PROGRAM STUDI MANAJEMEN ASET JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2014
1. Annisa Novitasari
115244001 2. Rini Safitri
115244023 3. Tyas Cristal RK
115244030 ii | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Jasa dengan judul Managing Demand and Supply in Services. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr. Dra. Hennidah Karnawati, Msi. selaku dosen mata kuliah Manajemen Jasa, rekan-rekan kelas 3 (tiga) Manajemen Aset dan pihak lain yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membaca makalah ini. Penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna meningkatkan makalah ini.
Bandung, 7 April 2014
Penulis
iii | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................... 1 1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 4 1.3 TUJUAN ........................................................................................................ 4 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 5 2.1. MIND MAP ................................................................................................... 5 2.2. POLA PEMAHAMAN PERMINTAAN ....................................................... 6 2.1.1. Menganalisis Pengendalian Permintaan ........................................... 7 2.1.2. Membagi Permintaan oleh Segmen Pasar ........................................ 8 2.3. MENGAPA MENCOCOKKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN ADALAH TANTANGAN DALAM JASA? ......................................................... 12 2.4. MENGELOLA PERMINTAAN (MANAGING DEMAND) ........................ 15 2.5. PERENCANAAN AGGREGAT (AGGREGATE PLANNING) .................. 22 2.6. MENGELOLA PENAWARAN (MANAGING SUPPLY) ........................... 24 2.7. KAPASITAS PERENCANAAN (CAPACITY PLANNING) ...................... 26 iv | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
BAB III STUDI KASUS DAN PENYELESAIANNYA ......................................... 31 3.1. STUDI KASUS I ......................................................................................... 31 3.1.1. Penyelesaian Dari Studi Kasus I ................................................... 34 3.2 STUDI KASUS II ........................................................................................ 38 3.2.1. Penyelesaian Studi Kasus II .......................................................... 39 BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 51 4.1 KESIMPULAN ............................................................................................ 51 4.2 SARAN ........................................................................................................ 53 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... viii
v | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mind Map .................................................................................................. 5
vi | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1Level dari Planning Disaggregation ............................................................. 2
1 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi manajer service operation adalah menyesuaikan permintaan dengan penawaran untuk melayani. Ini juga adalah sebuah tantangan untuk manajer produksi, akan tetapi mereka memliki lebih banyak alat dan strategi seperti persediaan, kerja lembur, menambah shift, dan kembali memesan tersedia bagi mereka untuk menemukan tantangan. Ketika permintaan dan penawaran cocok untuk periode 1(satu) sampai 3(tiga) tahun, kegiatan ini dikenal sebagai aggregate planning. Aggregate planning meliputi penentuan kapasitas sumber daya dimana sebuah pabrik akan membutuhkan aggregate planning untuk memenuhi permintaan. Peran dari aggregate planning adalah untuk merubah jenis srategi rencana pemasaran atau perkiraan yang berhubungan dengan pemintaan dengan perencanaan jangka panjang yang menjadi kapasitas kebutuhan secara keseluruhan. Selanjutnya, keseluruhan kapasitas kebutuhan akan melayani sebagai framework untuk alokasi jangka pendek (contoh: ketidaksetujuan) dari seluruh kapasitas untuk pelayanan secara individual. Tabel 1.1 mengindikasi karakteristik umum dari aggregate planning, perencanaan yang dipilah berdasarkan sumber daya dan output, dan penjadwalan jangka panjang dari sumber daya. Perbedaan antara perusahaan produksi dan jasa mengacu pada output yang berwujud. Perusahaan produksi adalah perusahaan 2 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
yang memiliki output berwujud atau memiliki pengoperasian front-office/back- office yang berbeda. Bab ini fokus pada strategi dan peralatan yang tersedia untuk organisasi yang bergerak dalam bidang jasa untuk memberikan pelayanan dalam hal memenuhi permintaan. Beberapa strategi bisa diimplementasikan selama rentang waktu satu sampai tiga tahun, dan maka dari itu diperlukanlah strategi aggregate planning. Yang lainnya, bagaimanapun, dapat diimplementasi dengan periode yang lebih pendek, seperti sebulan, seminggu, atau sehari. Diskusi mengenai mencocokkan permintaan dan penawaran sudah dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama, yang sudah didiskusikan adalah strategi untuk mengatur permintaan, dan lalu strategi untuk mengatur penawaran, atau kapasitas, manajemen. Tabel 1.1Level dari Planning Disaggregation Level dari perencanaan Perusaahan manufaktur Perusahaan Jasa Level 1 Aggregate Planning Perwujudan dari keputusan strategi menjadi kapasitas yang produktif lebih dari 1 sampai 3 tahun Perwujudan dari keputusan strategi menjadi perencanaan teknologi dan sumber daya lebih dari 1 sampai 3 tahun Level 2 Disaggregate Planning - Keputusan pada lini produk individual berkaitan dengan kapasitas, dan pemilihan waktu.
- Kapasitas keputusan dibedakan oleh fasilitas, peralatan, dan sumberdaya manusia dengan pemilihan waktu untuk masing-masing selama satu tahun. - Membuat atau - Keputusan yang berdasarkan desain jasa dan desain pasar harus cocok.
- Kepututsan tentang bagaimana kapasitas akan diperluas atau dipersempit dan permintaan akan dikelola untuk 1(satu) tahun kedepan.
3 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
membeli keputusan. Level 3 Penjadwalan Sumberdaya - Perencanaan mingguan, bulanan, dan triwulanan (atau bergulir 3 bulan) produksi adalah untuk mencocokkan kapasitas untuk fluktuasi jangka pendek dalam permintaan
- Keputusan inventerisasi bahan mentah dan barang jadi
- Prioritas dalam keputusan produksi, pengisian order dan penugasan pekerjaan untuk operasi individual. 1) Perencanaan mingguan, bulanan, dan triwulanan (atau bergulir 3 bulan) produksi adalah untuk mencocokkan kapasitas dengan manajemen permintaan.
2) Keputusan inventarisasi bahan mentah
3) Keputusan dalam penugasan pekerjaan untuk operasi individual
Meramalkan permintaan adalah pembelajaran yang sangat penting untuk mengefektifkan manajemen permintaan. Peramalan adalah sebuah subjek yang luas dimana didalamnya terdapat sebuah berbagai macam pendekatan dan teknik yang dapat dibahas secara benar dalam sebuah bab tersendiri: isu dan teknis peramalan akan dibahas pada bab selanjutnya. Sebelum isu penting yaitu mencocokkan penawaran dan permintaan didiskusikan, bagaimanapun, mencocokkan penawaran dan permintaan adalah sebuah tantangan bagi manajer service operation yang harus ditelaah.
4 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan dalam latar belakang, dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah definisi pola permintaan (demand pattern) itu? 2. Mengapa mencocokkan permintaan dan penawaran adalah tantangan dalam jasa? 3. Bagaimana cara mengelola permintaan (managing demand) itu? 4. Apakah definisi Aggregate Planning itu? 5. Bagaimana cara mengelola penawaran (managing supply) itu? 6. Apakah definisi kapasitas perencanaan (capacity planning) itu?
1.3 TUJUAN Berdasarkan pertanyaan yang telah dikemukakan dalam rumusan masalah, dapat diuraikan tujuan sebagai berikut: 1. Menjelaskan definisi pola permintaan (demand pattern). 2. Menjelaskan mengapa mencocokkan permintaan dan penawaran adalah tantangan dalam jasa. 3. Menjelaskancara mengelola permintaan (managing demand). 4. Menjelaskan definisi Aggregate Planning. 5. Menjelaskancara mengelola penawaran (managing supply). 6. Menjelaskan definisi kapasitas perencanaan (capacity planning).
5 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
BAB II PEMBAHASAN 2.1. MIND MAP Managing Supply and Demand in Service Pola Pemahaman Permintaan Mengapa Mencocokkan Permintaan dan Penawaean adalah Tantangan dalamJasa Mengelola Permintaan Perencanaan Aggregat Menganalisis Pengendalian Permintaan Membagi Permintaan oleh Segmen Pasar Tugas seorang manajer proyek adalah: Keterampilan yang dimiliki manajer proyek: Tantangan yang dihadapi akibat perubahan lingkungan dari industri konstruksi Keprihatinan permasalahan global berdampak negatif pada lingkungan, maka industri menerapkan Green Construction Kebanyakan jasa itu adalah fana Kapasitas Maksumum dari Beberapa SistemPelayanan Tidak Fleksibel Permintaan untuk Banyak Pelayanan Lebih Sulit Diprediksi Memahami Pelanggan dan Keinginan Mereka Mempelajari Sifat dan Pola Permintaan Menawarkan Pelayanan yang Memiliki Pola Permintaan Countercyclical Iklan dan Promosi Penjualan Keragaman Pada Saat Pelayanan Kebanyakan Pelayanan Terikat Lokasi Strategi untuk Mempengaruhi Permintaan Reservasi/Janji Usaha yang Dilakukan dalam Komunikasi Menawarkan Pelayanan Keluhan Pengertian Proses Perencanaan Agregat Perencanaan Agregat di Bidang Jasa Suatu aktivitas operasional untuk menentukan jumlah dan waktu produksi pada waktu di masa yang akan datang Long Range Plan Intermediate Range Plan Short Range Plan Pengendalian yang ketat atas jamkerja di perusahaan Beberapa bentuk sumber tenaga kerja panggilan dapat ditambah atau dihilangkan untuk memenui permintaan tak terduga Fleksibilitas keahlian pekerja perseorangan yang memungkinkan relokasi tenaga kerja yang ada Fleksibilitas keahlian pekerja perseorangan yang memungkinkan pada tingkat output atau jamkerja untuk memenuhi permintaan yang sudah diperkirakan Mengelola Penawaran Menggunakan Karyawan Paruh Waktu Menyewa Berbagai Fasilitas Dan Peralatan Tambahan Menjadwalkan Aktivitas Downtime Selama Periode Permintaan Rendah Melakukan Pelatihan Silang (Cross Training) Terhadap Karyawan Meningkatkan Partisipasi Para Pelanggan Mengelola Penawaran Pengertian Komponen Adalah sejauh mana tingkat kemampuan dari sebuah sistemuntuk mengantarkan jasa yang di desain untuk menyampaikan Sumberdaya Manusia Fasilitas Equipment And Tools Waktu Partisipasi Pelanggan Sumber Alternatif
Gambar 2.1 Mind Map
6 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
2.2. POLA PEMAHAMAN PERMINTAAN Penelitianharus dimulaidengan mendapatkanbeberapajawaban atasserangkaian pertanyaanpenting mengenaipolapermintaan danpenyebabyang mendasarinya. Seperti yang kita ketahui penyebab-penyebab yang terlihat secara "acak", mempertimbangkan bagaimana hujan dan dingin mempengaruhi penggunaanjasarekreasiatau hiburanindoor dan outdoordan terlihat juga pada bagaimanaserangan jantung dan kelahiran mempengaruhi permintaan untuk layanan rumah sakit. Bayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang polisi, pemadam kebakaran, sopir ambulans, Anda tidak pernah tahu persis di mana panggilan berikutnya akan datang dari atau keadaan darurat seperti apa yang akan terjadi. Jadi, mempertimbangkan dampak dari bencana alam, seperti gempa bumi, tornado, danbadai, tidak hanya pada pelayanan darurat tetapi juga spesialis pemulihan bencana dan asuransi perusahaan. Kebanyakan siklus periodik mempengaruhi permintaan untuk layanan tertentu yang jangka waktunya bervariasi dimulai dari 1(satu) hari sampai 12(dua belas) bulan. Dampak dari siklus musiman sudah banyak diketahui dan berpengaruh pada permintaan untuk berbagai macam layanan . Rendahnya permintaan di luar musim merupakan masalah yang signifikan bagi promotor pariwisata. Dalam banyak instansi,beberapa siklus dapat beroperasi secara bersamaan. Sebagai contoh, tingkat permintaan untuk transportasi umum dapat berbeda menurut waktunya (dipindai menurut jam kerja), hari di dalam minggu (sedikit perjalanan kerja pada akhir minggu, namun banyak saat waktu luang), dan musim tahunan (lebih banyak perjalanan yang dilakukan turis pada musim panas ). 7 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
