Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL PENGHITUNGAN KERUGIAN KEUANGAN

NEGARA ATAS DUGAAN PENYIMPANGAN KEGIATAN


PENGADAAN DUA UNIT KAPAL PADA DINAS PERHUBUNGAN
KABUPATEN TERPENCIL TAHUN 2012


1. Pengungkapan fakta dan Proses Kejadian
Fakta dan proses kejadian atas dugaan penyimpangan Kegiatan Pengadaan
dua unit Kapal pada Dinas Perhubungan Kabupaten Terpencil Tahun Anggaran
2012 berdasarkan bukti/ dokumen dan BAPK dapat diuraikan kronologis
kejadiannya sebagai berikut :
Pada bulan Maret 2012 terpilih Bupati baru Kabupaten terpencil Durnowan.
Setelah terpilih, Bupati tersebut mendatangi Kepala Dinas Perhubungan
Kabupaten Terpencil,Dharyono terkait dengan adanya demonstrasi yang
menuntut kelayakan kapal penyebrangan. Durnowan menyarankan Dharyono
untuk berkonsultasi dengan Sujali yang dianggap ahli dalam hal tersebut.
Pada bulan April 2012 Sujali mengusulkan untuk melakukan pengadaan kapal
baru sebagai solusinya. Kemudian pada akhir April Sujali mengatakan bahwa
telah dikirimkan dua unit kapal di dermaga penyeberangan
Kabupaten Terpencil. Kemudian Dharyono melaporkan kepada Durnowan
tentang keberadaan kapal tersebut serta belum adanya anggaran atas dua unit
kapal tersebut. Untuk kepentingan penjagaan kapal tersebut Direksi
PT Anugrah, Phi Thak selaku pengirim kapal tersebut menyerahkan uang
sebesar lima puluh juta rupiah kepada Kepala Dermaga, Indra. Uang tersebut
kemudian digunakan untuk membayar uang lembur pegawai sehubungan
tambahan tugas penjagaan dua unit kapal tersebut.
Sujali kemudian membuat kajian dan usulan revisi anggaran. Pada bulan
Mei 2012 Dharyono meminta anggaran untuk pemeliharaan dua unit kapal baru
kepada Kabag Keuangan dan Akuntansi, Gamaw Bhokis. Permintaan tersebut
ditolak karena dua unit kapal tersebut belum masuk ke dalam daftar asset.
Pada bulan Mei 2012 itu juga PPK Dishub, Edward dan kepala ULP, Edward
2
dipanggil Daryono untuk melakukan proses pengadaan dua unit Kapal. Dan
pengadaan tersebut harus memenangkan PT Menang. Edward
menandatangani dokumen pengadaan Kapal yang telah disiapkan oleh Direksi
PT menang, Mudhoku. Di dalamnya termasuk juga perhitungan HPS. Lelang
tersebut tidak diumumkan dan dibuat pemalsuan copy pengumuman lelang di
Koran. Proses evaluasi lelang dilakukan bersama Mudhoku.
Pada bulan Juni 2012 disahkan revisi APBD, dari semula Kabupaten Terpencil
hanya memiliki anggaran pemeliharaan kapal sebesar lima milyar berubah
menjadi anggaran pemeliharaan kapal sebesar dua milyar dan anggaran
pengadaan kapal sebesar sepuluh milyar.
Pada bulan Juli 2012 ditetapkanlah PT Menang sebagai pemenangnya.Nilai
kontrak yang disetujui sebesar Sembilan milyar delapan ratus juta rupiah. Pada
proses lelang tersebut telah dilakukan diskualifikasi kepada PT Saingan Satu
tanpa adanya alas an yang jelas. Padahal PT Saingan Satu memiliki
pengalaman yang baik dalam hal Produksi dan Pengadaan Kapal.
Pada bulan Juli 2012 Gamaw Bhokis bersama Edward dipanggil oleh Bupati
agar melakukan pembayaran pemeliharaan dua unit kapal baru tersebut.
Gamaw Bhokis tetap menolak, dan menyatakan akan membayarnya apabila
ada perintah membayar dari PPTK.
Pada bulan Agustus 2012 dilakukan study banding pengelolaan
penyeberangan dan galangan kapal di Singapura. Study banding tersebut
diikuti oleh Fredy, Dharyono, Edward dan tim pengadaan. Setiap perserta study
banding diberikan uang saku sepuluh juta rupiah. Atas study banding tersebut
kepala bagian keuangan dan akuntansi tidak pernah mengetahuinya dan tidak
pernah melakukan pembayaran atas hal tersebut.
Pada bulan September 2012 ditandatanganilah kontrak pengadaan dua Unit
Kapal yang kemudian dilakukan penyerahan barang dan pembayaran pada
bulan Oktober 2012.
Terdapat keterangan tambahan dari Direksi PT Menang, Maisymuda selaku
pemenang lelang yang mengakui bahwa terdapat aliran dana kepada
PT Suka Saingan dan PT Ingin Menang sebagai fee atas keikutsertaan mereka
3
dalam proses lelang pengadaan dua unit kapal tersebut sebesar satu persen
dari nilai kontrak atau senilai Sembilan Puluh Delapan juta Rupiah. Selain itu
juga terdapat pengeluaran biaya kunjungan ke tempat wisata tim Dishub
sebesar Seratus Juta dan juga uang sakun senilai sepuluh juta untuk lima
orang tim ULP, dua puluh juta untuk Edward dan tiga puluh juta untuk
Dharyono.
Lebih lanjut diketahui dari Komisaris PT Menang dan sekaligus Direksi
PT Anugrah bahwa kapal tersebut merupakan kapal yang dibeli PT Anugrah
dari lelang di Surabaya tahun 2010 dan selesai direkondisi pada tahun 2011
namun tidak laku dijual. Kemudian kapal tersebut ditawaran pada
