Anda di halaman 1dari 63

Decentralized Basic Education 3 (DBE3), program yang didukung dana dari USAID, sejak tahun 2005 telah

bekerjasama untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMP dan MTs dengan Dinas Pendidikan dan
Departemen Agama, di 44 kabupaten/ kota di enam provinsi, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
DBE3 membantu 330 sekolah mitra (SMP dan MTs) untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih
bervariasi, interaktif, dan praktis sehingga pendidikan menjadi lebih menarik dan relevan bagi siswa.
Sekolah mitra, terdiri dari sekolah negeri dan swasta yang diseleksi bersama antara DBE3 dan dinas
setempat. Tim fasilitator yang dibentuk dari guru, kepala sekolah, dan pengawas mempunyai tugas untuk
melatih pengawas sekolah, serta guru mata pelajaran pokok dan kepala sekolah di sekolah mitra. Pelatihan
tersebut sangat praktis dan terfokus pada perubahan yang berkaitan dengan lingkungan kelas, peran guru,
dan kegiatan belajar siswa.
Dampak positif telah tampak di banyak sekolah mitra DBE3. Akibatnya, banyak sekolah lain di daerah mitra
maupun non-mitra meminta pelatihan yang sama. DBE3, dengan dukungan dari fasilitator daerah, telah
banyak memberikan pelatihan untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk menunjang pelatihan
tersebut, DBE3 telah mengembangkan paket pelatihan dengan nama 'Pengajaran Profesional dan
Pembelajaran Bermakna 1, 2, 3, dan 4', serta paket pelatihan untuk Kepala Sekolah dan Pengawas. Paket
tersebut dapat dibaca dan diunduh di website DBE3: www.inovasipendidikan.net, dan dapat digunakan
secara bebas, tanpa hak cipta.
Di banyak sekolah telah tampak praktik-praktik pembelajaran yang baik. Praktik-praktik tersebut
dihimpun dalam buku ini yang terdiri dari 6 jilid sebagai berikut:
Mendorong Perubahan di Kelas - Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran yang berisi
pengalaman dan gagasan tentang tindakan yang dilakukan kepala sekolah, guru, pengawas, serta pejabat di
dinas pendidikan dan kementerian agama dalam mengembangkan sekolah;
Lima buku tentang Praktik yang Baik dalam pembelajaran, yang berisi pengalaman dan gagasan
pembelajaran yang menantang dan mengaktifkan siswa;
1. Pembelajaran Bermakna - Matematika
2. Pembelajaran Bermakna - IPA
3. Pembelajaran Bermakna - IPS
4. Pembelajaran Bermakna - Bahasa Indonesia
5. Pembelajaran Bermakna - Bahasa Inggris
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya dinas pendidikan, kementerian agama,
pengawas sekolah, para guru dan kepala sekolah mitra DBE3, yang telah memberikan konstribusi tulisan
pengalamannya sehingga buku ini tersusun.
Selamat membaca buku-buku tersebut, mencoba mempraktikan isinya, dan mengembangkan gagasannya.
Semoga sekolah Saudara menjadi sekolah yang menyenangkan bagi siswa untuk belajar, menantang bagi
mereka untuk mengembangkan pikiran dan keterampilannya, serta menjadi lingkungan yang 'hangat' bagi
mereka dalam mengembangkan sikapnya.
Program DBE3, September 2011
Website: www.inovasipendidikan.net
PENGANTAR
Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
ii
Decentralized Basic Education 3 (DBE3), program yang didukung dana dari USAID, sejak tahun 2005 telah
bekerjasama untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMP dan MTs dengan Dinas Pendidikan dan
Departemen Agama, di 44 kabupaten/ kota di enam provinsi, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
DBE3 membantu 330 sekolah mitra (SMP dan MTs) untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih
bervariasi, interaktif, dan praktis sehingga pendidikan menjadi lebih menarik dan relevan bagi siswa.
Sekolah mitra, terdiri dari sekolah negeri dan swasta yang diseleksi bersama antara DBE3 dan dinas
setempat. Tim fasilitator yang dibentuk dari guru, kepala sekolah, dan pengawas mempunyai tugas untuk
melatih pengawas sekolah, serta guru mata pelajaran pokok dan kepala sekolah di sekolah mitra. Pelatihan
tersebut sangat praktis dan terfokus pada perubahan yang berkaitan dengan lingkungan kelas, peran guru,
dan kegiatan belajar siswa.
Dampak positif telah tampak di banyak sekolah mitra DBE3. Akibatnya, banyak sekolah lain di daerah mitra
maupun non-mitra meminta pelatihan yang sama. DBE3, dengan dukungan dari fasilitator daerah, telah
banyak memberikan pelatihan untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk menunjang pelatihan
tersebut, DBE3 telah mengembangkan paket pelatihan dengan nama 'Pengajaran Profesional dan
Pembelajaran Bermakna 1, 2, 3, dan 4', serta paket pelatihan untuk Kepala Sekolah dan Pengawas. Paket
tersebut dapat dibaca dan diunduh di website DBE3: www.inovasipendidikan.net, dan dapat digunakan
secara bebas, tanpa hak cipta.
Di banyak sekolah telah tampak praktik-praktik pembelajaran yang baik. Praktik-praktik tersebut
dihimpun dalam buku ini yang terdiri dari 6 jilid sebagai berikut:
Mendorong Perubahan di Kelas - Manajemen untuk Keberhasilan Pembelajaran yang berisi
pengalaman dan gagasan tentang tindakan yang dilakukan kepala sekolah, guru, pengawas, serta pejabat di
dinas pendidikan dan kementerian agama dalam mengembangkan sekolah;
Lima buku tentang Praktik yang Baik dalam pembelajaran, yang berisi pengalaman dan gagasan
pembelajaran yang menantang dan mengaktifkan siswa;
1. Pembelajaran Bermakna - Matematika
2. Pembelajaran Bermakna - IPA
3. Pembelajaran Bermakna - IPS
4. Pembelajaran Bermakna - Bahasa Indonesia
5. Pembelajaran Bermakna - Bahasa Inggris
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya dinas pendidikan, kementerian agama,
pengawas sekolah, para guru dan kepala sekolah mitra DBE3, yang telah memberikan konstribusi tulisan
pengalamannya sehingga buku ini tersusun.
Selamat membaca buku-buku tersebut, mencoba mempraktikan isinya, dan mengembangkan gagasannya.
Semoga sekolah Saudara menjadi sekolah yang menyenangkan bagi siswa untuk belajar, menantang bagi
mereka untuk mengembangkan pikiran dan keterampilannya, serta menjadi lingkungan yang 'hangat' bagi
mereka dalam mengembangkan sikapnya.
Program DBE3, September 2011
Website: www.inovasipendidikan.net
PENGANTAR
Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
ii
Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
ISI BUKU
PENGANTAR 20. Menaklukan UN dengan Service Learning
BERANDA Supartinah M.Pd., Guru SMPN 1 Karanganyar
DAFTAR ISI 21. Speaking Through The Vocamino Game
Herdianto Karem, S.Pd, Guru SMPN 6 Palopo
22. Belajar Bahasa Inggris Melalui Rambu Lalu Lintas
Diah Wulansari, Distrik Fasilitator Sampang
23. Bermedia Dadu dan Kartu Merangkai Kalimat
dalam Bahasa Inggris
Abdussubhan Jayani, Guru SMPN 2 Rangkasbitung,
1. Menggunakan Kegiatan Survey, Report, dan Neighborhood dan Cucu Laelasari, Guru SMPN 4 Subang, Lebak
Walk untuk Pembelajaran Speaking 24. Ayo, Giliranmu Berbicara
Chusna, M.Pd, Distrik Fasilitator Tuban, Jawa Timur Suyono, S.Ag, Guru MTsN Batang Angkola,
2. Koneksi Total Membuat Belajar Optimal Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Giyanto, Guru SMPN 1 Karangpandan, Jawa Tengah 25. Pintar Menggambarkan dengan FoCoPreTion dan Parikan
3. Belajar Teks Naratif dengan Menggunakan Hanik Shofia, S.Pd, Guru SMPN 2 Klego,
Cerita Malin Kundang Boyolali, Jawa Tengah
Kamariyah Husnayani, Guru MTsN Peanornor, 26. Jurus Sakti Buku Saku English In Practice
Tapanuli Utara, Sumatera Utara Indah Ekiyanti Listiyaningsih, Guru MTsN
4. Pembelajaran Kooperatif di Dalam dan Klaten, Jawa Tengah
di Luar Lingkaran untuk Melatih Kecakapan 27. Meningkatkan Kosentrasi dan Interaksi Siswa
Berbicara Bahasa Inggris dalam Teks Recount dengan Tayangan Video
Bartimeus Sinuraya, S.Pd.Ing, Guru Bahasa Inggris dan Rohbiyah, Guru SMPN 2 Cilegon, Jawa Barat
Distrik Fasilitator Dairi, Sumatera Utara 28. Bertahap untuk Hasil yang Lebih Bagus
5. Melatih Keberanian Siswa melalui Talking Futsal Khumi Laila, Guru SMPN 1 Prigen, Pasuruan,
Agus Yulianto, S.Pd, Distrik Fasilitator Surabaya, Jawa Timur
Jawa Timur 29. Making a School Miniature: Belajar Bahasa Inggris
6. Menggunakan Film Berbahasa Indonesia sebagai Sumber dengan Greget
Belajar Menulis Teks Recount Bahasa Inggris Haddika, Guru SMPN 4 Baranti, Sulawesi Selatan
Iskandar Sulaeman, Guru Bahasa Inggris SMP Islam
Rengasdengklok dan Distrik Fasilitator Karawang
7. Ayo Membuat Layang-Layang
Sulilawaty S.Pd, Guru Bahasa Inggris
SMPN 5 Tarutung, Sumatera Utara
8 Menggunakan Commands dan Prohibition Cards
Ernawati, S.Pd, Guru SMPN 2 Pangsid,
Sulawesi Selatan 1. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa dengan
9. Telepon Mainan untuk Menghidupkan Suasana Kelas Kartu Kata
Syufi Alit Nurmala, S. Pd, Guru MTs Al-Rohmah SMPN 2 Rengel, Tuban, Jawa Timur
Garut, Jawa Barat 2. Belajar Bahasa Inggris dengan Media Wayang Kertas
10. SMP Muhammadiyah 5 Tulangan, Sidoarjo
3. Permainan Tutup Mata untuk Belajar Giving
Direction
11. Potpourri Note Game: 4. Berbahasa melalui SMS dan Telepon
Belajar Menulis dengan Susunan Kata dan Ejaan MTs Brawijaya Mojokerto, Jawa Timur
yang Benar 5. Dart Game, Membuat Belajar jadi Bermakna
Supartinah, S.Pd., M.Pd, 6. Asyik Belajar Menulis Bahasa Inggris dengan Kartun
Guru SMPN 1 Karanganyar, Jawa Tengah SMPN 1 Indramayu, Jawa Barat
12. Good Manner Book 7. Belajar Bahasa Inggris dengan Medium Kartu Kwartet
Diah Wulansari, Distrik Fasilitator Sampang, Nunuk Nuriyati, S.Pd, Guru SMPN 2 Baureno,
Jawa Timur Bojonegoro, Jawa Timur
13. Menggunakan Internet untuk Mengembangkan Kemampuan 8. Announcement Tree
Berbahasa Inggris dan Menggunakan TIK Wiwik Widiarti, S.Pd, Guru SMPN 1 Camplong,
Teguh Sudjatmika, M.Pd, Distrik Fasilitator Sampang, Jawa Timur
Nganjuk, Jawa Timur 9. Bahasa Inggris Kini Menjadi Asyik dan Menyenangkan
14. Smart Cards for A Smart Solution Addina Auva, Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Krian,
Giyanto, Guru SMPN 1 Karangpandan, Sidoarjo, Jawa Timur
Karanganyar, Jawa Tengah 10. Di Pelosok Siap Menggapai Mimpi
15. Simulation Board Game untuk Atasi Siswa yang Pasif SMPN 1 Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan
dalam Pembelajaran Bahasa Inggris 11. English Morning: Dari Lokal Menuju Internasional
Supartinah,S.Pd, Guru Bahasa SMPN 1 Karanganyar, SMPN 3 Sibolga, Kota Sibolga, Sumatera Utara
Jawa Tengah
16. Mengarang dalam Bahasa Inggris, Siapa Takut?
Sri Hartatik, S.Pd, Guru MTs NU Al-Hidayah Kudus
17. Belajar Speaking dengan My Ideal Home
Andreas Sutrasno, Guru SMPN 2 Jiken, Blora
18. Menggunakan Kertas Berwarna dan Bergambar untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis
Agus Adib Lutfi, S.Pd, Guru SMPN 1 Jepara
19. T-Cards: Media untuk Belajar Writing dan Speaking
Dra. Sri Hari, Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Karangtengah
Demak, Jawa Tengah
ii
iii 30
iv
32
33
34
2
35
4
36
6
37
38
7
40
8
42
9
10
44
12
46
14
47
15 48
49
50
16 51
17 52
53
18
54
20
55
56
22
24
25
26
28
BAGIAN A
CERITA/ PENGALAMAN
DARI GURU BAHASA INGGRIS
BAGIAN B
SERBA - SERBI
GREGET PEMBELAJARAN AKTIF
Mengubah Gudang Menjadi Ruang Belajar
Istiqomah Salamah, Guru MTSS AL AHLIYAH
Kotabaru Karawang, Jawa Barat
ecentralized Basic Education, program berisi pengalaman para guru menerapkan
yang didukung dana dari USAID, telah kegiatan belajar yang mendorong siswa lebih aktif
Dmembantu 330 sekolah mitra (MTs dan terlibat dalam kegiatan belajar dan aktif
SMP) di enam provinsi untuk mengembangkan berinteraksi dengan teman sekelas dan guru
pembelajaran yang lebih bervariasi, interaktif, dan dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri.
praktis sehingga pendidikan menjadi lebih Bagian kedua, berisi berbagai macam hal tentang
menarik dan relevan bagi siswa. Pada umumnya, pembelajaran aktif, misalnya media inovatif
setelah mengikuti pelatihan guru menjadi lebih sederhana yang bisa dipakai, komentar siswa
reflektif, suka berpikir dan mencoba bagaimana tentang pembelajaran bahasa Inggris di kelasnya,
membuat kegiatan mengajar belajar di kelas atau laporan singkat tentang suatu penerapan
menjadi lebih baik seperti apa yang dibincangkan pembelajaran aktif di suatu sekolah, dan lain-lain.
dan dipelajari dalam pelatihan-pelatihan yang
telah diikuti. Tak ada gading yang tak retak. Karena itu, sebagai
bagian dari proses belajar tanpa henti untuk
Buku sederhana ini berisi usaha para guru bahasa menjadi lebih profesional dalam mengajar
Inggris untuk mencoba keluar dari rutinitas mungkin ada beberapa dari yang dituangkan
mengajar yang mekanis dan tidak efektif. Para dalam buku ini yang dirasakan masih bisa
guru menyadari bahwa kegiatan belajar dalam ditingkatkan lagi. Justru, itulah yang diharapkan
kelas bahasa asing haruslah bervariasi (tidak dari diterbitkannya buku ini. Diharapkan, ketika
melulu berisi pengerjaan LKS, misalnya) supaya dibaca, isi buku ini bisa memantik munculnya ide-
murid tidak bosan, interaktif supaya murid ide yang lebih baik lagi dari para guru yang telah
me n da p a t ke s e mp a t a n u n t u k a k t i f menyumbangkan idenya dan dari para kolega
mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, guru lain, serta memantik munculnya diskusi di
dan praktis yang berarti bahwa apa yang dipelajari MGMP bahasa Inggris yang bisa melahirkan
di kelas sebaiknya bisa digunakan dalam rancangan dan penerapan pembelajaran bahasa
kehidupan nyata di luar kelas. Inggris sebagai bahasa asing yang lebih efektif
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Buku ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama
BERANDA BERANDA
Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
iv
iii
Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
ISI BUKU
PENGANTAR 20. Menaklukan UN dengan Service Learning
BERANDA Supartinah M.Pd., Guru SMPN 1 Karanganyar
DAFTAR ISI 21. Speaking Through The Vocamino Game
Herdianto Karem, S.Pd, Guru SMPN 6 Palopo
22. Belajar Bahasa Inggris Melalui Rambu Lalu Lintas
Diah Wulansari, Distrik Fasilitator Sampang
23. Bermedia Dadu dan Kartu Merangkai Kalimat
dalam Bahasa Inggris
Abdussubhan Jayani, Guru SMPN 2 Rangkasbitung,
1. Menggunakan Kegiatan Survey, Report, dan Neighborhood dan Cucu Laelasari, Guru SMPN 4 Subang, Lebak
Walk untuk Pembelajaran Speaking 24. Ayo, Giliranmu Berbicara
Chusna, M.Pd, Distrik Fasilitator Tuban, Jawa Timur Suyono, S.Ag, Guru MTsN Batang Angkola,
2. Koneksi Total Membuat Belajar Optimal Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Giyanto, Guru SMPN 1 Karangpandan, Jawa Tengah 25. Pintar Menggambarkan dengan FoCoPreTion dan Parikan
3. Belajar Teks Naratif dengan Menggunakan Hanik Shofia, S.Pd, Guru SMPN 2 Klego,
Cerita Malin Kundang Boyolali, Jawa Tengah
Kamariyah Husnayani, Guru MTsN Peanornor, 26. Jurus Sakti Buku Saku English In Practice
Tapanuli Utara, Sumatera Utara Indah Ekiyanti Listiyaningsih, Guru MTsN
4. Pembelajaran Kooperatif di Dalam dan Klaten, Jawa Tengah
di Luar Lingkaran untuk Melatih Kecakapan 27. Meningkatkan Kosentrasi dan Interaksi Siswa
Berbicara Bahasa Inggris dalam Teks Recount dengan Tayangan Video
Bartimeus Sinuraya, S.Pd.Ing, Guru Bahasa Inggris dan Rohbiyah, Guru SMPN 2 Cilegon, Jawa Barat
Distrik Fasilitator Dairi, Sumatera Utara 28. Bertahap untuk Hasil yang Lebih Bagus
5. Melatih Keberanian Siswa melalui Talking Futsal Khumi Laila, Guru SMPN 1 Prigen, Pasuruan,
Agus Yulianto, S.Pd, Distrik Fasilitator Surabaya, Jawa Timur
Jawa Timur 29. Making a School Miniature: Belajar Bahasa Inggris
6. Menggunakan Film Berbahasa Indonesia sebagai Sumber dengan Greget
Belajar Menulis Teks Recount Bahasa Inggris Haddika, Guru SMPN 4 Baranti, Sulawesi Selatan
Iskandar Sulaeman, Guru Bahasa Inggris SMP Islam
Rengasdengklok dan Distrik Fasilitator Karawang
7. Ayo Membuat Layang-Layang
Sulilawaty S.Pd, Guru Bahasa Inggris
SMPN 5 Tarutung, Sumatera Utara
8 Menggunakan Commands dan Prohibition Cards
Ernawati, S.Pd, Guru SMPN 2 Pangsid,
Sulawesi Selatan 1. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa dengan
9. Telepon Mainan untuk Menghidupkan Suasana Kelas Kartu Kata
Syufi Alit Nurmala, S. Pd, Guru MTs Al-Rohmah SMPN 2 Rengel, Tuban, Jawa Timur
Garut, Jawa Barat 2. Belajar Bahasa Inggris dengan Media Wayang Kertas
10. SMP Muhammadiyah 5 Tulangan, Sidoarjo
3. Permainan Tutup Mata untuk Belajar Giving
Direction
11. Potpourri Note Game: 4. Berbahasa melalui SMS dan Telepon
Belajar Menulis dengan Susunan Kata dan Ejaan MTs Brawijaya Mojokerto, Jawa Timur
yang Benar 5. Dart Game, Membuat Belajar jadi Bermakna
Supartinah, S.Pd., M.Pd, 6. Asyik Belajar Menulis Bahasa Inggris dengan Kartun
Guru SMPN 1 Karanganyar, Jawa Tengah SMPN 1 Indramayu, Jawa Barat
12. Good Manner Book 7. Belajar Bahasa Inggris dengan Medium Kartu Kwartet
Diah Wulansari, Distrik Fasilitator Sampang, Nunuk Nuriyati, S.Pd, Guru SMPN 2 Baureno,
Jawa Timur Bojonegoro, Jawa Timur
13. Menggunakan Internet untuk Mengembangkan Kemampuan 8. Announcement Tree
Berbahasa Inggris dan Menggunakan TIK Wiwik Widiarti, S.Pd, Guru SMPN 1 Camplong,
Teguh Sudjatmika, M.Pd, Distrik Fasilitator Sampang, Jawa Timur
Nganjuk, Jawa Timur 9. Bahasa Inggris Kini Menjadi Asyik dan Menyenangkan
14. Smart Cards for A Smart Solution Addina Auva, Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Krian,
Giyanto, Guru SMPN 1 Karangpandan, Sidoarjo, Jawa Timur
Karanganyar, Jawa Tengah 10. Di Pelosok Siap Menggapai Mimpi
15. Simulation Board Game untuk Atasi Siswa yang Pasif SMPN 1 Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan
dalam Pembelajaran Bahasa Inggris 11. English Morning: Dari Lokal Menuju Internasional
Supartinah,S.Pd, Guru Bahasa SMPN 1 Karanganyar, SMPN 3 Sibolga, Kota Sibolga, Sumatera Utara
Jawa Tengah
16. Mengarang dalam Bahasa Inggris, Siapa Takut?
Sri Hartatik, S.Pd, Guru MTs NU Al-Hidayah Kudus
17. Belajar Speaking dengan My Ideal Home
Andreas Sutrasno, Guru SMPN 2 Jiken, Blora
18. Menggunakan Kertas Berwarna dan Bergambar untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis
Agus Adib Lutfi, S.Pd, Guru SMPN 1 Jepara
19. T-Cards: Media untuk Belajar Writing dan Speaking
Dra. Sri Hari, Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Karangtengah
Demak, Jawa Tengah
ii
iii 30
iv
32
33
34
2
35
4
36
6
37
38
7
40
8
42
9
10
44
12
46
14
47
15 48
49
50
16 51
17 52
53
18
54
20
55
56
22
24
25
26
28
BAGIAN A
CERITA/ PENGALAMAN
DARI GURU BAHASA INGGRIS
BAGIAN B
SERBA - SERBI
GREGET PEMBELAJARAN AKTIF
Mengubah Gudang Menjadi Ruang Belajar
Istiqomah Salamah, Guru MTSS AL AHLIYAH
Kotabaru Karawang, Jawa Barat
ecentralized Basic Education, program berisi pengalaman para guru menerapkan
yang didukung dana dari USAID, telah kegiatan belajar yang mendorong siswa lebih aktif
Dmembantu 330 sekolah mitra (MTs dan terlibat dalam kegiatan belajar dan aktif
SMP) di enam provinsi untuk mengembangkan berinteraksi dengan teman sekelas dan guru
pembelajaran yang lebih bervariasi, interaktif, dan dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri.
praktis sehingga pendidikan menjadi lebih Bagian kedua, berisi berbagai macam hal tentang
menarik dan relevan bagi siswa. Pada umumnya, pembelajaran aktif, misalnya media inovatif
setelah mengikuti pelatihan guru menjadi lebih sederhana yang bisa dipakai, komentar siswa
reflektif, suka berpikir dan mencoba bagaimana tentang pembelajaran bahasa Inggris di kelasnya,
membuat kegiatan mengajar belajar di kelas atau laporan singkat tentang suatu penerapan
menjadi lebih baik seperti apa yang dibincangkan pembelajaran aktif di suatu sekolah, dan lain-lain.
dan dipelajari dalam pelatihan-pelatihan yang
telah diikuti. Tak ada gading yang tak retak. Karena itu, sebagai
bagian dari proses belajar tanpa henti untuk
Buku sederhana ini berisi usaha para guru bahasa menjadi lebih profesional dalam mengajar
Inggris untuk mencoba keluar dari rutinitas mungkin ada beberapa dari yang dituangkan
mengajar yang mekanis dan tidak efektif. Para dalam buku ini yang dirasakan masih bisa
guru menyadari bahwa kegiatan belajar dalam ditingkatkan lagi. Justru, itulah yang diharapkan
kelas bahasa asing haruslah bervariasi (tidak dari diterbitkannya buku ini. Diharapkan, ketika
melulu berisi pengerjaan LKS, misalnya) supaya dibaca, isi buku ini bisa memantik munculnya ide-
murid tidak bosan, interaktif supaya murid ide yang lebih baik lagi dari para guru yang telah
me n da p a t ke s e mp a t a n u n t u k a k t i f menyumbangkan idenya dan dari para kolega
mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, guru lain, serta memantik munculnya diskusi di
dan praktis yang berarti bahwa apa yang dipelajari MGMP bahasa Inggris yang bisa melahirkan
di kelas sebaiknya bisa digunakan dalam rancangan dan penerapan pembelajaran bahasa
kehidupan nyata di luar kelas. Inggris sebagai bahasa asing yang lebih efektif
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Buku ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama
BERANDA BERANDA
Praktik yang Baik: Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
iv
iii
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Indonesia
1
etapa senang kita ketika murid berseru, AKu
bisa! Nah, bagian ini berisi cerita-cerita dari
Bsejawat guru tentang sekelumit dari
pengalaman mereka mengajar dengan cara yang
membuat siswa aktif asyik belajar mencapai
kompetensi yang ditargetkan. Keasyikan dan
keaktifan itu membuat tantangan menjadi terasa
mudah. Dan .Aku bisa! kata mereka.
CERITA/
PENGALAMAN
DARI GURU
BAHASA
INGGRIS
CERITA/
PENGALAMAN
DARI GURU
BAHASA
INGGRIS
A
A
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Indonesia
1
etapa senang kita ketika murid berseru, AKu
bisa! Nah, bagian ini berisi cerita-cerita dari
Bsejawat guru tentang sekelumit dari
pengalaman mereka mengajar dengan cara yang
membuat siswa aktif asyik belajar mencapai
kompetensi yang ditargetkan. Keasyikan dan
keaktifan itu membuat tantangan menjadi terasa
mudah. Dan .Aku bisa! kata mereka.
CERITA/
PENGALAMAN
DARI GURU
BAHASA
INGGRIS
CERITA/
PENGALAMAN
DARI GURU
BAHASA
INGGRIS
A
A
3
CERITA DARI GURU
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Menyampaikan secara lisan laporan hasil
survey pada teman dalam bahasa Inggris.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
2
Menggunakan Kegiatan Survey, Report, dan
Neighborhood Walk untuk Pembelajaran
Speaking
Atmosfir Kelas: Siswa sangat antuasias, mulai dari untuk memastikan bahwa mereka memaham dan
langkah pertama hingga akhir.Ada kegaduhan saat melaksanakan tugas dengan baik.
membagi angket, keseriusan saat siswa mulai
menganalisis, dan keseriusan serta kemeriahanpada
saat presentasi hasil. Terlihat hasrat yang kuat untuk
mengetahui hasil survey kelompok lain sehingga Keterangan*
mereka aktif saling mendengarkan, dan setiap satu Neighborhood walk activities: kegiatan berjalan-jalan
kelompok selesai presentasi semua memberikan mengenali dan mengamati lingkungan sekitar
tepuk tangan yang meriah. Semua siswa berpartisipasi dengan fokus pengamatan tertentu tergantung
aktif, termasuk yang biasanya pendiam juga berani target pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud bisa
bertanya dan berkomentar. Hal tersebut bisa terjadi bisa lingkungan sekitar rumah, sekolah, atau kelas.
karena selama siswa bekerja, saya selalu berkeliling
Bu guru Chusna ikut bertanya pada
penyaji tentang isi laporannya..
Laporan hasil survey yang dilakukan siswa tentang The Most Favorite International Football Club.
Chusna, M.Pd, Distrik Fasilitator Tuban, Jawa Timur
Laporan hasil survey yang dilakukan siswa tentang The Most Favorite Colors.
enjadi guru SMPN 1 Tuban dengan siswa
siswi yang memiliki antusiasiasme tinggi Dalam kegiatan Survey dan Report ini, siswa pada
Mterhadap Bahasa Inggris, menjadikan saya dasarnya melakukan penelitian dalam bentuk survey
tertantang untuk menghadirkan materi pembelajaran kecil dan kemudian melaporkan hasilnya ke kelas.
yang bervariasi dan menyenangkan. yang membuat Surveynya dilakukan melalui Neighborhood Walk
mereka berusaha untuk memecahkan masalah, baik Activities.
secara berkelompok maupun individu.