Permintaan untuk layanan selama periode puncak pada hari Senin di musim panas mungkin akan sangat berbeda dari tingkat selama periode puncak pada hari Sabtu di musim dingin, mencerminkan hari-hari dalam seminggu dan variasi musiman. 2.2.1. Menganalisis Pengendalian Permintaan Tidak ada strategi untuk mengendalikan permintaan yang akan berhasil kecuali didasarkan pada mengapa konsumen dari segmen pasar tertentu memilih untuk menggunakan jasa. Sulit bagi hotel untuk meyakinkan wisatawan bisnis untuk tetap menginap pada Sabtu malam, seperti beberapa eksekutif melakukan bisnis selama akhir pekan. Sebaliknya, para manajer hotel dapat berbuat lebih baik untuk mempromosikan penggunaan pada akhir pekan dengan fasilitas mereka untuk konferensi atau kesenangan. Upaya untuk mendapatkan penumpang untuk mengalihkan perjalanan mereka ke periode off-peak mungkin akan gagal, karena perjalanan tersebut ditentukan oleh jam kerja masyarakat. Sebaliknya, upaya- upaya harus diarahkan pada atasan untuk membujuk atasan mengadopsi flextime atau terhuyung oleh jam kerja. Perusahaan-perusahaan ini mengakui bahwa tidak ada diskon yang diberikan untuk mengembangkan bisnis di luar musim. Namun, pada resort yang terdapat pada daerah yang berada pada musim panas, seperti Cape Cod,mungkin memiliki kesempatan yang baik untuk membangun bisnis selama " musim bahu ", musim semi dan musim gugur (yang sebagian orang menganggap waktu yang paling menarik untuk mengunjungi Cape ) dengan mempromosikan atraksi - yang berbeda seperti hiking, birdwatching, mengunjungi museum, dan mencari barang murah di toko-toko antik dan mengubah campuran dan fokus layanan kepada target berbagai jenis klien . 8 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
Menjaga catatan yang baik dari setiap transaksi sangat membantu ketika datang ke analisis pola permintaan berdasarkan pengalaman masa lalu, Sistem praktek yang terbaik adalah antrian yang didukung oleh perangkat lunak yang canggih dapat melacak pola konsumsi pelanggan dengan tanggal dan waktu hari secara otomatis . Jika relevan, itu juga berguna untuk merekam kondisi cuaca dan faktor khusus lainnya (misalnya, pemogokan, kecelakaan, sebuah konvensi besar di kota, perubahan harga, atau peluncuran layanan bersaing) yang mungkin telah mempengaruhi permintaan. 2.2.2. Membagi Permintaan oleh Segmen Pasar Fluktuasi acak (random fluctuation) biasanya disebabkan oleh faktor- faktor di luar kendali manajemen. Wil1 mengungkapkan bahwa analisis siklus permintaan kadang-kadang diprediksi untuk satu segmen yang tersembunyi. Fakta ini menggambarkan pentingnya permintaan pada tiap-tiap segmen dasar. Misalnya, perbaikan dan pemeliharaan toko layanan peralatan listrik industri mungkin sudah tahu bahwa bagian tertentu dari pekerjaan, yang terdiri dari kontrak, yang dijadwalkan secara rutin untuk melakukan pemeliharaan preventif. Keseimbangan dapat berasal dari walk -in bisnis dan perbaikan darurat. Meskipun mungkin tampak sulit untuk memprediksi atau mengontrol waktu dan volume pekerjaan tersebut, analisis lebih lanjut bisa menunjukkan bahwa walk in - bisnis adalah lebih umum pada beberapa hari dalam seminggu dari pada orang lain dan bahwa perbaikan darurat yang sering diminta karena kerusakan berkelanjutan selama badai petir(yang cenderung musiman di alam dan sering dapat diperkirakan satu atau dua hari di muka). 9 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
Tidak semua permintaan sesuai dengan apa yang diinginkan. Bahkan, ada beberapa layanan permintaan yang tidak pantasdan membuat sulit organisasi untuk merespon kebutuhan yang diinginka pelanggan. Seperti dijelaskan dalam Best Practice in Action 9-2, banyak panggilan terhadap911 tidak benar-benar masalah yang berhubungan dengan pemadam kebakaran, polisi, atau ambulans yang harus dikirim untuk menyelesaikan masalah. Permintaan yang tidak diinginkan seperti ini, dapat di minimalisir melalui kampanye pemasaran atau prosedur skrining, namun tentu saja, menghilangkan fluktuasi dalam permintaan yang ada . Tetapi dapat membantu untuk menjaga tingkat permintaan puncak dalam kapasitas pelayanan organisasi . Dapatkah upaya kelancaran pemasaran mempengaruhi fluktuasi dalam permintaan? Jawabannya adalah tentu saja tidak. Sebagai contoh, sebuah toko ritel akan mengalami perubahan yang besar dalam daily patronationtetapi perhatikan bahwa pelanggan setia tetapmengunjungi setiap hari kerja untuk membeli barang-barang pokok, seperti koran dan permen . Total permintaan dapat dipecah menjadi komponen yang lebih kecil tergantung pada catatan yang disimpan oleh manajemen. Jika setiap transaksi nasabah dicatat secara terpisah dan didukung oleh catatan rinci (seperti dalam kunjungan medis atau gigi atau pemeriksaan akuntan ), tugas memahami permintaan dapat disederhanakan . Dalam langganan dan rekening biaya jasa, ketika identitas setiap pelanggan dikenal dan konten terwujud tagihan bulanan dikirim, manajer bisa mendapatkan beberapa pengetahuan langsung ke dalam pola penggunaan. Telepon dan layanan listrik, misalnya bahkan dapat melacak pola konsumsi pelanggan dalam hitungan hari. Meskipun data ini mungkin tidak selalu 10 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
menghasilkan informasi yang spesifik mengenai tujuan yang layanan gunakan, kemungkin untuk membuat pentimbangan informasi tentang volume penjualan yang dihasilkan oleh berbagai kelompok pengguna. Penggunaan karyawan paruh waktu merupakan pilihan yang paling tepat ketika tenaga kerja harian tidak dapat memenuhi permintaan konsumen, seperti yang terjadi di restoran cepat saji dan jasa pengiriman paket. Jika memungkinkan, penggunaan pekerja paruh waktu dapat menambah fleksibilitas yang signifikan untuk kapasitas pelayanan dan memberikan manajer operasi kontrol yang lebih baik pasokan layanan. Meningkatkan partisipasi pelanggan seperti yang disebutkan sebelumnya, pelanggan dapat menjadi sumber berharga bagi tenaga kerja dalam pengiriman beberapa layanan, dan beberapa organisasi jasa menggunakan sumber ini. Sebagai contoh, di beberapa restoran, pelanggan mempersiapkan salad sendiri di salad bar. Tapi pelayan membawa makanan mereka ke meja. Di Rumah Sakit Shouldice, pasien dianjurkan untuk berjalan keluar dari ruang operasi untuk beristirahat daerah setelah operasi hernia, bukan petugas rumah sakit mengangkut pasien di kursi roda seperti yang dilakukan di sebagian besar rumah sakit setelah operasi. Meningkatkan partisipasi pelanggan, secara umum, mengurangi input tenaga kerja dari organisasi jasa dan meningkatkan kecepatan layanan, sehingga meningkatkan kapasitas. Namun, ada juga risiko dalam meningkatkan partisipasi pelanggan: jika pelanggan tidak terampil dalam melaksanakan tugas-tugas mereka, mereka mungkin memperlambat segalanya dan menyebabkan berkurangnya kapasitas. Menyewa peralatan-peralatan merupakan komponen penting dari kapasitas pelayanan di berbagai layanan. Oleh karena itu, hanya meningkatkan jumlah 11 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
karyawan mungkin tidak cukup untuk meningkatkan kapasitas. Peningkatan ketersediaan peralatan biasanya harus ditemani peningkatan lapangan kerja. Ketika peningkatan lapangan kerja hanya sementara, pembelian peralatan mungkin tidak dibenarkan. Ketika hal ini terjadi, organisasi jasa dapat menyewa atau menyewakan peralatan yang diperlukan. Ini adalah praktik umum di industri penerbangan, maskapai yang menghadapi peningkatan permintaan selama musim panas atau sewa menyewa pesawat dari maskapai penerbangan atau angkutan lainnya membawa. Pembuatan tugas-tugas secara otomatis oleh manusia telah digunakan dalam selama bertahun-tahun. Keuntungan otomatisasi yangutama adalah biaya yang lebih rendah, output yang lebih tinggi, output yang konsisten, dan kualitas yang lebih tinggi pula. Otomatisasi tidak selalu dilihat sebagai sesuatu yang diinginkan dalam pelayanan, karena biasanya berarti layanan impersonal. Namun, kecepatan dan biaya yang lebih rendah, di samping manfaat lain menyediakan, membuat otomatisasi alternatif yang menarik untuk pengiriman manusia beberapa contoh, jaringan hotel seperti Hyatt, Hampton Inns, Embassy Suites, dan Holiday Inn telah memasang kios untuk check-in dan check-out cepat. Seorang eksekutif industri hotel memprediksi bahwa kios ini akan menjadi norma dalam industri hotel di masa depan. Memperluas waktu pelayanan pada berbagai organisasi jasa dapat meningkatkan kapasitas mereka dengan memperpanjang jam operasi mereka dalam keadaan khusus atau selama periode permintaan meningkat. Sebagai contoh, beberapa pengecer bekerja lembur selama belanja Natal, beberapa kantor pos menerima email sampai tengah malam pada tanggal 15 April untuk membantu 12 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
wajib pajak membuat tenggat waktu, dan tempat hiburan telah menambah jam di musim panas dan akhir pekan. 2.3. MENGAPA MENCOCOKKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN ADALAH TANTANGAN DALAM JASA? Disebutkan sebelumnya bahwa beberapa strategi dan alat operasi yangdigunakan manajer dalam mencocokkan produksi permintaan dan penawaran tidak tersedia dalam jasa. Dalam sub bab ini, akan dijelaskan alasannya, dan beberapa alas an lainnya yang membuat tugas ini sulit didiskusikan. 2.3.1. Kebanyakan Jasa Itu adalah Fana Mereka Dikonsumsi Sama Seperti Mereka Diproduksi Oleh karena itu, ini mustahil untuk memproduksi jasa lebih awal dalam mengantisipasi permintaan yang tinggi lain waktu. Menghapuskan persediaan sebagai sebuah alat dalam mengatur fluktuasi permintaan atau ketidakpastian permintaan untuk kebanyakan jasa. Kembali melakukan pemesanan barang adalah yang paling memungkinkan ketika pelanggan bersedia menunggu. Contohnya, sebuah pembeli mobil bersedia menunggu untuk beberapa minggu jika model yang disukai dengan seluruh pilihan yang diinginkan tidak tersedia pada banyak dealer. Seorang pasien penderita sakit gigi, bagaimanapun, tidak akan bersedia untuk menunggu jika dokter gigi sedang berlibur. Tentunya, ada beberapa pengecualian untuk penyamarataan; contohnya sistem pemesanan kamar dimana pelayanannya bisa dilihat menggunakan sehuah form untuk pemesanan kembali. 2.3.2. Kapasitas Maksimum dari Beberapa Sistem Pelayanan Tidak Fleksibel 13 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
Kapasitas dari sistem produksi bisa ditingkatkan pada jangka waktu yang pendek melalui seperti pengalaman sebagai pekerja lembur atau shift tambahan. Beberapa pelayanan dapat melakukan peningkatan kapasitas maksimum mereka dengan untuk memperluas jam operasi mereka, seperti yang taman hiburan lakukan pada musim panas, tapi tidak semua jasa dapat melakukannya. Contohnya, jika Anda adalah pembuat acara/jadwal pada sebuah televisi, lembur atau menambahkan shift akan meningkatkan angka dari produksi penyetelan televise, tapi sebuah manajer hotel tidak bisa meningkatkan jumlah ruangan dengan lembur atau penambahan shift, ketika semua ruangan terisi pada malam itu. 2.3.3. Permintaan Untuk Banyak Pelayanan Lebih Sulit Diprediksi Dibandingkan dengan memprediksi permintaan untuk beberapa barang. Memprediksi permintaan untuk banyak pelayanan jauh lebih sulit, dan variasi permintaan biasanya lebih parah dan sering itu terjadi selama periode waktu jangka pendek. Salah satu alasan untuk ini adalah pemakaian keputusan untuk beberapa pelayanan, seperti makan diluar, pergi ke bioskop, atau melakukan potong rambut, biasanya memacu keputusan pada saat itu, yang disebakan oleh keadaan beberapa hari atau beberapa minggu. Dengan kata lain, biasanya orang- orang tidak membuat rencana jangka panjanguntuk beberapa pelayanan. Juga, permintaan untuk beberapa pelayanan, seperti sebuah kunjungan dokter anak untuk telingan anak-anak yang infeksi tidak pernah direncanakan. Ini membuat prediksi permintaan sangat sulit. Alasan lain adalah pelayanan untuk beberapa permintaan terjadi naik dan turun; dalam beberapa pelayanan. Seperti makanan 14 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
cepat saji, public transportation, dan listrik, naik turunnya pelayanan dapat diprediksi, akan tetapi disisi lainnya tidak dapat diprediksi.
