkes RI,
dimulai dari langkah pertama yaitu Identifikasi Masalah, kemudian langkah kedua
analisis masalah. Langkah pertama dan kedua biasa dikenal dengan perencanaan
(planing)., langkah ini biasa juga dikenal atau disebut juga dengan pengorganisasian
(organising). Langkah Keempat adalah melaksanakan program perbaikan gizi,
langkah ini disebut juga dengan Pelaksanaan (actuating). Dan yang terakhir adalah
Langkah Kelima yaitu pantauan dan evaluasi, langkah ini disebut juga dengan
(controlling and evaluation).


Langkah Pertama : Identifikasi Masalah
Dalam identifikasi masalah gizi, langkah-langkah yang perludiperhatikan
adalah mempelajari data berupa angka atauketerangan-keterangan yang
berhubungan dengan identifikasi masalah gizi. Kemudian melakukan validasi
terhadap data yang tersedia, maksudnya melihat kembali data, apakah sudah
sesuaidengan data yang seharusnya dikumpulkan dan dipelajari. Selanjutnya
mempelajari besaran dan sebaran masalah gizi, membandingkan dengan ambang
batas dan atau target program gizi, setelah itu rumuskan masalah gizi dengan
menggunakan ukuran prevalensi dan atau cakupan.

Langkah Kedua : Analisis Masalah
Analisis masalah didasarkan pada penelaahan hasil identifikasi dengan
menganalisis factor penyebab terjadinya masalahsebagaimana yang disebutkan
diatas, tujuannya untuk dapatmemahami masalah secara jelas dan spesifik serta
terukur, sehingga mempermudah penentuan alternatif masalah.
Langkah ini didasarkan pada analisis masalah di kecamatan yangsecara langsung
maupuntidak langsung yang berkaitan dengan upaya peningkatan status gizi
masyarakat. Langkah ketiga pengelolaan program perbaikan gizi ini dimulai dengan
penetapan tujuan yaitu upaya-upaya penetapan kegiatan yang dapat mempercepat
penanggulangan masalah gizi yang ada. Dalam menyusun tujuan di kenal dengan
istilah SMART yang singkatan dari Spesific (khusus), Measurable (dapat diukur),
Achievable (dapat dicapai), Realistic (sesuai fakta real), Timebound (ada waktu untuk
mencapaianya).

Langkah Ketiga adalah Menentukan kegiatan perbaikan gizi
Hal ini dimulai dengan penetapan tujuan yaitu upaya-upaya penetapan
kegiatan yang dapat mempercepat penanggulangan masalah gizi yang ada. Dalam
menyusun tujuan dikenal dengan istilah SMART singkatan dari Spesific (khusus),
Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat dicapai), Realistic (sesuai fakta real),
Timebound (ada waktu untuk mencapainya).
Langkah Keempat : Melaksanakan program perbaikan gizi
Setelah kegiatan perbaikan gizi tersusun, kemudian dilakukan langkah-langkah
yang terencana untuk setiap kegiatan. Jenis kegiatan yang akan dilakukan meliputi
Advokasi, Sosialiasi, Capacity Buiding, Pemberdayaan Masyarakat dan keluarga,
Penyiapan sarana dan prasarana, Penyuluhan Gizi dan Pelayanan Gizi di Puskesmas
maupun di Posyandu. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Advokasi adalah proses mempengaruhi perilaku, opini dari pimpinan atau
seseorang melalui penyampaian informasi. Dalam Advokasi yang perlu
diperhatikan adalah penyajian besar dan luasnya masalah, siapa, dimana,
konsekwensi, bagaimana menanggulangi, sarana yang diperlukan dan biaya
yang diperlukan.
2. Sosialisasi yaitu memasyarakatkan suatu informasi atau kegiatan dengan tujuan
guna memperoleh pemahaman yang baik sehingga dapat berperan aktif dalam
menunjang pelaksanaan kegiatan. Program yang telah ditetapkan perlu
disosialisasikan kepada stakeholder.
3. Capacity Building yaitu Untuk mempersiapkan pelaksanaan program
perlupeningkatan kemampuan petugas yang antara lain dapat dilakukan melalui
mini lokakarya puskesmas, pelatihan teknis maupun manajerial sesuai
kebutuhan. Misalnya Pelatihan kader, Pelatihan permberdayaan keluarga sadar
gizi dan lain-lain.
4. Pemberdayaan masyarakat dan Pembeerdayaan keluarga yaitu kegiatan-
kegiatan yang diarahkan pada pemecahan masalah gizi berdasarkan potensi
yangdimiliki oleh masyarakat dan keluarga sendiri.Pemberdayaan masyarakat
dapat dilakukan melalui revitalisasi posyandu, sedangkan pemberdayaan
keluarga dapat dilakukan melalui revitalisasi UPGK (Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga) dan Pemberdayaan institusi.
5. Penyiapan Sarana dan prasarana misalnya KMS (kartu menujuh sehat), Materi
KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi), ATK (Alat Tulis Kertas) dan lain-
lain.