Langkah kegiatan adalah sebagai berikut: Kelas
Proses pembelajaran yang berlangsung, diusahakan sebelumnya sudah mendapatkan listening. Dalam
yang mengandung pertanyaan tingkat tinggi, yang kegiatan listening siswa diperkenalkan dilatih
mendorong kerja kooperatif, yang memacu siswa ungkapan dan ciri-ciri kebahasaan yang akan
memecahkan masalah dan yang menghasilkan hasil diperlukan dalam pembelajaran speaking, misalnya:
karya yang nantinya dipajang di kelas atau sekolah. general & abstract nouns, action verbs, simple present
tense, dan adverbial phrases. Kemudian siswa dibagi
Saya melakukan pembelajaran semacam itu salah menjadi beberapa kelompok. Kelompok memilih
satunya dengan menggunakan Survey dan Report objek yang akan diteliti, misalnya the most favorite
karena ada 2 (dua) kegiatan yang harus dilakukan, genre of music, subject, food, colour, football player, genre
yaitu mensurvey dan melaporkan untuk of film, traditional dance, dll. (Responden dibatasi dalam
pembelajaran speaking ini. Saya menggunakan satu kelas tersebut). Kelompok saling membagikan
metode ini karena terinspirasi oleh salah satu angket yang sudah disiapkan hari sebelumnya,
kegiatan Cooperative Learning dalam Contextual Kelompok mengumpulkan angket dan menganalisis
Teaching & Learning (CTL) yaitu: Neighborhood Walk data yang terkumpul, dan membuat kesimpulan.
Activities*. Kesimpulan atau hasil survey kemudian dilaporkan
dan kelompok lain
menanggapi/ bertanya
tentang laporan hasil
survey yang ditampilkan
(secara individu). Setelah
direvisi, bahan presentasi
diperbaiki di tembok
kel as dan si swa
menuliskan refleksi. Bila
me mu n gk i n k an
k el o mpo k bi s a
presentasi dengan Power
Point.
3
CERITA DARI GURU
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Menyampaikan secara lisan laporan hasil
survey pada teman dalam bahasa Inggris.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
2
Menggunakan Kegiatan Survey, Report, dan
Neighborhood Walk untuk Pembelajaran
Speaking
Atmosfir Kelas: Siswa sangat antuasias, mulai dari untuk memastikan bahwa mereka memaham dan
langkah pertama hingga akhir.Ada kegaduhan saat melaksanakan tugas dengan baik.
membagi angket, keseriusan saat siswa mulai
menganalisis, dan keseriusan serta kemeriahanpada
saat presentasi hasil. Terlihat hasrat yang kuat untuk
mengetahui hasil survey kelompok lain sehingga Keterangan*
mereka aktif saling mendengarkan, dan setiap satu Neighborhood walk activities: kegiatan berjalan-jalan
kelompok selesai presentasi semua memberikan mengenali dan mengamati lingkungan sekitar
tepuk tangan yang meriah. Semua siswa berpartisipasi dengan fokus pengamatan tertentu tergantung
aktif, termasuk yang biasanya pendiam juga berani target pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud bisa
bertanya dan berkomentar. Hal tersebut bisa terjadi bisa lingkungan sekitar rumah, sekolah, atau kelas.
karena selama siswa bekerja, saya selalu berkeliling
Bu guru Chusna ikut bertanya pada
penyaji tentang isi laporannya..
Laporan hasil survey yang dilakukan siswa tentang The Most Favorite International Football Club.
Chusna, M.Pd, Distrik Fasilitator Tuban, Jawa Timur
Laporan hasil survey yang dilakukan siswa tentang The Most Favorite Colors.
enjadi guru SMPN 1 Tuban dengan siswa
siswi yang memiliki antusiasiasme tinggi Dalam kegiatan Survey dan Report ini, siswa pada
Mterhadap Bahasa Inggris, menjadikan saya dasarnya melakukan penelitian dalam bentuk survey
tertantang untuk menghadirkan materi pembelajaran kecil dan kemudian melaporkan hasilnya ke kelas.
yang bervariasi dan menyenangkan. yang membuat Surveynya dilakukan melalui Neighborhood Walk
mereka berusaha untuk memecahkan masalah, baik Activities.
secara berkelompok maupun individu.
Langkah kegiatan adalah sebagai berikut: Kelas
Proses pembelajaran yang berlangsung, diusahakan sebelumnya sudah mendapatkan listening. Dalam
yang mengandung pertanyaan tingkat tinggi, yang kegiatan listening siswa diperkenalkan dilatih
mendorong kerja kooperatif, yang memacu siswa ungkapan dan ciri-ciri kebahasaan yang akan
memecahkan masalah dan yang menghasilkan hasil diperlukan dalam pembelajaran speaking, misalnya:
karya yang nantinya dipajang di kelas atau sekolah. general & abstract nouns, action verbs, simple present
tense, dan adverbial phrases. Kemudian siswa dibagi
Saya melakukan pembelajaran semacam itu salah menjadi beberapa kelompok. Kelompok memilih
satunya dengan menggunakan Survey dan Report objek yang akan diteliti, misalnya the most favorite
karena ada 2 (dua) kegiatan yang harus dilakukan, genre of music, subject, food, colour, football player, genre
yaitu mensurvey dan melaporkan untuk of film, traditional dance, dll. (Responden dibatasi dalam
pembelajaran speaking ini. Saya menggunakan satu kelas tersebut). Kelompok saling membagikan
metode ini karena terinspirasi oleh salah satu angket yang sudah disiapkan hari sebelumnya,
kegiatan Cooperative Learning dalam Contextual Kelompok mengumpulkan angket dan menganalisis
Teaching & Learning (CTL) yaitu: Neighborhood Walk data yang terkumpul, dan membuat kesimpulan.
Activities*. Kesimpulan atau hasil survey kemudian dilaporkan
dan kelompok lain
menanggapi/ bertanya
tentang laporan hasil
survey yang ditampilkan
(secara individu). Setelah
direvisi, bahan presentasi
diperbaiki di tembok
kel as dan si swa
menuliskan refleksi. Bila
me mu n gk i n k an
k el o mpo k bi s a
presentasi dengan Power
Point.
Siswa kemudian kembali ke kelompok kecil. Dalam
tahap aplikasi siswa mendapatkan model dari guru
kemudianberlatih mengungkapkan cerita sederhana
dalam kelompok secara berantai dimulai dari siswa
1, 2, 3, 4 secara dinamis dan koheren. Berikutnya,
siswa menuliskan cerita sebanyak-banyaknya dan
dibacakan ke kelompok lain (saling bertukar).
Berikut ini adalah contoh teks cerita yang
dikembangkan oleh kelompok berdasarkan tabel
yang mereka buat bersama.
Once upon a time, there lived a king and a queen
named Prabu Kusuma and Ayu Ratri (dari Siswa 1).
They lived in a Royal palace happily.(siswa 2) The
king was very wise and generous. (siswa 3). But,
the queen was very boastful and mean. (siswa 4)
5
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Koneksi Total
Membuat Belajar Optimal
enerapan pola ICARE dalam pembelajaran Kegiatan koneksi dalam pembelajaran diharapkan
bahasa Inggris diharapkan membuat melibatkan peserta didik untuk membangun /
Ppembelajaran menjadi bermakna bagi para menyegarkan background knowledge berkaitan
siswa dan membantu mereka menguasai dengan topik/tema materi yang akan
kompetensi secara optimal. Namun demikian, dipelajari/dikuasai. Kegiatan ini memberikan
kadang guru kurang intensif dalam menerapkan tiap landasan pokok yang nantinya sangat menentukan
langkah dalam ICARE, misalnya dalam langkah dalam pengembangan ditahap belajar berikutnya.
Connection, padahal langkah itu penting untuk Oleh karenanya dalam pembelajraan bahasa inggris
memberi bekal pada siswa untuk maju ke langkah inilah tahap untuk memberikan pengetahuan
pembelajaran berikutnya. struktur dan eksplorasi kosa kata sebanyak-
banyaknya untuk nantinya digunakan dalam kegiatan
aplikasi. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang
sudah saya terapkan dalam kegiatan koneksi untuk
pembelajaran teks Narrative:
Saya bagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil
yang terdiri atas 4 orang (kelompok asal). Kemudian
siswa berkumpul dalam 4 kelompok besar dan
bertugas melengkapi tabel berikut (kelompok 1
melengkapi tabel baris 1, kelompok 2 baris ke -2
dst.). Siswa diharapkan menghafalkan minimal
sepuluh kata dari hasil kerjanya.
Giyanto, Guru SMPN 1 Karangpandan, Jawa Tengah
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
4
Complete these table
NO
1.
2.
Characters
King
queen
Setting
Royal palace
Castle
Good Characteristics
Wise
generous
Bad Characteristics
Boastful
Mean
Koneksi total membuat
pembelajaran yang difasilitasi
Pak Giyanto menjadi optimal.
Siswa kemudian kembali ke kelompok kecil. Dalam
tahap aplikasi siswa mendapatkan model dari guru
kemudianberlatih mengungkapkan cerita sederhana
dalam kelompok secara berantai dimulai dari siswa
1, 2, 3, 4 secara dinamis dan koheren. Berikutnya,
siswa menuliskan cerita sebanyak-banyaknya dan
dibacakan ke kelompok lain (saling bertukar).
Berikut ini adalah contoh teks cerita yang
dikembangkan oleh kelompok berdasarkan tabel
yang mereka buat bersama.
Once upon a time, there lived a king and a queen
named Prabu Kusuma and Ayu Ratri (dari Siswa 1).
They lived in a Royal palace happily.(siswa 2) The
king was very wise and generous. (siswa 3). But,
the queen was very boastful and mean. (siswa 4)
5
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Koneksi Total
Membuat Belajar Optimal
enerapan pola ICARE dalam pembelajaran Kegiatan koneksi dalam pembelajaran diharapkan
bahasa Inggris diharapkan membuat melibatkan peserta didik untuk membangun /
Ppembelajaran menjadi bermakna bagi para menyegarkan background knowledge berkaitan
siswa dan membantu mereka menguasai dengan topik/tema materi yang akan
kompetensi secara optimal. Namun demikian, dipelajari/dikuasai. Kegiatan ini memberikan
kadang guru kurang intensif dalam menerapkan tiap landasan pokok yang nantinya sangat menentukan
langkah dalam ICARE, misalnya dalam langkah dalam pengembangan ditahap belajar berikutnya.
Connection, padahal langkah itu penting untuk Oleh karenanya dalam pembelajraan bahasa inggris
memberi bekal pada siswa untuk maju ke langkah inilah tahap untuk memberikan pengetahuan
pembelajaran berikutnya. struktur dan eksplorasi kosa kata sebanyak-
banyaknya untuk nantinya digunakan dalam kegiatan
aplikasi. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang
sudah saya terapkan dalam kegiatan koneksi untuk
pembelajaran teks Narrative:
Saya bagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil
yang terdiri atas 4 orang (kelompok asal). Kemudian
siswa berkumpul dalam 4 kelompok besar dan
bertugas melengkapi tabel berikut (kelompok 1
melengkapi tabel baris 1, kelompok 2 baris ke -2
dst.). Siswa diharapkan menghafalkan minimal
sepuluh kata dari hasil kerjanya.
Giyanto, Guru SMPN 1 Karangpandan, Jawa Tengah
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
4
Complete these table
NO
1.
2.
Characters
King
queen
Setting
Royal palace
Castle
Good Characteristics
Wise
generous
Bad Characteristics
Boastful
Mean
Koneksi total membuat
pembelajaran yang difasilitasi
Pak Giyanto menjadi optimal.
7
embelajaran kooperatif merupakan salah satu mereka lakukan pagi itu. Ada lima pertanyaan yang
upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang disepakati. Bersama teman sebangku siswa
Paktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. mendiskusikan pertanyaan tersebut secara lisan.
Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan Dalam kegiatan inti, semua siswa dipandu untuk
pada siswa untuk saling intensif berinteraksi. Salah keluar dari ruang kelas dan berdiri membentuk dua
satu model pembelajaran kooperatif yang dilatihkan lingkaran. Lingkaran yang kedua mengelilingi lingkaran
pada BTL-2 adalah di Dalam dan di Luar yang pertama. Kedua lingkaran harus memiliki jumlah
Lingkaran. Model ini sangat baik dan menyenangkan siswa yang sama sehingga siswa bisa saling
untuk dipakai melatih siswa berbicara bahasa Inggris berhadapan. Siswa dalam lingkaran luar bertanya
khususnya untuk berdialog tentang pengalaman yang tentang kelima pertanyaan tersebut, dan siswa yang di
sudah lewat dalam teks berbentuk dalam lingkaran yang berada tepat di
recount. Model ini saya terapkan depan siswa tersebut menjawab.
pada proses belajar mengajar mata Kemudian kedua lingkaran berotasi
pelajaran Bahasa Inggris di SMP N 3 sehingga siswa terpasangkan dengan
Sidikalang, Dairi, Sumatera Utara. siswa lain untuk membahas topik atau
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kegiatan belajar mengajar dimulai Setelah berlatih berbicara dengan 5
dengan tahap introduction untuk orang teman yang berbeda, maka
pemaparan judul dan tujuan giliran bertanya diambil alih oleh
pembelajaran. Dilanjutkan dengan kelompok sebelah dalam. Dalam hal ini,
tahap connection untuk mengadakan guru selaku fasilitator juga ikut sebagai
kegiatan curah pendapat tentang kegiatan siswa peserta diskusi.
ketika bangun pada pagi hari itu. Setelah itu sebuah
teks recount dengan kata kerja yang perlu diubah Setelah selesai praktik berbicara dengan 10 orang
menjadi past formditunjukkan di layar lewat LCD. teman yang berbeda, siswa dipandu untuk kembali
Kemudian secara berpasangan siswa mendiskusikan masuk ke ruang kelas. Pada tahap Reflection, siswa
teks tersebut. menuliskan pengalaman belajar mereka. Kegiatan
diakhiri dengan tahap Extention. Dalam Extension
Pada tahap Application1, siswa secara bersama-sama siswa mendapatkan tugas untuk menuliskan jawab
membahas pertanyaan yang akan digunakan untuk atas 5 pertanyaan yang telah mereka praktikkan.
bertanya kepada teman tentang kegiatan yang telah
CERITA DARI GURU
Bartimeus Sinuraya, S.Pd.Ing, Guru Bahasa Inggris dan Distrik Fasilitator Dairi,
Sumatera Utara
Pembelajaran Kooperatif di Dalam dan
di Luar Lingkaran untuk Melatih Kecakapan
Berbicara Bahasa Inggris dalam Teks Recount
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
6
Kamariyah Husnayani, Guru MTsN Peanornor, Tapanuli Utara, Sumatera Utara
aya mengajarkan narrative text memanfaatkan sepuluh menit. Kemudian connection saya gunakan
cerita rakyat: Malin Kundang. SK yang selama lima menit untuk menyampaikan KD yang
Sditentukan yaitu siswa dapat memahami dan akan dicapai. Pada tahapan application, saya membagi
mengungkapkan makna fungsional dan esai pendek siswa menjadi beberapa kelompok. Selain itu dalam
sangat sederhana berbentuk narrative. Sedangkan KD tahapan ini, saya meminta siswa untuk mengerjakan
(Kompetensi dasar) yang ditargetkan: merespon dan LK I, II dan III. Di sini juga saya melakukan proses
mengungkapkan makna dalam teks lisan fungsional penguatan selama siswa bekerja. Pada tahapan
pendek sederhana yang menggunakan ragam bahasa reflection, saya meminta siswa untuk menuliskan
tulis yang akurat, lancar dan berterima untuk refleksi atas pembelajaran. Dan pada tahapan terakhir,
berinteraksi dengan lingkungan terdekat. extention, saya menguatkan kembali siswa dengan
memberikan tugas perorangan. Dengan jumlah waktu
Saya memilih cerita Malin Kundang (Myth Of Malin 2x40 kegiatan ini bisa berjalan dengan efektif dengan
Kundang) karena cerita ini dekat dengan siswa. Media menggunakan cara ini.
yang saya gunakan adalah gambar yang dibagi
berdasarkan fase. Saya menggunakan gambar, agar
siswa lebih gampang memahami. Gambar dari awal
sampai akhir cerita, membantu siswa merangkai jalan
cerita secara utuh. Rangkaian ini yang kemudian
mereka tuliskan dengan bahasa mereka sendiri.
Saya menyampaikan materi ini atas berbagai tahapan
waktu sesuai tahapan ICARE. Introduction saya
lakukan dengan permainan say hi and hello selama
Belajar Teks Naratif dengan Menggunakan
Cerita Malin Kundang
Suasana proses pembelajaran dan hasil karya siswa dalam belajar
teks naratif dengan menggunakan cerita Malin Kundang.
Suasana proses pembelajaran di Dalam dan di Luar
Lingkaran yang difasilitasi Pak Bartimeus Sinuraya.
7
embelajaran kooperatif merupakan salah satu mereka lakukan pagi itu. Ada lima pertanyaan yang
upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang disepakati. Bersama teman sebangku siswa
Paktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. mendiskusikan pertanyaan tersebut secara lisan.
Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan Dalam kegiatan inti, semua siswa dipandu untuk
pada siswa untuk saling intensif berinteraksi. Salah keluar dari ruang kelas dan berdiri membentuk dua
satu model pembelajaran kooperatif yang dilatihkan lingkaran. Lingkaran yang kedua mengelilingi lingkaran
pada BTL-2 adalah di Dalam dan di Luar yang pertama. Kedua lingkaran harus memiliki jumlah
Lingkaran. Model ini sangat baik dan menyenangkan siswa yang sama sehingga siswa bisa saling
untuk dipakai melatih siswa berbicara bahasa Inggris berhadapan. Siswa dalam lingkaran luar bertanya
khususnya untuk berdialog tentang pengalaman yang tentang kelima pertanyaan tersebut, dan siswa yang di
sudah lewat dalam teks berbentuk dalam lingkaran yang berada tepat di
recount. Model ini saya terapkan depan siswa tersebut menjawab.
pada proses belajar mengajar mata Kemudian kedua lingkaran berotasi
pelajaran Bahasa Inggris di SMP N 3 sehingga siswa terpasangkan dengan
Sidikalang, Dairi, Sumatera Utara. siswa lain untuk membahas topik atau
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kegiatan belajar mengajar dimulai Setelah berlatih berbicara dengan 5
dengan tahap introduction untuk orang teman yang berbeda, maka
pemaparan judul dan tujuan giliran bertanya diambil alih oleh
pembelajaran. Dilanjutkan dengan kelompok sebelah dalam. Dalam hal ini,
tahap connection untuk mengadakan guru selaku fasilitator juga ikut sebagai
kegiatan curah pendapat tentang kegiatan siswa peserta diskusi.
ketika bangun pada pagi hari itu. Setelah itu sebuah
teks recount dengan kata kerja yang perlu diubah Setelah selesai praktik berbicara dengan 10 orang
menjadi past formditunjukkan di layar lewat LCD. teman yang berbeda, siswa dipandu untuk kembali
Kemudian secara berpasangan siswa mendiskusikan masuk ke ruang kelas. Pada tahap Reflection, siswa
teks tersebut. menuliskan pengalaman belajar mereka. Kegiatan
diakhiri dengan tahap Extention. Dalam Extension
Pada tahap Application1, siswa secara bersama-sama siswa mendapatkan tugas untuk menuliskan jawab
membahas pertanyaan yang akan digunakan untuk atas 5 pertanyaan yang telah mereka praktikkan.
bertanya kepada teman tentang kegiatan yang telah
CERITA DARI GURU
Bartimeus Sinuraya, S.Pd.Ing, Guru Bahasa Inggris dan Distrik Fasilitator Dairi,
Sumatera Utara
Pembelajaran Kooperatif di Dalam dan
di Luar Lingkaran untuk Melatih Kecakapan
Berbicara Bahasa Inggris dalam Teks Recount
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
6
Kamariyah Husnayani, Guru MTsN Peanornor, Tapanuli Utara, Sumatera Utara
aya mengajarkan narrative text memanfaatkan sepuluh menit. Kemudian connection saya gunakan
cerita rakyat: Malin Kundang. SK yang selama lima menit untuk menyampaikan KD yang
Sditentukan yaitu siswa dapat memahami dan akan dicapai. Pada tahapan application, saya membagi
mengungkapkan makna fungsional dan esai pendek siswa menjadi beberapa kelompok. Selain itu dalam
sangat sederhana berbentuk narrative. Sedangkan KD tahapan ini, saya meminta siswa untuk mengerjakan
(Kompetensi dasar) yang ditargetkan: merespon dan LK I, II dan III. Di sini juga saya melakukan proses
mengungkapkan makna dalam teks lisan fungsional penguatan selama siswa bekerja. Pada tahapan
pendek sederhana yang menggunakan ragam bahasa reflection, saya meminta siswa untuk menuliskan
tulis yang akurat, lancar dan berterima untuk refleksi atas pembelajaran. Dan pada tahapan terakhir,
berinteraksi dengan lingkungan terdekat. extention, saya menguatkan kembali siswa dengan
memberikan tugas perorangan. Dengan jumlah waktu
Saya memilih cerita Malin Kundang (Myth Of Malin 2x40 kegiatan ini bisa berjalan dengan efektif dengan
Kundang) karena cerita ini dekat dengan siswa. Media menggunakan cara ini.
yang saya gunakan adalah gambar yang dibagi
berdasarkan fase. Saya menggunakan gambar, agar
siswa lebih gampang memahami. Gambar dari awal
sampai akhir cerita, membantu siswa merangkai jalan
cerita secara utuh. Rangkaian ini yang kemudian
mereka tuliskan dengan bahasa mereka sendiri.
Saya menyampaikan materi ini atas berbagai tahapan
waktu sesuai tahapan ICARE. Introduction saya
lakukan dengan permainan say hi and hello selama
Belajar Teks Naratif dengan Menggunakan
Cerita Malin Kundang
Suasana proses pembelajaran dan hasil karya siswa dalam belajar
teks naratif dengan menggunakan cerita Malin Kundang.
Suasana proses pembelajaran di Dalam dan di Luar
Lingkaran yang difasilitasi Pak Bartimeus Sinuraya.
alimat bijak itu artinya kurang lebih begini: kelompok mempunyai tugas masing masing layaknya
kecerdasan bukan berasal dari tidak berbuat sebuah tim futsal yang terdiri dari goal keeper, defender
Kkesalahan, tetapi dengan cepat tahu bagaimana ataupun striker. Peraturannya hampir sama dengan olah
merubah kesalahan tersebut menjadi sesuatu yang raga futsal yang sebenarnya, yaitu ada 2 tim yang
baik. Begitulah ungkapan dari luar yang terkenal bertanding dan saling berhadap-hadapan.Bedanya
sehingga memotivasi orang untuk terus maju dan adalah yang dioper bukan bola melainkan kalimat.
mencoba hal hal baru serta tidak takut untuk Setiap pemain harus mampu membuat kalimat simple
kesalahan. Seperti halnya dengan pembelajaran Bahasa present tense dengan benar. Jika melakukan kesalahan
Inggris di MTs Negeri 3 Kota Surabaya, siswa saya ajar maka pemain tersebut mendapatkan kartu kuning, dan
untuk tidak takut melakukan kesalahan dalam praktik bola dialihkan ke tim yang lain, begitu dan seterusnya.
speaking nya melalui permainan talking futsal. Jika ada siswa yang sudah berhasil mencetak gol (bola
sudah sampai ke pemain ke 6) maka tim tersebut
Dalam permainan ini siswa mendapatkan banyak dianggap sebagai pemenang.
manfaat, selain melatih keberanian untuk tampil di
depan publik, permainan ini juga melatih kerjasama Permainan ini membutuhkan konsentrasi semua
antar siswa sehingga kecakapan sosial dapat tercapai. pemain karena selain sebagai pemain, mereka harus
Perasaan saya grogi sekali tapi saya sangat senang memperhatikan kalimat yang diucapkan tim lawan dan
sekali soalnya bisa membuat kalimat simple present mencatat serta melakukan koreksi sehingga bola
tense, begitulah ungkapan perasaan dapat berpindah ke tim mereka.
salah satu siswa saya, Uswatul
Hasanah, siswa kelas 8 A setelah Kegiatan belajar mengajar menggunakan
selesai mengikuti pembelajaran itu. permainan ini, paling tidak bisa melatih
Siswa belajar kosakata sederhana siswa untuk berani mencoba meskipun
tanpa mereka sadar bahwa mereka melakukan kesalahan dan berusaha
mampu menggunakan kata-kata memperbaiki kesalahan yang mereka buat
tersebut untuk membuat kalimat demi kemenangan timnya masing masing.
sederhana menggunakan simple Selain itu, siswa juga belajar bekerja dalam
present tense. tim untuk mengembangkan kecakapan
sosialnya.
Siswa saya bagi menjadi beberapa
kelompok dengan jumlah 6 orang per
kelompok. Setiap siswa dalam
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
8
Agus Yulianto, S.Pd, Distrik Fasilitator Surabaya, Jawa Timur
Melatih Keberanian Siswa
melalui Permainan Talking Futsal
Intelligence is not to make no mistakes but quickly to see how to make them good
9
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
alau penguasaan vocabulary menjadi kendala siswa menonton film tersebut. Saya ingatkan
besar dalam mencapai kemampuan mereka untuk membaca caption dengan hati-hati.
Kberkomunikasi dalam pembelajaran Bahasa Setelah itu siswa mengidentifikasi dan menulis kata
Inggris (speaking, reading, listening, dan writing), benda dan kata kerja yang ada dalam tayangan
sebelum memberi tugas guru perlu memberikan sebanyak-banyaknya. Dari daftar kata tersebut siswa
bekal kosakata. Saya melakukannya melalui diminta memilih 5 kata yang dianggap masih asing
penggunaan film dan belajar kooperatif . Sebuah film dan menuliskan pada sebuah kartu. Siswa kemudian
dari Rumah Zakat yang berbahasa Indonesia yang menukarkan kartu dengan teman sekelompok
bercerita tentang seorang anak yang membantu sambil menanyakan arti kata-kata tersebut.
ibunya yang akan melahirkan dengan cara
mengantar ibu ke Puskemas ternyata bisa menjadi Setelah itu saya minta siswa memilih satu kata yang
sumber belajar yang sangat membantu. Film itu bisa dianggap paling asing dan kali ini menulisnya pada
dipakai karena meskipun berbahasa Indonesia, film kartu di baliknya. Kartu ini kemudian ditunjukkan
itu juga dilengkapi caption dalam Bahasa Inggris. Film pada teman sekelompok dan kelompok lainnya
itu saya beri judul Tejas White Clothes. Caption untuk mendapatkan masukan. Kata asing yang
tersebut berfungsi memberikan input bahasa akhirnya tetap tidak mendapatkan arti kemudian
sebelum siswa melakukan tugas menulis teks saya bahas secara pleno. Setelah itu setiap
recount. kelompok mendiskusikan cerita dalam tayangan
yang diikuti dengan kegiatan menuliskan kembali
Saya memulai pembelajaran dengan membagi kelas cerita yang tadi telah ditonton bersama. Hasil karya
dalam kelompok. Tiap kelompok menamai kemudian saling ditukarkan antar kelompok.
kelompoknya dengan nama-nama negara. Setelah itu
Iskandar Sulaeman, Guru Bahasa Inggris SMP Islam Rengasdengklok dan
Distrik Fasilitator Karawang, Jawa Barat
Suasana proses pembelajaran dan hasil karya siswa
dalam pembelajaran menulis teks recount bahasa Inggris
dengan menggunakan film berbahasa Indonesia.
Menggunakan Film Berbahasa Indonesia
sebagai Sumber Belajar Menulis Teks Recount
Bahasa Inggris
Menggunakan Film Berbahasa Indonesia
sebagai Sumber Belajar Menulis Teks Recount
Bahasa Inggris
alimat bijak itu artinya kurang lebih begini: kelompok mempunyai tugas masing masing layaknya
kecerdasan bukan berasal dari tidak berbuat sebuah tim futsal yang terdiri dari goal keeper, defender
Kkesalahan, tetapi dengan cepat tahu bagaimana ataupun striker. Peraturannya hampir sama dengan olah
merubah kesalahan tersebut menjadi sesuatu yang raga futsal yang sebenarnya, yaitu ada 2 tim yang
baik. Begitulah ungkapan dari luar yang terkenal bertanding dan saling berhadap-hadapan.Bedanya
sehingga memotivasi orang untuk terus maju dan adalah yang dioper bukan bola melainkan kalimat.
mencoba hal hal baru serta tidak takut untuk Setiap pemain harus mampu membuat kalimat simple
kesalahan. Seperti halnya dengan pembelajaran Bahasa present tense dengan benar. Jika melakukan kesalahan
Inggris di MTs Negeri 3 Kota Surabaya, siswa saya ajar maka pemain tersebut mendapatkan kartu kuning, dan
untuk tidak takut melakukan kesalahan dalam praktik bola dialihkan ke tim yang lain, begitu dan seterusnya.
speaking nya melalui permainan talking futsal. Jika ada siswa yang sudah berhasil mencetak gol (bola
sudah sampai ke pemain ke 6) maka tim tersebut
Dalam permainan ini siswa mendapatkan banyak dianggap sebagai pemenang.
manfaat, selain melatih keberanian untuk tampil di
depan publik, permainan ini juga melatih kerjasama Permainan ini membutuhkan konsentrasi semua
antar siswa sehingga kecakapan sosial dapat tercapai. pemain karena selain sebagai pemain, mereka harus
Perasaan saya grogi sekali tapi saya sangat senang memperhatikan kalimat yang diucapkan tim lawan dan
sekali soalnya bisa membuat kalimat simple present mencatat serta melakukan koreksi sehingga bola
tense, begitulah ungkapan perasaan dapat berpindah ke tim mereka.
salah satu siswa saya, Uswatul
Hasanah, siswa kelas 8 A setelah Kegiatan belajar mengajar menggunakan
selesai mengikuti pembelajaran itu. permainan ini, paling tidak bisa melatih
Siswa belajar kosakata sederhana siswa untuk berani mencoba meskipun
tanpa mereka sadar bahwa mereka melakukan kesalahan dan berusaha
mampu menggunakan kata-kata memperbaiki kesalahan yang mereka buat
tersebut untuk membuat kalimat demi kemenangan timnya masing masing.
sederhana menggunakan simple Selain itu, siswa juga belajar bekerja dalam
present tense. tim untuk mengembangkan kecakapan
sosialnya.