2.3.4. Keragaman Pada Saat Pelayanan Karena (1) menawarkan beragam layanan. (2) pelayanan yang bersifat individual, dan (3) keragaman dari tiap keinginan dan kebutuhan pelanggan, waktu yang dibutuhkan untuk melayani sebuah jumlah yang diharapkan pelanggan pada sebuah bank dapat sangat bervariasi tergantung pada angka dan tipe dari transaksi yang dipesan oleh pelanggan. Ini mungkin menyebabkan perkiraan yang terlalu rendah atau perkiraan yang terlalu tinggi dalam menentukan kapasitas yang dibutuhkan. Unit-unit dari kapasitas kemungkinan sulit untuk didefinisikan.Contohnya, sebuah rumah sakit harus mendefinisikan kapasitas untuk tempat tidur, jumlah pasien, banyaknya staf perawat dan medis dengan pasien untuk setiap tingkat pelayanan perawatan. 2.3.5. Kebanyakan Pelayanan Terikat Lokasi Karena kebanyaan pelayanan tidak bisa dipindahkan, kapasita pelayanan harus tersedia pada tempat yang tepat juga waktu yang tepat. Untuk sebuah organisasi pelayanan yang multisite, ini kemungkinan berarti ketika satu unit kewalahan dengan pelanggan, unit yang lainnya di lokasi yang berbeda mungkin kurang dimanfaatkan. Ketika ketidakseimbangan tersebut terjadi untuk barang, mereka bisa memindahkan dari satu tempat ke tempat lain dengan resiko yang 15 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
relatif; bagaimanapun, pelanggan jasa tidak bisa dengan mudah dipindahkan atau tidak mungkin bersedia untuk pergi ke unit pelayanan yang lain. 2.4. MENGELOLA PERMINTAAN (MANAGI NG DEMAND) Manajemen permintaan biasanya ada dalam bidang manajemen pemasaran. Bagaimanapun, seperti yang dijelaskan sebelumnya, dalam organisasi jasa, banyak tugas operasional dan pemasaran dalam manajemen yang tumpang tindih, dan manajer operasi harus menyelesaikan tugas ini. Karenanya, mereka harus berpengetahuan luas tentang pilihan yang tersedia untuk kolega mereka dalam pemasaran. Selanjutnya, meskipun ketika tugas operasi dan pemasaran dengan jelas sudah dipisahkan, manajer harus mengkoordinasi aktivitas operasi dan pemasaran dan bekerja sama untuk menghasilkan organisasi dengan layanan yang unggul dan menguntungkan; oleh karena itu, manajer harus pandai dalam mengimplementasikan berbagai pedoman dan menghubungkannya satu sama lain. 2.4.1. Memahami Pelanggan dan Keinginan Mereka Yang sederhana dan mungkin kebutuhan yang paling penting untuk mengatur efektivitas permintaan adalah mengetahui siapa pelanggan mereka dan mengerti yang mereka butuhkan. Ini mungkin sebuah kebutuhan yang mudah, tapi ini adalah sebuah komposisi padat yang sering ditemukan pada manajemen permintaan. Sebuah organisasi jasa harus mengumpulkan data karakteristik demogragi pelanggannya, seperti umur, jenis kelamin, pendapatan dan ekerjaan, juga karakteristik gaya hidup, dan kebutuhan dan keinginan mereka, atau data yang saling berhubungan yang dapat ditemukan. Yang juga harus diketahui adalah motivasi apa yang membuat mereka membeli jasa. Mengumpulkan data 16 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
pada dimensi ini juga tidak mudah dan juga tidak murah; bagaimanapun. Ini tidak selalu layak secara ekonomis untuk membangun satu set data yang komplit. Bagaimanapun, informasi mengenai pelanggan yang terkumpul secara ekonomis lebih baik daripada tidak ada informasi sama sekali. Memahami pelanggan dan kebutuhanya akan membantu untuk mengidentifikasi dan menggolongkannya, jika mereka eksis, memiliki kopinen yang berbeda mengenai permintaan. Contohnya, manajer rumah sakit atau klinik kesehatan menemukan permintaan untuk pelayanan yang akan mereka berikan kepada pelanggan dalam waktu yang lama, dimana pelayanan tersebut dikelompokkan sebagai pelayanan darurat atau pelayanan regular. Untuk memenuhi dua tipe permintaan ini dengan lebih efektif, mereka mengalokasi bagian dari fasilitas-fasilitas mereka dan beberapa dari dokter dan suster mereka untuk hal darurat, sedangkan sisanya ditempatkan pada kunjungan regular. Secara jelas diterangkan bahwa tiap-tiap komponen memiliki pola permintaan yang berbeda. Contohnya, kebanyakan orang tidak dijadwalkan untuk check-up pada akhir pecan oleh rumah sakit, tapi ruangan Unit Gawat Darurat meningkatkan pelayanannya pada akhir pekan. 2.4.2. Mempelajari Sifat dan Pola Permintaan Mengetahui pelanggan dan mengertu keinginan mereka adalah perlu tapi tidak cukup untuk membuat manajemen permintaan yang efektif. Manajer jasa/pelayanan diharuskan mempelajari sifat dan pola permintaan, karena banyak factor, seperti cuaca dan social, politik, atau acara olahraga pada sebuah komunitas, pengaruh permintaan untuk jasa. Beberapa dari pengaruh mungkin 17 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
biasa, beberapa juga mungkin tidak. Menemukan pola dan mengerti tingkah laku permintaan memerlukan data. Lagi-lagi, data kemungkinan tidak selalu mudah didapatkan atau inexdemand, jadi tidak mungkin membentuk sebuah manajemen yang efektif. Jelasnya, mengetahui pola permintaan tidak hanya membantu manajer operasi menentukan pola permintaan, dimana strategi digunakan untuk mempengaruhi permintaan, tapi juga membantu mengatur rute persediaan secara efektif. 2.4.3. Strategi-Strategi untuk Mempengaruhi Permintaan Permintaan untuk pelayanan tidak selalu dibawah control organisasi jasa. Ini dipengaruhi dan dibentuk oleh banyak faktor seperti harga, penawaran dan harga pesaing, level pendapatan dari pelanggan yang potensial, akses, dan sebagainya. Sebuah organisasi jasa, bagaimanapun mungkin menggunakan beberapa pengaruh pada oermintaan dengan menggunakan satu atau beberapa strategi yang akan didiskusikan pada bagian ini. Kita harus menunjukkan, bagaimanapun, tidak seluruh strategi telah sesuai untuk setiap organisasi jasa. 2.4.4. Penetapan Harga Ini mungkin strategi yang paling nyata; untuk kebanyakan pelayanan, efek dari menurunkan harga akan meningkatkan permintaan, dan efek dari menaikkan harga akan menurunkan permintaan. Yang umum dipakai dari penetapan harga adalah, dalam jangka panjang harga pasti berubah. Beberapa organisasi jasa menawarkan pelayanan mereka dengan harga yang jauh lebih rendah dibanding harga normal untuk merubah periode puncak (shift peak), dalam hal permintaan, ke periode off peak. Dorongan harga mungkin cukup kuat untuk beberapa 18 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
pelanggan untuk menggunakan jasa tersebut pada saat permintaan berada pada periode yang lemah. Contoh pada bagian ini adalah penurunan tariff SLJJ atau penurunan tariff pada malam dan akhir pekan, menonton bioskop sebelum pukul 6 P.M., dan special red-eye yang diberikan oleh sebuah maskapai penerbangan. Perubahan permintaan pada periode puncak, tentunya, penting untuk pendayagunaan sumber daya, seperti tenaga kerja dan fasilitas-fasilitas. Jika permintaan tidak dapat diperhalus oleh perubahan, salah satu cara yang dapat dilakukan organisasi jasa adalah: 1) Membangun kapasitas yang cukup untuk memenuhi permintaan secara maksimum; 2) Kehilangan pelanggan selama periode puncak. Hasil dari alternatif pertama adalah tidak akan efesien menggunakan sumberdaya; fasilitas dan karyawan akan kurang dimanfaatkan selama periode off-peak. Konsekuensi dari alternatif kedua, mungkin penurunan yang signifikan pada profit mereka atau bahkan kegagalan pada perusahaan mereka. 2.4.5. Reservasi/Janji Strategi yang sangat umum dalam manajemen permintaan yang banyak digunakan oleh organisasi jasa adalah untuk menawarkan jasa mereka melalui reservasi atau janji. Ini bisa dilihat sebagai meng-inventarisasi atau men- jaminan simpanan permintaan untuk jasa. Pelajaran ini dapat berjalan terus untuk pelayanan dimana mereka tidak banyak tersedia tapi memiliki nilai yang tinggi untuk pelanggan. Maskapai penerbangan, hotel, penyedia layanan kesehatan, pelayanan hokum, dan restoran mewah menawarkan jasa mereka melalui reservasi 19 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
atau janji; pelayanan tidak berlaku untuk walk-in customer. Reservasi/janji selalu menyediakan sebuah tingkat permintaan yang stabil, dan mereka menjamin bahwa permintaan tidak akan melebihi sebuah batasan yang ditetapkan sebelumnya. Bagaimanapun, tidak ada jaminan bahwa pelanggan yang tidak bisa mendapatkan sebuah janji cukup cepat akan dating kembali. Pelajaran ini juga memiliki keuntungan untuk pelanggan. Keuntungan yang paling penting adalah kemungkinan adanya jaminan dari jasa, pada waktu penjadwalan. Juga, ini membantu pelanggan menghemat waktu; mereka tidak perlu untuk mengantri. Keuntungan lainnya yang diberikan sebuah sistem reservasi adalah bahwa sistem reservasi membuang kegelisahan pelanggan tentang jika dan kapan pelayanan akan tersedia, atau berapa lama mereka harus menunggu untuk dilayani. Sebuah kerugian dari sistem reservasi adalah tidak ditampilkan, dimana, pelanggan yang membuat reservasi atau janji tapi batal untuk datang. Ini, tentunya, berari kehilangan keuntungan untung organisasi jasa, jika mereka tidak bisa mengganti secara cepat tidak ditampilkan dengan pelanggan lainnya. Ini adalah sebuah masalah yang dihadapi oleh maskapai penerbangan dan hotel. Karena menemukan seorang pelanggan baru dalam waktu singkat adalah tidak mungkin, organisasi jasa ini menggunakan sebuah praktek yang disebut overbooking. Mereka menerima lebih banyak reservasi, lalu mereka mempunyai ruang untuk reservasi tersebut. Ini mengurangi kesempatan untuk memiliki banyak kursi kosong pada maskapai penerbangan atau kamar yang kosong bagi hotel, tetapi ini juga menyebabkan sebuah situasi yang sulit ketika angka dari orang-orang yang datang melebihi kursi atau kamar yang tersedia. Praktik umum pada kasus maskapai penerbangan adalah menawarkan beberapa kompensasi 20 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
untuk penumpang yang belum mereservasi dengan rasa dan sikap yang hormat, seperti tiket penerbangan gratis ke berbagai tempat di Amerika Serikat, dan menempatkan penumpang tersebut pada penerbangan berikutnya, atau dalam kasus tamu hotel, untuk mencarikannya kamar di hotel yang sebanding dan dekat lokasinya tanpa biaya.