Langkah Kelima : Pemantauan dan Evaluasi
Kegiatan Pemantauan yang baik selalu dimulai sejak langkah awalperencanaan
dibuat sampai dengan suatu kegiatan telah selesaidilaksanakan, sedangkan evaluasi
hanya melihat bagian-bagian tertentu dari kegiatan yang dilaksanakan.
Pemantauan adalah Pengawasan secara periodic terhadap pelaksanaan kegiatan
program perbaikan gizi dalam menentukan besarnya input yang diberikan, proses
yang berjalan maupun output yang dicapai.Tujuannya untuk menindak lanjuti
kegiatan program selama pelaksanaan kegiatan, dilakukan untuk menjamin bahwa
proses pelaksanaan sesuai Action Plan dan jadwal.
Evaluasi adalah Suatu proses untuk mengukur keterkaitan, efektivitas, efisiensi
dan dampak suatu program, dilakukan dengan tujuan memperbaiki rancangan,
menentukan suatu bentuk kegiatan yang tepat, memperoleh masukan untuk
digunakan dalam proses perencanaan yang akan datang dan mengukur keberhasilan
suatu program.
Alur Pengelolaan anak gizi buruk
















ANAK
- datang sendiri
- rujukan
- hasil temuan kasus di lapangan
PUSKESMAS
- Periksa klinis &
antropometri
- BB dan TB
Tentukan St.Gizi
- BB/U
- TB/U
- BB/TB
- IMT/U
-Gizi Buruk
-Penyakit
Ringan/Berat
-Gizi Kurang
-Penyakit Berat
-Gizi Kurang
-Penyakit Ringan
RAWAT INAP
-penerapan 10
langkah & 5 kondisi
TL GiBur

RAWAT INAP
-Obati penyakit
-Penambahan energi dan
protein 20-25% di atas
AKG

RAWAT JALAN
-Obati penyakit
-Penambahan energi dan
protein 20-25% di ats AKG

BAB III
ANALISIS SITUASI

3.1 Kondisi Geografis
Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan wilayah kerja
meliputi 10 kelurahan dengan luas 8.15 Km
2
dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Padang Utara,Kuranji
Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Selatan
Sebelah Barat : Kecamatan Padang Barat
Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh
3.2 Keadaan Demografi








Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Andalas
Distribusi Penduduk
NO KELURAHAN JUMLAH
1 SAWAHAN 5081
2 JATI BARU 6670
3 JATI 10048
4 SAWAHAN TIMUR 6430
5 KB MARAPALAM 6100
6 ANDALAS 9649
7 KB.DLM.PRK.KARAKAH 11198
8 PRK.GDG.TIMUR 7841
9 SP.HARU 4145
10 GT.PARAK GADANG 13091
JUMLAH 80253

3.3 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Wilayah kerja Puskesmas Andalas sangat luas, oleh karena itu untuk melayani
masyarakat, Puskesmas Andalas memiliki 1 buah puskesmas induk, dan 8 buah
puskesmas pembantu dan 3 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas
Andalas, yaitu :
1. Puskesmas Pembantu Andalas Barat
2. Puskesmas Pembantu Parak Karakah
3. Puskesmas Pembantu Tarandam
4. Puskesmas Pembantu Ganting Selatan
5. Puskesmas Pembantu Jati Gaung
6. Puskesmas Pembantu Sarang Gagak
7. Puskesmas Pembantu Kubu Dalam
8. Puskesmas Pembantu Kampung Durian
9. Poskeskel Kubu Marapalam
10. Poskeskel Sawahan Timur
11. Poskeskel Kubu Dalam Parak Karakah

Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas Andalas
mempunyai :
1 buah kendaraan roda empat ( Puskel )
5 buah kendaraan roda dua
Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas yaitu :
Rumah Sakit Pemerintah : 3
Rumah Sakit Swasta : 6
Klinik Swasta : 6
Dokter Praktek Umum : 51 Orang
Dokter Praktek Spesialis : 15 Orang
Bidan Praktek Swasta : 30 Orang
Kader aktif : 356 Orang
Pos KB : 12 Pos
Posyandu Balita : 89
Posyandu Lansia : 13

3.4 Sarana Umum
Sarana Pendidikan
No. Kelurahan TK SD/MIN SMP/MTS SMA/MA PT
1. Sawahan 3 7 2 4 1
2. Jati Baru 6 6 1 2
3. Jati 3 2 1 2 3
4. Sawahan Timur 3 4 1 -
5. Simpang Haru 3 8 4 5 3
6. Kubu Marapalam 3 2 1 - -
7. Andalas 8 3 1 2 -
8. Kb Dlm Parak Karakah 4 3 1 1 1
9. Parak Gadang Timur 6 7 1 - -
10. Ganting Parak Gadang 3 6 - - -
Puskesmas 42 48 13 16 8








Ketenagaan
No.
Jenis Ketenagaan
PNS PTT Honor/
Sukarela
Ket
1. Dokter Umum 4
2. Dokter Gigi 4
3. Sarjana KesMas
4. Rekam Medis
5. Pengatur Gizi/AKZI 2 1
6. Perawat 15 1 1 Titipan
7. Bidan 14 6
8. Perawat Gigi 1
9. Sanitarian 2 1
10. Asisten Apoteker 3
11. Analis 2 1
12. SMU/pekarya 4 2
Jumlah 51 6 6 63

SASARAN PUSKESMAS ANDALAS 2013
Jumlah penduduk : 80235
Bayi (0-11 Bulan) : 1669
Baduta : 3451
Balita (0-60 Bulan) : 8218
Ibu Hamil (Bumil) : 1836
Ibu Nifas (Bufas) : 1669
Ibu Bersalin : 1752
Lansia : 6709
WUS : 20408
PUS : 13268


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Program Gizi dan Pengelolaannya di Puskesmas Andalas
1. Penimbangan
Posyandu merupakan bentuk Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang
dilakukan oleh Puskesmas sebagai salah satu kegiatan perbaikan gizi. Posyandu
merupakan ujung tombak puskesmas karena kegiatan pelayanan posyandu langsung
berhubungan dengan masyarakat melalui peran aktif kadernya.
Puskesmas Andalas memiliki 89 posyandu tersebar di 10 kelurahan. Pelaksanaan
posyandu dilakukan serentak selama 5 hari pada minggu ke 1 dan ke 2 setiap
bulannya. Beberapa indikator yang digunakan dari hasil penimbangan balita antara
lain:
Balita yang datang dan ditimbang (D/S)
Menunjukkan partisipasi masyarakat yaitu kunjungan balita ke posyandu.
Sasaran balita di wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah 8218 balita.
Balita yang naik berat badannya (N/D)
Balita yang naik berat badannya (N) adalah balita yang ditimbang (D) dua
bulan berturut-turut di posyandu maupun luar posyandu di suatu wilayah
kerja, yang naik berat badannya dan mengikuti garis pertumbuhan KMS.
Balita yang menderita gizi kurang dan gizi buruk (BGM/D)
Data balita bawah garis merah secara umum didapatkan dari pendataan
kunjungan balita ke posyandu, puskesmas, bidan , maupun rumah sakit di
wilayah kerja Puskesmas Andalas. Meskipun demikian, pendataan utama
tetap didapatkan dari posyandu karena pemantauan dan perekapan data
posyandu dilakukan secara rutin




Tabel 4.1 Pencapaian D/S, N/D, dan BGM/D pada 2013
Indikator Target(%) Pencapaian(%)
D/S 80 63.7
N/D 80 84.5
BGM/D 15 1.2

Dari tabel di atas terlihat dari 3 indikator tersebut, untuk indikator D/S
pencapaiannya yang masih belum mencapai target, untuk indikator N/D telah
mencapai target, sedangkan untuk BGM/D berada dalam batas yang masih aman,
yaitu kurang dari 15% (1.2%). Namun meskipun angka BGM/D ini masih rendah
belum memastikan bahwa telah berkurangnya jumlah balita BGM, tetapi bisa terjadi
akibat masih belum semuanya balita terpantau atau tidak dilaporkan oleh PWS.