Siswa saya bagi menjadi beberapa
kelompok dengan jumlah 6 orang per
kelompok. Setiap siswa dalam
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
8
Agus Yulianto, S.Pd, Distrik Fasilitator Surabaya, Jawa Timur
Melatih Keberanian Siswa
melalui Permainan Talking Futsal
Intelligence is not to make no mistakes but quickly to see how to make them good
9
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
alau penguasaan vocabulary menjadi kendala siswa menonton film tersebut. Saya ingatkan
besar dalam mencapai kemampuan mereka untuk membaca caption dengan hati-hati.
Kberkomunikasi dalam pembelajaran Bahasa Setelah itu siswa mengidentifikasi dan menulis kata
Inggris (speaking, reading, listening, dan writing), benda dan kata kerja yang ada dalam tayangan
sebelum memberi tugas guru perlu memberikan sebanyak-banyaknya. Dari daftar kata tersebut siswa
bekal kosakata. Saya melakukannya melalui diminta memilih 5 kata yang dianggap masih asing
penggunaan film dan belajar kooperatif . Sebuah film dan menuliskan pada sebuah kartu. Siswa kemudian
dari Rumah Zakat yang berbahasa Indonesia yang menukarkan kartu dengan teman sekelompok
bercerita tentang seorang anak yang membantu sambil menanyakan arti kata-kata tersebut.
ibunya yang akan melahirkan dengan cara
mengantar ibu ke Puskemas ternyata bisa menjadi Setelah itu saya minta siswa memilih satu kata yang
sumber belajar yang sangat membantu. Film itu bisa dianggap paling asing dan kali ini menulisnya pada
dipakai karena meskipun berbahasa Indonesia, film kartu di baliknya. Kartu ini kemudian ditunjukkan
itu juga dilengkapi caption dalam Bahasa Inggris. Film pada teman sekelompok dan kelompok lainnya
itu saya beri judul Tejas White Clothes. Caption untuk mendapatkan masukan. Kata asing yang
tersebut berfungsi memberikan input bahasa akhirnya tetap tidak mendapatkan arti kemudian
sebelum siswa melakukan tugas menulis teks saya bahas secara pleno. Setelah itu setiap
recount. kelompok mendiskusikan cerita dalam tayangan
yang diikuti dengan kegiatan menuliskan kembali
Saya memulai pembelajaran dengan membagi kelas cerita yang tadi telah ditonton bersama. Hasil karya
dalam kelompok. Tiap kelompok menamai kemudian saling ditukarkan antar kelompok.
kelompoknya dengan nama-nama negara. Setelah itu
Iskandar Sulaeman, Guru Bahasa Inggris SMP Islam Rengasdengklok dan
Distrik Fasilitator Karawang, Jawa Barat
Suasana proses pembelajaran dan hasil karya siswa
dalam pembelajaran menulis teks recount bahasa Inggris
dengan menggunakan film berbahasa Indonesia.
Menggunakan Film Berbahasa Indonesia
sebagai Sumber Belajar Menulis Teks Recount
Bahasa Inggris
Menggunakan Film Berbahasa Indonesia
sebagai Sumber Belajar Menulis Teks Recount
Bahasa Inggris
Sulilawaty S.Pd, Guru Bahasa Inggris SMPN 5 Tarutung, Sumatera Utara
agi itu, dengan target pembelajaran yang kata-katanya disusun acak, misalnya: let-me-you-
membangun kemampuan membaca dalam how to make show a kite. Siswa diminta untuk
Pkonteks teks prosedur, saya mengajar menyusun kata acak itu menjadi kalimat yang utuh.
menggunakan kegiatan yang menyenangkan dan Delapan kalimat itu adalah tahapan membuat layang-
melibatkan siswa, yaitu membuat layang-layang layang. Kata-kata yang ada dalam setiap kalimat adalah
bersama. Kegiatan ini juga bisa melibatkan kata yang ada pada LK 1.
kemampuan berbicara siswa. Cara berceramah
melulu sudah saya tinggalkan. LK 1 membantu siswa mengenali kata-kata yang
akrab digunakan dalam pembuatan layang-layang.
Ruang kelas saya jadi mirip ruang keterampilan. Ada Proses ini membantu siswa mengetahui arti kata dan
kertas berwarna, benang nilon, batang bambu, lem kegunaanya. Sedangkan LK 2 membantu siswa
kanji, gunting, pisau. Semua itu adalah bahan untuk mengetahui tahapan pembuatan layang-layang. Siswa
membuat layang-layang yang dibawa siswa dari rumah. akan bisa membuat layang-layang jika mereka sudah
tahu tahapan pembuatannya.
Saya membuka pembelajaran dengan menulis target
pembelajaran hari itu dan memotivasi siswa supaya Proses pengerjaan LK 2 dilakukan secara
mengerjakan semua tugas dengan baik. Setelah itu, berkelompok. Siswa diminta menuliskan ulang
saya menempelkan kertas besar untuk menuliskan kalimat yang benar dalam kertas besar. Setelah itu
sejumlah kata-kata yang menjadi target pembelajaran, hasil kerja mereka ditempelkan di dinding dan
misalnya: kata frame, share, blade, bamboo stick dan dikoreksi bersama-sama saya memandu penyusunan
lainnya. Saya melatih siswa mengucapkan kata-kata kalimat itu.
itu satu-persatu untuk memastikan siswa
mengucapkan dengan benar. Selanjutnya, saya bagikan Riuh kembali membahana. Ternyata siswa masih keliru
lembaran kerja (LK) yang pertama yang berisi kata- menyusun kalimat. Hanya ada dua kelompok yang
kata berbahasa Inggris dan artinya dalam bahasa berhasil menyusun delapan kalimat itu dengan baik.
Indonesia. Siswa diminta menjodohkan. Proses Selesai dengan urutan kata dalam kalimat, saya
penjodohan dilakukan secara berpasangan dan saya memberi Lk3. Siswa diminta mengurutkan kalimat-
membimbing siswa untuk saling memeriksa kalimat tersebut menjadi tahapanan membuat layang-
kebenaran kata-kata yang dijodohkan. Proses ini layang secara berkelompok.
berlansung meriah dan produktif.
Setelah itu, LK 2 diberikan. LK 2 berisi 8 baris kalimat
Ayo Membuat Layang-Layang
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
10
POLTAK SIMAMORA, siswa kelas IX, girang tak terkira. Ia tidak percaya mampu
membuat layang-layang sambil belajar bahasa Inggris.
Layang-layang sudah jadi .!
Setelah yakin dengan tahapannya, siswa segera bekerja
membuat layang-layang. Akhirnya, salah satu utusan
kelompok diminta mempresentasikan kerja kelompok.
Utusan itu membawa serta layang-layang yang dibuat. Ia
menjelaskan tahap demi tahap pembuatannya. Presentasi ini
disambut dengan tepuk tangan dan tawa yang meriah. Siswa
menunjukkan dengan bangga layang-layangnya. Bel tanda jam
pelajaran berbunyi. Siswa kembali riuh.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Menunjukkan kerangka layangan
Menjodohkan kata dengan makna
Membuat layang-layang berdasarkan
prosedur yang sudah dibaca
11
Sulilawaty S.Pd, Guru Bahasa Inggris SMPN 5 Tarutung, Sumatera Utara
agi itu, dengan target pembelajaran yang kata-katanya disusun acak, misalnya: let-me-you-
membangun kemampuan membaca dalam how to make show a kite. Siswa diminta untuk
Pkonteks teks prosedur, saya mengajar menyusun kata acak itu menjadi kalimat yang utuh.
menggunakan kegiatan yang menyenangkan dan Delapan kalimat itu adalah tahapan membuat layang-
melibatkan siswa, yaitu membuat layang-layang layang. Kata-kata yang ada dalam setiap kalimat adalah
bersama. Kegiatan ini juga bisa melibatkan kata yang ada pada LK 1.
kemampuan berbicara siswa. Cara berceramah
melulu sudah saya tinggalkan. LK 1 membantu siswa mengenali kata-kata yang
akrab digunakan dalam pembuatan layang-layang.
Ruang kelas saya jadi mirip ruang keterampilan. Ada Proses ini membantu siswa mengetahui arti kata dan
kertas berwarna, benang nilon, batang bambu, lem kegunaanya. Sedangkan LK 2 membantu siswa
kanji, gunting, pisau. Semua itu adalah bahan untuk mengetahui tahapan pembuatan layang-layang. Siswa
membuat layang-layang yang dibawa siswa dari rumah. akan bisa membuat layang-layang jika mereka sudah
tahu tahapan pembuatannya.
Saya membuka pembelajaran dengan menulis target
pembelajaran hari itu dan memotivasi siswa supaya Proses pengerjaan LK 2 dilakukan secara
mengerjakan semua tugas dengan baik. Setelah itu, berkelompok. Siswa diminta menuliskan ulang
saya menempelkan kertas besar untuk menuliskan kalimat yang benar dalam kertas besar. Setelah itu
sejumlah kata-kata yang menjadi target pembelajaran, hasil kerja mereka ditempelkan di dinding dan
misalnya: kata frame, share, blade, bamboo stick dan dikoreksi bersama-sama saya memandu penyusunan
lainnya. Saya melatih siswa mengucapkan kata-kata kalimat itu.
itu satu-persatu untuk memastikan siswa
mengucapkan dengan benar. Selanjutnya, saya bagikan Riuh kembali membahana. Ternyata siswa masih keliru
lembaran kerja (LK) yang pertama yang berisi kata- menyusun kalimat. Hanya ada dua kelompok yang
kata berbahasa Inggris dan artinya dalam bahasa berhasil menyusun delapan kalimat itu dengan baik.
Indonesia. Siswa diminta menjodohkan. Proses Selesai dengan urutan kata dalam kalimat, saya
penjodohan dilakukan secara berpasangan dan saya memberi Lk3. Siswa diminta mengurutkan kalimat-
membimbing siswa untuk saling memeriksa kalimat tersebut menjadi tahapanan membuat layang-
kebenaran kata-kata yang dijodohkan. Proses ini layang secara berkelompok.
berlansung meriah dan produktif.
Setelah itu, LK 2 diberikan. LK 2 berisi 8 baris kalimat
Ayo Membuat Layang-Layang
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
10
POLTAK SIMAMORA, siswa kelas IX, girang tak terkira. Ia tidak percaya mampu
membuat layang-layang sambil belajar bahasa Inggris.
Layang-layang sudah jadi .!
Setelah yakin dengan tahapannya, siswa segera bekerja
membuat layang-layang. Akhirnya, salah satu utusan
kelompok diminta mempresentasikan kerja kelompok.
Utusan itu membawa serta layang-layang yang dibuat. Ia
menjelaskan tahap demi tahap pembuatannya. Presentasi ini
disambut dengan tepuk tangan dan tawa yang meriah. Siswa
menunjukkan dengan bangga layang-layangnya. Bel tanda jam
pelajaran berbunyi. Siswa kembali riuh.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Menunjukkan kerangka layangan
Menjodohkan kata dengan makna
Membuat layang-layang berdasarkan
prosedur yang sudah dibaca
11
pelajaran bahasa Inggris tidak boleh dianggap sulit.
Karena itu guru perlu membuat kegiatan-kegiatan
Ppembelajaran bahasa Inggris yang menyenangkan.
Dengan demikian siswa belajar dalam suasana yang
menyenangkan dan pembelajaran menjadi bermakna bagi
mereka. Karena itu guru Bahasa Inggris perlu memiliki
kreativitas dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna
untuk siswa.
Berikut ini adalah pengalaman saya menggunakan game/
permainan untuk membuat pengajaran saya menjadi
pembelajaran yang bermakna buat siswa di kelas VII A SMP
Negeri 2 Pangsid. Permainan ini disebut Commands and
Prohibitions Cards. Selama berlangsungnya kegiatan siswa
saya terlihat sangat bersemangat mengikuti pelajaran.
Ernawati, S.Pd, Guru SMPN 2 Pangsid, Sulawesi Selatan
Menggunakan Commands
dan Prohibition Cards
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
12
Permainan ini digunakan untuk mengajarkan materi Akhirnya, guru mengumpulkan kartu-kartu tersebut.
instruction dan bertujuan untuk membangun
ketrampilan siswa dalam mendengar dan menulis. Pelaksanaan kegiatan:
Selain itu permainan ini juga dapat membangun Pertama, saya bagi kelas menjadi 3 kelompok.
kreativitas siswa karena siswa sendiri yang membuat
media permainan yaitu kartu (cards). Berikut ini Kedua, saya menjelaskan pada siswa bagaimana
adalah langkah-langkah dalam persiapan dan caranya bermain dengan kartu-kartu tersebut.
pelaksanaan.
Ketiga, setiap kelompok dengan diwakili oleh seorang
Persiapan: Berikut adalah cara membuat siswa memilih amplop. Setiap kelompok
media kartu. mendapatkan jumlah amplop yang sama.
Pertama, saya dan siswa membahas makna beberapa Kemudian, salah satu anggota membacakan instruksi
ekspresi commands and prohibitions melalui kegiatan untuk kelompoknya. Jika siswa tersebut dapat
demonstrasi dari saya ataupun siswa. Siswa menulis membaca dengan benar dan kelompoknya dapat
makna commands and prohibitions di buku catatan melakukan instruksi dengan tepat, kelompok
bahasa Inggris mereka. Saya juga memberikan drill tersebut akan mendapatkan nilai sempurna, yaitu 100.
untuk pengucapan yang benar. Siswa yang bertugas membaca bisa bergantian. Hal
yang sama berlaku untuk kelompok 2 dan 3.
Kedua, siswa menyiapkan gunting, selembar kartun,
spidol warna warni dan amplop. Mereka kemudian Ketika satu kelompok melaksanakan kegiatan,
memotong karton tersebut menjadi kartu-kartu kelompok yang lain mengamati untuk
sebesar kartu remi. Pada kartu-kartu tersebut, siswa memperhatikan akurasi kelompok pelaksana dalam
menuliskan commands dan prohibitions. Berikutnya, membaca dan melaksanakan instruksi.
siswa memasukkan kartu-kartu tersebut pada
amplop. Satu amplop satu kartu. Siswa tidak boleh Pada akhir permainan hasil tiap kelompok dijumlah.
menuliskan nama mereka pada amplop-amplop Kelompok yang mendapat jumlah skor tertinggi
tersebut. Jika dalam satu kelas terdapat 30 siswa maka menjadi pemenang. Sebagai penutup kegiatan, guru
akan terdapat 30 amplop. memberikan hadiah pada pemenang.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
13
Anak-anak sedang melakukan kegiatan dengan menggunakan
commands and prohibition cards
Kalimat anak-anak
Sang pemenang menerima
hadiah dari bu guru
pelajaran bahasa Inggris tidak boleh dianggap sulit.
Karena itu guru perlu membuat kegiatan-kegiatan
Ppembelajaran bahasa Inggris yang menyenangkan.
Dengan demikian siswa belajar dalam suasana yang
menyenangkan dan pembelajaran menjadi bermakna bagi
mereka. Karena itu guru Bahasa Inggris perlu memiliki
kreativitas dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna
untuk siswa.
Berikut ini adalah pengalaman saya menggunakan game/
permainan untuk membuat pengajaran saya menjadi
pembelajaran yang bermakna buat siswa di kelas VII A SMP
Negeri 2 Pangsid. Permainan ini disebut Commands and
Prohibitions Cards. Selama berlangsungnya kegiatan siswa
saya terlihat sangat bersemangat mengikuti pelajaran.
Ernawati, S.Pd, Guru SMPN 2 Pangsid, Sulawesi Selatan
Menggunakan Commands
dan Prohibition Cards
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
12
Permainan ini digunakan untuk mengajarkan materi Akhirnya, guru mengumpulkan kartu-kartu tersebut.
instruction dan bertujuan untuk membangun
ketrampilan siswa dalam mendengar dan menulis. Pelaksanaan kegiatan:
Selain itu permainan ini juga dapat membangun Pertama, saya bagi kelas menjadi 3 kelompok.
kreativitas siswa karena siswa sendiri yang membuat
media permainan yaitu kartu (cards). Berikut ini Kedua, saya menjelaskan pada siswa bagaimana
adalah langkah-langkah dalam persiapan dan caranya bermain dengan kartu-kartu tersebut.
pelaksanaan.
Ketiga, setiap kelompok dengan diwakili oleh seorang
Persiapan: Berikut adalah cara membuat siswa memilih amplop. Setiap kelompok
media kartu. mendapatkan jumlah amplop yang sama.
Pertama, saya dan siswa membahas makna beberapa Kemudian, salah satu anggota membacakan instruksi
ekspresi commands and prohibitions melalui kegiatan untuk kelompoknya. Jika siswa tersebut dapat
demonstrasi dari saya ataupun siswa. Siswa menulis membaca dengan benar dan kelompoknya dapat
makna commands and prohibitions di buku catatan melakukan instruksi dengan tepat, kelompok
bahasa Inggris mereka. Saya juga memberikan drill tersebut akan mendapatkan nilai sempurna, yaitu 100.
untuk pengucapan yang benar. Siswa yang bertugas membaca bisa bergantian. Hal
yang sama berlaku untuk kelompok 2 dan 3.
Kedua, siswa menyiapkan gunting, selembar kartun,
spidol warna warni dan amplop. Mereka kemudian Ketika satu kelompok melaksanakan kegiatan,
memotong karton tersebut menjadi kartu-kartu kelompok yang lain mengamati untuk
sebesar kartu remi. Pada kartu-kartu tersebut, siswa memperhatikan akurasi kelompok pelaksana dalam
menuliskan commands dan prohibitions. Berikutnya, membaca dan melaksanakan instruksi.
siswa memasukkan kartu-kartu tersebut pada
amplop. Satu amplop satu kartu. Siswa tidak boleh Pada akhir permainan hasil tiap kelompok dijumlah.
menuliskan nama mereka pada amplop-amplop Kelompok yang mendapat jumlah skor tertinggi
tersebut. Jika dalam satu kelas terdapat 30 siswa maka menjadi pemenang. Sebagai penutup kegiatan, guru
akan terdapat 30 amplop. memberikan hadiah pada pemenang.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
13
Anak-anak sedang melakukan kegiatan dengan menggunakan
commands and prohibition cards
Kalimat anak-anak
Sang pemenang menerima
hadiah dari bu guru
Syufi Alit Nurmala, S. Pd, Guru MTs Al-Rohmah Garut, Jawa Barat
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
14
Para siswa tampak
asyik bekerjasama di
dalam kelompok.
Telepon Mainan untuk
Menghidupkan Suasana Kelas
enggunaan media sederhana dalam pengajaran mereka masing-masing (kalau ada) atau apa saja yang
bisa membuat siswa belajar dengan lebih tekun dianggap sebagai telepon.
Pdalam suasana yang menyenangkan. Media yang
saya gunakan adalah telepon mainan. Media itu saya Kegiatan berpasangan itu kemudian diikuti dengan
gunakan untuk mengajarkan materi teks penampilan di depan kelas. Pasangan yang maju
transaksional dan interpersonal pendek sederhana menggunakan media yaitu menggunakan hand phone
dengan topik percakapan Telepon, Saya siapkan juga milik salah satu siswa dan tentunya telepon mainan
media audio berupa rekaman percakapan telephone anak saya. Ada kegelian tersendiri ketika melihat
sehingga siswa bisa mendengarkan contoh mereka bermain peran. Ada yang tertawa riang, ada
percakapan telepon sebelum diberi tugas. juga yang cemberut berekspresi sesuai peran yang
dimainkannya. Tapi dibalik itu semua saya kagum dan
Telepon mainan yang saya tunjukkan pada para siswa bangga melihat kreativitas mereka. Tanpa terasa bel
mengundang gelak tawa seluruh penghuni kelas. pun berbunyi itu tandanya saya harus mengakhiri
Sebelum mainan itu digunakan, siswa mempelajari LK pembelajaran. Hari itupun saya merasa optimis, esok
untuk belajar lebih detil materi pembelajaran. Dalam hari pasti lebih seru lagi.
LK terdapat instruksi menyusun teratur teks dialog
yang masih acak. Dengan kegiatan ini siswa akan
mengetahui beberapa hal diantaranya: the
expressions to start, to extend and to end a
conversation on phone, baik dalam situasi formal
maupun informal.
Setelah mempelajari hal tersebut, saya minta mereka
untuk bermain peran. Sebelum mereka bermain
peran saya demonstrasikan cara berkomunikasi
dengan telepon dengan menggunakan telepon
mainan anak saya dan seorang siswa menggunakan
telepon genggam. Siswa merasa geli melihat bu guru
mereka menggunakan telepon mainan anak kecil, dan
itu membuat mereka memperhatikan demonstrasi
yang saya lakukan. Setelah itu siswa bermain peran
dengan pasangannya menggunakan telepon genggam
aya termotivasi untuk memajang hasil karya bangga dengan hasil karya yang dibuatnya. dan
siswa menjadi media pembelajaran karena mereka merasa bangga dengan dipajangkannya hasil
Sselama ini karya mereka hanya tertumpuk di karyanya.Ternyata siswa sangat menikmati hasil
meja dan lemari ruang guru sehingga pemanfaatan karya mereka sendiri dan temannya yang dipajang
media itu untuk proses pembelajaran kurang efektif. di bekas gudang tersebut.
Atas dasar itulah saya mencoba menata karya-karya
tersebut dengan menata dan memanfaatkan satu Di samping itu, ruang gudang yang telah menjadi
ruang gudang sekolah menjadi ruang belajar ruang belajar juga memotivasiguru-guru mata
sekaligus ruang media pembelajaran. Saya modifikasi pelajaran yang lain untuk terus dapat melakukan
ruang gudang menjadi ruang kelas bahasa Inggris. strategi pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
sehingga dapat menghasilkan karya siswa yang lebih
Meskipun capek, saya merasa senang dan puas bervariatif. Di bekas gudang itu bahkan digunakan
karena dengan memberi ruang untuk memamerkan juga komputer untuk pembelajaran sehingga siswa
karya siswa saya betul-betul ingin siswa saya dapat dapat membuat hasil karyanya dengan
mengikuti pembelajaran dengan nyaman dan merasa menggunakan komputer.
15
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Mengubah Gudang
Menjadi Ruang Belajar
Istiqomah Salamah, Guru MTs AL Ahliyah Kotabaru Karawang, Jawa Barat
Kreativitas Bu Istiqomah yang berhasil mengubah gudang menjadi ruang belajar yang mengasyikkan bagi siswa.
Modeling percakapan telepon oleh dua orang siswa
dengan bimbingan guru.
Syufi Alit Nurmala, S. Pd, Guru MTs Al-Rohmah Garut, Jawa Barat
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
14
Para siswa tampak
asyik bekerjasama di
dalam kelompok.
Telepon Mainan untuk
Menghidupkan Suasana Kelas
enggunaan media sederhana dalam pengajaran mereka masing-masing (kalau ada) atau apa saja yang
bisa membuat siswa belajar dengan lebih tekun dianggap sebagai telepon.
Pdalam suasana yang menyenangkan. Media yang
saya gunakan adalah telepon mainan. Media itu saya Kegiatan berpasangan itu kemudian diikuti dengan
gunakan untuk mengajarkan materi teks penampilan di depan kelas. Pasangan yang maju
transaksional dan interpersonal pendek sederhana menggunakan media yaitu menggunakan hand phone
dengan topik percakapan Telepon, Saya siapkan juga milik salah satu siswa dan tentunya telepon mainan
media audio berupa rekaman percakapan telephone anak saya. Ada kegelian tersendiri ketika melihat
sehingga siswa bisa mendengarkan contoh mereka bermain peran. Ada yang tertawa riang, ada
percakapan telepon sebelum diberi tugas. juga yang cemberut berekspresi sesuai peran yang
dimainkannya. Tapi dibalik itu semua saya kagum dan
Telepon mainan yang saya tunjukkan pada para siswa bangga melihat kreativitas mereka. Tanpa terasa bel
mengundang gelak tawa seluruh penghuni kelas. pun berbunyi itu tandanya saya harus mengakhiri
Sebelum mainan itu digunakan, siswa mempelajari LK pembelajaran. Hari itupun saya merasa optimis, esok
untuk belajar lebih detil materi pembelajaran. Dalam hari pasti lebih seru lagi.
LK terdapat instruksi menyusun teratur teks dialog
yang masih acak. Dengan kegiatan ini siswa akan
mengetahui beberapa hal diantaranya: the
expressions to start, to extend and to end a
conversation on phone, baik dalam situasi formal
maupun informal.
Setelah mempelajari hal tersebut, saya minta mereka
untuk bermain peran. Sebelum mereka bermain
peran saya demonstrasikan cara berkomunikasi
dengan telepon dengan menggunakan telepon
mainan anak saya dan seorang siswa menggunakan
telepon genggam. Siswa merasa geli melihat bu guru
mereka menggunakan telepon mainan anak kecil, dan
itu membuat mereka memperhatikan demonstrasi
yang saya lakukan. Setelah itu siswa bermain peran
dengan pasangannya menggunakan telepon genggam
aya termotivasi untuk memajang hasil karya bangga dengan hasil karya yang dibuatnya. dan
siswa menjadi media pembelajaran karena mereka merasa bangga dengan dipajangkannya hasil
Sselama ini karya mereka hanya tertumpuk di karyanya.Ternyata siswa sangat menikmati hasil
meja dan lemari ruang guru sehingga pemanfaatan karya mereka sendiri dan temannya yang dipajang
media itu untuk proses pembelajaran kurang efektif. di bekas gudang tersebut.
Atas dasar itulah saya mencoba menata karya-karya
tersebut dengan menata dan memanfaatkan satu Di samping itu, ruang gudang yang telah menjadi
ruang gudang sekolah menjadi ruang belajar ruang belajar juga memotivasiguru-guru mata
sekaligus ruang media pembelajaran. Saya modifikasi pelajaran yang lain untuk terus dapat melakukan
ruang gudang menjadi ruang kelas bahasa Inggris. strategi pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
sehingga dapat menghasilkan karya siswa yang lebih
Meskipun capek, saya merasa senang dan puas bervariatif. Di bekas gudang itu bahkan digunakan
karena dengan memberi ruang untuk memamerkan juga komputer untuk pembelajaran sehingga siswa
karya siswa saya betul-betul ingin siswa saya dapat dapat membuat hasil karyanya dengan
mengikuti pembelajaran dengan nyaman dan merasa menggunakan komputer.
15
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Mengubah Gudang
Menjadi Ruang Belajar
Istiqomah Salamah, Guru MTs AL Ahliyah Kotabaru Karawang, Jawa Barat
Kreativitas Bu Istiqomah yang berhasil mengubah gudang menjadi ruang belajar yang mengasyikkan bagi siswa.
Modeling percakapan telepon oleh dua orang siswa
dengan bimbingan guru.
Potpourri Note Game:
Belajar Menulis dengan Susunan
Kata dan Ejaan yang Benar
Supartinah, S.Pd., M.Pd, Guru SMPN 1 Karanganyar, Jawa Tengah
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
16
huruf dan kata dari koran tersebut untuk
membentuk kalimat sesuai konsep yang telah
diberikan guru, misalnya imperative sentences, atau
tenses. Siswa menempelkan kalimat kalimat yang
telah disusunnya itu kedalam kertas HVS yang
tersedia. Kelompok yang berhasil membuat kalimat
paling banyak dan benar ditentukan sebagai
pemenang.
Hal yang bisa dipetik dari kegiatan ini adalah siswa
bisa mengerti dan menghafal dengan mudah spelling
kata kata tertentu dan susunan kata dalam
kalimat yang benar karena mereka terlibat secara
aktif dan asyik baik secara kognitif maupun fisik.