2.4.6. Usaha yang Dilakukan dalam Komunikasi Terkadang, sebuah pesan yangsederhana untuk pelanggan mungkin membantu mengurangi peak dalam permintaan. Signs, iklan, dan pesan promosi mungkin meyakinkan pelanggan yang menggunakan berbagai pelayanan, seperti transportasi public, taman nasional, museum, dan kantor post, pada periode off peak memiliki banyak keuntungan, termasuk harga yang murah, dan sebuah kenyamanan yang lebih dalam mengendarai atau mengunjungi. Setiap orang yang akrab dengan iklan TV, pasti sering meihat iklan dari U.S. Postal Service yang mengingatkan untuk mengirimkan surat lebih awal pada saat Natal. 2.4.7. Menawarkan Pelayanan yang Memiliki Pola Permintaan Countercyclical Beberapa pelayanan mempersembahkan tantangan yang ekstreme pada manajemen permintaan. Permintaan untuk pelayanan mereka memiliki sebuah pola musiman yang pasti dan tidak fleksibel dan harga yang insentif. Reservasi atau komunikasi tidak akan selalu efektif dalam mengubah pola atau meratakan puncak permintaan (peaks of demand). Permintaan untuk layanan ini sangatlah rendah atau tidak ada selama off season. Salah satu kemungkinan pemulihannya 21 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
adalah menawarkan beberapa pilihan pelayanan yang menggunakan fasilitas yang sama dan kemungkinan personel yang sama tapi memiliki sebuah pola seasonalcountercyclical. Contohnya, banyak jasa pertamanan yang menawarkan jasa pembuangan salju selama musim dingin ketika disana banyak taman yang harus dibersihkan. Contoh lainnya sebuah resort ski menawarkan sebuah dry ski run atau sebuah alpine slide (sebuah jalur plastic yang berliku-liku untuk kereta salju beroda), atau menawarkan lereng ski untuk penggemar sepeda gunung. 2.4.8. Menawarkan Pelayanan Keluhan Kehilangan pelanggan karena antrian yang panjang, mungkin dapat dikurangi dengan mengalihkan mereka kepada pelayanan keluhan. Selama periode permintaan puncak, pelayanan keluhan mungkin membuat antrian untuk mendapatkan pelayanan lebih tertahankan bagi pelanggan dan meningkatkan kemungkinan besar, pelanggan akan tetap pada sistem atau kembali pada waktu lain. Demikian juga dengan sebuah bar atau tempat duduk mungkin dapat menahan sebuah lonjakan untuk sebuah restaurant. Sebuah lapangan rumput atau lapangan golf akan membuat pemain golf (golfer) tetap disana ketika waktu untuk mereka bermain golf delay. Intinya, sebuah pelayanan keluhan mewakili satu-dua tahap antrean. Yang artinya, dengan adanya jasa pelayanan keluhan, dapat membantu perusahaan jasa untuk mempertahankan kliennya agar tidak keluar dan meningalkan sistem. 2.4.9. Iklan dan Promosi Penjualan Promosi penjualan dan iklan adalah dua pilihan untuk merangsang permintaan ketika permintaan sedang turun. Promosi mungkin menawarkan 22 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
pilihan manfaat atau pemotongan harga dengan periode terbatas. Contohnya adalah, agen perjalanan wisata dengan fitur memperpanjangnya, dan promosi late- night movie theater.
2.5. PERENCANAAN AGGREGAT (AGGREGATE PLANNI NG) Aggregate Planning (AP) adalah suatu aktivitas operasional untuk menentukan jumlah dan waktu produksi pada waktu dimasa yang akan datang.AP juga didefinisikan sebagai usaha untuk menyamakan antara supply dan demand dari suatu produk atau jasa dengan jalan menentukan jumlah dan waktu input, transformasi, dan output yang tepat. Dimana keputusan AP dibuat untuk produksi, staffing, inventory, dan backorderlevel. Perencanaan Agregat juga dikenal sebagai Penjadwalan Agregat adalah suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan). Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan agregat termasuk dalam rencana jangka menengah.Proses perencanaan dapat digolongkan dalam tiga tingkatan yaitu: 1) Long Range Plans 23 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
Merupakan perencanaan lebih dari setahun yang menyangkut perencanaan produk baru,biaya perluasan dan sebagainya. Long Range Plans ditetapkan oleh manajer pucak.
2) Intermediete Range Plans Merupakan rencana atara 3 sampai 18 bulan, menyangkut rencana penjualan, rencana produksi, rencana inventory, anggaran tenaga kerja dan sebagainya. Intermediate range plans ditetapkan oleh Manajer Operasi. 3) Short Range Plans Merupakan rencana kurang dari tiga bulan yang menyangkut job assignment, ordering, job scheduling. Short Range Plans ditetapkan oleh Manajer Operasi bersama dengan supervisor dan operator. Dalam tiga tingkatan proses perencanaan tersebut, perencanaan agregat berada pada tingkatan kedua yaitu Intermediate Plans yang menyangkut rencana produksi / operasi perusahaan. Perencanaan agregat membentuk keterkaitan antara perencanaan fasilitas di satu pihak dan penjadwalan dipihak lain. Perencanaan fasilitas membatasi keputusan perencanaan agregat. Penjadwalan berkenaan dengan jangka waktu yang pendek (beberapa bulan atau kurang) dan dibatasi oleh keputusan perencanaan agregat. Perencanaan agregat berkaitan dengan perolehan sumber daya, sedangkan penjadwalan berkaitan dengan pengalokasian sumber daya yang tersedia terhadap pekerjaan dan pesanan tertentu. Jadi perbedaan dasar harus dilakukan antara perolehan sumber daya melalui penjadwalan. 24 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
2.5.1. Perencanaan Agregat di Bidang Jasa Pada kenyataan sector jasa seperti bank, usaha angkutan, restoran cepat saji, penerapannya lebih mudah daripada di perusahaan manufaktur. Pengendalian biaya tenaga kerja di perusahaan jasa merupakan sesuatu yang penting. Pengendalian biayanya meliputi: 1) Pengendalian yang ketat atas jam kerja di perusahaan jasa dapat dipastikan menghasilkan tanggapan cepat terhadap respon konsumen; 2) Beberapa bentuk sumber tenaga kerja panggilan yang dapat ditambahkan atau dihilangkan untuk memenihi permintaan yang tak terduga; 3) Fleksibilitas keahlian pekerja perseorangan yang memungkinkan relokasi tenaga kerja yang ada; 4) Fleksibilitas keahlian pekerja perseorangan pada tingkat output atau jam kerja untuk memenuhi permintaan yang sudah diperkirakan. 2.6. MENGELOLA PENAWARAN (MANAGI NG SUPPLY) Strategi-strategi yang dapat diterapkan perusahaan jasa untuk menyesuaikan kapasitasnya dengan tingkat permintaan yang berfluktuasi (Fandy, 2001: 141), yaitu: 2.6.1. Menggunakan Karyawan Paruh Waktu Karyawan paruh-waktu banyak yang diperkerjakan selama periode sibuk. Strategi ini banyak diterapkan pascajasa yang terstandarisasi dan untuk tugas yang tidak terlalu banyak membutuhkan keterampilan khusus. Misalnya, took-toko busana dan kantor pos memperkerjakan tenaga tambahan paruh-waktu (misalnya para pelajar dan mahasiswa yang ingin mencari pengelaman atau menambah 25 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
penghasilan) pada waktu menjelang hari Natal dan Tahun Baru, Lebaran atau saat-saat permintaan puncak lainnnya. 2.6.2. Menyewa Berbagai Fasilitas dan Peralatan Tambahan Untuk menghindari investasi tambahan yang cukup mahal dan tidak sepenuhnya dapat dimanfaatkan, perusahaan jasa dapat menyewa fasilitas atau peralatan tambahan yang dipergunakan selama periode puncak sibuk. Alternatif lainnya adalah mengembangkna shared services, misalnya beberapa rumah sakit secara bersama-sama membeli peralatan medis tertentu untuk dipergunakan bersama. Beberapa perusahaan penerbangan juga dapat memanfaatkan peralatan penanganan bagasi, pintu masuk, dan berbagai fasilitas lainnya secara bersama- sama. 2.6.3. Menjadwalkan Aktivitas Downtime Selama Periode Permintaan Rendah Untuk menjamin bahwa seluruh kapasitas produktif perusahaan dapAt tersedia selama periode puncak, maka aktivitas-aktivitas seperti renovasi bangunan, reparasi, liburan karyawan, dan pelatihan harus dijadwalkan selama periode permintaan diramalkan rendah. Dengan kata lain, perusahaan menerapkan peak time efficiency routines, dimana karyawan hanya melakukan tugas-tugas pokok selama periode permintaan puncak. Di samping itu, perusahaan menjadwalkan beberapa shift kerja dalam satu hari. Penjadwalan ini sangat penting, terutama bagi perusahaan jasa yang menghadapi permintaan siklikal, seperti rumah sakit, bank, kepolisian, dan wartel. 2.6.4. Melakukan Pelatihan Silang (Cross Training) Terhadap Karyawan 26 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
Para karyawan dilatih untuk melakukan berbagai macam tugas, supaya mereka dapat saling membantu dan menunjang. Hal ini sangat bermanfaat apabila terjadi bottleneck, dimana sebagian karyawan menghadapi periode sibuk sementara karyawan lainnya relatif santai. Misalnya, di saat sebagian karyawan bagian persediaan relatif santai (pekerjaannya relatif tidak banyak), mereka akan diperbantukan pada bagian kasir bila antrian di kasir supermarket mulai memanjang. 2.6.5. Meningkatkan Partisipasi Para Pelanggan Perusahaan dapat mengupayakan keterlibatan sebagai co-producer dalam tugas-tugas tertentu (komponen jasa yang bersifat customer-self-service), misalnya pasien mengisi sendiri catatan medisnya, konsumen menaruh sendiri barang-barang belanjaannya di supermarket, dan pelanggan mengambil sendiri makanan dan minuman yang dipesan di restoran fastfood. Dari strategi mengelola permintaan dan strategi mengelola penawaran yang dikaitkan dengan pengelolaan kapasitas jasa perusahaan seperti uraian di atas, apabila dikelola dengan baik akan meningkatkan hasil (yield) bagi perusahaan 2.7. KAPASITAS PERENCANAAN (CAPACI TY PLANNI NG) Kapasitas adalah sejauh mana tingkat kemampuan dari sebuah system untuk mengantarkan jasa yang di desain untuk menyampaikan. Oleh karena itu, mengelola penawaran dapat diartikan mengatur kapasitas. Sebelum strategi untuk mengelola penawaran didiskusikan, hal yang pertama kali dilakukan adalah mendefinisikan kapasitas dan mengukur kesulitan di sekeliling kapasitas yang 27 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
tidak dimengerti. Lalu, komponen-komponen yang dibentuk atau dipengaruhi kapasitas-nyaakan diperiksa. Ketika ada pemahaman yang kuat mengenai kapasitasdan komponen-komponennya, strategi-strategi selanjutnya untuk mengelola permintaan dan proses perencanaan agregat mungkin untuk didiskusikan.