2. Penyuluhan gizi
Penyuluhan dapat dilakukan di dalam dan luar gedung. Di dalam gedung
penyuluhan di berikan kepada masyarakat atau pasien yang datang ke puskesmas.
Penyuluhan gizi dalam gedung dilaksanakan minimal 1 kali dalam sebulan ,
dilaksanakan pada minggu keempat setiap Senin, sedangkan di luar gedung bisa
dilaksanakan di posyandu atau di sekolah dari tingkat SD sampai SMA, berupa
dokter kecil di SD. Penyuluhan gizi juga dilakukan di kelas bumil bertintegrasi
dengan program KIA.
3. Pojok Gizi
Kegiatan yang dilakukan di pojok gizi berupa konsultasi gizi dan penyuluhan
dilakukan di puskesmas setiap hari kerja. Biasanya merupakan rujukan dari:
BP : pasien Hipertensi, Diabetes Melitus dll.
KIA Ibu : Anemia, Bumil KEK, PMT bumil, Penyuluhan bumil
KIA Anak: Anak sangat kurus, kurang nafsu makan, dsb.
gizi lebih KEP hipertensi DM anemia bumil KEK dan lain-
lain
2
26
188
40
2 0
69
4
56
333
71
28 26
145
laki-laki perempuan

Grafik 4.1 kunjungan pojok gizi 2013
4. Distribusi Vitamin A
Sasaran : Sasaran distribusi/pemberian kapsul vitamin A adalah bayi umur 6-
11 bulan diberikan kapsul A biru (dosis 100.000 IU), anak balita umur 24-60
bulan diberikan kapsul A merah (dosis 200.000 IU). Selain bayi dan anak
balita, vitamin A juga diberikan pada ibu nifas dan anak yang menderita gizi
buruk, diare berat, campak dan cacar (kasus). Jumlah total balita di
Kecamatan Padang Timur dengan total 8218 orang.
Distribusi dilakukan 2 x 1 tahun pada bulan di bulan Februari dan Agustus ,
berdasarkan data 2013 yang didapat pendistribusian kapsul Vitamin A pada
bayi dan balita sudah mencapai 91.2% dari target 85%.
Pelaksanan dilakukan dari posyandu dan sweeping oleh kader-kader dan
sweeping ke TK dan paud yang terdapat di wilayah kerja puskesmas Andalas.
sawahan jati baru jati
sawahan
timur
simp.
Haru
kb
marapal
am
andalas
kb dlm
prk
karakah
prk
gadang
timur
ganting
prk
gadang
puskes
mas
bayi 100 88 112.3 68.9 74.3 96.1 94.8 85.7 95.9 96.2 91.2
balita 86.5 83.7 86 85.6 87.2 74.3 79.2 90.5 89.4 91 85.3
0
20
40
60
80
100
120
Target
83 %

Grafik 4.2 Pencapaian Distribusi Vitamin A tahun 2013
0
20
40
60
80
100
120
sawaha
n
jati
baru
jati sawaha
n timur
simp.
Haru
kb
marapa
lam
andala
s
kb dlm
prk
karaka
h
prk
gadang
timur
gantin
g prk
gadang
puskes
mas
vit A bufas 104.8 113.5 92.4 101.5 96.7 102.3 92.7 92.3 89.8 96.3 96.9
target 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Dari data 2013 tersebut terlihat belum maksimalnya pencapaian distribusi vit A
pada bufas untuk pemulihan pasca melahirkan, angka pencapaian 92.2% dari target
100%. Dari diskusi yang dilakukan, hal ini terjadi karena terdapatnya ibu-ibu
melahirkan yang kemudian pindah atau kembali ke kampungnya.


5. Distribusi Fe
Pemberian tablet Fe ini diberikan pada ibu hamil yang datang ke puskesmas,
pustu, posyandu atau bidan praktek swasta.
a. Pemberian Fe 1 pada ibu hamil (pada kunjungan pertama ANC)
Dari grafik 4.2 diatas dapat dilihat bahwa untuk pencapaian pemberian Fe 1
pada ibu hamil tercapai yakni 100.1% dari target 93%. Hal ini dapat maksimal karena
data diperoleh dari KIA ibu dan pemberian Fe1 dilakukan bersamaan dengan
kunjungan K1 ibu ke KIA, BPS ataupun RS.
86
88
90
92
94
96
98
100
102
sawah
an
jati
baru
jati sawah
an
timur
simp.
Haru
kb
marap
alam
andal
as
kb
dlm
prk
karak
ah
prk
gadan
g
timur
gantin
g prk
gadan
g
puske
smas
pencapaian 102 92.2 101 98.6 102 101 99.5 102 98.9 102 100.1
target 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93