Siswa menjadi lebih waspada terhadap ejaan tulisan
mereka dan membangun rasa tentang sususan kata
dalam kalimat yang benar. Pekerjaan ini memakan
alah satu aspek penilaian writing adalah akurasi
waktu, karena itu setelah saya ajari cara
dari segi spelling atau ejaan. Itu adalah masalah
melakukannya di kelas, pekerjaan selanjutnya untuk
yang dihadapi banyak siswa dalam menulis,
S
konsep-konsep yang lain dijadikan sebagai pekerjaan
terutama bagi pembelajar awal (early beginners).
rumah yang bisa dikerjakan baik secara individu
Contoh yang sederhana, siswa kesulitan
maupun kelompok.
membedakan tree dan three, write dan ride, dan
masih banyak lagi. Salah satu cara mengatasinya
adalah dengan teknik yang saya sebut sebagai
Potpourri Note Game. Teknik ini bisa diterapkan
dalam pemahaman konsep Imperative Sentence,
Tenses, dll. Dalam game ini saya masukkan unsur
kompetisi sehingga game itu lebih menantang siswa.
Media yang digunakan dalam teknik ini sangat
sederhana yaitu koran bekas. Yang dimanfaatkan
adalah huruf huruf berbagai jenis dan bentuk atau
kata kata dalam koran tersebut, sehingga sifatnya
seperti potpourri.
Langkah pembelajaran menggunakan teknik ini
adalah sebagai berikut:
Guru menjelaskan konsep tertentu kepada siswa,
misalnya Imperative Sentences, atau Tenses. Setelah
itu kelas dibagi menjadi kelompok, dengan anggota
4 atau 5 orang. Kepada setiap kelompok dibagikan
alat dan bahan: kertas koran bekas, gunting, lem
(double tape), kertas HVS (putih atau berwarna).
Siswa memotong huruf huruf atau kata kata
yang terdapat pada koran. Siswa menggunakan
Latihan mengerjakan tugas di sekolah sebelum
mengerjakan sendiri atau berkelompok di luar sekolah.
Contoh hasil pekerjaan siswa pada saat siswa
sedang belajar tentang past tense yang digunakan
dalam teks recount dan narasi.
erinspirasi oleh salah satu buku yang di hibahkan oleh DBE3 kepada SMP Negeri 1 Camplong, saya
mengajak siswa untuk memproduksi buku hasil karya mereka sendiri. GOOD MANNER BOOK
Tadalah tema yang di angkat dalam pembelajaran kali ini. Pertama-tama guru memberikan beberapa
contoh kalimat yang mengarah pada tingkah laku yang baik ( brush your teeth before sleeping, use your
right hand when youre eating, turn off the light when you sleep, etc). Kemudian siswa diajak untuk
menemukan tingkah laku yang baik yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan mencoba
menterjemahkannya dalam bahasa inggris.
Walaupun hanya menggunakan bahan bekas seperti karton, kertas, dan koran bekas, ternyata para siswa
menghasilkan karya yang luar biasa. Selain itu, dengan saling membaca milik teman, banyak kata-kata dan
kalimat-kalimat baru yang mereka dapatkan karena setiap siswa didorong untuk membuat kalimat tentang
good manner yang berbeda.
Good
Manner Book
Diah Wulansari, Distrik Fasilitator Sampang, Jawa Timur
17
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Potpourri Note Game:
Belajar Menulis dengan Susunan
Kata dan Ejaan yang Benar
Supartinah, S.Pd., M.Pd, Guru SMPN 1 Karanganyar, Jawa Tengah
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
16
huruf dan kata dari koran tersebut untuk
membentuk kalimat sesuai konsep yang telah
diberikan guru, misalnya imperative sentences, atau
tenses. Siswa menempelkan kalimat kalimat yang
telah disusunnya itu kedalam kertas HVS yang
tersedia. Kelompok yang berhasil membuat kalimat
paling banyak dan benar ditentukan sebagai
pemenang.
Hal yang bisa dipetik dari kegiatan ini adalah siswa
bisa mengerti dan menghafal dengan mudah spelling
kata kata tertentu dan susunan kata dalam
kalimat yang benar karena mereka terlibat secara
aktif dan asyik baik secara kognitif maupun fisik.
Siswa menjadi lebih waspada terhadap ejaan tulisan
mereka dan membangun rasa tentang sususan kata
dalam kalimat yang benar. Pekerjaan ini memakan
alah satu aspek penilaian writing adalah akurasi
waktu, karena itu setelah saya ajari cara
dari segi spelling atau ejaan. Itu adalah masalah
melakukannya di kelas, pekerjaan selanjutnya untuk
yang dihadapi banyak siswa dalam menulis,
S
konsep-konsep yang lain dijadikan sebagai pekerjaan
terutama bagi pembelajar awal (early beginners).
rumah yang bisa dikerjakan baik secara individu
Contoh yang sederhana, siswa kesulitan
maupun kelompok.
membedakan tree dan three, write dan ride, dan
masih banyak lagi. Salah satu cara mengatasinya
adalah dengan teknik yang saya sebut sebagai
Potpourri Note Game. Teknik ini bisa diterapkan
dalam pemahaman konsep Imperative Sentence,
Tenses, dll. Dalam game ini saya masukkan unsur
kompetisi sehingga game itu lebih menantang siswa.
Media yang digunakan dalam teknik ini sangat
sederhana yaitu koran bekas. Yang dimanfaatkan
adalah huruf huruf berbagai jenis dan bentuk atau
kata kata dalam koran tersebut, sehingga sifatnya
seperti potpourri.
Langkah pembelajaran menggunakan teknik ini
adalah sebagai berikut:
Guru menjelaskan konsep tertentu kepada siswa,
misalnya Imperative Sentences, atau Tenses. Setelah
itu kelas dibagi menjadi kelompok, dengan anggota
4 atau 5 orang. Kepada setiap kelompok dibagikan
alat dan bahan: kertas koran bekas, gunting, lem
(double tape), kertas HVS (putih atau berwarna).
Siswa memotong huruf huruf atau kata kata
yang terdapat pada koran. Siswa menggunakan
Latihan mengerjakan tugas di sekolah sebelum
mengerjakan sendiri atau berkelompok di luar sekolah.
Contoh hasil pekerjaan siswa pada saat siswa
sedang belajar tentang past tense yang digunakan
dalam teks recount dan narasi.
erinspirasi oleh salah satu buku yang di hibahkan oleh DBE3 kepada SMP Negeri 1 Camplong, saya
mengajak siswa untuk memproduksi buku hasil karya mereka sendiri. GOOD MANNER BOOK
Tadalah tema yang di angkat dalam pembelajaran kali ini. Pertama-tama guru memberikan beberapa
contoh kalimat yang mengarah pada tingkah laku yang baik ( brush your teeth before sleeping, use your
right hand when youre eating, turn off the light when you sleep, etc). Kemudian siswa diajak untuk
menemukan tingkah laku yang baik yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan mencoba
menterjemahkannya dalam bahasa inggris.
Walaupun hanya menggunakan bahan bekas seperti karton, kertas, dan koran bekas, ternyata para siswa
menghasilkan karya yang luar biasa. Selain itu, dengan saling membaca milik teman, banyak kata-kata dan
kalimat-kalimat baru yang mereka dapatkan karena setiap siswa didorong untuk membuat kalimat tentang
good manner yang berbeda.
Good
Manner Book
Diah Wulansari, Distrik Fasilitator Sampang, Jawa Timur
17
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
aya mengembangkan pembelajaran dengan meminta para siswa untuk membuat kalimat Simple
materi dari internet supaya siswa dapat Past Tense tentang hal-hal yang terdapat dalam print
Smengetahui pemanfaatan internet yang positif out tadi. Awalnya contoh-contoh kalimat tersebut
selain untuk chatting dan hiburan saja. Berikut ini disampaikan secara lisan. Semua kelompok
adalah pengalaman saya dalam menyajikan Standar diberikan kesempatan untuk mengungkapkan ide-
Kompetensi berbicara yaitu mengungkapkan makna idenya. Setelah itu kalimat-kalimat yang diungkapkan
dalam teks lisan monolog pendek sederhana secara lisan tersebut ditulis di papan tulis.
berbentuk Recount untuk berinteraksi dengan
lingkungan sekitar. Berdasarkan beberapa contoh kalimat yang dibuat
oleh peserta didik saya menerangkan pola kalimat
Saya mengawali proses pembelajaran dengan tanya past tense dan penggunaannya. Setelah itu masing-
jawab tentang pengalaman para siswa (kelas VIII) masing kelompok saya minta untuk menulis
yang baru saja mengikuti kegiatan Study Tour ke beberapa kalimat lagi tentang gambar dalam print
Candi Borobudur. Masing-masing kelompok out tadi. Saya berkeliling untuk memberikan input
menjawab pertanyaan secara singkat dalam Bahasa perbaikan.
Inggris. Kegiatan tanya jawab selama 10 menit ini
untuk menggali pengalaman siswa. Setelah itu saya memberi tugas pada masing-masing
siswa untuk mengunduh (download) peristiwa-
Setelah itu, saya memulai kegiatan inti, Brainstorming, peristiwa sosial maupun bencana alam dari internet
Saya tampilkan di layar monitor kejadian kecelakaan dan membuat kalimat dalam past tense tentang
pesawat terbang di Amerika. Saya memulai cerita peristiwa tersebut. Tugas ini dilakukan di luar kelas.
tentang kejadian tersebut berdasarkan informasi Hasil yang diperoleh disimpan di dalam Flash Disc
dari internet. Selain itu, saya juga menampilkan atau CD.
beberapa gambar yang terkait dengan kosakata
kunci dalam teks yang saya rencanakan akan dibuat
oleh siswa. Berikutnya, saya membagikan print out
gambar tersebut ke masing-masing kelompok. Dari
gambar-gambar tersebut masing-masing kelompok
diminta untuk mencari kosakata berupa kata benda,
kata sifat, dan kata kerja terkait dengan gambar
tersebut. Pada kegiatan ini masing-masing kelompok
terlihat antusias untuk menulis ke papan untuk
melaksanakan tugas tersebut.
Setelah penggalian kosakata dirasa cukup, saya
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
18
Pada pertemuan berikutnya, siswa menyajikan hasil
karyanya. Dengan tugas ini, siswa bisa terampil
mengoperasikan komputer dan memanfaatkan
media internet sebagai sumber bahan pengetahuan.
Selama pembelajaran saya membuat catatan
tentang masing-masing peserta didik sebagai
masukan dalam proses penilaian kelas. Hasil dari
tugas ini juga digunakan untuk mengukur
ketercapaian kompetensi dasar yang baru saja
disampaikan.
19
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Siswa berdiskusi tentang sebuah peristiwa.
Menggunakan Internet
untuk Mengembangkan Kemampuan
Berbahasa Inggris dan Menggunakan TIK
Menggunakan Internet
untuk Mengembangkan Kemampuan
Berbahasa Inggris dan Menggunakan TIK
Teguh Sudjatmika, M.Pd, Distrik Fasilitator Nganjuk, Jawa Timur
aya mengembangkan pembelajaran dengan meminta para siswa untuk membuat kalimat Simple
materi dari internet supaya siswa dapat Past Tense tentang hal-hal yang terdapat dalam print
Smengetahui pemanfaatan internet yang positif out tadi. Awalnya contoh-contoh kalimat tersebut
selain untuk chatting dan hiburan saja. Berikut ini disampaikan secara lisan. Semua kelompok
adalah pengalaman saya dalam menyajikan Standar diberikan kesempatan untuk mengungkapkan ide-
Kompetensi berbicara yaitu mengungkapkan makna idenya. Setelah itu kalimat-kalimat yang diungkapkan
dalam teks lisan monolog pendek sederhana secara lisan tersebut ditulis di papan tulis.
berbentuk Recount untuk berinteraksi dengan
lingkungan sekitar. Berdasarkan beberapa contoh kalimat yang dibuat
oleh peserta didik saya menerangkan pola kalimat
Saya mengawali proses pembelajaran dengan tanya past tense dan penggunaannya. Setelah itu masing-
jawab tentang pengalaman para siswa (kelas VIII) masing kelompok saya minta untuk menulis
yang baru saja mengikuti kegiatan Study Tour ke beberapa kalimat lagi tentang gambar dalam print
Candi Borobudur. Masing-masing kelompok out tadi. Saya berkeliling untuk memberikan input
menjawab pertanyaan secara singkat dalam Bahasa perbaikan.
Inggris. Kegiatan tanya jawab selama 10 menit ini
untuk menggali pengalaman siswa. Setelah itu saya memberi tugas pada masing-masing
siswa untuk mengunduh (download) peristiwa-
Setelah itu, saya memulai kegiatan inti, Brainstorming, peristiwa sosial maupun bencana alam dari internet
Saya tampilkan di layar monitor kejadian kecelakaan dan membuat kalimat dalam past tense tentang
pesawat terbang di Amerika. Saya memulai cerita peristiwa tersebut. Tugas ini dilakukan di luar kelas.
tentang kejadian tersebut berdasarkan informasi Hasil yang diperoleh disimpan di dalam Flash Disc
dari internet. Selain itu, saya juga menampilkan atau CD.
beberapa gambar yang terkait dengan kosakata
kunci dalam teks yang saya rencanakan akan dibuat
oleh siswa. Berikutnya, saya membagikan print out
gambar tersebut ke masing-masing kelompok. Dari
gambar-gambar tersebut masing-masing kelompok
diminta untuk mencari kosakata berupa kata benda,
kata sifat, dan kata kerja terkait dengan gambar
tersebut. Pada kegiatan ini masing-masing kelompok
terlihat antusias untuk menulis ke papan untuk
melaksanakan tugas tersebut.
Setelah penggalian kosakata dirasa cukup, saya
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
18
Pada pertemuan berikutnya, siswa menyajikan hasil
karyanya. Dengan tugas ini, siswa bisa terampil
mengoperasikan komputer dan memanfaatkan
media internet sebagai sumber bahan pengetahuan.
Selama pembelajaran saya membuat catatan
tentang masing-masing peserta didik sebagai
masukan dalam proses penilaian kelas. Hasil dari
tugas ini juga digunakan untuk mengukur
ketercapaian kompetensi dasar yang baru saja
disampaikan.
19
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Siswa berdiskusi tentang sebuah peristiwa.
Menggunakan Internet
untuk Mengembangkan Kemampuan
Berbahasa Inggris dan Menggunakan TIK
Menggunakan Internet
untuk Mengembangkan Kemampuan
Berbahasa Inggris dan Menggunakan TIK
Teguh Sudjatmika, M.Pd, Distrik Fasilitator Nganjuk, Jawa Timur
Smart Cards for
A Smart Solution
Setiap kelompok bekerja dengan satu unit computer untuk
menyusun naskah drama
ada saat Pembelajaran kita sering Berikut ini salah satu cara yang berhasil saya
mendapatkan siswa yang tidak memiliki lakukan untuk memfasilitasi siswa berbicara, yaitu
Pperbendaharaan kosa kata utamanya kata dengan menggunakan smart cards. Cara ini bisa
kerja yang memadai. Hal itu membuat siswa tidak melatih siswa bisa menceritakan pengalaman (teks
bisa aktif terlibat dalam kegiatan speaking. Sebagian recount). Berikut adalah langkah yang saya lakukan:
besar anak diam karena memang kosa kata yang 1. Kelas dibagi dalam kelompok kecil 4 orang.
ingin digunakan untuk bercakap atau berbicara tidak 2. Setiap anggota kelompok di beri 5 hingga 10
memadai. Saya sering bertanya pada diri sendiri kartu (bisa memanfaatkan kartu remi yang
bagaimana caranya supaya saya bisa memberikan ditempeli kertal HVS yang telah berisi kata
strategi dengan lebih efektif dan efisien. tertentu).
3. Setiap kelompok diberikan topic/kategori
misalnya: camping, daily activities, hobbies, holidays,
picnics, travels, sports, dsb.
4. Siswa menuliskan when, who, with whom, where,
what for.
5. Siswa membuat minimal 5 kegiatan
(menggunakan kata kerja bentuk kedua) yang bisa
dihubungkan dengan topik yang diberikan.
6. Siswa menuliskan kesan tentang kegiatan yang
diceritakan.
Giyanto, Guru SMPN 1 Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
20
7. Saya memberikan model/ contoh
bagaimanamenggunakan kartu itu, misalnya
sebagai berikut:
Last Sunday, My classmates and I went
to Lawu campsite. We got there to have fun
camping.
First, we set up the tents together.
Secondly, the boys took water fromthe river near
the campsite. Then, the girls cooked rice and
other food for lunch. After that, some boys played
guitar and the other students sang songs and
danced.
Finally, we ate lunch together. We felt tired
but excited.
8. Siswa kemudian dalam kelompok berlatih
melakukan monolog sesuai dengan contoh yang
saya berikan. Setelah semua siap, siswa tampil
didepan kelas menyampaikan karyanya. Semua
siswa terlibat aktif mulai dari persiapan hingga
penampilan di depan kelas dan merasa senang
karena merasa bisa.
21
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Smart Card 1 Smart Card II
Camping Holiday
Last Sunday/ My classmate/I/
Lawu camp site/ fun campi
Last holiday/ My family/I/
Kuta beach/ spend weekend
Set up
Took
Cooked
Played
Sang
Danced
Ate
Swam
played
built
sunbathed
rode
ate
Tired/excited happy/impressed
Guru aktif mendampingi dalam pembelajaran.
Smart Cards for
A Smart Solution
Setiap kelompok bekerja dengan satu unit computer untuk
menyusun naskah drama
ada saat Pembelajaran kita sering Berikut ini salah satu cara yang berhasil saya
mendapatkan siswa yang tidak memiliki lakukan untuk memfasilitasi siswa berbicara, yaitu
Pperbendaharaan kosa kata utamanya kata dengan menggunakan smart cards. Cara ini bisa
kerja yang memadai. Hal itu membuat siswa tidak melatih siswa bisa menceritakan pengalaman (teks
bisa aktif terlibat dalam kegiatan speaking. Sebagian recount). Berikut adalah langkah yang saya lakukan:
besar anak diam karena memang kosa kata yang 1. Kelas dibagi dalam kelompok kecil 4 orang.
ingin digunakan untuk bercakap atau berbicara tidak 2. Setiap anggota kelompok di beri 5 hingga 10
memadai. Saya sering bertanya pada diri sendiri kartu (bisa memanfaatkan kartu remi yang
bagaimana caranya supaya saya bisa memberikan ditempeli kertal HVS yang telah berisi kata
strategi dengan lebih efektif dan efisien. tertentu).
3. Setiap kelompok diberikan topic/kategori
misalnya: camping, daily activities, hobbies, holidays,
picnics, travels, sports, dsb.
4. Siswa menuliskan when, who, with whom, where,
what for.
5. Siswa membuat minimal 5 kegiatan
(menggunakan kata kerja bentuk kedua) yang bisa
dihubungkan dengan topik yang diberikan.
6. Siswa menuliskan kesan tentang kegiatan yang
diceritakan.
Giyanto, Guru SMPN 1 Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
20
7. Saya memberikan model/ contoh
bagaimanamenggunakan kartu itu, misalnya
sebagai berikut:
Last Sunday, My classmates and I went
to Lawu campsite. We got there to have fun
camping.
First, we set up the tents together.
Secondly, the boys took water fromthe river near
the campsite. Then, the girls cooked rice and
other food for lunch. After that, some boys played
guitar and the other students sang songs and
danced.
Finally, we ate lunch together. We felt tired
but excited.
8. Siswa kemudian dalam kelompok berlatih
melakukan monolog sesuai dengan contoh yang
saya berikan. Setelah semua siap, siswa tampil
didepan kelas menyampaikan karyanya. Semua
siswa terlibat aktif mulai dari persiapan hingga
penampilan di depan kelas dan merasa senang
karena merasa bisa.
21
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Smart Card 1 Smart Card II
Camping Holiday
Last Sunday/ My classmate/I/
Lawu camp site/ fun campi
Last holiday/ My family/I/
Kuta beach/ spend weekend
Set up
Took
Cooked
Played
Sang
Danced
Ate
Swam
played
built
sunbathed
rode
ate
Tired/excited happy/impressed
Guru aktif mendampingi dalam pembelajaran.
Simulation Board Game
untuk Atasi Siswa yang Pasif
dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Salah satu cara yang saya gunakan untuk mengatasi
hal di kelas saya khususnya untuk Speaking, lebih
spesifik lagi untuk pembelajaran ungkapan ASKING
FOR AND GIVING
INFORMATION adalah dengan menggunakan
SIMULATION dengan media SIMULATION BOARD.
Media ini dapat dibuat sendiri oleh guru. Bahan yang
dibutuhkan semua terdiri dari bahan bekas, antara
lain:
1.Papan Simulasi (Simulation Board) terbuat dari
kardus bekas, ukuran kira kira 30 x 30 cm,
dibungkus kertas bekas kalender supaya nampak
terang. Papan Simulasi ditempeli dengan tema yang
digunakan pada kegiatan Speaking.
2.Kartu-kartu pertanyaan yang terbuat dari kertas
buffalo yang berisi daftar pertanyaan.
3.(Dice), yang kalau tidak ada bisa dibuat sendiri dari
karet penghapus bekas.
4.kancing bermacam warna atau bentuk yang diambil
dari baju bekas untuk digunakan sebagai TOKEN
(gacuk/ gicuk).
embelajaran kooperatif menjadi alternatif bagi
guru untuk menciptakan pembelajaran
PPAKEM/CTL. Namun dalam pelaksanaannya,
ada beberapa kendala yang dihadapi guru. Kendala
tersebut antara lain adalah belum aktifnya semua
siswa dalam kegiatan kelompok, meskipun mereka
duduk dalam satu kelompok dan belum terjadinya
proses belajar yang maksimal dalam kegiatan
Supartinah,S.Pd, Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Karanganyar, Jawa Tengah
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
22
Guru aktif mendampingi dalam kegiatan
simulasi.
Cara penggunaan media tersebut tidak terlalu sulit, Sebagai variasi permainan, selain kotak topik saya
yaitu: berikan juga kotak tanda tanya. Maksudnya, ketika
1. Mengajarkan ekspresi asking for dan giving siswa mendapatkan kotak tanda tanya, siswa lain
information seperti biasanya. memintanya untuk melakukan sesuatu dengan
2. Membagikan papan simulasi dan perlengkapannya menggunakan IMPERATIVE SENTENCE, karena pada
(kartu pertanyaan, dadu, dan kancing baju) pelajaran sebelumnya siswa sudah mengenal
3. Menentukan pemain pertama. imperative Sentence.
4. Pemain pertama melempar dadu.
5. Sesuai dengan dadu tersebut, siswa Selain mengatasi masalah ketidakaktifan siswa dalam
melangkahkan TOKEN nya pada kotak topik, pembelajaran, Simulation Board ini juga menjawab
menutup kartu pertanyaan. Siswa lain secara permasalahan guru dalam menciptakan media
bergantian memberikan pertanyaan kepada siswa pembelajaran yang sederhana dan murah namun
tersebut. Siswa tersebut menjawab pertanyaan. bermanfaat efektif.
6. Setelah pemain pertama selesai, dilanjutkan
dengan pemain kedua, ketiga, dan seterusnya.
7. Demikian seterusnya, sampai waktu yang
dikehendaki habis.
23
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Media simulation board game.
Simulation Board Game
untuk Atasi Siswa yang Pasif
dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Salah satu cara yang saya gunakan untuk mengatasi
hal di kelas saya khususnya untuk Speaking, lebih
spesifik lagi untuk pembelajaran ungkapan ASKING
FOR AND GIVING
INFORMATION adalah dengan menggunakan
SIMULATION dengan media SIMULATION BOARD.
Media ini dapat dibuat sendiri oleh guru. Bahan yang
dibutuhkan semua terdiri dari bahan bekas, antara
lain:
1.Papan Simulasi (Simulation Board) terbuat dari
kardus bekas, ukuran kira kira 30 x 30 cm,
dibungkus kertas bekas kalender supaya nampak
terang. Papan Simulasi ditempeli dengan tema yang
digunakan pada kegiatan Speaking.
2.Kartu-kartu pertanyaan yang terbuat dari kertas
buffalo yang berisi daftar pertanyaan.
3.(Dice), yang kalau tidak ada bisa dibuat sendiri dari
karet penghapus bekas.
4.kancing bermacam warna atau bentuk yang diambil
dari baju bekas untuk digunakan sebagai TOKEN
(gacuk/ gicuk).
embelajaran kooperatif menjadi alternatif bagi
guru untuk menciptakan pembelajaran
PPAKEM/CTL. Namun dalam pelaksanaannya,
ada beberapa kendala yang dihadapi guru. Kendala
tersebut antara lain adalah belum aktifnya semua
siswa dalam kegiatan kelompok, meskipun mereka
duduk dalam satu kelompok dan belum terjadinya
proses belajar yang maksimal dalam kegiatan
Supartinah,S.Pd, Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Karanganyar, Jawa Tengah
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
22
Guru aktif mendampingi dalam kegiatan
simulasi.
Cara penggunaan media tersebut tidak terlalu sulit, Sebagai variasi permainan, selain kotak topik saya
yaitu: berikan juga kotak tanda tanya. Maksudnya, ketika
1. Mengajarkan ekspresi asking for dan giving siswa mendapatkan kotak tanda tanya, siswa lain
information seperti biasanya. memintanya untuk melakukan sesuatu dengan
2. Membagikan papan simulasi dan perlengkapannya menggunakan IMPERATIVE SENTENCE, karena pada
(kartu pertanyaan, dadu, dan kancing baju) pelajaran sebelumnya siswa sudah mengenal
3. Menentukan pemain pertama. imperative Sentence.
4. Pemain pertama melempar dadu.
5. Sesuai dengan dadu tersebut, siswa Selain mengatasi masalah ketidakaktifan siswa dalam
melangkahkan TOKEN nya pada kotak topik, pembelajaran, Simulation Board ini juga menjawab
menutup kartu pertanyaan. Siswa lain secara permasalahan guru dalam menciptakan media
bergantian memberikan pertanyaan kepada siswa pembelajaran yang sederhana dan murah namun
tersebut. Siswa tersebut menjawab pertanyaan. bermanfaat efektif.
6. Setelah pemain pertama selesai, dilanjutkan
dengan pemain kedua, ketiga, dan seterusnya.
7. Demikian seterusnya, sampai waktu yang
dikehendaki habis.
23
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Media simulation board game.
Sri Hartatik, S.Pd, Guru MTs NU Al Hidayah Kudus, Jawa Tengah
Mengarang dalam Bahasa Inggris,
Siapa Takut?
engarang belum menjadi budaya dan minat Secara bergiliran, setiap siswa dalam kelompok
bagi siswa MTs NU Al Hidayah, Kudus dipandu ketua kelompok diminta untuk memberikan
Mterutama mengarang dalam bahasa Inggris. ide berupa kalimat yang berhubungan dengan gambar,
Mengapa hal itu bisa terjadi? Ada tiga alasan untuk minimal satu. Para anggota kelompok membantu
menjawab permasalahan tersebut. Pertama, siswa teman yang kesulitan membuat kalimat. Usai tugas
tidak terbiasa mengekspresikan pengalaman dan berkelompok, siswa diminta untuk kunjung karya
pendapat melalui tulisan. Kedua, siswa belum mampu antar kelompok untuk membandingkan pekerjaan
mengungkapkan gagasan. Ketiga, vocabulary yang mereka dengan milik kelompok lain. Aktivitas
dimiliki siswa terbatas. terakhir, siswa diminta untuk membuat descriptive text
yang bertema, My Mother secara individual.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, ketika siswa
belajar menulis descriptive text untuk kelas 7 semester Hasil pengamatan terhadap pembelajaran
2 saya menggunakan pembelajaran berkelompok berkelompok (cooperative learning) menunjukkan
(Cooperative Learning) dengan kegiatan belajar yang bahwa terjadi peningkatan kemampuan dan
disusun bertahap dari pemberian input keberanian siswa untuk
hingga tahap yang lebih produktif, yaitu mengembangkan gagasan.
mengarang. Kelompok memungkinkan
siswa saling membelajarkan
Pembelajaran diawali dengan pemberian dan kegiatan yang disusun
kuis tebak gambar. Tahapan ini bertahap membantu siswa
dimaksudkan untuk memberi bekal. untuk mampu menyelesaikan
Guru menunjukkan gambar orang tugas akhir, yaitu mengarang
dengan menyampaikan ciri-ciri fisik secara individual.
dalam Bahasa Inggris. Siswa diminta
untuk menebak siapakah orang yang Setiap tahap dalam kegiatan ini
dimaksud dalam ciri-ciri tersebut. Siswa memberi input pada langkah
yang sering menjawab dengan benar berikutnya dan memperkuat
akan mendapatkan hadiah tepuk tangan apa yang telah dipelajari
dari seluruh siswa di kelas. Selanjutnya, sebelumnya. Selain itu, pola
siswa secara berkelompok menjodohkan ciri-ciri fisik pembelajaran ini juga melatih kecakapan
seseorang dengan gambar yang sesuai. Setelah interpersonal antar siswa yang positif dalam
menguasai beberapa vocabulary yang berhubungan menyelesaikan setiap lembar kerja yang diberikan.
dengan ciri-ciri fisik, tiap kelompok kemudian diminta
untuk membuat descriptive text berdasarkan gambar.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
24
Siswa mengerjakan quiz tebak
gambar secara berkelompok
(gambar atas dan bawah)
25
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Andreas Sutrasno, Guru SMPN 2 Jiken, Blora, Jawa Tengah
Belajar Speaking dengan
My Ideal Home
ntuk membuat siswa menikmati mereka buat. Selama siswa berdiskusi, saya berkeliling
pembelajaran speaking, dan dengan demikian untuk memberikan input dan mengamati kinerja
Umelakukan komunikasi lisan dengan serius, mereka. Setelah siap, kelompok bergantian
saya merancang sebuah pembelajaran speaking yang menyajikan di depan kelas. Setiap anggota kelompok
melibatkan karya dan imajinasi siswa. Saya meminta harus berbicara sehingga tidak ada ketua yang
siswa secara berkelompok membuat rumah idaman mewakili presentasi kelompok. Dalam setiap
dengan alat dan bahan yang sudah mereka siapkan. presentasi, kelompok lain memberikan komentar/
Siswa bebas menentukan bentuk dan model rumah saran mengenai kalimat atau kata yang digunakan
yang mereka ciptakan sesuai imajinasi, seperti jumlah dalam bahasa Inggris. Dengan demikian, dalam
kamar, isi kamar, warna dinding rumah, dsb. sebagian besar tahap pembelajaran semua siswa aktif
mendeskripsikan hasil proyek mereka atau memberi
Usai mengerjakan, siswa secara berkelompok diminta masukan / pendapat tentang hasil kerja kelompok lain.
secara bergilir mempresentasikan rumah idaman
mereka di hadapan kelompok siswa yang lain. Selama siswa melakukan presentasi, saya melakukan
Sebelum presentasi, siswa membahas apa yang akan penilaian melalui pengamatan. Penilaian tidak
diterangkan pada kelompok lain. Mereka membahas ditentukan dari media belajar yang dibuat tetapi dari
bagaimana mendeskripsikan rumah idaman mereka hasil kosakata dan kalimat yang digunakan, atau
dalam bahasa Inggris dan berlatih menyajikan dalam kekayaan deskripsi yang dihasilkan. Guru juga
kelompok sendiri terlebih dahulu, misalnya: This is our memberikan penilaian kepada siswa lain yang
ideal house. We have two rooms. ;This is our dinning room; memberikan komentar/ saran.