2.7.1. Kapasitas Kapasitassering di definisikan sebagai tingkat maksimum dari sebuah output. Ini adalah sebuah definisi yang simple, bagaimanapun, menyembunyikan sebuah kesulitan dengan konsep, dan itu adalah mengukur output dalam jasa. Seperti yang didiskusikan sebelumnya, dua karakteristik dari jasa adalah mereka memproduksi sebuah iutput yang tidak berwujud, dan output tersebut tidak standard dan mungkin menunjukkan variabiLitas yang cukup besar. Tiga alasan untuk kesulitan adalah bagaimana organsasi jasa jarang menawarkan sesuatu yang tunggal, pelayanan yang seragam. Contohnya, bagaimana output dari sebuah rumah sakit diukur? Haruskah mengukur jumlah dari tempat tidur yang digunakan, mengukur jumlah pasien yang dirawat, mengukur jumlah jam kerja dokter, atau mengukur jumlah jam kerja perawat? Tidak ada satupun pengukuran yang tadi disebutkan diatas menyajikan sebuah ukuran yang benar-benar sempurna pada sebuah rumah sakit. Contohnya, jika mengukur jumlah tempat tidur digunakan, pengukuran ini tidak memberi tahu apa-apa tentang perbedaan sumber daya yang diinginkan untuk merawat seorang pasien yang menderita kanker dan seorang pasien yang ada di rumah sakit karena kakinya patah. Bahkan 28 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
jika tua orang pasien yang menderita kanker dibandingkan, tingkat keparahan dari kasus mereka, pengobatan yang dibutuhkan, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pengobatan mereka dan biaya yang dibutuhkan mereka bisa jadi sangat berbeda. Fakta menarik lainnya, dan sebuah tantangan untuk manajer service operation, adalah bahkan apabila sebuah organisasi yang memiliki jumlah karyawan dan jumlah fasilitas yang sama, kapasitas dari sebuah organisasi jasa mungkin tidak akan sama dari hari ke hari. Ini dikarenakan keragaman pelanggan, dimana mereka menunjukkan hal yang mereka ingikan dan mereka butuhkan beragam. Contohnya dua pelanggan yang dating pada sebuah teller bank, mungkin memiliki kebutuhan yang sama pentingnya namun jasa yang dibutuhkan dari seorang teller untuk masing-masing pelanggan berbeda: pelanggan yang pertama mungkin hanya menyetorkan gajinya dan hanya memerlukan waktu untuk dilayani oleh teller selama 30 detik saja. Pelanggan yang kedua, di sisi lain, mungkin akan menyetorkan 15 cek untuk sebuah bisnis kecil dan mentransfer uang antar rekening perusahaan dan mungkin membutuhkan beberapa menit. Ketika bank memiliki terlalu banuak pelanggan seperti pelanggan yang kedua pada hari tertentu, katakana Jumat, kapasitas dari bank tersebut akan berkurang. Bahkan, ini jelas bahwa sebuah organisasi jasa harus memilih pengukuran output secara hati-hati, jika memungkinkan, untuk menghindari semua masalah seperti itu. 2.7.2. Komponen-Komponen dari Kapasitas 29 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
Berikut terdapat 7(tujuh) komponen dari kapasitas, yaitu sumber daya manusia, fasilitas, peralatan, alat, waktu, partisipasi pelanggan, dan sumber alternatif dari kapasitas. 1) Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia secara langsung terkait kepada aggregate output. Banyaknya manusia, level dari keterampilan, dan perpaduan keterampilan merupakan factor utama. Lebih lanjut, jika pemimpinnya baik dan lingkungannya memuaskan, factor ganda dari kepemimpinan dan motivasi dapat meningkatkan kapasitas. Sumber daya manusia merupakan komponen kapasitas yang sangat fleksibel. Pekerja dapat dipekerjakan dan dipecat dengan mudah daripada peralatan yang dengan mudah dapat dibeli dan terjual. Pekerja dapat dilatih untuk menjalankan berbagai macam pekerjaan. 2) Fasilitas Fasilitas dibutuhkan untuk memberikan rumah bagi karyawan dan gudangbagiperalatan. Beberapa pelayanan disediakan melalui telepon, melalui jaringan computer, melalui surat, atau melalui on air seperti tayangan televisi meskipun, mereka tidak membutuhkan untuk mempertimbangkan pelanggan dalam hal fasilitas dan desain. Bagaimanapun, banyak organisasi lain mendapatkan pelanggan dengan fasilitas yang dimiliki, untuk menyampaikan jasa mereka. 3) Equipment and Tools Meskipun banyak perencanaan peralatan yang sudah pernah ditentukan pada desain dari system delivery service dan strategi perencanaan dari 30 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
tahap penganggaran modal, contohnya sangat simple, subsitusi peralatan yang murah atau memodifikasi, mungkin peningkatan hasil dalam produktivitas dan dengan demikian memperluas kapasitas. Contonya, Sears memperkenalkan sebuah terminal computer untuk pesanan yang diambil pada departemen katalog milik Sears, untuk mengganti hand completiondan mengganti form pengajuan barang. Pada waktu yang sama, Sears memperkenalkan sebuah terminal stand yang mana pelanggan memasukkan telepon rumah mereka, dan lalu menyebutkan lokasi paket mereka yang muncul pada layar. Tiap pelanggan pergi ke lokasi rak, mengambil paket, dan membayarnya di kasir. Dahulu, seorang pramuniaga Sears harus mengambilkan lokasi nomor dari sebuah meja file. Pada contoh ini, mereka bekerja secara sederhana dan dialihkan kepada pelanggan, tapi waktu tunggu pelanggan sangat berkurang. 4) Waktu Waktu adalah sebuah komponen dengan dua jalur. Pertama, kapasitas mungkin diubah dengan mencampurkan two time periods atau shifting output ke periode waktu yang lain. Ini sangat tepat untuk service subject pada periode permintaan puncak. Kedua, dalam sebuah arti yang lebih luas, memperluas jam operasi meningkatkan total kapasitas yang relative ke permintaan untuk sebuah periode waktu yang spesifik. 5) Partisipasi Pelanggan Komponen kapasitas lainnya yang penting adalah partisipasi pelanggan. Banyak pelayanan yang mengandalkan tenaga kerja pelanggan untuk 31 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
service delivery. Contohnya, seorang pelanggan melakukan semua pekerjaannya di sebuah ATM untuk mengambil uang dari akunnya. 6) Sumber Alternatif Sumber alternatif dari kapasitas mungkin bisa dari sumber, baik internal atau eksternal. Sumber internal mungkin berisi mothballed machines atau fasilitas, jam kerja yang panjang, aaumultiple shift. Sumber eksternal mungkin berisi subkontrak, mengakuisisi perusahaan lain atau meningkatkan otomatisasi. Sewa guna sumberdaya juga memungkinkan untuk perluasan kapasitas.
31 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
BAB III STUDI KASUS DAN PENYELESAIANNYA
3.1.STUDI KASUS I XXI Cinema berada di bawah naungan PT Nusantara Sejahtera Raya dan lebih dikenal sebagai jaringan Bioskop 21 Cineplex, PT Nusantara Sejahtera Raya tergabung dalam Subentra Grup yang didirikan oleh Benny Suherman bersama kedua rekannya, Sudwikatmono dan Bambang Sutrisno. Setelah bertahun-tahun setia dengan merek Cinema 21 sebagai pemimpin pasar, akhirnya manajemen 21 Cineplex merasa bahwa budaya pop di Indonesia sudah banyak berubah. Bila logo 21 yang digunakan pada tahun 1980-an saat itu dapat mempresentasikan kesan modern, kini tidak lagi. Meski logo tersebut sudah memiliki brand share dan mind share yang kuat dalam benak konsumen, tapi di era millennium ini logo tersebut mulai terkesan retro. Dalam dunia desai modern awal abad ke-21, kesan modern dipresentasikan oleh desain yang minimalis.