Grafik 4.4 Distribusi Fe1 pada Bumil
b. Pemberian Fe 3 pada ibu hamil
Pemberian Fe 3 ini diberikan saat kujungan ANC yang keempat.

c. Distribusi Fe pada Ibu Nifas
Distribusi Fe pada Ibu Nifas sudah mencapai target yakni 92.2%,
sedangkan target yang harus dicapai adalah 90%.
84
86
88
90
92
94
96
98
sawah
an
jati
baru
jati sawah
an
timur
simp.
Haru
kb
marap
alam
andal
as
kb
dlm
prk
karak
ah
prk
gadan
g
timur
gantin
g prk
gadan
g
puske
smas
pencapaian 96 89 91 93 98 94 92 95 90 95 93.2
target 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93

Grafik 4.5 Distribusi Fe 3 pada Bumil
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian Fe 3 pada ibu hami
sudah mencapai target yakni 98.2%

6. Pemberian PMT pemulihan
Pemberian perhatian intensif pada kasus-kasus gizi dengan indikator BB/TB
dengan pemberian makanan tambahan berupa susu dan bubur susu. Dilakukan
pemilihan terhadap balita yang akan diberikan PMT dikarenakan ketersediaan yang
terbatas PMT di Puskesmas Andalas.

7. Pemantauan Balita Gizi Buruk
Pemantauan kasus gizi buruk ini dibantu oleh Pembina wilayah setempat dengan
indeks BB/TB sangat kurus dan kurus. Selama tahun 2013 terdapat 14 kasus gizi
buruk yang tersebar dalam 6 kelurahan berbeda. Pemantauan ini dilakukan sampai
balita tersebut keluar dari status gizi buruknya. Kasus juga ditemukan dari pelaporan
MTBS dari KIA , yang menemukan grafik pertumbuhan balita kurang dari -2 SD,
balita akan rujuk ke program gizi untuk dilakukan konseling dan pemberian PMT.
Setelah kasus gizi buruk ditemukan akan dilakukan pelaporan ke pada DKK
dalam 1x24 jam kemudian akan dilakukan kunjungan rumah oleh pihak Puskesmas.
Dalam kunjungan tersebut akan dilakukan demonstrasi dalam pembuatan formula
yang akan diberikan pada balita gizi buruk berupa F75 dan F100.

8. Survei PSG (Pemantauan Status Gizi) dan Kadarzi (Keluarga Sadar Gizi)
Untuk wilayah kerja puskesmas Andalas ada 300 KK yang dipantau. Pemantauan
dilakukan setiap bulan Juni. Pemantauan meliputi penimbangan BB dan TB, Lila Ibu
dan Anak, serta kuesioner Kadarzi. Ada 5 indikator yang dipakai untuk syarat
Kadarzi, yaitu:
1) Keluarga menimbang secara teratur
2) Pemberian ASI ekslusif
3) Memakan makanan yang beraneka ragam
4) Pemakaian garam beryodium
5) Pemberian suplemen gizi
Keluarga Sadar Gizi adalah keluarga yang dapat memenuhi 5 indikator diatas,
jika 1 saja tidak terpenuhi maka bukan Kadarzi.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
menimbang BB makan aneka
ragam
garam beryodium ASI ekslusif suplemen gizi
Series1 36.30% 55.30% 86.70% 61.70% 79.70%

Grafik 4.6 Pencapaian PSG KADARZI 2013
9. Pemantauan ASI Ekslusif
Pemantauan dilakukan 2x 1 tahun pada bulan Agustus dan Februari, terhadap
ibu-ibu yang mempunyai balita yang dilakukan di posyandu. Pencapaian dari
pamantauan ASI ekslusif masih belum mencapai target yang diinginkan, dimana
pencapaian hanya 61% dari target 75%.