We have one garage;dsb. Di dalam kelompok sendiri
mereka bergilir saling mendeskripsikan rumah yang
Sebuah rumah idaman karya sebuah kelompok.
Sri Hartatik, S.Pd, Guru MTs NU Al Hidayah Kudus, Jawa Tengah
Mengarang dalam Bahasa Inggris,
Siapa Takut?
engarang belum menjadi budaya dan minat Secara bergiliran, setiap siswa dalam kelompok
bagi siswa MTs NU Al Hidayah, Kudus dipandu ketua kelompok diminta untuk memberikan
Mterutama mengarang dalam bahasa Inggris. ide berupa kalimat yang berhubungan dengan gambar,
Mengapa hal itu bisa terjadi? Ada tiga alasan untuk minimal satu. Para anggota kelompok membantu
menjawab permasalahan tersebut. Pertama, siswa teman yang kesulitan membuat kalimat. Usai tugas
tidak terbiasa mengekspresikan pengalaman dan berkelompok, siswa diminta untuk kunjung karya
pendapat melalui tulisan. Kedua, siswa belum mampu antar kelompok untuk membandingkan pekerjaan
mengungkapkan gagasan. Ketiga, vocabulary yang mereka dengan milik kelompok lain. Aktivitas
dimiliki siswa terbatas. terakhir, siswa diminta untuk membuat descriptive text
yang bertema, My Mother secara individual.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, ketika siswa
belajar menulis descriptive text untuk kelas 7 semester Hasil pengamatan terhadap pembelajaran
2 saya menggunakan pembelajaran berkelompok berkelompok (cooperative learning) menunjukkan
(Cooperative Learning) dengan kegiatan belajar yang bahwa terjadi peningkatan kemampuan dan
disusun bertahap dari pemberian input keberanian siswa untuk
hingga tahap yang lebih produktif, yaitu mengembangkan gagasan.
mengarang. Kelompok memungkinkan
siswa saling membelajarkan
Pembelajaran diawali dengan pemberian dan kegiatan yang disusun
kuis tebak gambar. Tahapan ini bertahap membantu siswa
dimaksudkan untuk memberi bekal. untuk mampu menyelesaikan
Guru menunjukkan gambar orang tugas akhir, yaitu mengarang
dengan menyampaikan ciri-ciri fisik secara individual.
dalam Bahasa Inggris. Siswa diminta
untuk menebak siapakah orang yang Setiap tahap dalam kegiatan ini
dimaksud dalam ciri-ciri tersebut. Siswa memberi input pada langkah
yang sering menjawab dengan benar berikutnya dan memperkuat
akan mendapatkan hadiah tepuk tangan apa yang telah dipelajari
dari seluruh siswa di kelas. Selanjutnya, sebelumnya. Selain itu, pola
siswa secara berkelompok menjodohkan ciri-ciri fisik pembelajaran ini juga melatih kecakapan
seseorang dengan gambar yang sesuai. Setelah interpersonal antar siswa yang positif dalam
menguasai beberapa vocabulary yang berhubungan menyelesaikan setiap lembar kerja yang diberikan.
dengan ciri-ciri fisik, tiap kelompok kemudian diminta
untuk membuat descriptive text berdasarkan gambar.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
24
Siswa mengerjakan quiz tebak
gambar secara berkelompok
(gambar atas dan bawah)
25
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Andreas Sutrasno, Guru SMPN 2 Jiken, Blora, Jawa Tengah
Belajar Speaking dengan
My Ideal Home
ntuk membuat siswa menikmati mereka buat. Selama siswa berdiskusi, saya berkeliling
pembelajaran speaking, dan dengan demikian untuk memberikan input dan mengamati kinerja
Umelakukan komunikasi lisan dengan serius, mereka. Setelah siap, kelompok bergantian
saya merancang sebuah pembelajaran speaking yang menyajikan di depan kelas. Setiap anggota kelompok
melibatkan karya dan imajinasi siswa. Saya meminta harus berbicara sehingga tidak ada ketua yang
siswa secara berkelompok membuat rumah idaman mewakili presentasi kelompok. Dalam setiap
dengan alat dan bahan yang sudah mereka siapkan. presentasi, kelompok lain memberikan komentar/
Siswa bebas menentukan bentuk dan model rumah saran mengenai kalimat atau kata yang digunakan
yang mereka ciptakan sesuai imajinasi, seperti jumlah dalam bahasa Inggris. Dengan demikian, dalam
kamar, isi kamar, warna dinding rumah, dsb. sebagian besar tahap pembelajaran semua siswa aktif
mendeskripsikan hasil proyek mereka atau memberi
Usai mengerjakan, siswa secara berkelompok diminta masukan / pendapat tentang hasil kerja kelompok lain.
secara bergilir mempresentasikan rumah idaman
mereka di hadapan kelompok siswa yang lain. Selama siswa melakukan presentasi, saya melakukan
Sebelum presentasi, siswa membahas apa yang akan penilaian melalui pengamatan. Penilaian tidak
diterangkan pada kelompok lain. Mereka membahas ditentukan dari media belajar yang dibuat tetapi dari
bagaimana mendeskripsikan rumah idaman mereka hasil kosakata dan kalimat yang digunakan, atau
dalam bahasa Inggris dan berlatih menyajikan dalam kekayaan deskripsi yang dihasilkan. Guru juga
kelompok sendiri terlebih dahulu, misalnya: This is our memberikan penilaian kepada siswa lain yang
ideal house. We have two rooms. ;This is our dinning room; memberikan komentar/ saran.
We have one garage;dsb. Di dalam kelompok sendiri
mereka bergilir saling mendeskripsikan rumah yang
Sebuah rumah idaman karya sebuah kelompok.
26
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Agus Adib Lutfi, S.Pd, Guru SMPN 1 Jepara, Jawa Tengah
Menggunakan Kertas Berwarna dan
Bergambar untuk Meningkatkan
Kemampuan Siswa Menulis
agasan menggunakan media Coloured & Untuk mengurangi tingkat kesalahan pada sisi
Picture Paper bermula dari masih grammar, penulis membuat potongan kertas yang
Gbanyaknya siswa yang membuat kesalahan berwarna-warni yang disesuaikan dengan kebutuhan
dalam menulis teks deskriptif sederhana sesuai pengembangan struktur kalimat tertentu; misalnya
dengan KD yang dikembangkan di kelas VII A yang saya untuk pengembangan kalimat-kalimat nominal (yang
ajar. Kesalahan tersebut sebagian besar adalah menggunakan be sebagai finite dalam kalimatnya),
Grammar (tata bahasa), seperti kesesuaian subyek kata-kata tersebut dituliskan di atas potongan kertas
dan kata kerjanya (Subject and verb agreement), asturo berwarna pink, sedangkan kata-kata untuk
maupun perlu tidaknya penggunaan be ( is, am, are ) pengembangan kalimat-kalimat verbal (yang
dan spelling pada kalimat-kalimat tertentu pada menggunakan Verb sebagai Finite dalam kalimatnya)
tulisan karya siswa. Kerancuan penggunaan be dan dituliskan di atas potongan kertas asturo berwarna
verb simple present tense juga masih banyak dijumpai. hijau. Siswa berlatih menyusun potongan-potongan
Tentu tidak mungkin memperbaiki semua kesalahan kata menjadi kalimat yang benar dengan
tersebut dalam waktu singkat. Karena itu saya fokus memperhatikan warna kartu kata-kata tersebut.
terlebih dahulu pada kemampuan siswa membedakan
dan membuat kalimat nominal (yang menggunakan be
sebagai finite) atau kalimat verbal (yang menggunakan
verb sebagai finite) .
Hal lain yang mendorong penggunaan media tersebut
adalah kondisi belajar siswa di kelas yang masih
cenderung individualistik, kurang mau kerja sama, dan
terlihat pasif. Indikasi bahwa kelas pasif adalah ketika
siswa diberi tugas yang agak menantang mereka
cenderung hanya membuka kamus secara individu
tanpa ada suasana saling kerja sama walaupun sudah
dianjurkan.
Untuk mengatasi masalah di kelas VIIA SMP N 1
Jepara semester 2 tahun pelajaran 2007/2008
tersebut saya menggunakan media Coloured & Picture
Paper untuk mengembangkan KD menulis teks
deskriptif.
Media Coloured & Picture Paper

Media Coloured & Picture Paper adalah satu jenis
media yang terbuat dari potongan kertas berisi
gambar-gambar berupa foto-foto Public Figure seperti
artis, selebritis, olahragawan, politisi, maupun gambar
lain seperti bintang idola siswa yang diambil/ dipotong
dari koran atau majalah. yang berfungsi sebagai alat
untuk merangsang (stimuli) kreativitas siswa agar bisa
mendeskripsikan gambar/ foto tersebut. Gambar/
foto tersebut ditempel di sepotong kertas berwarna
seperti kertas asturo warna hijau. Gambar ini untuk
mengembangkan kosakata (Vocabulary) siswa.
Kalimat nominal
Kalimat verbal
SUBYEK
SUBYEK
BE
VERB
PELENGKAP
PELENGKAP
27
Dengan cara dan media tersebut, kelas saya akhirnya
berubah dari kelas pasif ke kelas yang aktif, gaduh
produktif karena siswa saling bekerja sama dalam
kelompoknya dengan memanfaatkan media
tersebut. Keriuhan itu menandakan proses belajar
bermakna dengan mampu meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris siswa dalam membuat
teks teks dekriptif dengan akurasi grammar yang
lebih baik.
Hasil karya siswa yang
telah dinilai dalam
pembelajaran.
Proses pembelajaran yang difasilitasi Pak Agus.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
26
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Agus Adib Lutfi, S.Pd, Guru SMPN 1 Jepara, Jawa Tengah
Menggunakan Kertas Berwarna dan
Bergambar untuk Meningkatkan
Kemampuan Siswa Menulis
agasan menggunakan media Coloured & Untuk mengurangi tingkat kesalahan pada sisi
Picture Paper bermula dari masih grammar, penulis membuat potongan kertas yang
Gbanyaknya siswa yang membuat kesalahan berwarna-warni yang disesuaikan dengan kebutuhan
dalam menulis teks deskriptif sederhana sesuai pengembangan struktur kalimat tertentu; misalnya
dengan KD yang dikembangkan di kelas VII A yang saya untuk pengembangan kalimat-kalimat nominal (yang
ajar. Kesalahan tersebut sebagian besar adalah menggunakan be sebagai finite dalam kalimatnya),
Grammar (tata bahasa), seperti kesesuaian subyek kata-kata tersebut dituliskan di atas potongan kertas
dan kata kerjanya (Subject and verb agreement), asturo berwarna pink, sedangkan kata-kata untuk
maupun perlu tidaknya penggunaan be ( is, am, are ) pengembangan kalimat-kalimat verbal (yang
dan spelling pada kalimat-kalimat tertentu pada menggunakan Verb sebagai Finite dalam kalimatnya)
tulisan karya siswa. Kerancuan penggunaan be dan dituliskan di atas potongan kertas asturo berwarna
verb simple present tense juga masih banyak dijumpai. hijau. Siswa berlatih menyusun potongan-potongan
Tentu tidak mungkin memperbaiki semua kesalahan kata menjadi kalimat yang benar dengan
tersebut dalam waktu singkat. Karena itu saya fokus memperhatikan warna kartu kata-kata tersebut.
terlebih dahulu pada kemampuan siswa membedakan
dan membuat kalimat nominal (yang menggunakan be
sebagai finite) atau kalimat verbal (yang menggunakan
verb sebagai finite) .
Hal lain yang mendorong penggunaan media tersebut
adalah kondisi belajar siswa di kelas yang masih
cenderung individualistik, kurang mau kerja sama, dan
terlihat pasif. Indikasi bahwa kelas pasif adalah ketika
siswa diberi tugas yang agak menantang mereka
cenderung hanya membuka kamus secara individu
tanpa ada suasana saling kerja sama walaupun sudah
dianjurkan.
Untuk mengatasi masalah di kelas VIIA SMP N 1
Jepara semester 2 tahun pelajaran 2007/2008
tersebut saya menggunakan media Coloured & Picture
Paper untuk mengembangkan KD menulis teks
deskriptif.
Media Coloured & Picture Paper

Media Coloured & Picture Paper adalah satu jenis
media yang terbuat dari potongan kertas berisi
gambar-gambar berupa foto-foto Public Figure seperti
artis, selebritis, olahragawan, politisi, maupun gambar
lain seperti bintang idola siswa yang diambil/ dipotong
dari koran atau majalah. yang berfungsi sebagai alat
untuk merangsang (stimuli) kreativitas siswa agar bisa
mendeskripsikan gambar/ foto tersebut. Gambar/
foto tersebut ditempel di sepotong kertas berwarna
seperti kertas asturo warna hijau. Gambar ini untuk
mengembangkan kosakata (Vocabulary) siswa.
Kalimat nominal
Kalimat verbal
SUBYEK
SUBYEK
BE
VERB
PELENGKAP
PELENGKAP
27
Dengan cara dan media tersebut, kelas saya akhirnya
berubah dari kelas pasif ke kelas yang aktif, gaduh
produktif karena siswa saling bekerja sama dalam
kelompoknya dengan memanfaatkan media
tersebut. Keriuhan itu menandakan proses belajar
bermakna dengan mampu meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris siswa dalam membuat
teks teks dekriptif dengan akurasi grammar yang
lebih baik.
Hasil karya siswa yang
telah dinilai dalam
pembelajaran.
Proses pembelajaran yang difasilitasi Pak Agus.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
T-Cards:
Media Murah untuk Belajar
Writing dan Speaking
Dra. Sri Hari, Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Karangtengah Demak, Jawa Tengah
nglish is a monster. Kalimat itu sering didengar A. Media:
guru bahasa Inggris dari murid-muridnya. Lebih- 5 buah amplop untuk 5 kelompok
Elebih untuk writing and speaking skills.Tetapi 50 lembar T-card (kartu kata berdesain) yang
keikutsertaan saya di program DBE3 telah memotivasi bertuliskan kata kunci tertentu yang berhubungan
dan menginspirasi saya dan teman-teman guru di dengan binatang
SMPN 1Karangtengah untuk mengkreasi berbagai 50 lembar kertas Post It
model pembelajaran dengan media yang terjangkau. 5 buah gambar binatang
Saya mengkreasi T-CARD suatu model Pembelajaran 5 buah papan kardus dengan pocket design (diberi
yang murah, multi fungsi, tapi bisa membawa atmosfir garis dan diiris pada garis tersebut untuk
ceria bagi siswa dan perlahan mengubah statement menyelipkan T-card/kartu kata )
English is a monster menjadi English is challenging and
interesting. B. Cara Kerja :
Tahap Pertama: Preparation
T-card adalah kartu kata berdesain yang bertuliskan 1. Isi 5 buah amplop masing-masing dengan 1 buah
kata kunci tertentu yang berhubungan dengan gambar binatang tertentu dan beberapa T-card
binatang. Kartu ini dibuat dari kardus mie instan, bertuliskan kata - kata kunci yang berhubungan
kalender bekas, gambar dan beberapa kartu nama dengan binatang secara acak
kosong yang dibentuk mirip huruf Tyang 2. Bagi kelas menjadi lima kelompok. Berikan pada tiap
dimasukkan dalan kotak bekas tempat amplop. T-card kelompok 1amplop berisi 1 gambar dan beberapa T-
didesain semenarik mungkin untuk menumbuhkan card bertuliskan kata kunci dari binatang yang mau
rasa penasaran siswa dan merangsang siswa untuk ditulis (kata kunci masih acak dan belum mengarah
mengeksplorasi kemampuan speaking dan writing pada gambar binatang yang mau ditulis).
untuk teks report. Kegiatan belajar menggunakan kartu 3. Selipkan beberapa T-card dari amplop nomor 1 ke
ini saya sebut Shopping for T-Cards. Cara bermainnya papan kardus label 1. Amplop nomor 2 ke papan
adalah sebagai berikut: kardus label 2, dan seterusnya (jumlah papan kardus
sesuai dengan jumlah kelompok).

28
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Media T-Cards yang
digunakan Bu Sri dalam
pembelajaran.
Tahap Kedua: shopping for T-Cards

4. Setelah 5 gambar diselipkan dan semua T-card
masuk ke pocket papan kardus label 1 sampai 5,
siswa mulai belanja kartu, dengan cara : kelompok 1
Belanja/ shopping T-card ke kelompok yang lain
sesuai dengan gambar yang dimiliki kelompoknya
dan T-card yang bertuliskan kata kunci yang
dibutuhkan/yang sesuai dengan gambar milik
kelompok 1. Demikian juga kelompok yang lain
(saling berkunjung untuk saling belanja T-card).
5. T-card kata kunci hasil belanja yang sudah sesuai
dengan gambar binatang milik sendiri dimasukkan
ke dalam pocket papan kardus milik kelompoknya
sendiri.
6. Selesai melakukan kegiatan shopping for cards, siswa
membuat satu kalimat dari satu kata kunci yang
tertulis pada T-card tersebut pada post it paper dan
menempelkannya disebelah kanan T card yang
dibuat kalimat. Demikian seterusnya sampai semua
T-card dibuat menjadi kalimat.
7. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing
untuk menyusun kalimat-kalimat pada post it paper
tersebut menjadi paragraf yang padu yang
kemudian disusun menjadi Text Report. Kegiatan ini
diikuti sharing karya.Karya dipajang untuk saling
dinikmati.
29
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
T-Cards:
Media Murah untuk Belajar
Writing dan Speaking
Dra. Sri Hari, Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Karangtengah Demak, Jawa Tengah
nglish is a monster. Kalimat itu sering didengar A. Media:
guru bahasa Inggris dari murid-muridnya. Lebih- 5 buah amplop untuk 5 kelompok
Elebih untuk writing and speaking skills.Tetapi 50 lembar T-card (kartu kata berdesain) yang
keikutsertaan saya di program DBE3 telah memotivasi bertuliskan kata kunci tertentu yang berhubungan
dan menginspirasi saya dan teman-teman guru di dengan binatang
SMPN 1Karangtengah untuk mengkreasi berbagai 50 lembar kertas Post It
model pembelajaran dengan media yang terjangkau. 5 buah gambar binatang
Saya mengkreasi T-CARD suatu model Pembelajaran 5 buah papan kardus dengan pocket design (diberi
yang murah, multi fungsi, tapi bisa membawa atmosfir garis dan diiris pada garis tersebut untuk
ceria bagi siswa dan perlahan mengubah statement menyelipkan T-card/kartu kata )
English is a monster menjadi English is challenging and
interesting. B. Cara Kerja :
Tahap Pertama: Preparation
T-card adalah kartu kata berdesain yang bertuliskan 1. Isi 5 buah amplop masing-masing dengan 1 buah
kata kunci tertentu yang berhubungan dengan gambar binatang tertentu dan beberapa T-card
binatang. Kartu ini dibuat dari kardus mie instan, bertuliskan kata - kata kunci yang berhubungan
kalender bekas, gambar dan beberapa kartu nama dengan binatang secara acak
kosong yang dibentuk mirip huruf Tyang 2. Bagi kelas menjadi lima kelompok. Berikan pada tiap
dimasukkan dalan kotak bekas tempat amplop. T-card kelompok 1amplop berisi 1 gambar dan beberapa T-
didesain semenarik mungkin untuk menumbuhkan card bertuliskan kata kunci dari binatang yang mau
rasa penasaran siswa dan merangsang siswa untuk ditulis (kata kunci masih acak dan belum mengarah
mengeksplorasi kemampuan speaking dan writing pada gambar binatang yang mau ditulis).
untuk teks report. Kegiatan belajar menggunakan kartu 3. Selipkan beberapa T-card dari amplop nomor 1 ke
ini saya sebut Shopping for T-Cards. Cara bermainnya papan kardus label 1. Amplop nomor 2 ke papan
adalah sebagai berikut: kardus label 2, dan seterusnya (jumlah papan kardus
sesuai dengan jumlah kelompok).

28
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Media T-Cards yang
digunakan Bu Sri dalam
pembelajaran.
Tahap Kedua: shopping for T-Cards

4. Setelah 5 gambar diselipkan dan semua T-card
masuk ke pocket papan kardus label 1 sampai 5,
siswa mulai belanja kartu, dengan cara : kelompok 1
Belanja/ shopping T-card ke kelompok yang lain
sesuai dengan gambar yang dimiliki kelompoknya
dan T-card yang bertuliskan kata kunci yang
dibutuhkan/yang sesuai dengan gambar milik
kelompok 1. Demikian juga kelompok yang lain
(saling berkunjung untuk saling belanja T-card).
5. T-card kata kunci hasil belanja yang sudah sesuai
dengan gambar binatang milik sendiri dimasukkan
ke dalam pocket papan kardus milik kelompoknya
sendiri.
6. Selesai melakukan kegiatan shopping for cards, siswa
membuat satu kalimat dari satu kata kunci yang
tertulis pada T-card tersebut pada post it paper dan
menempelkannya disebelah kanan T card yang
dibuat kalimat. Demikian seterusnya sampai semua
T-card dibuat menjadi kalimat.
7. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing
untuk menyusun kalimat-kalimat pada post it paper
tersebut menjadi paragraf yang padu yang
kemudian disusun menjadi Text Report. Kegiatan ini
diikuti sharing karya.Karya dipajang untuk saling
dinikmati.
29
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
30
Menaklukan UN
dengan Service Learning
Jangan omong doang selalu terngiang usai menjadi Fasilitator
Nasional DBE 3 tahun 2001. Berkat pelatihan DBE 3, saya jadi
memahami Service Learning yang kemudian saya pelajari dan
praktekkan di kelas untuk menaklukkan ujian nasional (UN).
Service Learning adalah pembelajaran melalui pelayanan. Istilah ini
banyak dipakai dan diterapkan di Amerika. Penerapan pembelajaran
melalui pelayanan dikenal dengan nama Learning by Teaching. Salah
satunya, siswa memfasilitasi pembelajaran untuk orang lain, terutama di
level bawah. Untuk bisa memfasilitasi dengan baik, tentunya mereka
harus menguasai materi. Di sinilah muncul hubungan yang saling
menguntungkan. Misalnya, siswa kelas 9 mendapat keuntungan berupa
penguasaan materi, siswa kelas 7 mendapat pembelajaran yang
menyenangkan.
Cara melaksanakan pembelajaran ini sebagai berikut:
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok
beranggotakan 5 orang
2. Setiap kelompok diberi materi yang harus dipakai untuk
memfasilitasi pembelajaran. Untuk mata pelajaran Bahasa Inggris
dasar pembagian materi bisa jenis teks (description, recount, narrative,
procedure, report dan short functional text).
3. Siswa bekerja dalam kelompok merancang pembelajaran yang akan
mereka sampaikan.
4. Siswa melakukan presentasi secara bergantian.
Guru berperan sebagai fasilitator, terutama mendampingi saat
persiapan.
Dari penelitian sederhana yang saya lakukan, ternyata hasilnya cukup
memuaskan seperti nampak dalam tabel berikut yang menunjukkan
peningkatan nilai ujicoba UN dan nilai UN.
Supartinah M.Pd., Guru SMPN 1 Karanganyar, Jawa Tengah
test
uji coba UN
I (B)
uji coba
UN 2 (AI)
uji coba
UN 3 (A2)
uji coba
UN 4 (A3)
UN
rerata 6,16 6,61 7,36 8,13 8,70
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
31
Tes B adalah tes uji coba UN sebelum kegiatan dilakukan.
Rerata nilai uji coba tersebut adalah 6,16. Ada 3 siswa yang
tidak lulus sesuai dengan standar kelulusan UN. Tes A adalah
tes setelah kegiatan berlangsung. Tes A1 diberikan setelah
tahap I. Tes A2 diberikan setelah tahap II. Tes A3 diberikan
setelah tahap III. Hasil tes A1 menunjukkan, masih ada 1 siswa
yang belum lulus, sedangkan nilai rerata tes A1 adalah 6,61.
Tes A2 menunjukkan semua siswa lulus, dengan nilai rerata
7,36. Tes A3 menunjukkan semua siswa lulus, dengan nilai
rerata 8,13.
Nilai terakhir adalah nilai UN. Semua siswa lulus dengan nilai
rerata untuk paralel sekolah adalah 8,63. Nilai rerata UN
kelas IX Akselerasi (kelas dimana dilaksanakan kegiatan
Service Learning adalah 8,70. Ini berarti nilai rerata Ujian
Nasional kelas IX akselerasi lebih tinggi dibanding nilai rerata
keseluruhan. Jumlah siswa yang mendapat nilai 10 ada 4
siswa(17,39%)sedangkan jumlah nilai 10 secara keseluruhan
adalah 7 siswa (dari 8 kelas).
Pada tahun 2009, saya melakukan penelitian yang sama
dengan tujuan meningkatkan kemampuan speaking siswa.
Hasilnya, selain kemampuan speaking siswa meningkat, saya
meraih juara III Lomba Karya Ilmiah Inovasi pembelajaran
tingkat provinsi. Jadi, mari tunjukkan bahwa service learning
bukan sekedar lip service belaka.
Tahap Persiapan, siswa menyusun langkah langkah pembelajaran
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
30
Menaklukan UN
dengan Service Learning
Jangan omong doang selalu terngiang usai menjadi Fasilitator
Nasional DBE 3 tahun 2001. Berkat pelatihan DBE 3, saya jadi
memahami Service Learning yang kemudian saya pelajari dan
praktekkan di kelas untuk menaklukkan ujian nasional (UN).
Service Learning adalah pembelajaran melalui pelayanan. Istilah ini
banyak dipakai dan diterapkan di Amerika. Penerapan pembelajaran
melalui pelayanan dikenal dengan nama Learning by Teaching. Salah
satunya, siswa memfasilitasi pembelajaran untuk orang lain, terutama di
level bawah. Untuk bisa memfasilitasi dengan baik, tentunya mereka
harus menguasai materi. Di sinilah muncul hubungan yang saling
menguntungkan. Misalnya, siswa kelas 9 mendapat keuntungan berupa
penguasaan materi, siswa kelas 7 mendapat pembelajaran yang
menyenangkan.
Cara melaksanakan pembelajaran ini sebagai berikut:
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok
beranggotakan 5 orang
2. Setiap kelompok diberi materi yang harus dipakai untuk
memfasilitasi pembelajaran. Untuk mata pelajaran Bahasa Inggris
dasar pembagian materi bisa jenis teks (description, recount, narrative,
procedure, report dan short functional text).
3. Siswa bekerja dalam kelompok merancang pembelajaran yang akan
mereka sampaikan.
4. Siswa melakukan presentasi secara bergantian.
Guru berperan sebagai fasilitator, terutama mendampingi saat
persiapan.