Gambar 3.1 Perbandingan Logo Cinema XXI dengan Cinema 21 32 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
Melihat kondisi ini, maka lahirlah Cinema XXI sebagai bentuk peningkatan (upgrade) dari Cinema 21. Manajemen 21 Cineplex ingin menonjolkan kesan modern dan keals atas ini melalui desain logo yang lebih elegan dengan perpaduan warna coklat emas dan huruf serif tegak, berbeda dengan desai Cinema 21 yang lebih colorful dan memberi kesan ramai ceria. Aplikasi identitas korporat iin juga dapat dilihar dari warna coklat hangat yang mendominasi interior Cinema XXI serta penataan interior yang minimalis, modern dan elegan. Untuk lebih memanjakan pelanggan, Cinema XXI juga menyediakan sofa yang lebih lebar dan nyaman dibandingkan Cinema 21, system tata suara Dolby dan THX, serta fasilitas penunjang lain seperti lounge. Cinema XXI pertama kali didirikan di Plaza Indonesia Entertainment Xnter, dengan 4(empat) buah teater regular dan 2(dua) buah teater Premiere. Cinema XXI yang diberi nama Studio XXI ini merupakan satu-satunya Cinema XXI yang menggunakan sofa empuk di keseluruhan studionya, dan memiliki sertifikat THX untuk semua studionya. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama. Mayoritas film-film yang diputar di Cinema XXI merupakan film-film Hollywood, baik yang terbaru, ataupun yang telah tersimpan lama. Namun, beberapa XXI juga turut memutar film Indonesia sesuai dengan lokasi dan pasar pengunjung pusat perbelanjaan yang bersangkutan. Beberapa Cinema 21 turut di renovasi menjadi Cinema XXI, dengan penambaan karpet, perubahan desain, dan penggantian kursi studio. Setiap tahunnya, 33 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
kemunculan Cinema XXI di kota-kota besar terus meningkat, menggantikan kemunculan Cinema 21. Tidak hanya itu, beberapa Cinema XXI maupun 21 masih terus melakukan pembenahan. Di penghujung 2008, seiring dengan perkembangan teknologi 3D dan makin maraknya film-film berbasis format tersebut, Cinema XXI turut mengaplikasikan teknologi Dolby Digital Cinema 3D di beberapa XXI yang memadai. Jumlah bioskop XXI yang mengadakan fasilitas ini pun masih terus bertambah, seiring denga perkembangan fl-film berformat digital dan 3D yang makin meningkat jumlahnya. Bioskop 21 dan XXI dimiliki oleh perusahaan yang sama. Perbedaan mencolok antara Cinema XXI dengan Cinema 21 adalah dengan disediakannya sejumlah fasilitas seperti games, caf, lounge, hingga ruang merokok di sejumlah gerai XXI. Selain itu, Cineplex 21 ditujukan untuk masyarakat menengah ke bawah, sedangkan Cinema XXI ditujukkan untuk masyarakat menengah ke atas. Makanya, harga tiket bioskop Cinema XXI lebih mahal dari Cineplex 21. Dan di Cinema XXI ada tayangan film 3D sedangkan di Cineplex 21 tidak ada. Cinema XXI juga berusaha menjangkau setiap spot yang memiliki pasar potensial sehingga masyarakat tidak perlu mengunjungi tempat yang jauh untuk mendapatkan kenyamanan penonton. Dari paparan kasus diatas, maka didapatkan beberapa paparan masalah, yaitu: 1) Bagaimana upaya Cinema XXI dalam menghadapi permintaan konsumen (penonton) yang berfluktuasi? 2) Strategi seperti apa yang dilakukan oleh Cinema XXI dalam menyeimbangkan permintaan dan kapasitas? 34 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
3) Bagaimana solusi pemecahan masalah diatas? 3.1.1. Penyelesaian Dari Studi Kasus I Berikut adalah jawaban dari permasalahan yang sudah dipaparkan sebelumnya: 1) Upaya yang dilakukan Cinema XXI dalam menghadapi permintaan yang berfluktuasi adalah dengan penggunaan kapasitas produktif yang efektif. Kapasitas produktif pada Cinema XXI: - Fasilitas fisik yang dirancang untuk menampung pelanggan, seperti: gedung bioskop, ruangan theater(cinema). - Fasilitas fisik untuk menyimpan atau memproses barang yang dimiliki pelanggan atau ditawarkan kepada pelanggan untuk dijual, seperti: counter penjualan tiket, counter yang menjual makanan dan minuman di Cinema XXI. - Peralatan fisik yang digunakan untuk memproses orang, barang milik informasi, seperti: tiket, computer, kursi, big sceen, sound system. - Tenaga kerja, staff atau pegawai yang melayani penjualan tiket Cinema XXI, petugas yang melayani pada saat akan memasuki ruang theater, petugas keamanan XXI, karyawan yang menjual makanan dan minuman di Cinema XXI. - Infrastruktur, daya listrik yang digunakan untuk Cinema XXI. Agar permasalahan permintaan yang berfluktuasi pada Cinema XXI dapat diatasi, diperlukan penyesuaian tingkat kapasitas agar dapat menampung permintaan. Penyesuaian itu misalnya Cinema XXI Ciwalk memutar satu jenis film dengan membuka 3 ruang teater dengan 5 kali jam tayang, sedangkan Cinema XXI BSM 35 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
membuka 2 ruang teater dengan 3 kali jam tayang, hal ini disesuaikan dengan tingkat permintaan penonton di masing-masing Cinema XXI tersebut. Permintaan penonton Cinema XXI Ciwalk lebih besar dibandingkan permintaan penonton di Cinema XXI BSM, sehingga ketersediaan fasilitas utama sangat diperhitungkan. Pada industry hiburan bioskop, khususnya Cinema XXI, apabila tempat duduk terus penuh merupakan sesuatu yang menguntungkan bagi perusahaan, sedangkan bagi penonton kebutuhan mereka terpenuhi serta memperlihatkan antusias dan partisipasi penonton. Hasil akhirnya adalah pengalaman yang memuaskan bagi semua pihak. Kondisi tersebut menggambarkan kapasitas optimum dan kapasitas maksimum adalah satu. Permintaan penonton untuk menonton bioskop dipengaruhi opeh waktu dalam sehari (pagi hari, sore hari, malam atau larut malam), dua periode hari dalam seminggu (hari kerja dan akhir pekan), tiga periode musim (musim sepi, sedang, liburan). Berdasarkan pola permintaan tersebut, Cinema XXI dapat menciptakan kapasitas yang fleksibel. Pada hari biasa misalnya untuk jenis film A, XXI hanya membuka teater dengan sedikit jam tayang, karena pada hari biasa pelanggan cenderung sibuk dengan aktifitas wajib dan rutin mereka, seperti: sekolah, kuliah, bekerja, dan biasanya jam tayang lebih banyak pada sore hingga malam hari. Pada akhir pekan Cinema XXI membuka lebih dari dua teater dengan jam penayangan lebih banyak dan waktu pemutaran film lebih lama. 2) Jika permintaan terhadap suatu film lebih banyak, maka untuk memenuhi kapasitas permintaan konsumen atau penonton bisa dilakukan dengan pembukaan teater leih banyak dengan cara mengurangi jam tayang film yang sedikit 36 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
permintaannya. Contohnya, bila suatu waktu muncul film yang baru dan film tersebut menarik perhatian penonton, lalu banyak permintaan penonton yang ingin menyaksikan di Bioskop, sehingga jumlah penonton tersebut melebihi kapasitas dan tidak tertampung oleh jumlah theater atau studio yang sedikit, jumlah jam tayang yang sedikit juga, maka pihak manajemen Cinema XXI merubah jadwal jam tayang dan teaternya. Bila satu film baru (banyak permintaan) tidak cukup dengan sedikit jam tayang dan sedikit jumlah teaternya yang dibuka, maka dilakukan dengan pengurangan jam tayang film yang sudah diperkirakan sedikit peminatnya dan memasukan atau mengganti dengan film baru tersebut yang banyak permintaan peminatnya. Demikian juga dengan penambahan jumlah teater dari teater-teater yang sedikit jumlah permintaan filmnya. Dengan kata lain, jika mengganti atau memasukkan film yang lain berarti jumlah teater yang bisa digunakan untuk memenuhi permintaan tersebut bisa terpenuhi. 3) Solusi pemecahan masalah - Untuk menghadapi permintaan konsumen atau penonton yang berfluktuasi, Cinema XXI melakukan penggunaan kapasitas produktif yang efektif. - Strategi yang digunakan Cinema XXI untuk menyeimbangkan permintaan dan kapasitas adalah apabia kapasitas pada Cinema XXI tidak memadai dan permintaan penonton berlebih, pihak XXI sebaiknya langsung memberitahukan bahwa kapasitas yang tersedia sudah tidak mencukupi, sehingga mengurangi antrian pada loket pembelian tiket. Solusi selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan alternative lain, yaitu 37 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
menonton di bioskop yang berada pada perusahaan dengan XII, misalnya The Premiere. - Solusi lain seperti memanfaatkan kapasitas yang memadai tetapi permintaan sedikit untuk menyeimbangkan dengan permintaan yang berlebih tetapi tidak memadai atau dengan cara melakukan inventarisasi dengan system reservasi agar konsumen bergeser ke off peak period.
38 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
3.2 STUDI KASUS II PELAYANAN PELANGGAN Diunduh dari: http://www.miswans.com/pelayanan-pelanggan.html Bagi Anda yang memiliki usaha sendiri, setelah memiliki produk unggulan yang berkualitas, mengumpulkan pelanggan adalah suatu keharusan untuk mendongkrak keuntungan. Tapi perlu dicatat bahwa usaha akan tetap eksis jika pelanggan yang datang tak hanya sekali saja bertandang tetapi dengan loyal selalu datang untuk mengkonsumsi produk yang kita hasilkan baik itu produk riil ataupun yang berupa jasa. Tak banyak pengusaha, khususnya yang menggeluti bisnis skala kecil dan menengah, menyadari pentingnya komunikasi dengan pelanggan. Padahal, ini aspek penting untuk menjaring dan menjaga loyalitas pelanggan. Cara-cara komunikasi pemasaran yang sederhana nan ampuh bisa dilakukan tanpa harus menguras kas. Banyak pengusaha kecil yang menyepelekan upaya menjalin komunikasi dengan pelanggan. Kalaupun ada yang sadar bahwa ini bukan perkara remeh, kebanyakan yakin ongkosnya terlampau besar. Ongkosnya tak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh. Banyak pengusaha mengutamakan kualitas produk di atas segalanya. Mereka berpedoman bahwa produk berkualitas dengan harga sesuai pasti laku. Boleh jadi memang begitu. Sikap meremehkan pentingnya aspek komunikasi dengan pelanggan kerap disebabkan oleh lemahnya komitmen seorang pengusaha terhadap usaha yang digelutinya. Mereka malas mempelajari hal-hal baru, mencoba, apalagi repot 39 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
menerapkannya. Kalau bisnis sekarang sudah laku, mau ngapain lagi, sih? mungkin begitu isi benak mereka. Segala macam kendala mental yang merendahkan pentingnya komunikasi terhadap pelanggan itu bisa hilang kalau kita memandangnya dengan sudut pandang sedikit berbeda. Anggaplah komunikasi itu investasi, bukan biaya. Kita jangan selalu mengukur promosi dengan tingkat penjualan yang diperoleh. Johan Budhiesava, pemilik toko buku Toga Mas, yang bermain di pasar mahasiswa, membenarkan hal itu. Ia sering mengadakan peluncuran buku meski dampak penjualan secara langsung sedikit sekali. Tujuannya hanya mengenalkan buku ke masyarakat. Meski mereka enggak mesti belanja ke tempat kita, tapi setidaknya kita membangunkan pasar potensial, ujar Johan. 3.2.1. Penyelesaian Studi Kasus II Bagaimana menerapkan strategi komunikasi kalau dana pas-pasan? Mungkin itu pertanyaan yang menggayuti benak kita. Itu memang menjadi pertanyaan rutin. Perusahaan besar saban hari bisa beriklan di televisi, media cetak, atau memasang papan reklame di sudut-sudut paling strategis di seluruh penjuru koran. Mereka bisa melakukan itu semua karena punya dana besar. Perusahaan kecil tentu tidak bisa seleluasa mereka dalam menyusun strategi komunikasi kepada pelanggan. Tapi, bukan berarti mereka tak bisa berpromosi sama sekali. Jalan untuk menyelenggarakan komunikasi pemasaran bagi pengusaha kecil tetap terbuka lebar. Sekarang zamannya integrated communication, tidak cuma mengandalkan iklan di televisi, media cetak atau radio. Banyak saluran komunikasi 40 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
below the line. Gampangnya, below the line adalah promosi mengunakan media seperti spanduk, poster sampai acara-acara temu pelanggan. UKM lebih bisa mengatur below the line karena skala mereka kecil, bisa lebih customized. Kuncinya, silakan buat strategi komunikasi yang sederhana tapi efektif. Banyak UKM yang belum sadar hal ini. Kalau kita yang melakukannya, kita jadi pelopor. Intinya, lakukan terobosan yang murah meriah. Buat perusahaan kecil, ingatlah: yang paling penting adalah menjaga agar orang keep in mind bahwa kita ada. Selanjutnya, buat identifikasi brand/merek sehingga mereka tertarik mencoba. Strateginya adalah sebagai berikut: 1) Ciptakan Kesan Pertama yang Bagus Pengalaman berbelanja adalah hubungan interpersonal antara penjual dan pembeli, hingga saatnya sang pembeli menjadi pelanggan. Ingat istilah The First Three Minutes dalam industri pelayanan? Tiga menit pertama dalam memberikan pelayanan dan memberikan kesan yang baik bagi konsumen. Pada dasarnya proses pelayanan adalah dimulai dari sapaan dengan kata-kata sopan, tatapan mata yang bersahabat, intonasi verbal yang ramah, bahasa tubuh, dan bagaimana cara pemilik usaha secara antusias mendengarkan dan memberikan pelayanan kepada calon pembelinya, ini artinya membuat ikatan emosional dengan pelanggan. Sebab keputusan membeli seseorang juga sangat dipengaruhi oleh perlakuan yang diterimanya. Sikap yang baik ini akan mendorong sukses tidaknya seorang calon pelanggan mau melirik produk yang dihasilkan oleh pemilik usaha.