Kabupaten Terpencil dengan administrasi menggunakan PT Menang. Harga
kapal tersebut senilai empat milyar rupiah. Kapal tersebut memang teah
dikirimkan April 2012 dan sampai dengan Desember 2012 dibiarkan begitu saja
di dermaga tanpa adanya perawatan.
Fakta dan proses kejadian tersebut menunjukkan bahwa :
1. Telah terjadi penyalahgunaan wewenang oleh Bupati Kabupaten Terpencil
Durnowan terkait dengan perubahan anggara dan rekayasa pengadaan
yang berpotensi merugikan keuangan Negara
2. Pengadaan dua unit kapal penyeberangan tersebut tidak sesuai dengan
kebutuhan barang Kabupaten Terpencil.
3. Proses lelangnya merupakan lelang yang diatur untuk memenangkan
PT Menang.
4. PT Menang hanya digunakan sebagai perantara penjualan kapal yang
berasal dari PT Anugrah. Dimana kepengurusan PT Anugrah terdiri dari
Phi Tak dan Bhokis sebagai Direksi, Sujali dan Sumali sebagai
Komisarisnya.
5. Adanya alliran dana dan paket wisata dari PT Menang kepada 5 orang
panitia ULP, Kepala Dishub, dan PPK Dishub, senilai total dua ratus juta
rupiah.
6. Terdapat aliran dana kepada PT Ingin Menang dan PT Suka Saingan,
masing-masing Sembilan puluh delapan juta rupiah.
4
Dengan demikian kondisi tersebut telah menyimpang dari PerPres Nomor 54
Tahun 2010 :
Pasal 5 tentang Prinsip Dasar pengadaan barang/ jasa. Pengadaan
barang/ jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip:
a. Efisien, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan
dengan menggunakan dana dan daya yang minimum untuk
mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau
menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan
sasaran dengan kualitas yang maksimum.
b. Efektif, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan
kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya.
c. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai
Pengadaan Barang/Jasa bersifat jelas dan dapat diketahui
secara luas oleh Penyedia Barang/Jasa yang berminat serta oleh
masyarakat pada umumnya.Transparan, berarti semua ketentuan
dan informasi mengenai barang/ jasa, termasuk syarat teknis
administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi,
penetapan calon penyedia barang/ jasa, sifatnya terbuka bagi
peserta penyedia barang/ jasa yang berminat serta bagi masyarakat
luas pada umumnya.
d. Terbuka, berarti Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh
semua Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria
tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas.
e. Bersaing, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus dilakukan
melalui persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin Penyedia
Barang/Jasa yang setara dan memenuhi persyaratan, sehingga
dapat diperoleh Barang/Jasa yang ditawarkan secara kompetitif
dan tidak ada intervensi yang mengganggu terciptanya
mekanisme pasar dalam Pengadaan Barang/Jasa.
f. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama
bagi semua calon Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah
5
untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap
memperhatikan kepentingan nasional.
g. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
Pasal 6 tentang etika pengadaan yang menyatakan bahwa para pihak
yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa harus
mematuhi etika antara lain: bekerja secara profesional dan mandiri,
serta menjaga kerahasiaan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang
menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa (poin b); tidak saling
mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat
terjadinya persaingan tidak sehat (poin c); menghindari dan mencegah
terjadinya pemborosan dankebocoran keuangan negara dalam
Pengadaan Barang/Jasa (poin f); menghindari dan mencegah
penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung
atau tidak langsung merugikan Negara (poin g); dan tidak menerima,
tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau
menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau
kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan
Pengadaan Barang/Jasa (poin h).
Pasal 11 ayat (1) mengenai tugas pokok dan kewenangan PPK poin (a)
menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa yang
meliputi : Spesifikasi teknis Barang/Jasa, Harga Perkiraan Sendiri
(HPS), dan Rancangan kontrak.
Pasal 17 ayat (1) mengenai psersyaratan Anggota Kelompok Kerja
ULP/ Pejabat Pengadaan antara lain : memiliki integritas, disiplin dan
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; memahami isi dokumen,
metode dan prosedur Pengadaan;