Dari penelitian sederhana yang saya lakukan, ternyata hasilnya cukup
memuaskan seperti nampak dalam tabel berikut yang menunjukkan
peningkatan nilai ujicoba UN dan nilai UN.
Supartinah M.Pd., Guru SMPN 1 Karanganyar, Jawa Tengah
test
uji coba UN
I (B)
uji coba
UN 2 (AI)
uji coba
UN 3 (A2)
uji coba
UN 4 (A3)
UN
rerata 6,16 6,61 7,36 8,13 8,70
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
31
Tes B adalah tes uji coba UN sebelum kegiatan dilakukan.
Rerata nilai uji coba tersebut adalah 6,16. Ada 3 siswa yang
tidak lulus sesuai dengan standar kelulusan UN. Tes A adalah
tes setelah kegiatan berlangsung. Tes A1 diberikan setelah
tahap I. Tes A2 diberikan setelah tahap II. Tes A3 diberikan
setelah tahap III. Hasil tes A1 menunjukkan, masih ada 1 siswa
yang belum lulus, sedangkan nilai rerata tes A1 adalah 6,61.
Tes A2 menunjukkan semua siswa lulus, dengan nilai rerata
7,36. Tes A3 menunjukkan semua siswa lulus, dengan nilai
rerata 8,13.
Nilai terakhir adalah nilai UN. Semua siswa lulus dengan nilai
rerata untuk paralel sekolah adalah 8,63. Nilai rerata UN
kelas IX Akselerasi (kelas dimana dilaksanakan kegiatan
Service Learning adalah 8,70. Ini berarti nilai rerata Ujian
Nasional kelas IX akselerasi lebih tinggi dibanding nilai rerata
keseluruhan. Jumlah siswa yang mendapat nilai 10 ada 4
siswa(17,39%)sedangkan jumlah nilai 10 secara keseluruhan
adalah 7 siswa (dari 8 kelas).
Pada tahun 2009, saya melakukan penelitian yang sama
dengan tujuan meningkatkan kemampuan speaking siswa.
Hasilnya, selain kemampuan speaking siswa meningkat, saya
meraih juara III Lomba Karya Ilmiah Inovasi pembelajaran
tingkat provinsi. Jadi, mari tunjukkan bahwa service learning
bukan sekedar lip service belaka.
Tahap Persiapan, siswa menyusun langkah langkah pembelajaran
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
iswa takut salah, kurang kosakata, kurang
percaya diri, dan tidak tertarik berbahasa Inggris
Smembuat saya tertantang untuk selalu
mengkreasi pembelajaran yang menarik siswa. Saya
kemudian membuat permainan yang saya beri nama
Vocamino. Istilah ini singkatan dari gabungan kata
Inggris Vocabulary dan kata Indonesia Domino.
Tujuan saya adalah dengan Vocamino game ini saya
memfasilitasi siswa berlatih berbahasa Inggris sambil
bermain dengan menggunakan kosakata yang baru
didapatkannya. Medianya terbuat dari kartu domino,
yang bagian depan mata dominonya di buka lalu
dilapisi kertas BC lux warna yang sudah ditulisi kata-
kata atau frase dari materi pokok pembelajaran.
kelompok berkewajiban membetulkan pengucapan
Game ini saya gunakan untuk mencapai KD 4.1: kata yang salah oleh temannya. Dan (5) Di akhir
Mengungkapkan tindak makna tutur fungsional permainan, wakil setiap kelompok tampil merangkai
pendek sangat sederhana secara akurat, lancar dan kata (khusus kata-kata dari materi Shopping List)
berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan menjadi kalimat dengan menggunakan tabel isian
sekitar, dan khususnya saat menyajikan materi teks model papan catur pembentuk kalimat. Tabel ini saya
fungsional seperti, Instruction dan Shopping List. sediakan dari kertas karton ukuran plano dan
tempelkan di whiteboard. (lihat gambar di bawah)
Cara menggunakannya: (1) Siswa dibagi kelompok
dengan enam orang anggota; (2) Setiap kelompok Saya mengelola waktu 2x 40 menit untuk
memainkan 24 kartu vocamino, terdiri dari 12 kartu pembelajaran ini. Saya memfasilitasi permainan
kata Inggris dan 12 lainnya adalah artinya. Kelompok vocamino ini 10 menit per kelompok, khususnya
kata dan frase (Instruction dan Shopping list) di kartu membantu siswa berkomunikasi langsung dengan
vocamino berbeda di setiap kelompok; (3) Enam teman kelompoknya, mengoreksi pronunciation yang
siswa di setiap kelompok masing-masing memegang salah, dan menuntun siswa merangkai serta
empat kartu, dua kata Inggris dan 2 kata Indonesia membacakan kalimat-kalimat yang disusunnya.
(arti leksikal). Mereka secara bergiliran searah jarum Membantu mereka menggunakan kalimat dan frase
jam menurunkan / meletakkan kartu di atas meja; (4) yang dibutuhkan dalam permainan ini, antara lain: Is it
Mengikuti aturan main, yaitu: (a) semua komunikasi my turn or yours now?;Imlooking for the meaning of this
saat bermain harus dengan bahasa Inggris. (b) kartu word; Here is the meaning; O.K; sorry, pronunce it
kata Inggris dan kata Indonesia diturunkan secara correctly; youre right, dan ungkapan lainnya. Setelah
berbalasan, layaknya main domino. Tapi, yang lebih pembelajaran ini, saya mendapatkan siswa saya
penting adalah siswa mengucapkan dengan jelas kata mampu dan percaya diri berkomunikasi singkat dan
Inggris yang diturunkannya; (c) anggota sesama sederhana dengan teman-temannya.
32
Herdianto Karem, S.Pd, Guru SMPN 6 Palopo,
Sulawesi Selatan
Speaking Through
The Vocamino Game
Kartu kata bahasa Inggris
dan kartu padanannya
Merangkai kata dengan chart
model papan catur
Beberapa rangkaian kata
hasil kerja kelompok.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
33
odel pembelajaran aktif dari DBE3 telah Kerjasama dalam kelompok dan individu sangat
banyak membantu guru-guru untuk membantu siswa dalam menyelesaikan tugas. Saya juga
Mmembuka kreativitasnya dalam mengajar dapat melihat siswa dapat berinteraksi dengan polisi-
dikelas. Dengan pendekatan kontekstual guru tidak lagi polisi tersebut dan melakukan tanya jawab seputar
terpaku pada buku pegangan saja. Lingkungan sekitar tugas yang mereka terima dari guru. Hal tersebut
pun dapat kita gunakan. Seperti yang saya terapkan di berdampak positif kepada siswa. Mereka tidak takut
SMPN 1 Camplong ini. lagi menghadapi polisi dan mereka dengan mudah
memahami materi yang diberikan oleh guru pengajar.
Sejak mengenal DBE3, semua hal dapat digunakan
untuk mengajar. Seperti pengalaman saya waktu
mengajar materi Notices (peringatan). Pada waktu
mengajarkan materi ini, saya mengajak siswa untuk
keluar kelas dan bertatap muka dengan polisi yang
sedang bertugas di depan sekolah. Saya mengajak siswa
untuk mengenali rambu-rambu lalu lintas dengan cara
memberi mereka tugas untuk mewarnai rambu-rambu
lalu lintas pada lembar kerja yang belum ada warnanya
sekaligus menerangkan apa makna dari rambu-rambu
tersebut. Dalam lembar kerja tersebut juga terdapat
istilah-istilah rambu rambu lalu lintas tersebut dalam
bahasa Inggris. Siswa berdiskusi untuk memahami
makna rambu dan memasangkanya dengan istilah
dalam bahasa Inggris. Selanjutnya siswa menebak
warna yang tepat untuk gambar rambu yang masih
hitam putih. Terakhir, siswa melakukan wawancara
dengan polisi untuk mengetahui kebenarannya.
Diah Wulansari, Distrik Fasilitator Sampang, Jawa Timur
Belajar Bahasa Inggris
Melalui Rambu Lalu Lintas
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
iswa takut salah, kurang kosakata, kurang
percaya diri, dan tidak tertarik berbahasa Inggris
Smembuat saya tertantang untuk selalu
mengkreasi pembelajaran yang menarik siswa. Saya
kemudian membuat permainan yang saya beri nama
Vocamino. Istilah ini singkatan dari gabungan kata
Inggris Vocabulary dan kata Indonesia Domino.
Tujuan saya adalah dengan Vocamino game ini saya
memfasilitasi siswa berlatih berbahasa Inggris sambil
bermain dengan menggunakan kosakata yang baru
didapatkannya. Medianya terbuat dari kartu domino,
yang bagian depan mata dominonya di buka lalu
dilapisi kertas BC lux warna yang sudah ditulisi kata-
kata atau frase dari materi pokok pembelajaran.
kelompok berkewajiban membetulkan pengucapan
Game ini saya gunakan untuk mencapai KD 4.1: kata yang salah oleh temannya. Dan (5) Di akhir
Mengungkapkan tindak makna tutur fungsional permainan, wakil setiap kelompok tampil merangkai
pendek sangat sederhana secara akurat, lancar dan kata (khusus kata-kata dari materi Shopping List)
berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan menjadi kalimat dengan menggunakan tabel isian
sekitar, dan khususnya saat menyajikan materi teks model papan catur pembentuk kalimat. Tabel ini saya
fungsional seperti, Instruction dan Shopping List. sediakan dari kertas karton ukuran plano dan
tempelkan di whiteboard. (lihat gambar di bawah)
Cara menggunakannya: (1) Siswa dibagi kelompok
dengan enam orang anggota; (2) Setiap kelompok Saya mengelola waktu 2x 40 menit untuk
memainkan 24 kartu vocamino, terdiri dari 12 kartu pembelajaran ini. Saya memfasilitasi permainan
kata Inggris dan 12 lainnya adalah artinya. Kelompok vocamino ini 10 menit per kelompok, khususnya
kata dan frase (Instruction dan Shopping list) di kartu membantu siswa berkomunikasi langsung dengan
vocamino berbeda di setiap kelompok; (3) Enam teman kelompoknya, mengoreksi pronunciation yang
siswa di setiap kelompok masing-masing memegang salah, dan menuntun siswa merangkai serta
empat kartu, dua kata Inggris dan 2 kata Indonesia membacakan kalimat-kalimat yang disusunnya.
(arti leksikal). Mereka secara bergiliran searah jarum Membantu mereka menggunakan kalimat dan frase
jam menurunkan / meletakkan kartu di atas meja; (4) yang dibutuhkan dalam permainan ini, antara lain: Is it
Mengikuti aturan main, yaitu: (a) semua komunikasi my turn or yours now?;Imlooking for the meaning of this
saat bermain harus dengan bahasa Inggris. (b) kartu word; Here is the meaning; O.K; sorry, pronunce it
kata Inggris dan kata Indonesia diturunkan secara correctly; youre right, dan ungkapan lainnya. Setelah
berbalasan, layaknya main domino. Tapi, yang lebih pembelajaran ini, saya mendapatkan siswa saya
penting adalah siswa mengucapkan dengan jelas kata mampu dan percaya diri berkomunikasi singkat dan
Inggris yang diturunkannya; (c) anggota sesama sederhana dengan teman-temannya.
32
Herdianto Karem, S.Pd, Guru SMPN 6 Palopo,
Sulawesi Selatan
Speaking Through
The Vocamino Game
Kartu kata bahasa Inggris
dan kartu padanannya
Merangkai kata dengan chart
model papan catur
Beberapa rangkaian kata
hasil kerja kelompok.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
33
odel pembelajaran aktif dari DBE3 telah Kerjasama dalam kelompok dan individu sangat
banyak membantu guru-guru untuk membantu siswa dalam menyelesaikan tugas. Saya juga
Mmembuka kreativitasnya dalam mengajar dapat melihat siswa dapat berinteraksi dengan polisi-
dikelas. Dengan pendekatan kontekstual guru tidak lagi polisi tersebut dan melakukan tanya jawab seputar
terpaku pada buku pegangan saja. Lingkungan sekitar tugas yang mereka terima dari guru. Hal tersebut
pun dapat kita gunakan. Seperti yang saya terapkan di berdampak positif kepada siswa. Mereka tidak takut
SMPN 1 Camplong ini. lagi menghadapi polisi dan mereka dengan mudah
memahami materi yang diberikan oleh guru pengajar.
Sejak mengenal DBE3, semua hal dapat digunakan
untuk mengajar. Seperti pengalaman saya waktu
mengajar materi Notices (peringatan). Pada waktu
mengajarkan materi ini, saya mengajak siswa untuk
keluar kelas dan bertatap muka dengan polisi yang
sedang bertugas di depan sekolah. Saya mengajak siswa
untuk mengenali rambu-rambu lalu lintas dengan cara
memberi mereka tugas untuk mewarnai rambu-rambu
lalu lintas pada lembar kerja yang belum ada warnanya
sekaligus menerangkan apa makna dari rambu-rambu
tersebut. Dalam lembar kerja tersebut juga terdapat
istilah-istilah rambu rambu lalu lintas tersebut dalam
bahasa Inggris. Siswa berdiskusi untuk memahami
makna rambu dan memasangkanya dengan istilah
dalam bahasa Inggris. Selanjutnya siswa menebak
warna yang tepat untuk gambar rambu yang masih
hitam putih. Terakhir, siswa melakukan wawancara
dengan polisi untuk mengetahui kebenarannya.
Diah Wulansari, Distrik Fasilitator Sampang, Jawa Timur
Belajar Bahasa Inggris
Melalui Rambu Lalu Lintas
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
etiap kelompok bermain dengan satu dadu. saja tidak cocok dibuat kalimat.
Semua anggota kelompok memegang kartu
Smasing-masing. Setiap muka dadu bertuliskan Dan inilah saat-saat para siswa terbahak-bahak ketika
kata kerja yang berbeda. Setiap kartu bertuliskan kata menyadari arti kalimat yang terangkai dari kedua kata
benda dalam Bahasa Inggris di satu sisi dan itu ternyata janggal dan lucu. Siswa juga bisa bergerak
terjemahannya di sisi lain. Tulisan pada dadu dan kartu keluar ruang kelas untuk mencari inspirasi demi
itu dibuat sendiri oleh siswa sebelum permainan. menyusun kalimat yang menarik.
Target kegiatan ini adalah setiap siswa mampu Sungguh ini merupakan sebuah game pembelajaran
menyusun sepuluh kalimat perintah dengan sederhana yang efektif dan menyenangkan. Aku jadi
merangkai kata kerja yang muncul di muka dadu berani bicara dalam bahasa Inggris dengan permainan
dengan kata benda yang ada pada kartu masing- ini, kata Neli, siswa MTsN Lohbener, Indramayu.
masing. Ketika sudah menemukan kalimat sempurna, Seneng banget aku bisa bikin banyak kalimat dengan
siswa diberi kesempatan untuk berbagi dengan cepat, ujar Syafii sumringah.
teman-teman, dengan cara mengucapkan kalimat hasil
karyanya, dan meminta sumbang saran temannya bila
terdapat kekeliruan.
Tantangannya, tentu saja tidak setiap kata kerja pada
dadu itu cocok dirangkai menjadi kalimat dengan kata
benda yang ada di kartu. Misalnya, bila dadu muncul
dengan kata eat dan kartu bertuliskan ball, tentu
Abdussubhan Jayani, Guru SMPN 2 Rangkasbitung, dan Cucu Laelasari,
Guru SMPN 4 Subang, Lebak, Jawa Barat
Bermedia Dadu dan Kartu
Merangkai Kalimat dalam
Bahasa Inggris
34 Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
35
engantri rupanya tidak cuma berguna di
loket bus. Di MTs N Batang Angkola,
Mmengantri bisa membuat siswa mampu
meminta dan mengajukan pendapat dalam bahasa
Inggris.
Pak Suyono memulai pembelajaran dengan
motivasi. Ia bersemangat menyakinkan siswanya
bahwa pembelajaran yang mereka terima akan
berlangsung menyenangkan. Pak Suyono meminta
siswa bernyanyi dan bertepuk tangan. Pak Suyono
kemudian membagikan LK. LK terdiri dari tiga
pertanyaan: 1) What do you think about our school?;
2) What do you think about about our library; 3)
What do you like or don't you like about our library? Ia bertugas untuk mengajukan ketiga pertanyaan
Siswa diminta mengerjakan LK secara dan siswa lain menjawab pertanyaan. Proses ini
berkelompok. dilakukan secara bergantian. Berikutnya, Pak
Suyono memilih tiga siswa secara acak. Siswa itu
Setelah LK berhasil dikerjakan, Pak Suyono akan ditugasi memberi pertanyaan yang sama
meminta siswa bermain di luar kelas. Ia meminta kepada siswa. Siswa lainnya, membentuk tiga
siswa membetuk lingkaran di lapangan sekolah barisan. Mereka harus mengantri!
yang berpasir. Setiap lingkaran terdiri dari enam
orang siswa. Di tengah lingkaran itu, seorang siswa Satu persatu siswa diminta menghadap lalu diberi
berdiri. pertanyaan. Siswa yang berhasil menjawab,
diperbolehkan keluar barisan dan bergantian
menggantikan posisi 3 siswa yang bertanya tadi.
Tiga siswa yang digantikan masuk ke dalam barisan
untuk menjawab pertanyaan juga. Siswa yang gagal
harus kembali kebarisan. Di dalam barisan si siswa
mempersiapkan diri untuk ditanya kembali. Ia terus
mengulangi pertanyaan sampai bisa.
Menurut Pak Suyono, variasi kegiatan dengan cara
ini membantu siswa untuk berlatih bicara dalam
bahasa Inggris. Cara ini membuat siswa harus
mengucapkan lebih dari tiga kata. Siswa bisa
berkomunikasi secara sederhana, tukas pak
Suyono.
Suyono, S.Ag, Guru MTsN Batang Angkola,
Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Ayo, Giliranmu Berbicara
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
etiap kelompok bermain dengan satu dadu. saja tidak cocok dibuat kalimat.
Semua anggota kelompok memegang kartu
Smasing-masing. Setiap muka dadu bertuliskan Dan inilah saat-saat para siswa terbahak-bahak ketika
kata kerja yang berbeda. Setiap kartu bertuliskan kata menyadari arti kalimat yang terangkai dari kedua kata
benda dalam Bahasa Inggris di satu sisi dan itu ternyata janggal dan lucu. Siswa juga bisa bergerak
terjemahannya di sisi lain. Tulisan pada dadu dan kartu keluar ruang kelas untuk mencari inspirasi demi
itu dibuat sendiri oleh siswa sebelum permainan. menyusun kalimat yang menarik.
Target kegiatan ini adalah setiap siswa mampu Sungguh ini merupakan sebuah game pembelajaran
menyusun sepuluh kalimat perintah dengan sederhana yang efektif dan menyenangkan. Aku jadi
merangkai kata kerja yang muncul di muka dadu berani bicara dalam bahasa Inggris dengan permainan
dengan kata benda yang ada pada kartu masing- ini, kata Neli, siswa MTsN Lohbener, Indramayu.
masing. Ketika sudah menemukan kalimat sempurna, Seneng banget aku bisa bikin banyak kalimat dengan
siswa diberi kesempatan untuk berbagi dengan cepat, ujar Syafii sumringah.
teman-teman, dengan cara mengucapkan kalimat hasil
karyanya, dan meminta sumbang saran temannya bila
terdapat kekeliruan.
Tantangannya, tentu saja tidak setiap kata kerja pada
dadu itu cocok dirangkai menjadi kalimat dengan kata
benda yang ada di kartu. Misalnya, bila dadu muncul
dengan kata eat dan kartu bertuliskan ball, tentu
Abdussubhan Jayani, Guru SMPN 2 Rangkasbitung, dan Cucu Laelasari,
Guru SMPN 4 Subang, Lebak, Jawa Barat
Bermedia Dadu dan Kartu
Merangkai Kalimat dalam
Bahasa Inggris
34 Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
35
engantri rupanya tidak cuma berguna di
loket bus. Di MTs N Batang Angkola,
Mmengantri bisa membuat siswa mampu
meminta dan mengajukan pendapat dalam bahasa
Inggris.
Pak Suyono memulai pembelajaran dengan
motivasi. Ia bersemangat menyakinkan siswanya
bahwa pembelajaran yang mereka terima akan
berlangsung menyenangkan. Pak Suyono meminta
siswa bernyanyi dan bertepuk tangan. Pak Suyono
kemudian membagikan LK. LK terdiri dari tiga
pertanyaan: 1) What do you think about our school?;
2) What do you think about about our library; 3)
What do you like or don't you like about our library? Ia bertugas untuk mengajukan ketiga pertanyaan
Siswa diminta mengerjakan LK secara dan siswa lain menjawab pertanyaan. Proses ini
berkelompok. dilakukan secara bergantian. Berikutnya, Pak
Suyono memilih tiga siswa secara acak. Siswa itu
Setelah LK berhasil dikerjakan, Pak Suyono akan ditugasi memberi pertanyaan yang sama
meminta siswa bermain di luar kelas. Ia meminta kepada siswa. Siswa lainnya, membentuk tiga
siswa membetuk lingkaran di lapangan sekolah barisan. Mereka harus mengantri!
yang berpasir. Setiap lingkaran terdiri dari enam
orang siswa. Di tengah lingkaran itu, seorang siswa Satu persatu siswa diminta menghadap lalu diberi
berdiri. pertanyaan. Siswa yang berhasil menjawab,
diperbolehkan keluar barisan dan bergantian
menggantikan posisi 3 siswa yang bertanya tadi.
Tiga siswa yang digantikan masuk ke dalam barisan
untuk menjawab pertanyaan juga. Siswa yang gagal
harus kembali kebarisan. Di dalam barisan si siswa
mempersiapkan diri untuk ditanya kembali. Ia terus
mengulangi pertanyaan sampai bisa.
Menurut Pak Suyono, variasi kegiatan dengan cara
ini membantu siswa untuk berlatih bicara dalam
bahasa Inggris. Cara ini membuat siswa harus
mengucapkan lebih dari tiga kata. Siswa bisa
berkomunikasi secara sederhana, tukas pak
Suyono.
Suyono, S.Ag, Guru MTsN Batang Angkola,
Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Ayo, Giliranmu Berbicara
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
36
Hanik Shofia, S.Pd, Guru SMPN 2 Klego, Boyolali, Jawa Tengah
Pintar Menggambarkan dengan
FoCoPreTion dan Parikan
ang saya maksud dengan menggambarkan di kelompok mengerjakan tugas menjawab pertanyaan
sini adalah menggambarkan benda dengan bacaan. Pertanyaan telah saya susun sedemikian rupa
Ykata-kata secara tertulis, atau berkomunikasi sehingga jawaban yang ditulis merupakan 'retelling'
dengan menggunakan teks deskriptif. Kemampuan dari teks yang dibaca. Jawaban kemudian saling
murid saya dalam hal tersebut masih belum ditukarkan lagi untuk mendapatkan input
memuaskan saya. Menurut pengamatan saya hal itu (confirmation). Setelah itu siswa saya minta menyusun
karena kosa kata siswa minim, begitu pula dengan jawaban tersebut secara runtut menjadi sebuah
keterlibatan dan keaktifan mereka dalam proses paragraf padu. Tahap confirmation berikutnya, yaitu
belajar mengajar. saya bersama-sama siswa memilih tiga karya
kelompok terbaik sehingga setiap kelompok bisa
Saya mencoba mengatasi masalah membandingkan karya mereka
tersebut dengan menggunakan strategi dengan karya terbaik tersebut.
yang saya sebut Focopretion. Focopretion
adalah akronim dari fo:word formation, Setelah itu, pada pertemuan
co: collaboration, pre: presentation, ion: selanjutnya saya terangkan sebentar
confirmation. Dalam Fo, atau word apa makna parikan. Siswa kemudian
formation, saya membimbing siswa saya minta untuk membuat parikan
menemukan, mengeksplorasi kata-kata sesuai tema secara berkelompok.
terkait dengan salah satu objek /benda, Ketika mereka bekerja saya
misalnya kucing. Kata terkait kucing berkeliling membantu mereka.
diantaranya: moustache, sharp sight, long Kadang pada kelompok tertentu
tail, mammal, dan lain-lain. Tahap ini sangat membantu yang mengalami kesulitan saya bantu mereka untuk
siswa mendapat input bahasa. Fo itu dikerjakan bersama menyelesaikan parikan mereka. Pada tahap
melalui Co atau Collaboration yang artinya berikutnya, parikan-parikan itu dipajang dan siswa
bekerjasama siswa berdiskusi sehingga semua siswa saling membaca.
aktif ambil bagian sebelum hasil kerja disajikan dalam
Pre atau Presentation melalui karya kunjung antar parikan=pantun
kelompok. Setelah tahap ini dilampaui dengan baik,
Suasana proses pembelajaran
yang difasilitasi bu Hanik.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
ompetensi speaking tidak bisa dicapai Tugas berupa buku saku ini ternyata menginspirasi
dengan mengandalkan pertemuan di kelas dan memotivasi anak-anak untuk belajar yag lebih
Ksaja. Untuk itu saya mengembangkan baik. Mereka dapat menuangkan potensi
program tugas terstruktur berupa Buku Saku: kretifitasnya dalam buku saku tersebut secara
English in Practice . Buku saku tersebut berisi maksimal. Selain itu, dengan tugas Buku Saku
Ungkapan-ungkapan dan kosa kata bahasa Inggris tersebut, saya dapat membangun beberapa karakter
dalam kehidupan sehari-hari dan teruatama penting seperti kemandirian dan tanggung jawab
ungkapan yang dipakai selama proses kegiatan pribadi dalam belajar serta kedisiplinan. Pembiasaan
belajar mengajar baik di dalam lingkungan madrasah ini menumbuhkan rasa suka dan nyaman dalam
ataupun di luar madrasah. Contoh dari isi buku belajar Bahasa Inggris di kelas saya. Rasa suka
saku tersebut seperti Greeting, In the Classroom, In tersebut juga saya tanamkan lewat yel yel yang
the Teacher Office, In the Mosque, dan sebagainya. selalu kami ucapkan ketika mengawali kegiatan
Buku ini ternyata sangat membantu kemampuan pembelajaran. Jika saya atau siswa berteriak,
speaking siswa. English, maka yang lain akan menyahut, I like
it. I love it. Itulah sedikit pengalaman saya dalam
Buku saku tersebut tidak di cetak tetapi dibuat memfasilitasi siswa belajar lebih bermakna bagi
sendiri oleh siswa dengan menuliskan semua siswa dan pada saat yang sama membangun
ungkapan dan kosakata baru yang mereka temukan. karakter penting siswa.
Siswa juga diminta untuk menuliskan artinya. Jika
yang dicantumkan berupa kosa kata maka siswa
harus menuliskan transcript cara mengucapkannya.
Siswa diwajibkan hafal dengan apa yang telah
mereka tulis di Buku Saku dan dapat
menggunakannya dalam percakapan dan komunikasi
sehari-hari. Setiap bulan siswa mengumpulkan buku
saku tersebut untuk pengontrolan pencapaian
tujuan belajar. Untuk itu saya juga menyiapkan
kriteria pencapaian tujuan dalam sebuah instrumen
penilaian.
37
Praktik speaking sehari-hari di sekolah.