41 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
2) Berkomunikasilah Secara Personal Komunikasi dengan pelanggan intinya membangun kedekatan emosional dengan mereka. Itu sebabnya, komunikasi akan lebih efektif bila si pengusaha langsung berkomunikasi dengan pelanggannya. Banyak cara yang bisa ditempuh. Anda bisa menelepon mereka, mengirim SMS, atau bahkan melakukan kunjungan. Kita juga harus cerdik memilih saat yang tepat untuk menerapkannya. 3) Suasana Nyaman Pengusaha harus selalu melakukan upaya berkesinambungan untuk selalu memanjakan pelanggan sehingga menjadi puas. Setelah memiliki produk unggulan yang berkualitas dan menampilkan keramahan terhadap para pelanggan maka kenyamanan juga akan memberikan nilai plus terhadap calon pembeli. Suasana nyaman yang sengaja dihadirkan oleh pemilik usaha juga memberikan pengaruh yang besar bagi pembeli untuk betah berlama-lama memilih barangnya hingga akhirnya memutuskan untuk membeli. Bahkan tidak jarang bagi pembeli yang terpuaskan akhirnya menjadi pelanggan yang setia. Pada dasarnya seseorang sangat tertarik untuk membeli suatu produk tergantung pada kebutuhan dasarnya. Misalnya saja jika ia ingin membeli baju maka biasanya yang paling diperhatikan adalah kualitas bahan, design atau style-nya yang bagus. Sementara apa yang dilakukan para penjual dengan memberikan minuman atau camilan seperti manisan hanyalah suatu bentuk pelayanan atau servis agar konsumen atau pembeli merasa lebih senang sehingga tertarik untuk membeli dan menjadi pelanggan yang selalu setia untuk datang. Hal ini juga dapat dilihat dari usaha bengkel mobil yang memanjakan pelanggannya dengan menyediakan ruang 42 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
tunggu yang nyaman, dibuat terpisah dengan tempat perbaikan mobil, diberikan minuman dingin gratis, ada fasilitas TV, koleksi majalah otomotif, dan dilengkapi dengan pendingin ruangan, sehingga pelanggan merasa nyaman, padahal sebenarnya kebutuhan utamanya hanya untuk memperbaiki mobil. Penampilan luar juga sangat berpengaruh dalam menarik konsumen. Kalau Anda punya tempat usaha seperti rumah makan misalnya, pelanggan Anda akan lebih tertarik datang apabila rumah makan Anda bersih dengan eksterior dan interior menarik. Jika Anda berjualan kaset musik, ya toko Anda mesti sarat dengan idiom- idiom musik termasuk lantunan lagu yang lagi nge-tren. Merancang agar suasana yang tercipta mendukung juga penting dilakukan. Misalnya suasana toko buku yang dibuat familiar, sehingga orang yang datang tak merasa asing. Karena itu, pegawai toko buku tidak mengenakan seragam. Kalau seragam kesannya kaku dan tidak akrab, seperti ada pembedaan ini pelayan, ini pembeli, dan ini pimpinan. Tapi Anda juga harus hati-hati, karena ada beberapa usaha tertentu yang konsumennya menempatkan pelayanan dan kenyamanan pada urutan ke-dua! Misalnya Warung Internet, konsumennya lebih memilih warnet yang aksesnya berkecepatan tinggi dibandingkan dengan warnet yang nyaman namun loadingnya lambat. Pemilik kendaraan lebih memilih bengkel yang montirnya jago perbaiki mesin. 4) Inovasi Produk Mencari pelanggan tentu saja bukan perkara mudah apalagi untuk mempertahankannya agar terus loyal pada produk yang ditawarkan. Setiap orang tentu saja ingin mencoba sesuatu yang baru, tidak mungkin jika selamanya mereka 43 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
hanya setia pada satu produk saja kecuali jika ada monopoli. Misalnya saja pada monopoli telepon seluler oleh Telkomsel dahulu atau Pertamina dengan produk bahan bakar minyaknya, sehingga pelayanan apapun yang diberikannya akan tetap diterima konsumen baik pelayanan tersebut baik ataupun buruk karena hanya itu satu-satunya hal yang bisa dilakukan. Pada dasarnya loyalitas pelanggan bisa bertahan lama jika produk tersebut mampu berinovasi artinya membuat improvisasi sehingga tampilan produknya menjadi lebih dinamis sebab jika pemilik usaha hanya bertahan pada satu jenis produk dengan tampilan yang biasa-biasa saja maka impian mendapatkan pelanggan yang setia akan hilang dengan sendirinya. Salah satu bentuk inovasi misalnya saja dengan membuat sesuatu barang menjadi lebih detil. 5) Acara-Acara Promosi Setiap ada kesempatan untuk melakukan promosi, sebaiknya seorang pengusaha memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Contohnya, kalau sedang ada pameran atau bazar, jangan ragu untuk ikut sebagai peserta. Acara semacam itu bisa sangat efektif untuk mempromosikan bisnis Anda kepada khalayak. Kalau perlu, kita malah harus membuat acara promosi itu sendiri. Kita bisa saja menggelar acara temu pelanggan atau peluncuran produk baru, misalnya. 6) Promosi Dengan Poster, Brosur dan Spanduk Poster, brosur dan spanduk memang media promosi konvensional tapi bisa sangat efektif asal anda tahu cara memanfaatkannya. Pastikan designnya menarik, sehingga orang akan menoleh ketika melihatnya. Tak perlu terlalu banyak kata, tapi usahakan agar informasi yang ingin Anda katakan termuat semua. Perhatikan pula saat dan tempat yang tepat untuk memasangnya. Juga perlu diingat, agar Anda 44 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
menyebar atau memasang media itu di tempat yang sesuai dengan produk yang ditawarkan. Kalau menawarkan buku-buku politik, ya sebar di kampus, jangan di pasar. 7) Perhatikan Unsur Lokal Usaha-usaha kecil biasanya berawal dari segmen pasar yang berada di lingkungan sekitar. Untuk itu jangan lupa berkomunikasi dengan menggunakan unsur-unsur lokal yang ada di sana, seperti budaya, bahasa, sampai media lokal. Kita ambil contoh toko buku Toga Mas hanya beriklan di koran, radio, dan televisi lokal. Toko buku di Malang, ya pakai media di Malang. Kalau pakai media nasional, mubazir, biayanya besar tapi enggak ada dampaknya. Kenali juga karakter lokal pelanggan Anda. Contohnya bahwa orang Yogyakarta lebih kuat unsur life style dan budaya, sedangkan Surabaya lebih kuat gaya metropolitannya. Penggunaan idiom- idiom lokal bisa jadi juga lebih membuat pelanggan merasa dekat dengan Anda. 8) Pelayanan Prima Pelayanan kepada pelanggan juga termasuk aspek komunikasi. Bahkan, ini bisa menjadi langkah kunci untuk menambah loyalitas pelanggan. Pada gilirannya, keputusan pelanggan bisa memicu munculnya iklan gratis dari mulut ke mulut. Contohnya pelayanan yang baik dalam usaha transportasi antar-jemput anak. Mudah sekali menarik pelanggan anak, sediakan saja minuman atau permen di mobil. Kalau ingin mengesankan calon pelanggan lain, pasang foto si sopir yang berpakaian rapi bersama anak-anak jemputannya dalam brosur. Hal itu bisa menggugah orang tua. 9) Personal Brand 45 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
Eh, boleh, lo. Anda menjual nama dan reputasi diri sendiri. Dalam usaha yang berskala kecil, sering usaha identik dengan pemiliknya. Lihatlah brand semisal Gepuk Ny. Ong, Ayam Goreng Suharti, Sate Mak Syukur, Pastel Mak Cik, dan sebagainya. Kalau reputasi anda memang oke, manfaatkan saja sebagai brand. Cuma, merek seperti ini ada risikonya juga. Kalau suatu saat reputasi Anda anjlok, bisa-bisa usaha ikut turun. 10) Menangani Keluhan Pelanggan Seberapapun kerja keras yang kita lakukan sebagai pengusaha, selalu saja ada saat dimana pelanggan merasa tidak puas dengan produk atau pelayanan yang kita berikan. Sehinggga pengusaha dituntut untuk bisa menangani keluhan konsumen dengan sebaik-baiknya bahkan diharapkan bisa merubah keluhan itu menjadi kepuasan sehingga menjadikannya sebagai pelanggan setia dan image perusahaanpun dapat diselamatkan bahkan ditingkatkan. Sebelum Anda mengalami hal itu, sebagai pengusaha, persiapkan diri dengan menguasai tiga hal penting dan efektif dalam menangani keluhan pelanggan yakni kesiapan mental-atitude, kemampuan berkomunikasi yang baik dan pengetahuan yang memadai. Pelanggan yang mengeluh bukan karena masalah pribadi. Mereka mengeluh kepada Anda, karena Anda adalah bagian dari perusahaan yang mereka anggap tidak memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang mereka bayarkan. Penting untuk Anda mengingat hal ini, untuk menjaga agar Anda tidak terpancing emosi yang membuat suasana menjadi di luar kendali. 46 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
Ada banyak ekspresi yang ditampilkan oleh konsumen yang komplin. Konsumen yang berpendidikan tinggi dan sopan biasanya membahasakannya dengan halus dan beretika, sementara konsumen lainnya membahasakannya dengan keras dan bahkan kasar. Banyak kasus mengenai keluhan pelanggan yang bermula dari hal yang awalnya remeh malah menjadi perseteruan yang membesar karena karena ketidaktepatan pengelola usaha menangani keluhan pelanggan tersebut. Bisa saja salah ucap, ketidaksopanan gerak tubuh, dan tidak adanya solusi yang bisa meredam kekecewaan pelanggan. Pelanggan yang marah dan kecewa bahkan sampai menyebarluaskan kekecewaannya ke berbagai media massa, menulisnya di berbagai milis internet, dan menyebarkannya dari mulut ke mulut dan merekomendasikan kepada orang lain untuk tidak membeli produk atau menggunakan jasanya, sehingga masalah yang seharusnya bisa ditangani secara efektif dan efisien, malah menjadi heboh dan serius. Bagi pemilik usaha, tentu saja hal ini akan sangat merugikan dan berdampak buruk bagi kelangsungan usahanya, yang tentunya sangat tidak diinginkan. Maka dari itulah, menangani keluhan pelanggan dengan serius dan professional serta memastikan bahwa segala masalahnya terselesaikan dengan baik sangat diperlukan bagi seorang pengusaha. Kesiapan mental dan attitude sangat diperlukan bagi seorang pengusaha. Anda harus selalu menempatkan pelanggan atau pembeli itu selalu benar (guests are always right). Mindset demikian diharapkan mempengaruhi perilaku kita dalam memberikan respon atau reaksi balik meskipun dari kacamata kita, kita akan dengan mudah menemukan sejumlah pembelaan yang terkadang keluar dalam bentuk serangan balik 47 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