6
2. Data Yang Dipergunakan untuk Menghitung Kerugian Keuangan Negara
Perhitungan jumlah kerugian keuangan negara didasarkan pada
data/dokumen/bukti yang diperoleh sebagai berikut :
1) Surat Pengesahan DPA dan DPA Perubahan Kabupaten Terpencil.
2) Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) No. 007-B/PPK-DAK/DisHub/2012
tanggal 3 September 2012
3) Foto Copy SPP, SP2D dan SPM
4) Berita Acara Pemeriksaan saksi-saksi dan tersangka
5) Foto Copy Buku Rekening Koran Rekanan PT Menang
6) Foto Copy Bukti Pengiriman Uang kepada PT Ingin Menang dan PT Suka
Saingan
7) Foto Copy Harga Penawaran dan RAB dari PT Anugrah
8) Dokumen lelang, dokumen penawaran dan evaluasi penawaran
9) Surat Pernyataan dari Maisymuda atas adanya biaya wisata dan uang
saku ke Singapura.
10) Berita Acara Pemeriksaan Fisik

3. Metode Penghitungan Kerugian Keuangan Negara.
Metode yang digunakan dalam melakukan penghitungan kerugian keuangan
negara adalah sebagai berikut :
1) Menghitung Nilai pembayaran atas kontrak pengadaan 2 (dua) unit Kapal
berdasarkan SP2D yang terbit.
2) Menghitung jumlah pembayaran yang diterima oleh pabrikan kapal tersebut
(PT. Anugrah).
3) Menghitung nilai wajar dari pengadaan kapal yang dilaksanakan oleh PT
Menang.
4) Menghitung dan menetapkan jumlah kerugian keuangan negara dengan
membandingkan antara nilai pembayaran atas kontrak dengan nilai wajar
pengadaan kapal.

4. Hasil Penghitungan Kerugian Keuangan Negara
Berdasarkan hasil penghitungan kerugian keuangan Negara atas bukti bukti
yang berkaitan dengan kasus Dugaan Penyimpangan Kegiatan Pengadaan
7
dua unit Kapal pada Dinas Perhubungan Kabupaten Terpencil Tahun Anggaran
2012, dan sesuai dengan metode penghitungan yang telah disebutkan dalam,
terdapat kerugian keuangan negara sebesar Rp4.763.150.000,00 dengan
rincian sebagai berikut:
1 Nilai Kontrak Rp 9.800.000.000,00
PPN + PPh Rp 1.036.850.000,00
Nilai Kontrak diluar PPN dan PPh Rp 8.763.150.000,00
2 Nilai wajar pengadaan kapal:
Realisasi pembayaran kepada PT. Anugrah Rp 4.000.000.000,00
Nilai Wajar Pengadaan Kapal Rp 4.000.000.000,00
3 Jumlah Kerugian Keuangan Negara (1 2) Rp 4.763.150.000,00

5. Pihak-pihak yang diduga bertanggungjawab
1. DRN atas penyalahgunaan wewenang yang dilakukan
2. PTK, BKS, SJL, SML, atas kerugian keuangan Negara yang ditimbulkan
3. DYN, EDW, ULP1, ULP2, ULP3, ULP4, ULP5 atas uang saku yang diterima
4. PTSK, PTIM atas fee yang diterima
Demikianlah hasil penghitungan kerugian keuangan negara atas dugaan
Penyimpangan Kegiatan Pengadaan dua unit Kapal pada Dinas Perhubungan
Kabupaten terpencil tahun 2012 untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya dan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mengetahui/Menyetujui :

Tim Audit :
Kepala Bidang Investigasi



I Made Suandi


M Arief Fakhrudin



Yore Isti Tosan Aji



Tien Saputri Kusuma Aditya



Teguh Priyanto

Anda mungkin juga menyukai