Indah Ekiyanti Listiyaningsih, Guru MTsN Klaten, Jawa Tengah
Jurus Sakti Buku Saku
English In Practice
1.Buku Saku yang dibuat siswa
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
36
Hanik Shofia, S.Pd, Guru SMPN 2 Klego, Boyolali, Jawa Tengah
Pintar Menggambarkan dengan
FoCoPreTion dan Parikan
ang saya maksud dengan menggambarkan di kelompok mengerjakan tugas menjawab pertanyaan
sini adalah menggambarkan benda dengan bacaan. Pertanyaan telah saya susun sedemikian rupa
Ykata-kata secara tertulis, atau berkomunikasi sehingga jawaban yang ditulis merupakan 'retelling'
dengan menggunakan teks deskriptif. Kemampuan dari teks yang dibaca. Jawaban kemudian saling
murid saya dalam hal tersebut masih belum ditukarkan lagi untuk mendapatkan input
memuaskan saya. Menurut pengamatan saya hal itu (confirmation). Setelah itu siswa saya minta menyusun
karena kosa kata siswa minim, begitu pula dengan jawaban tersebut secara runtut menjadi sebuah
keterlibatan dan keaktifan mereka dalam proses paragraf padu. Tahap confirmation berikutnya, yaitu
belajar mengajar. saya bersama-sama siswa memilih tiga karya
kelompok terbaik sehingga setiap kelompok bisa
Saya mencoba mengatasi masalah membandingkan karya mereka
tersebut dengan menggunakan strategi dengan karya terbaik tersebut.
yang saya sebut Focopretion. Focopretion
adalah akronim dari fo:word formation, Setelah itu, pada pertemuan
co: collaboration, pre: presentation, ion: selanjutnya saya terangkan sebentar
confirmation. Dalam Fo, atau word apa makna parikan. Siswa kemudian
formation, saya membimbing siswa saya minta untuk membuat parikan
menemukan, mengeksplorasi kata-kata sesuai tema secara berkelompok.
terkait dengan salah satu objek /benda, Ketika mereka bekerja saya
misalnya kucing. Kata terkait kucing berkeliling membantu mereka.
diantaranya: moustache, sharp sight, long Kadang pada kelompok tertentu
tail, mammal, dan lain-lain. Tahap ini sangat membantu yang mengalami kesulitan saya bantu mereka untuk
siswa mendapat input bahasa. Fo itu dikerjakan bersama menyelesaikan parikan mereka. Pada tahap
melalui Co atau Collaboration yang artinya berikutnya, parikan-parikan itu dipajang dan siswa
bekerjasama siswa berdiskusi sehingga semua siswa saling membaca.
aktif ambil bagian sebelum hasil kerja disajikan dalam
Pre atau Presentation melalui karya kunjung antar parikan=pantun
kelompok. Setelah tahap ini dilampaui dengan baik,
Suasana proses pembelajaran
yang difasilitasi bu Hanik.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
ompetensi speaking tidak bisa dicapai Tugas berupa buku saku ini ternyata menginspirasi
dengan mengandalkan pertemuan di kelas dan memotivasi anak-anak untuk belajar yag lebih
Ksaja. Untuk itu saya mengembangkan baik. Mereka dapat menuangkan potensi
program tugas terstruktur berupa Buku Saku: kretifitasnya dalam buku saku tersebut secara
English in Practice . Buku saku tersebut berisi maksimal. Selain itu, dengan tugas Buku Saku
Ungkapan-ungkapan dan kosa kata bahasa Inggris tersebut, saya dapat membangun beberapa karakter
dalam kehidupan sehari-hari dan teruatama penting seperti kemandirian dan tanggung jawab
ungkapan yang dipakai selama proses kegiatan pribadi dalam belajar serta kedisiplinan. Pembiasaan
belajar mengajar baik di dalam lingkungan madrasah ini menumbuhkan rasa suka dan nyaman dalam
ataupun di luar madrasah. Contoh dari isi buku belajar Bahasa Inggris di kelas saya. Rasa suka
saku tersebut seperti Greeting, In the Classroom, In tersebut juga saya tanamkan lewat yel yel yang
the Teacher Office, In the Mosque, dan sebagainya. selalu kami ucapkan ketika mengawali kegiatan
Buku ini ternyata sangat membantu kemampuan pembelajaran. Jika saya atau siswa berteriak,
speaking siswa. English, maka yang lain akan menyahut, I like
it. I love it. Itulah sedikit pengalaman saya dalam
Buku saku tersebut tidak di cetak tetapi dibuat memfasilitasi siswa belajar lebih bermakna bagi
sendiri oleh siswa dengan menuliskan semua siswa dan pada saat yang sama membangun
ungkapan dan kosakata baru yang mereka temukan. karakter penting siswa.
Siswa juga diminta untuk menuliskan artinya. Jika
yang dicantumkan berupa kosa kata maka siswa
harus menuliskan transcript cara mengucapkannya.
Siswa diwajibkan hafal dengan apa yang telah
mereka tulis di Buku Saku dan dapat
menggunakannya dalam percakapan dan komunikasi
sehari-hari. Setiap bulan siswa mengumpulkan buku
saku tersebut untuk pengontrolan pencapaian
tujuan belajar. Untuk itu saya juga menyiapkan
kriteria pencapaian tujuan dalam sebuah instrumen
penilaian.
37
Praktik speaking sehari-hari di sekolah.
Indah Ekiyanti Listiyaningsih, Guru MTsN Klaten, Jawa Tengah
Jurus Sakti Buku Saku
English In Practice
1.Buku Saku yang dibuat siswa
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
38
ebagai guru bahasa Inggris, saya merasa paling Pembelajaran dilakukan di kelas VII di SMPN 2
senang menyaksikan interaksi antar siswa Cilegon Banten dalam 3 kali pertemuan dengan
Syang dilakukan dalam bahasa inggris. Karena tujuan akhir yaitu siswa mampu menerangkan
itu saya selalu berusaha merancang kegiatan prosedur pembuatan makanan / minuman secara
pembelajaran yang memaksa siswa untuk saling lisan. Proyek pembuatan video dilaksanakan selama
menyatakan pendapat dan mendengar pendapat satu minggu di luar jam sekolah.
orang lain, misalnya dengan kegiatan presentasi.
Sayangnya, pada kegiatan presentasi banyak siswa Pembelajaran saya mulai dengan memberikan siswa
yang tidak cukup tekun mendengarkan kelompok kesempatan untuk mengeksplorasi teks berbentuk
lain. Nah, ternyata tayangan video bisa membantu prosedur secara berkelompok dengan tiap
sisw yang kurang tekun untuk berkonsentrasi kelompok terdiri atas 4 orang. Eksplorasi dilakukan
mendengar paparan kelompok lain. Berikut ini melalui kegiatan membaca pemahaman yang terdiri
adalah pengalaman saya. atas beberapa sub kegiatan, yaitu menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang gagasan dalam
bacaan, ciri-ciri kebahasaan dan ciri-ciri retorik
teks prosedur. Siswa juga berlatih membuat
imperative sentences. Semua kegiatan tersebut
dimaksudkan untuk memberikan language inputs,
tahap yang harus dilalui sebelum masuk ke kegiatan
berikutnya, yaitu menyampaikan gagasan secara
lisan (speaking).
Meningkatkan Kosentrasi
dan Interaksi Siswa
dengan Tayangan Video
Rohbiyah, Guru SMPN 2 Cilegon, Jawa Barat
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
39
Saya minta siswa memikirkan prosedur membuat berinteraksi dalam bahasa Inggris yang kadang
makanan dan minuman yang sederhana tapi unik, bercampur dengan bahasa Indonesia diselingi canda
sehingga tidak sekedar menulis tentang cara saling meledek. Memang, pembelajaran terasa asyik
membuat teh manis, misalnya, untuk disampaikan karena serasa menonton film dengan bintang
pada temannya secara lisan. Siswa berkelompok teman-teman sendiri.
menyusun draf tentang cara membuat makanan
minuman unik. Dalam proses ini saya memberikan
input perbaikan. Setelah draf selesai siswa saya Gambar-gambar berikut menunjukkan saat para
minta untuk mempraktikkan resep makanan atau siswa mempresentasikan tayangan video hasil
minuman mereka dengan setiap langkah diucapkan karya mereka.
nyaring dan direkam dengan kamera video sekolah.
Saya minta mereka membayangkan diri sebagai chef
terkenal dan acara ditayangkan di TV.
Di kelas, rekaman video ini dipresentasikan secara
bergiliran. Kelompok penyaji siap menjawab
pertanyaan dan kelompok penonton memberikan
pertanyaan, masukan, komentar. Luar biasa. Dengan
video ini semua siswa, termasuk para siswa yang
biasanya sulit berkosentrasi mendengarkan
paparan teman memberikan perhatian penuh pada
presentasi semua kelompok. Siswa sangat aktif
Tayangan video dalam pembelajaran ternyata dapat memicu konsentrasi dan
interaksi siswa.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
38
ebagai guru bahasa Inggris, saya merasa paling Pembelajaran dilakukan di kelas VII di SMPN 2
senang menyaksikan interaksi antar siswa Cilegon Banten dalam 3 kali pertemuan dengan
Syang dilakukan dalam bahasa inggris. Karena tujuan akhir yaitu siswa mampu menerangkan
itu saya selalu berusaha merancang kegiatan prosedur pembuatan makanan / minuman secara
pembelajaran yang memaksa siswa untuk saling lisan. Proyek pembuatan video dilaksanakan selama
menyatakan pendapat dan mendengar pendapat satu minggu di luar jam sekolah.
orang lain, misalnya dengan kegiatan presentasi.
Sayangnya, pada kegiatan presentasi banyak siswa Pembelajaran saya mulai dengan memberikan siswa
yang tidak cukup tekun mendengarkan kelompok kesempatan untuk mengeksplorasi teks berbentuk
lain. Nah, ternyata tayangan video bisa membantu prosedur secara berkelompok dengan tiap
sisw yang kurang tekun untuk berkonsentrasi kelompok terdiri atas 4 orang. Eksplorasi dilakukan
mendengar paparan kelompok lain. Berikut ini melalui kegiatan membaca pemahaman yang terdiri
adalah pengalaman saya. atas beberapa sub kegiatan, yaitu menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang gagasan dalam
bacaan, ciri-ciri kebahasaan dan ciri-ciri retorik
teks prosedur. Siswa juga berlatih membuat
imperative sentences. Semua kegiatan tersebut
dimaksudkan untuk memberikan language inputs,
tahap yang harus dilalui sebelum masuk ke kegiatan
berikutnya, yaitu menyampaikan gagasan secara
lisan (speaking).
Meningkatkan Kosentrasi
dan Interaksi Siswa
dengan Tayangan Video
Rohbiyah, Guru SMPN 2 Cilegon, Jawa Barat
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
39
Saya minta siswa memikirkan prosedur membuat berinteraksi dalam bahasa Inggris yang kadang
makanan dan minuman yang sederhana tapi unik, bercampur dengan bahasa Indonesia diselingi canda
sehingga tidak sekedar menulis tentang cara saling meledek. Memang, pembelajaran terasa asyik
membuat teh manis, misalnya, untuk disampaikan karena serasa menonton film dengan bintang
pada temannya secara lisan. Siswa berkelompok teman-teman sendiri.
menyusun draf tentang cara membuat makanan
minuman unik. Dalam proses ini saya memberikan
input perbaikan. Setelah draf selesai siswa saya Gambar-gambar berikut menunjukkan saat para
minta untuk mempraktikkan resep makanan atau siswa mempresentasikan tayangan video hasil
minuman mereka dengan setiap langkah diucapkan karya mereka.
nyaring dan direkam dengan kamera video sekolah.
Saya minta mereka membayangkan diri sebagai chef
terkenal dan acara ditayangkan di TV.
Di kelas, rekaman video ini dipresentasikan secara
bergiliran. Kelompok penyaji siap menjawab
pertanyaan dan kelompok penonton memberikan
pertanyaan, masukan, komentar. Luar biasa. Dengan
video ini semua siswa, termasuk para siswa yang
biasanya sulit berkosentrasi mendengarkan
paparan teman memberikan perhatian penuh pada
presentasi semua kelompok. Siswa sangat aktif
Tayangan video dalam pembelajaran ternyata dapat memicu konsentrasi dan
interaksi siswa.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
40
Bertahap untuk Hasil
yang Lebih Bagus
Khumi Laila, Guru SMPN 1 Prigen, Pasuruan, Jawa Timur
Tahapan pembelajaran yang dikelola dengan baik akan memberikan
keberhasilan belajar yang besar.
ahasa Inggris adalah bahasa yang betul-betul asing bagi siswa saya di Prigen. Karena itu penting
untuk mendisain tahapan pembelajaran yang runtut yang tiap langkah memberikan input bagi
Blangkah berikutnya sehingga siswa akhirnya mampu menciptakan teks atau berkomunikasi
menggunakan bahasa Inggris. Saya mendapatkan inspirasi dari tahapan BKOF (Building Knowledge of the
Field), MOT (Modelling of the Text), JCOT (Joint Construction of the text), dan ICOT (Independent
Construction of the Text). Tahapan yang baik memberikan keberhasilan yang besar. Berikut ini adalah salah
satu pembelajaran yang saya lakukan untuk membangun kompetensi menulis pengalaman pribadi (Teks
recount). Namun dalam pembelajaran ini siswa saya masih hanya sampai pada tahap JCOT dan belum
sampai pada tahap memproduksi teks recount secara independen. Dalam tahap ini siswa masih diberi
bekal pengalaman atau materi yang akan digunakan dalam menulis teks recount baik itu berupa struktur
atau grammar maupun contoh teks recount.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
41
Pada tahap apersepsi sayamemberi beberapa membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata
pertanyaan kepada siswa tentang kegiatan siswa kerja yang disediakan dan mengubahnya menjadi
pada liburan lalu. Misalnya, What did you do last Verb 2. Ternyata kegiatan yang kedua ini sangat
holiday?, Where did you go?. Jawaban siswa menarik bagi siswa. Mereka menikmati dan
sangat bervariasi terhadap pertanyaan ini. Ada tertantang untuk menyelesaikannya.
yang menjawab at home, sleeping, watching
TV. Ada juga yang menjawab dengan kalimat Setelah selesai mengerjakan, seorang perwakilan
lengkap seperti I go to my grandmother, I go to dari tiap kelompok maju ke depan dan menuliskan
Jakarta, I go to Telaga Sewu. Saya menampung hasil diskusinya di papan tulis. Semua kelompok
semua pendapat siswa dan tidak lupa memberikan mempunyai kesempatan untuk menuliskan hasil
reward berupa pujian good, ok, right kepada siswa pekerjaannya. Saya membimbing siswa untuk
yang memberi respon. Setelah itu saya menulis memberikan masukan pada pekerjaan kelompok
salah satu kalimat yang diucapkan siswa, I go to lain melalui pertanyaan-pertanyaan yang saya
Telaga Sewu, di papan tulis dan bertanya pada berikan.
siswa tentang penggunan kata kerja dalam kalimat
itu. Akhirnya beberapa siswa mulai angkat tangan Pada tahap selanjutnya siswa kembali pada posisi
dan mengemukakan pendapat bahwa verb yang duduk seperti semula. Untuk variasi
ada di kalimat tersebut harus diganti dengan verb pembelajaran, saya putarkan lagu yang berjudul
2. Yesterday. Lagu ini dipilih karena dinilai sesuai
dengan materi yang dibahas dalam pembelajaran
Berangkat dari jawaban siswa tersebut saya ini. Siswa tidak hanya santai mendengarkan lagu
memberikan penjelasan kepada siswa tentang saja, tapi mereka harus melengkapi teks lagu
penggunaan simple past dalam kalimat yang akan (rumpang) yang sudah ada di lembar kerja. Untuk
digunakan untuk menulis teks recount. Selanjutnya mempermudah mereka dalam melengkapi teks
siswa dibagi dalam 10 kelompok untuk lagu tersebut, disediakan pilihan kata-kata yang
mengerjakan LKS . Pada kegiatan kelompok yang semuanya adalah Verb. Setelah 3 kali lagu diputar,
pertama ini siswa mengerjakan latihan dengan guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan
mengisi 10 kalimat rumpang dengn kata kerja yang mereka. Ternyata hampir semua siswa melengkapi
sudah tersedia yang semuanya masih dalam teks lagu tersebut dengan benar. Dengan
bentuk verb 1. Untuk mengisikannya ke dalam demikian, lagu ini berfungsi menguatkan
kalimat, selain siswa harus mengetahui artinya pengetahuan siswa tentang past tense. Dengan
juga harus mengubahnya menjadi verb 2. Setelah pengetahuan ini tingkat akurasi siswa dalam
selesai mengerjakan, setiap kelompok menukar menulis bisa ditingkatkan. Sebagai penguat dan
hasil pekerjaannya dengan kelompok lain. sarana berlatih, saya minta siswa untuk
Bersama-sama siswa saya mendiskusikan jawaban menuliskan ulang cerita yang tadi mereka buat
mereka dengan memberikan kesempatan kepada secara berkelompok. Retelling ini sengaja saya pilih
setiap kelompok untuk menjawab. karena mempermudah siswa mengerjakan tugas
tapi pada saat yang sama bisa mengaktifkan dan
Kegiatan berikutnya, saya minta siswa untuk menguatkan kosa kata yang baru mereka
mengurutkan serangkaian gambar menjadi suatu dapatkan dari kegiatan menulis berkelompok.
cerita yang kronologis. Namun gambar tidak akan
bermakna untuk pembelajaran bahasa Inggris jika Kesimpulan saya, pembelajaran yang tiap tahap
tidak memberikan language inputs. Karena itu dirancang untuk saling mengisi membuat
siswa membuat cerita sesuai dengan kata-kata pembelajaran bahasa Inggris mudah dicerna siswa.
yang sudah tersedia pada setiap gambar tersebut.
Makna kata terwakili oleh gambar. Siswa
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
40
Bertahap untuk Hasil
yang Lebih Bagus
Khumi Laila, Guru SMPN 1 Prigen, Pasuruan, Jawa Timur
Tahapan pembelajaran yang dikelola dengan baik akan memberikan
keberhasilan belajar yang besar.
ahasa Inggris adalah bahasa yang betul-betul asing bagi siswa saya di Prigen. Karena itu penting
untuk mendisain tahapan pembelajaran yang runtut yang tiap langkah memberikan input bagi
Blangkah berikutnya sehingga siswa akhirnya mampu menciptakan teks atau berkomunikasi
menggunakan bahasa Inggris. Saya mendapatkan inspirasi dari tahapan BKOF (Building Knowledge of the
Field), MOT (Modelling of the Text), JCOT (Joint Construction of the text), dan ICOT (Independent
Construction of the Text). Tahapan yang baik memberikan keberhasilan yang besar. Berikut ini adalah salah
satu pembelajaran yang saya lakukan untuk membangun kompetensi menulis pengalaman pribadi (Teks
recount). Namun dalam pembelajaran ini siswa saya masih hanya sampai pada tahap JCOT dan belum
sampai pada tahap memproduksi teks recount secara independen. Dalam tahap ini siswa masih diberi
bekal pengalaman atau materi yang akan digunakan dalam menulis teks recount baik itu berupa struktur
atau grammar maupun contoh teks recount.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
41
Pada tahap apersepsi sayamemberi beberapa membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata
pertanyaan kepada siswa tentang kegiatan siswa kerja yang disediakan dan mengubahnya menjadi
pada liburan lalu. Misalnya, What did you do last Verb 2. Ternyata kegiatan yang kedua ini sangat
holiday?, Where did you go?. Jawaban siswa menarik bagi siswa. Mereka menikmati dan
sangat bervariasi terhadap pertanyaan ini. Ada tertantang untuk menyelesaikannya.
yang menjawab at home, sleeping, watching
TV. Ada juga yang menjawab dengan kalimat Setelah selesai mengerjakan, seorang perwakilan
lengkap seperti I go to my grandmother, I go to dari tiap kelompok maju ke depan dan menuliskan
Jakarta, I go to Telaga Sewu. Saya menampung hasil diskusinya di papan tulis. Semua kelompok
semua pendapat siswa dan tidak lupa memberikan mempunyai kesempatan untuk menuliskan hasil
reward berupa pujian good, ok, right kepada siswa pekerjaannya. Saya membimbing siswa untuk
yang memberi respon. Setelah itu saya menulis memberikan masukan pada pekerjaan kelompok
salah satu kalimat yang diucapkan siswa, I go to lain melalui pertanyaan-pertanyaan yang saya
Telaga Sewu, di papan tulis dan bertanya pada berikan.
siswa tentang penggunan kata kerja dalam kalimat
itu. Akhirnya beberapa siswa mulai angkat tangan Pada tahap selanjutnya siswa kembali pada posisi
dan mengemukakan pendapat bahwa verb yang duduk seperti semula. Untuk variasi
ada di kalimat tersebut harus diganti dengan verb pembelajaran, saya putarkan lagu yang berjudul
2. Yesterday. Lagu ini dipilih karena dinilai sesuai
dengan materi yang dibahas dalam pembelajaran
Berangkat dari jawaban siswa tersebut saya ini. Siswa tidak hanya santai mendengarkan lagu
memberikan penjelasan kepada siswa tentang saja, tapi mereka harus melengkapi teks lagu
penggunaan simple past dalam kalimat yang akan (rumpang) yang sudah ada di lembar kerja. Untuk
digunakan untuk menulis teks recount. Selanjutnya mempermudah mereka dalam melengkapi teks
siswa dibagi dalam 10 kelompok untuk lagu tersebut, disediakan pilihan kata-kata yang
mengerjakan LKS . Pada kegiatan kelompok yang semuanya adalah Verb. Setelah 3 kali lagu diputar,
pertama ini siswa mengerjakan latihan dengan guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan
mengisi 10 kalimat rumpang dengn kata kerja yang mereka. Ternyata hampir semua siswa melengkapi
sudah tersedia yang semuanya masih dalam teks lagu tersebut dengan benar. Dengan
bentuk verb 1. Untuk mengisikannya ke dalam demikian, lagu ini berfungsi menguatkan
kalimat, selain siswa harus mengetahui artinya pengetahuan siswa tentang past tense. Dengan
juga harus mengubahnya menjadi verb 2. Setelah pengetahuan ini tingkat akurasi siswa dalam
selesai mengerjakan, setiap kelompok menukar menulis bisa ditingkatkan. Sebagai penguat dan
hasil pekerjaannya dengan kelompok lain. sarana berlatih, saya minta siswa untuk
Bersama-sama siswa saya mendiskusikan jawaban menuliskan ulang cerita yang tadi mereka buat
mereka dengan memberikan kesempatan kepada secara berkelompok. Retelling ini sengaja saya pilih
setiap kelompok untuk menjawab. karena mempermudah siswa mengerjakan tugas
tapi pada saat yang sama bisa mengaktifkan dan
Kegiatan berikutnya, saya minta siswa untuk menguatkan kosa kata yang baru mereka
mengurutkan serangkaian gambar menjadi suatu dapatkan dari kegiatan menulis berkelompok.
cerita yang kronologis. Namun gambar tidak akan
bermakna untuk pembelajaran bahasa Inggris jika Kesimpulan saya, pembelajaran yang tiap tahap
tidak memberikan language inputs. Karena itu dirancang untuk saling mengisi membuat
siswa membuat cerita sesuai dengan kata-kata pembelajaran bahasa Inggris mudah dicerna siswa.
yang sudah tersedia pada setiap gambar tersebut.
Makna kata terwakili oleh gambar. Siswa
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
42
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Haddika, Guru SMPN 4 Baranti, Sidrap, Sulawesi Selatan
Making a School Miniature:
Belajar Bahasa Inggris dengan Greget
egiatan membaca teks yang diikuti dengan Kegiatan berikutnya adalah Application. Setelah
menjawab pertanyaan pemahaman sebelumnya siswa memahami sebagian besar kosa
K(comprehension questions) sudah sering kata, berikutnya setiap kelompok membuat
dilakukan di kelas saya. Siswa melakukan kegiatan miniatur bangunan berdasarkan prosedur yang
itu biasanya tanpa greget. Karena saya ingin greget tersebut dalam LK. Kegiatan membaca pemahaman
itu hadir, maka pertanyaan pemahaman itu saya ini dilakukan dalam kelompok. Nampak sekali siswa
ganti dengan kegiatan semacam proyek yang hanya berusaha keras bekerja sama menemukan makna
bisa diselesaikan kalau siswa paham isi bacaan yang tiap kalimat. Tiap kelompok menghasilkan 4
mereka baca. Salah satu yang telah saya lakukan miniature bangunan. Dalam teks itu dijelaskan juga
adalah meminta siswa membuat school miniature bagaimana mereka harus mengatur menjadi
berdasarkan teks prosedur yang mereka baca, dan miniatur sekolah lengkap dan membuat
setelah itu mempresentasikan hasil proyek mereka. pelengkapnya yaitu tiang bendera, lapangan basket,
Dan ternyata, dengan cara itu siswa lupa waktu, atau volley. Dalam kegiatan ini saya memanfaatkan
ngotot berusaha keras memahami bacaan supaya potongan-potongan gabus untuk dimanfaatkan
proyek mereka bisa berhasil, dan sangat bergairah sebagai bahan membuat miniatur sekolah dan
mempresentasikan karya mereka. Greget hadir (The kalender bekas untuk kapling meletakkan miniatur
zest for learning was there), langkah-langkah bangunan-bangunan tersebut. Setiap bangunan
pembelajaran mengalir lancar mengikuti langkah harus diberi nama dalam bahasa Inggris.
pembelajaran ICARE: introduction, connection,
application, reflection, dan extension;dan terjadi Setelah miniatur selesai, setiap siswa berlatih
penggabungan pembelajaran teks prosedur dan menerangkan dalam bahasa Inggris apa yang mereka
deskripsi secara alamiah. kerjakan tersebut, sesuai text structure dalam
procedure text. Mereka menjelaskan objek yang akan
Proses pembelajaran dimulai dengan Introduction (I). dibuat (goal), bahan-bahan yang diperlukan
Pada tahap ini membahas singkat pentingnya (materials) dan langkah-langkah (steps). Mereka juga
menggunakan bahasa dengan jelas untuk mendeskripsikan obyek miniatur mereka. Setiap
menerangkan sebuah objek. Kadang di lingkungan anggota kelompok bergantian melakukan hal
kita ada orang menanyakan bagaimana cara tersebut dan anggota kelompok membantu jika
membuat sesuatu atau menanyakan letak/posisi teman mereka menemui kesulitan. Siswa ternyata
suatu obyek. Cara menerangkan hal tersebut menyukai kegiatan ini. Saya berkeliling untuk
diakomodasi dalam materi speaking, jenis teks membantu dan memonitoring, Dengan presentasi
procedure dan descriptive. Diskusi diteruskan dengan dalam kelompok, tiap anggota kelompok telah
tanya jawab tentang yang dimaksud dengan mendapatkan kesempatan untuk presentasi. Ini
miniature. Dalam diskusi awal singkat ini saya penting, supaya presentasi tidak hanya dilakukan
terapkan think pair share supaya communication siswa-siswa tertentu saja. Selain itu karena dalam
traffic tidak berpusat pada saya. kelompok kecil dan dalam suasana kerja sama tidak
ada siswa yang enggan melakukannya. Presentasi
Kegiatan berikutnya adalah tahap Connection (C). dalam kelompok kemudian dilanjutkan dengan
Siswa mendapatkan Lembar Kerja yang memuat presentasi tingkat kelas,
bahan pembelajaran berupa teks prosedur
pembuatan miniatur yang diikuti dengan vocabulary
exercises. Siswa mengerjakan tugas dalam LK secara
berpasangan dan kemudian dicocokkan bersama
dengan bimbingan guru.
43
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Sebagai kegiatan penutup adalah refleksi. Semua
siswa menyatakan bahwa mereka senang dan asyik
belajar dan ingin kegiatan semacam diulangi lagi.
Pada kegiatan extenstion, siswa mendapat PR yang
dikerjakan secara individu. Siswa memilih dari dua
topik berikut: How to make a cake, atau How to
make a kite. Hasil writing mereka akan dibahas
pada 2 minggu berikutnya.
Suasana proses pembelajaran yang difasilitasi Pak Haddika.
42
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Haddika, Guru SMPN 4 Baranti, Sidrap, Sulawesi Selatan
Making a School Miniature:
Belajar Bahasa Inggris dengan Greget
egiatan membaca teks yang diikuti dengan Kegiatan berikutnya adalah Application. Setelah
menjawab pertanyaan pemahaman sebelumnya siswa memahami sebagian besar kosa
K(comprehension questions) sudah sering kata, berikutnya setiap kelompok membuat
dilakukan di kelas saya. Siswa melakukan kegiatan miniatur bangunan berdasarkan prosedur yang
itu biasanya tanpa greget. Karena saya ingin greget tersebut dalam LK. Kegiatan membaca pemahaman
itu hadir, maka pertanyaan pemahaman itu saya ini dilakukan dalam kelompok. Nampak sekali siswa
ganti dengan kegiatan semacam proyek yang hanya berusaha keras bekerja sama menemukan makna
bisa diselesaikan kalau siswa paham isi bacaan yang tiap kalimat. Tiap kelompok menghasilkan 4
mereka baca. Salah satu yang telah saya lakukan miniature bangunan. Dalam teks itu dijelaskan juga
adalah meminta siswa membuat school miniature bagaimana mereka harus mengatur menjadi
berdasarkan teks prosedur yang mereka baca, dan miniatur sekolah lengkap dan membuat
setelah itu mempresentasikan hasil proyek mereka. pelengkapnya yaitu tiang bendera, lapangan basket,
Dan ternyata, dengan cara itu siswa lupa waktu, atau volley. Dalam kegiatan ini saya memanfaatkan
ngotot berusaha keras memahami bacaan supaya potongan-potongan gabus untuk dimanfaatkan
proyek mereka bisa berhasil, dan sangat bergairah sebagai bahan membuat miniatur sekolah dan
mempresentasikan karya mereka. Greget hadir (The kalender bekas untuk kapling meletakkan miniatur
zest for learning was there), langkah-langkah bangunan-bangunan tersebut. Setiap bangunan
pembelajaran mengalir lancar mengikuti langkah harus diberi nama dalam bahasa Inggris.
pembelajaran ICARE: introduction, connection,
application, reflection, dan extension;dan terjadi Setelah miniatur selesai, setiap siswa berlatih
penggabungan pembelajaran teks prosedur dan menerangkan dalam bahasa Inggris apa yang mereka
deskripsi secara alamiah. kerjakan tersebut, sesuai text structure dalam
procedure text. Mereka menjelaskan objek yang akan
Proses pembelajaran dimulai dengan Introduction (I). dibuat (goal), bahan-bahan yang diperlukan
Pada tahap ini membahas singkat pentingnya (materials) dan langkah-langkah (steps). Mereka juga
menggunakan bahasa dengan jelas untuk mendeskripsikan obyek miniatur mereka. Setiap
menerangkan sebuah objek. Kadang di lingkungan anggota kelompok bergantian melakukan hal
kita ada orang menanyakan bagaimana cara tersebut dan anggota kelompok membantu jika
membuat sesuatu atau menanyakan letak/posisi teman mereka menemui kesulitan. Siswa ternyata
suatu obyek. Cara menerangkan hal tersebut menyukai kegiatan ini. Saya berkeliling untuk
diakomodasi dalam materi speaking, jenis teks membantu dan memonitoring, Dengan presentasi
procedure dan descriptive. Diskusi diteruskan dengan dalam kelompok, tiap anggota kelompok telah
tanya jawab tentang yang dimaksud dengan mendapatkan kesempatan untuk presentasi. Ini
miniature. Dalam diskusi awal singkat ini saya penting, supaya presentasi tidak hanya dilakukan
terapkan think pair share supaya communication siswa-siswa tertentu saja. Selain itu karena dalam
traffic tidak berpusat pada saya. kelompok kecil dan dalam suasana kerja sama tidak
ada siswa yang enggan melakukannya. Presentasi
Kegiatan berikutnya adalah tahap Connection (C). dalam kelompok kemudian dilanjutkan dengan
Siswa mendapatkan Lembar Kerja yang memuat presentasi tingkat kelas,
bahan pembelajaran berupa teks prosedur
pembuatan miniatur yang diikuti dengan vocabulary
exercises. Siswa mengerjakan tugas dalam LK secara
berpasangan dan kemudian dicocokkan bersama
dengan bimbingan guru.