menyalahkan si pelanggan. Misalnya produk rusak karena pelanggan tidak membaca buku manual, atau kesalahan karena perilaku pelanggan terhadap produk yang telah dibeli, dan lain sebagainya adalah serangan balik atas komplin yang terjadi. Sikap ini tentu tidak menunjukkan kesiapan atau mindset bahwa pelanggan adalah benar atau pelanggan adalah raja. Dalam menghadapi kemarahan pelanggan, maka sikap yang sebenarnya perlu dilakukan adalah diam menyimak untuk memahami dengan jelas apa yang sebenarnya dikeluhkan oleh pelanggan kita, mengapa pelanggan menjadi marah, lalu tunjukkan simpati pada pelanggan anda, sebelum mulai menangani masalahnya. Karena bagaimanapun juga, pelanggan yang komplin ingin didengar dan dimengerti sebagai penyaluran atas kemarahan dan ketidakpuasannya. Pengusaha diharapkan mempunyai kesiapan mental dalam menghadapi cacian bahkan makian dengan senyuman dan keberanian untuk berkomunikasi dengan balik meladeni dan merumuskan apa yang sebenarnya menjadi pokok masalah dengan tenang tanpa terkesan defensif atau bahkan emosional menyerang balik. Kesiapan dan keberanian menghadapi pelanggan yang komplin ini adalah hal yang paling mendasar. Pelanggan yang komplin jangan pernah dihindari. Persiapkan mental Anda dengan selalu mengingat bahwa Anda bisa mengontrol situasi dan mengontrol diri Anda sendiri. Bila Anda terpancing dengan situasi dan menjadi marah, maka Anda hanya akan memperburuk situasi. Kemampuan berkomunikasi yang baik dimulai dengan kemampuan merumuskan apa sebenarnya yang menjadi pokok masalah yang menimbulkan komplin itu. Reaksi yang tenang, serius menyimak, dan mengkonfirmasikan seolah merupakan pengakuan atas kesalahan-kesalahan serta permohonan maaf yang serta 48 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
merta akan mengurangi kemarahan dari pelanggan kita yang komplin tersebut. Gerak- gerik tubuh kita ini adalah bagian dari skill komunikasi yang baik tersebut. Selain dengan bahasa tubuh, maka pemilihan kata yang tepat, sopan, santun, serta menunjukkan empati menjadi hal penting lainnya. Pelanggan yang marah ingin segera diselesaikan masalahnya, tapi perlu dipahami bahwa tidak semua komplin pelanggan dapat Anda jawab seketika sesuai keinginan pelanggan tersebut. Materi jawaban di sini bukanlah hal yang utama, tetapi adalah bagaimana membuat si pelanggan merasa sudah terperhatikan kegelisahan dan kegusarannya. Di sinilah skill komunikasi verbal yang baik mendapat nilainya. Dalam menghadapi kemarahan pelanggan, janganlah bersikap kaku atau birokratis. Anda harus menunjukkan bahwa Anda sedang berusaha semaksimal mungkin menangani masalah mereka. Berbicaralah dengan nada bersahabat. Jangan berbicara secara monoton yang menunjukkan bahwa Anda tidak tertarik. Panggillah pelanggan dengan nama, dan perkenalkan diri anda di saat yang tepat. Catat semua keluhan pelanggan dalam buku kecil, untuk menunjukkan bahwa Anda mendengarkan. 11) Jangan menyela ucapan pelanggan sebelum dia selesai. Dalam memahami komplin, perlu dibedakan antara komplin yang benar menyangkut kesalahan internal dengan komplin yang terjadi lebih karena kekurangpahaman atau kesalahanpahaman dari si pelanggan. Untuk hal yang kedua tentu saja lebih mudah menjawabnya sejauh informasinya dikuasai, namun untuk hal yang pertama dibutuhkan jawaban yang dapat membuat nyaman si pelanggan. Hal penting di sini adalah diberikannya gambaran mengenai waktu yang diperlukan 49 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
apakah untuk hanya memberikan jawaban atau untuk menyelesaikan komplinnya tersebut. Bila Anda dapat melakukan hal tersebut, pelanggan akan tetap terjaga kesetiaannya, walau sedang komplin manakala dia merasa terperhatikan dan nyaman. Salah satu elemen yang membuat nyaman adalah saat mereka merasa telah berbicara dengan orang yang dianggap memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai apa yang mereka keluhkan tersebut. Itulah salah satu sebab, kenapa banyak pelanggan yang komplin selalu ingin bicara langsung dengan manajer atau pemilik usaha. Harapannya tentu saja komplin-nya akan terjawab dengan tepat. Di sini pentingnya pengetahuan atau penguasaan materi masalah. Pengetahuan dasar yang harus dipahami adalah mengenai organisasi serta proses kerjanya. Pelanggan yang telah mengeluarkan usaha untuk mengontak Anda dan memberitahu bagaimana produk, proses atau pelayanan Anda tidak sesuai dengan harapan mereka. Ini adalah kesempatan bagi anda untuk menyampaikan penghargaan bagi mereka yang telah mengontak Anda, dan untuk melakukan perbaikan internal. Jika Anda mampu menyelesaikan masalah dari satu keluhan pelanggan, mungkin Anda juga membantu banyak pelanggan yang lain, termasuk yang tidak mengontak Anda. Pelanggan yang loyal mempercayai bahwa Anda mengetahui apa yang salah untuk kemudian membenarkannya. Bila ada pelanggan lain yang kecewa tetapi tidak mengontak Anda, berarti mereka sudah tidak percaya lagi pada Anda. Sudah hampir pasti Anda akan kehilangan mereka. Tetapi Anda masih dapat mempertahankan pelanggan Anda yang cukup loyal untuk memberikan kesempatan bagi Anda untuk merespons. 50 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
Yang perlu Anda lakukan selanjutnya adalah memperbaiki pelanggan Anda, lalu perbaiki masalahnya. Prioritas utama adalah mengerti akibat personal dari masalah itu terhadap pelanggan Anda. Mungkin kefrustrasian pelanggan Anda disebabkan oleh karena dia merasa ditipu, atau hal-hal lain yang merupakan efek samping dari masalah utamanya. Dengarkan baik-baik, untuk menentukan bagaimana cara paling tepat memenuhi kebutuhannya. Setelah Anda mengetahui sumber akar permasalahan dari keluhan pelanggan, Anda dapat melakukan perbaikan-perbaikan agar hal tersebut tidak terulang lagi di kemudian hari. Inilah kesempatan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan Anda secara eksponensial! Jika Anda tidak dapat menghilangkan problemnya, setidaknya Anda dapat menggunakan pengalaman Anda untuk menyiapkan solusi yang memadai bagi pelanggan lain yang mempunyai masalah yang sama.Pelanggan Anda yang paling tidak puas adalah sumber terbaik Anda untuk belajar.
51 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN Perusahaan harus memahami pola permintaan yang terjadi di dalam perusahaan dan apa penyebab yang mendasari pola permintaan tersebut. Seperti mempertimbangkan bagaimana hujan dan dingin mempengaruhi penggunaan jasa rekreasi atau hiburan indoor dan outdoor dan terlihat juga pada bagaimana serangan jantung dan kelahiran mempengaruhi permintaan untuk layanan rumah sakit. Kebanyakan siklus periodik mempengaruhi permintaan untuk layanan tertentu yang jangka waktunya bervariasi dimulai dari 1(satu) hari sampai 12(dua belas) bulan. Dampak dari siklus musiman sudah banyak diketahui dan berpengaruh pada permintaan untuk berbagai macam layanan Manajemen permintaan harus mengkoordinasi aktivitas operasi dan pemasaran dan bekerja sama untuk menghasilkan organisasi dengan layanan yang unggul dan menguntungkan; oleh karena itu, manajer harus pandai dalam mengimplementasikan berbagai pedoman dan menghubungkannya satu sama lain. Mengelola permintaan dapat dilakukan dengan memahami pelanggan dan keinginan mereka, mempelajari sifat dan pola permintaan, strategi-strategi untuk mempengaruhi permintaan, penetapan harga, reservasi/janji, usaha yang dilakukan dalam 52 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
komunikasi, menawarkan pelayanan yang memiliki pola permintaan countercyclical, menawarkan pelayanan keluhan, iklan dan promosi penjualan. Aggregate Planning (AP) adalah suatu aktivitas operasional untuk menentukan jumlah dan waktu produksi pada waktu dimasa yang akan datang.AP juga didefinisikan sebagai usaha untuk menyamakan antara supply dan demand dari suatu produk atau jasa dengan jalan menentukan jumlah dan waktu input, transformasi, dan output yang tepat. Dimana keputusan AP dibuat untuk produksi, staffing, inventory, dan backorderlevel. Perencanaan agregat membentuk keterkaitan antara perencanaan fasilitas di satu pihak dan penjadwalan dipihak lain. Perencanaan fasilitas membatasi keputusan perencanaan agregat. Penjadwalan berkenaan dengan jangka waktu yang pendek (beberapa bulan atau kurang) dan dibatasi oleh keputusan perencanaan agregat. Strategi-strategi yang dapat diterapkan perusahaan jasa untuk menyesuaikan kapasitasnya dengan tingkat permintaan yang berfluktuasi (Fandy, 2001: 141), yaitu: menggunakan karyawan paruh waktu, menyewa berbagai fasilitas dan peralatan tambahan, menjadwalkan aktivitas downtime selama periode permintaan rendah, melakukan pelatihan silang (cross training) terhadap karyawan, meningkatkan partisipasi para pelanggan. Kapasitas adalah sejauh mana tingkat kemampuan dari sebuah system untuk mengantarkan jasa yang di desain untuk menyampaikan. Oleh karena itu, mengelola penawaran dapat diartikan mengatur kapasitas. Sebelum strategi untuk mengelola penawaran didiskusikan, hal yang pertama kali dilakukan adalah mendefinisikan 53 | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
kapasitas dan mengukur kesulitan di sekeliling kapasitas yang tidak dimengerti. Lalu, komponen-komponen yang dibentuk atau dipengaruhi kapasitas-nyaakan diperiksa. Ketika ada pemahaman yang kuat mengenai kapasitasdan komponen-komponennya, strategi-strategi selanjutnya untuk mengelola permintaan dan proses perencanaan agregat mungkin untuk didiskusikan. Dari strategi mengelola permintaan dan strategi mengelola penawaran yang dikaitkan dengan pengelolaan kapasitas jasa perusahaan, apabila dikelola dengan baik akan meningkatkan pendapatan (yield) bagi perusahaan.
4.2 SARAN Di dalam perusahaan jasa perlu adanya penyesuaian anatara permintaan dan penawaran. Kegiatan ini biasa dikenal sebagai aggregate planning. Aggregate planning meliputi penentuan kapasitas sumber daya dimana sebuah pabrik akan membutuhkan aggregate planning untuk memenuhi permintaan. Perlunya aggregate planning dalam perusahaan adalah untuk merubah jenis srategi rencana pemasaran atau perkiraan yang berhubungan dengan pemintaan dengan perencanaan jangka panjang yang menjadi kapasitas kebutuhan secara keseluruhan. Perusahaan perlu menyadari bahwa menyesuaikan permintaan dan penawaran dalam industri jasa merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, perlu dilakukan strategi-strategi dalam mengelola permintaan dan penawaran yang dilakukan perusahaan. viii | M a n a g i n g D e m a n d a n d S u p p l y i n S e r v i c e s
DAFTAR PUSTAKA http://www.miswans.com/pelayanan-pelanggan.html