10. Pemantauan Garam Beryodium
Pemantauan gram beryodium dilakukan 2 x dalam setahun, yakni pada bulan
Maret dan September. Teknisnya adalah dengan menyuruh murid SD kelas 5 dan 6
untuk membawa garam dapur mereka dari rumah, setelah itu diperiksa, dan
dilanjutkan dengan penyuluhan. Pada bulan Maret ada 12 SD yang diperiksa. Dari
total sampel 300 ditemukan 61,8% cukup beryodium, 20,3% kurang beryodium, dan
11,9% tidak beryodium. Pada bulan September dilakukan pemeriksaan lagi masih
pada SD yang sama untuk membandingkan hasil, ternyata terjadi perbaikan dalam hal
konsumsi, sebanyak 86,7% cukup beryodium, 13% kurang beryodium, 0,7% tidak
beryodium. Pencapaian sudah 87% dari target 85%.
iodium cukup iodium kurang iodium tdk ada
61.7
26.4
11.9
86.7
12.7
0.7
maret september

Grafik 4.7 Pemantauan garam beryodium pada tahun 2013

Tabel 4.2 INDIKATOR PENCAPAIAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS ANDALAS 2013
NO Indikator Target Pencapaian
(%)
1 Balita Ditimbang BB (D/S) 80 63.7
2 Balita gizi buruk mendapat perawatan 100 100
3 Balita 6-59 bulan mendapat vit A 83 87
4 Balita 0-5 bulan mendapat ASI Eks 75 61.6
5 Bumil mendapat 90 tablet Fe 93 93.2
6 RT mengkonsumsi garam beryodium 85 86.7
7 Kota melakukan surveilans gizi 100 100
8 Buffer stock MP ASI 100 100
9 Balita BGM <15 1.2
10 Vitamin A bufas 100 92.2
11 Fe Bufas 90 92.2
12 Balita yang naik BB nya (N/D) 80 84.5
13 Bumil KEK <5 2.6
14 Balita Pendek 34 12.6
15 Balita Gizi Kurang 7 9.3

4.2 Penanganan Anak Kurang Gizi di Puskesmas Andalas
Puskesmas Andalas sudah memenuhi standar pelayanan minimal yang
dikeluarkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia pada tahun 2007. Untuk penanganan anak kurang gizi di puskesmas
Andalas secara umum kegiatannya adalah :
Tatalaksana gizi rawat jalan, konseling di pojok gizi, pemberian PMT pemulihan
kepada balita gizi kurang dan ibu hamil keluarga miskin /KEK. Selain pemberian
PMT untuk balita gizi buruk, juga dilakukan penyuluhan dalam bentuk demo
masak/makanan untuk balita gizi buruk sehingga pola asuh orang tua kepada anak
dapat berubah menjadi baik, dan selain itu juga dirujuk ke puskesmas Nanggalo yang
merupakan puskesmas rawat inap untuk balita gizi buruk.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Masalah di bidang gizi yang terdapat di Puskesmas Andalas antara lain sebagai
berikut:
Belum tercapainya D/S sesuai target
Semakin meningkatnya angka penemuan gizi buruk di Puskesmas Andalas
Belum tercapainya distribusi kapsul vitamin A bufas sesuai target
Masih adanya masyarakat yang mengonsumsi garam tidak beriodium
Belum ditetapkannya target untuk pelaksanaan program pojok gizi sehingga
belum bisa melihat persentase pencapaiannya

5.2 Saran
1. Perlunya upaya maksimal dari pihak puskesmas maupun kader utntuk bisa
memotivasi ibu-ibu agar mau membawa bayi dan balitanya ke posyandu agar
pemantauan rutin dapat dilakukan untuk mendeteksi permasalahan gizi balita
secara dini.
2. Lebih ditingkatkan lagi upaya pemantauan ke rumah penduduk secara rutin
yang memiliki balita gizi buruk sehingga kasus gizi buruk tidak bertambah.
3. Memaksimalkan peran serta kader dan Pembina wilayah setempat untuk
mempromosikan program kadarzi bagi setiap rumah tangga di kelurahan
masing-masing
4. Meningkatkan kerjasama yang baik dikalangan petugas, lintas program dan
lintas sektoral sebagai upaya mempercepat keberhasilan pelaksanaan program
gizi dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes, 2011. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk. Bakti husada. Jakarta
Kemenkes, 2004. Kebijakan Dasar Puskesmas.Kemenkes. Jakarta.
Kemenkes, 2011. Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan
Pemulihan bagi Balita Gizi Kurang. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Kemenkes, 2011.Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Notoadmojo, Soekidjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ribeka Cipta, Jakarta
Puskesmas Andalas, 2013. Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Andalas
Tahun 2013, Padang.
Puskesmas Andalas, 2013. Laporan Tahunan Puskesmas Andalas 2013, Padang.

Anda mungkin juga menyukai