43
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Sebagai kegiatan penutup adalah refleksi. Semua
siswa menyatakan bahwa mereka senang dan asyik
belajar dan ingin kegiatan semacam diulangi lagi.
Pada kegiatan extenstion, siswa mendapat PR yang
dikerjakan secara individu. Siswa memilih dari dua
topik berikut: How to make a cake, atau How to
make a kite. Hasil writing mereka akan dibahas
pada 2 minggu berikutnya.
Suasana proses pembelajaran yang difasilitasi Pak Haddika.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris 44 45
SERBA - SERBI
PEMBELAJARAN
AKTIF
agian ini berisi macam-macam tentang
pembelajaran aktif, sepeti gagasan-gagasan
Bsingkat yang tertangkap oleh pemerhati,
peristiwa-peristiwa penerapan bahasa Inggris yang
dilaksanakan dengan keriangan untuk mencoba, dan
komentar siswa tentang pembelajaran di kelasnya,
dan lain-lain.
B
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris 44 45
SERBA - SERBI
PEMBELAJARAN
AKTIF
agian ini berisi macam-macam tentang
pembelajaran aktif, sepeti gagasan-gagasan
Bsingkat yang tertangkap oleh pemerhati,
peristiwa-peristiwa penerapan bahasa Inggris yang
dilaksanakan dengan keriangan untuk mencoba, dan
komentar siswa tentang pembelajaran di kelasnya,
dan lain-lain.
B
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
46
Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Siswa
dengan Kartu Kata
SMPN 2 Rengel, Tuban, Jawa Timur
bdul Syakur dari SMPN 2 Rengel Tuban
menyampaikan materi tentang speaking
Adengan menggunakan media dari kotak karton
bekas pembungkus susu, yang dipotong-potong dan
berubah fungsi menjadi kartu kata-kata. Hal ini
dilakukan agar pembelajaran menjadi menarik dan
tidak membosankan. Sebab selama ini pelajaran
Bahasa Inggris adalah salah satu pelajaran yang
ditakuti oleh siswa, apalagi jika itu sudah menyangkut
speaking.
Dulu siswa pasti akan takut jika disuruh berbicara
dengan Bahasa Inggris. Namun sejak media ini
digunakan, yang terinspirasi dari pelatihan DBE3,
keterampilan berbicara siswa menjadi meningkat.
Siswa menjadi terpacu untuk berfikir lebih kreatif dan
berani berbicara di depan teman-temannya tanpa
takut merasa salah karena kartu kata ini memberikan
bekal kata-kata yang akan digunakan dalam kegiatan
berbicara.
Siswa sedang
merangkai kata
dari karton bekas
dalam
pembelajaran
Bahasa Inggris.
Kartu kata yangterbuat dari karton bekas bungkus susu.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
ntuk melestarikan budaya bangsa sendiri siswa. Setelah semua siswa membaca teks yang
dan membuat siswa di kelasnya lebih telah dibagikan, dan memahaminya mereka
Umencintai budaya bangsanya, Supriyanto, melakukan role play dengan media wayang
guru bahasa Inggris SMP Muhammadiyah 5 kertas yang telah mereka siapkan. Siswa bisa
Tulangan Sidoarjo membiasakan menggunakan ekspresi yang telah mereka
mengkombinasikan seni tradisi ke dalam hapalkan atau mereka boleh memodifikasi
pembelajaran bahasa Inggris. Dalam ucapannya karena yang penting adalah pesan
pembelajaran di kelasnya, siswa diajak untuk yang disampaikan dalam role play bisa
mengenal wayang yang dimainkan dengan dimengerti oleh lawan bicara. Ternyata, dengan
menggunakan Bahasa Inggris menggunakan wayang siswa menjadi lebih
terlibat dalam pembelajaran. Wayang adalah
Dengan konteks pembelajaran teks fungsional, media yang ampuh untuk menyampaikan pesan,
kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan termasuk juga untuk pembelajaran.
membagikan teks dialog tertulis kepada para
47
Belajar Bahasa Inggris
dengan Media Wayang Kertas
SMP Muhammadiyah 5 Tulangan Kabupaten Sidoarjo
Gambar diatas adalah wayang kertas hasil karya siswa SMP Muhammadiyah 5 Tulangan Kabupaten Sidoarjo.
Media ini digunakan oleh para siswa untuk belajar Bahasa Inggris.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
46
Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Siswa
dengan Kartu Kata
SMPN 2 Rengel, Tuban, Jawa Timur
bdul Syakur dari SMPN 2 Rengel Tuban
menyampaikan materi tentang speaking
Adengan menggunakan media dari kotak karton
bekas pembungkus susu, yang dipotong-potong dan
berubah fungsi menjadi kartu kata-kata. Hal ini
dilakukan agar pembelajaran menjadi menarik dan
tidak membosankan. Sebab selama ini pelajaran
Bahasa Inggris adalah salah satu pelajaran yang
ditakuti oleh siswa, apalagi jika itu sudah menyangkut
speaking.
Dulu siswa pasti akan takut jika disuruh berbicara
dengan Bahasa Inggris. Namun sejak media ini
digunakan, yang terinspirasi dari pelatihan DBE3,
keterampilan berbicara siswa menjadi meningkat.
Siswa menjadi terpacu untuk berfikir lebih kreatif dan
berani berbicara di depan teman-temannya tanpa
takut merasa salah karena kartu kata ini memberikan
bekal kata-kata yang akan digunakan dalam kegiatan
berbicara.
Siswa sedang
merangkai kata
dari karton bekas
dalam
pembelajaran
Bahasa Inggris.
Kartu kata yangterbuat dari karton bekas bungkus susu.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
ntuk melestarikan budaya bangsa sendiri siswa. Setelah semua siswa membaca teks yang
dan membuat siswa di kelasnya lebih telah dibagikan, dan memahaminya mereka
Umencintai budaya bangsanya, Supriyanto, melakukan role play dengan media wayang
guru bahasa Inggris SMP Muhammadiyah 5 kertas yang telah mereka siapkan. Siswa bisa
Tulangan Sidoarjo membiasakan menggunakan ekspresi yang telah mereka
mengkombinasikan seni tradisi ke dalam hapalkan atau mereka boleh memodifikasi
pembelajaran bahasa Inggris. Dalam ucapannya karena yang penting adalah pesan
pembelajaran di kelasnya, siswa diajak untuk yang disampaikan dalam role play bisa
mengenal wayang yang dimainkan dengan dimengerti oleh lawan bicara. Ternyata, dengan
menggunakan Bahasa Inggris menggunakan wayang siswa menjadi lebih
terlibat dalam pembelajaran. Wayang adalah
Dengan konteks pembelajaran teks fungsional, media yang ampuh untuk menyampaikan pesan,
kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan termasuk juga untuk pembelajaran.
membagikan teks dialog tertulis kepada para
47
Belajar Bahasa Inggris
dengan Media Wayang Kertas
SMP Muhammadiyah 5 Tulangan Kabupaten Sidoarjo
Gambar diatas adalah wayang kertas hasil karya siswa SMP Muhammadiyah 5 Tulangan Kabupaten Sidoarjo.
Media ini digunakan oleh para siswa untuk belajar Bahasa Inggris.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
nglish is fun mengilhami Maria Diyah Anggraeni,S.Pd-guru Bahasa Inggris SMP 1 Grobogan untuk
mendesain pembelajaran yang penuh kecerian melalui permainan Tutup Mata. Ketika mengajar topik giving
Edirection, kelas ditata tanpa meja dan kursi sehingga memudahkan gerak siswa. Setelah guru memberikan
tujuan kegiatan, pembelajaran dilanjutkan dengan menunjukan berbagai gambar rambu-rambu penunjuk arah
dan melakukan tanya jawab tentang kosakata yang relevan dalam bahasa Inggris. Setelah pembelakalan itu dirasa
cukup permainan kemudian dilakukan. Kelas dibagi menjadi 10 kelompok yang tiap anggotanya ditutup matanya
dengan menggunakan kain. Setelah itu ketua kelompok memberikan petunjuk arah dalam bahasa Inggris dan
anggota mencoba menuruti perintah itu dengan benar.
Permainan Tutup Mata
untuk Belajar Giving Direction
SMPN 1 Grobogan, Jawa Tengah
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris 48 49
Berbahasa Inggris
melalui SMS dan Telepon
embelajaran akan lebih bermakna apabila dilakukan secara contekstual. Anak akan lebih
mudah menghayati, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi yang
Pdikuasai siswa lebih bertahan lama dan lebih cepat untuk dikembangkan.
Evi Eliana, S.S., guru Bahasa Inggris MTs Brawijaya Kota Mojokerto punya cara unik dalam
mengajarkan dan membiasakan siswa di kelasnya untuk berbahasa Inggris. Dalam salah satu
sesi pembelajaran di kelasnya dengan KD Mengawali, Memperpanjang dan Mengakhiri Telepon,
beliau mengajak siswa untuk langsung mempraktekan Bahasa Inggris melalui telepon. Dimulai
dari simulasi di kelas, siswa belajar menggunakan Bahasa Inggris dalam bahasa telepon. Situasi
seperti ini pasti sering mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Model evaluasinya juga tak kalah unik. Di akhir pembelajaran Evi tidak memberikan soal
tertulis, melainkan memberi tugas kepada tiap siswa untuk menelepon beliau dan juga
mengirim pesan pendek, yang tentu saja menggunakan Bahasa Inggris. Tema percakapan dalam
telepon tidak dibatasi. Mereka bisa bercerita seputar pengalaman belajar di sekolah, atau
bercerita tentang hobi dan kisah liburan mereka.
Sulit kiranya menghindari penggunaan Bahasa Inggris dalam kehidupan modern ini. Sebagai
bahasa resmi internasional, penggunaannya tidak hanya terbatas di sekolah saja, melainkan
meluas hingga pergaulan sehari-hari. Apabila tidak dibiasakan sejak dini untuk berlatih, tentu
ke depannya, siswa akan merasa kesulitan.
MTs Brawijaya Mojokerto, Jawa Timur
Pesan pendek
yang dikirimkan
oleh siswa.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
nglish is fun mengilhami Maria Diyah Anggraeni,S.Pd-guru Bahasa Inggris SMP 1 Grobogan untuk
mendesain pembelajaran yang penuh kecerian melalui permainan Tutup Mata. Ketika mengajar topik giving
Edirection, kelas ditata tanpa meja dan kursi sehingga memudahkan gerak siswa. Setelah guru memberikan
tujuan kegiatan, pembelajaran dilanjutkan dengan menunjukan berbagai gambar rambu-rambu penunjuk arah
dan melakukan tanya jawab tentang kosakata yang relevan dalam bahasa Inggris. Setelah pembelakalan itu dirasa
cukup permainan kemudian dilakukan. Kelas dibagi menjadi 10 kelompok yang tiap anggotanya ditutup matanya
dengan menggunakan kain. Setelah itu ketua kelompok memberikan petunjuk arah dalam bahasa Inggris dan
anggota mencoba menuruti perintah itu dengan benar.
Permainan Tutup Mata
untuk Belajar Giving Direction
SMPN 1 Grobogan, Jawa Tengah
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris 48 49
Berbahasa Inggris
melalui SMS dan Telepon
embelajaran akan lebih bermakna apabila dilakukan secara contekstual. Anak akan lebih
mudah menghayati, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi yang
Pdikuasai siswa lebih bertahan lama dan lebih cepat untuk dikembangkan.
Evi Eliana, S.S., guru Bahasa Inggris MTs Brawijaya Kota Mojokerto punya cara unik dalam
mengajarkan dan membiasakan siswa di kelasnya untuk berbahasa Inggris. Dalam salah satu
sesi pembelajaran di kelasnya dengan KD Mengawali, Memperpanjang dan Mengakhiri Telepon,
beliau mengajak siswa untuk langsung mempraktekan Bahasa Inggris melalui telepon. Dimulai
dari simulasi di kelas, siswa belajar menggunakan Bahasa Inggris dalam bahasa telepon. Situasi
seperti ini pasti sering mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Model evaluasinya juga tak kalah unik. Di akhir pembelajaran Evi tidak memberikan soal
tertulis, melainkan memberi tugas kepada tiap siswa untuk menelepon beliau dan juga
mengirim pesan pendek, yang tentu saja menggunakan Bahasa Inggris. Tema percakapan dalam
telepon tidak dibatasi. Mereka bisa bercerita seputar pengalaman belajar di sekolah, atau
bercerita tentang hobi dan kisah liburan mereka.
Sulit kiranya menghindari penggunaan Bahasa Inggris dalam kehidupan modern ini. Sebagai
bahasa resmi internasional, penggunaannya tidak hanya terbatas di sekolah saja, melainkan
meluas hingga pergaulan sehari-hari. Apabila tidak dibiasakan sejak dini untuk berlatih, tentu
ke depannya, siswa akan merasa kesulitan.
MTs Brawijaya Mojokerto, Jawa Timur
Pesan pendek
yang dikirimkan
oleh siswa.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Dart Game,
Membuat
Belajar jadi
Bermakna
Dart Game,
Membuat
Belajar jadi
Bermakna
enggunaan Dart Game for Speaking adalah sebagai berikut:
Pertama, wakil kelompok diminta untuk melemparkan
Panak panah (dart) ke arah lingkaran. Papan lingkaran
bergambar bagian-bagian yang berisi berbagai tugas yang harus
dilaksanakan. Setelah anak panah menancap ke suatu bagian dari
lingkaran, siswa kembali ke kelompoknya untuk menjalankan
tugas sesuai perintah yang ditunjuk oleh anak panah. Hasil
diskusi dikonfirmasikan kepada guru terlebih dahulu. Mereka
melatih diri dikelompoknya berulangkali. Anak yang sudah siap
segera maju ke depan kelas untuk presentasi. Pada bagian akhir
guru meminta beberapa kelompok untuk presentasi di depan
kelas sesuai dengan tugas yang ditunjuk oleh anak panah yang
telah dilemparkan ke papan.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris 50 51
erita komik berbahasa Inggris di bawah ini
merupakan karya siswa SMPN 1
CIndramayu sebagai hasil proses belajar
Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Meski masih
terdapat kesalahan berbahasa, karya ini
merupakan karya orisinal siswa yang terlecut
potensi kreativitasnya dalam suasana belajar yang
aktif dan partisipatif.
Asyik Belajar
Bahasa Inggris
denganMembuat
Komik
Asyik Belajar
Bahasa Inggris
denganMembuat
Komik
SMPN 1 Indramayu, Jawa Barat
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Dart Game,
Membuat
Belajar jadi
Bermakna
Dart Game,
Membuat
Belajar jadi
Bermakna
enggunaan Dart Game for Speaking adalah sebagai berikut:
Pertama, wakil kelompok diminta untuk melemparkan
Panak panah (dart) ke arah lingkaran. Papan lingkaran
bergambar bagian-bagian yang berisi berbagai tugas yang harus
dilaksanakan. Setelah anak panah menancap ke suatu bagian dari
lingkaran, siswa kembali ke kelompoknya untuk menjalankan
tugas sesuai perintah yang ditunjuk oleh anak panah. Hasil
diskusi dikonfirmasikan kepada guru terlebih dahulu. Mereka
melatih diri dikelompoknya berulangkali. Anak yang sudah siap
segera maju ke depan kelas untuk presentasi. Pada bagian akhir
guru meminta beberapa kelompok untuk presentasi di depan
kelas sesuai dengan tugas yang ditunjuk oleh anak panah yang
telah dilemparkan ke papan.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris 50 51
erita komik berbahasa Inggris di bawah ini
merupakan karya siswa SMPN 1
CIndramayu sebagai hasil proses belajar
Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Meski masih
terdapat kesalahan berbahasa, karya ini
merupakan karya orisinal siswa yang terlecut
potensi kreativitasnya dalam suasana belajar yang
aktif dan partisipatif.
Asyik Belajar
Bahasa Inggris
denganMembuat
Komik
Asyik Belajar
Bahasa Inggris
denganMembuat
Komik
SMPN 1 Indramayu, Jawa Barat
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Nunuk Nuriyati, S.Pd, Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Baureno, Bojonegoro, Jawa Timur
Belajar Bahasa Inggris
dengan Medium Kartu
Kwartet
artet telah lama dikenal sebagai permainan anak-anak yang populer seperti halnya ular tangga, halma ataupun
ludo. Bu Nunuk Nuriyati, S.Pd, guru Bahasa Inggris SMPN 2 Baureno Kabupaten Bojonegoro menggunakan
Kkwartet untuk melatih keterampilan siswa berbicara dalam Bahasa Inggris.
Bu Nunuk membuat sendiri kartu kwartet dari kertas karton berwarna. Kartu-kartu kwartet dibuat berdasarkan
topik-topik dalam pembelajaran, misalnya Parts of the House, Weather, Things around the Classroom, dan sebagainya. Tiap
topik terdiri atas satu set kartu yang terdiri atas 4 kartu. Topik Parts of the House misalnya, terdiri atas 4 kartu masing-
masing dengan kata dan gambar window, door, roof, dan floor.
Dalam permainan, kelas dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 4 siswa. Dalam kelompok bermainnya
masing-masing, setumpuk kartu akan dibagikan secara acak dan masing masing siswa mendapatkan 4 kartu yang
berbeda. Sisa kartu diletakkan dimeja. Kemudian, siswa harus berusaha untuk mendapatkan set kartu untuk suatu
topik secara lengkap. Siswa harus memutuskan dari 4 kartu yang dimilikinya mana yang akan dicarikan temannya
sehingga menjadi set yang lengkap. Misalnya, siswa memiliki kartu door (dari topik Part of the House), cloud (dari
Weather), table (dari Things in the Classroom), dan milk (dari Daily Food),
maka siswa bisa memutuskan untuk berusaha mencari kartu-kartu
lain yang menjadi anggota Parts of the House. Permainan ini harus
dilakukan dalam bahasa Inggris supaya bermanfaat untuk
mengembangkan kemampuan berbicara .
Di kelas Permainan berlangsung seru. Masing-masing siswa bermain
dengan gembira, sehingga pembelajaran berlangsung menyenangkan.
Seperti sambil menyelam minum air, siswa belajar mengasah
kemampuan berbahasa Inggris dengan cara bermain.
Kartu kwartet
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris 52 Praktik yang Baik: Manajemen untuk Mendorong Perubahan di Kelas
Announcement Tree
Wiwik Widiarti, S.Pd, Guru SMPN 1 Camplong, Sampang, Jawa Timur
uru adalah motor dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar didalam
Gkelas. Kualitas dari guru adalah kunci
kesuksesan dalam mencetak siswa yang
bermutu tinggi. Dengan hadirnya DBE3 dapat
membantu memperbaiki mutu guru dalam
menjadi guru yang professional. Guru
professional bukan hanya guru yang pandai,
namun juga guru yg memiliki daya kreativitas
yang tinggi dalam mengajar. Dengan adanya
DBE3 banyak manfaat langsung yang dapat
dirasakan oleh SMP, misalnya di SMPN 1
Camplong Sampang.
SMPN 1 Camplong Sampang sendiri telah
menerapkan pembelajaran kooperatif dalam
pembelajaran bahasa Inggris. Dengan metode
tersebut tidak ada kata sulit dan tidak ada
kata tidak tahu bagi siswa karena dalam hal
ini siswa bekerjasama dalam menyelesaikan
suatu masalah yang dihadapinya. Namun, guru
dituntut kreatif. Contohnya pada
pembelajaran dengan materi announcement
(pengumuman), guru membuat beberapa
contoh announcement dan menempelnya
dibeberapa tempat, seperti diperpustakaan,
ruang guru, koperasi dan ruang Tata Usaha.
Siswa ditugaskan bersama-sama kelompoknya
untuk mencari announcement yang telah
ditempel guru dan mencatat isinya.
Setelah itu siswa berdiskusi untuk
memahaminya dengan menjawab pertanyaan
guru secara lisan terlebih dahulu dan
kemudian tertulis. Pertanyaan diberikan
secara tertulis. Setelah itu dengan dibimbing
guru, kelas merangkum kata-kata yang
mereka dapat dari kegiatan tersebut. Guru
meminta kopi dari announcement yang tadi
dibaca siswa. Berikutnya, siswa membuat
bermacam-macam announcement bersama
kelompoknya. Siswa diperbolehkan menulis
ulang announcement yang tadi dibacanya tapi
yang kopinya sudah diserahkan ke guru, atau
membuat yang benar-baru. Dengan demikian
ada ruang untuk guided dan free composition.
Dari aktivitas siswa, terciptalah announcement
tree.
Siswa membuat announcement
announcement tree
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
53
Nunuk Nuriyati, S.Pd, Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Baureno, Bojonegoro, Jawa Timur
Belajar Bahasa Inggris
dengan Medium Kartu
Kwartet
artet telah lama dikenal sebagai permainan anak-anak yang populer seperti halnya ular tangga, halma ataupun
ludo. Bu Nunuk Nuriyati, S.Pd, guru Bahasa Inggris SMPN 2 Baureno Kabupaten Bojonegoro menggunakan
Kkwartet untuk melatih keterampilan siswa berbicara dalam Bahasa Inggris.
Bu Nunuk membuat sendiri kartu kwartet dari kertas karton berwarna. Kartu-kartu kwartet dibuat berdasarkan
topik-topik dalam pembelajaran, misalnya Parts of the House, Weather, Things around the Classroom, dan sebagainya. Tiap
topik terdiri atas satu set kartu yang terdiri atas 4 kartu. Topik Parts of the House misalnya, terdiri atas 4 kartu masing-
masing dengan kata dan gambar window, door, roof, dan floor.
Dalam permainan, kelas dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 4 siswa. Dalam kelompok bermainnya
masing-masing, setumpuk kartu akan dibagikan secara acak dan masing masing siswa mendapatkan 4 kartu yang
berbeda. Sisa kartu diletakkan dimeja. Kemudian, siswa harus berusaha untuk mendapatkan set kartu untuk suatu
topik secara lengkap. Siswa harus memutuskan dari 4 kartu yang dimilikinya mana yang akan dicarikan temannya
sehingga menjadi set yang lengkap. Misalnya, siswa memiliki kartu door (dari topik Part of the House), cloud (dari
Weather), table (dari Things in the Classroom), dan milk (dari Daily Food),
maka siswa bisa memutuskan untuk berusaha mencari kartu-kartu
lain yang menjadi anggota Parts of the House. Permainan ini harus
dilakukan dalam bahasa Inggris supaya bermanfaat untuk
mengembangkan kemampuan berbicara .
Di kelas Permainan berlangsung seru. Masing-masing siswa bermain
dengan gembira, sehingga pembelajaran berlangsung menyenangkan.
Seperti sambil menyelam minum air, siswa belajar mengasah
kemampuan berbahasa Inggris dengan cara bermain.
Kartu kwartet
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris 52 Praktik yang Baik: Manajemen untuk Mendorong Perubahan di Kelas
Announcement Tree
Wiwik Widiarti, S.Pd, Guru SMPN 1 Camplong, Sampang, Jawa Timur
uru adalah motor dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar didalam
Gkelas. Kualitas dari guru adalah kunci
kesuksesan dalam mencetak siswa yang
bermutu tinggi. Dengan hadirnya DBE3 dapat
membantu memperbaiki mutu guru dalam
menjadi guru yang professional. Guru
professional bukan hanya guru yang pandai,
namun juga guru yg memiliki daya kreativitas
yang tinggi dalam mengajar. Dengan adanya
DBE3 banyak manfaat langsung yang dapat
dirasakan oleh SMP, misalnya di SMPN 1
Camplong Sampang.
SMPN 1 Camplong Sampang sendiri telah
menerapkan pembelajaran kooperatif dalam
pembelajaran bahasa Inggris. Dengan metode
tersebut tidak ada kata sulit dan tidak ada
kata tidak tahu bagi siswa karena dalam hal
ini siswa bekerjasama dalam menyelesaikan
suatu masalah yang dihadapinya. Namun, guru
dituntut kreatif. Contohnya pada
pembelajaran dengan materi announcement
(pengumuman), guru membuat beberapa
contoh announcement dan menempelnya
dibeberapa tempat, seperti diperpustakaan,
ruang guru, koperasi dan ruang Tata Usaha.
Siswa ditugaskan bersama-sama kelompoknya
untuk mencari announcement yang telah
ditempel guru dan mencatat isinya.
Setelah itu siswa berdiskusi untuk
memahaminya dengan menjawab pertanyaan
guru secara lisan terlebih dahulu dan
kemudian tertulis. Pertanyaan diberikan
secara tertulis. Setelah itu dengan dibimbing
guru, kelas merangkum kata-kata yang
mereka dapat dari kegiatan tersebut. Guru
meminta kopi dari announcement yang tadi
dibaca siswa. Berikutnya, siswa membuat
bermacam-macam announcement bersama
kelompoknya. Siswa diperbolehkan menulis
ulang announcement yang tadi dibacanya tapi
yang kopinya sudah diserahkan ke guru, atau
membuat yang benar-baru. Dengan demikian
ada ruang untuk guided dan free composition.
Dari aktivitas siswa, terciptalah announcement
tree.
Siswa membuat announcement
announcement tree
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
53
ulanya belajar bahasa Inggris adalah hal Ternyata saya dan teman-teman termotivasi
yang sulit bagi saya apalagi jika dikerjakan untuk mendapat banyak bintang. Sehingga mau
Msendiri tanpa ada teman yang membantu. tidak mau kami akan terpacu untuk menambah
Tetapi semenjak adanya belajar bahasa Inggris perbendaharaan kata yang dimiliki untuk
dengan metode berkelompok semua hal yang memperoleh banyak bintang. Kegiatan selanjutnya
dianggap sulit menjadi mudah bahkan bisa jadi adalah membuat kalimat yang berhubungan
mengasyikkan. Dulunya bahasa Inggris merupakan dengan kata yang telah diperagakan tersebut
pelajaran yang menjengkelkan bahkan menakutkan, serta memasukkan so maupun too di dalamnya.
sampai-sampai dapat membuat saya malas untuk Jika kalimat tersebut benar maka berhak
belajar Bahasa Inggris. mendapat bintang.
Melalui kegiatan belajar kelompok tersebut, saya
Tetapi itu semua berubah 180 derajat saat metode dan teman-teman yang dulunya tak mengerti
pembelajaran diganti menjadi kelompok seperti bagaimana cara menggunakan so maupun too di
halnya saat membahas cara menggunakan so maupun dalam sebuah kalimat, sekarang menjadi paham.
too. Pada waktu itu guru saya membagi kelas dalam Tidak hanya paham bagaimana cara menggunakan
kelompok, dimana tiap kelompok terdiri dari 6 siswa. so maupun too, kami juga dapat menambah
Kemudian salah satu anak dalam kelompok tersebut perbendaharaan kata untuk kemudian diterapkan
disuruh maju untuk memperagakan suatu kata yang pada sebuah kalimat.
akan ditebak oleh anggota kelompoknya. Jika
anggota kelompok berhasil menebak maka
kelompok akan mendapat satu bintang.
Bahasa Inggris
Kini Menjadi Asyik
dan Menyenangkan
Addina Auva, Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Krian, Sidoarjo, Jawa Timur
Aku dan teman- temanku sedang asyik membuat kalimat dengan menggunakan too dan so...
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris 54
Di Pelosok
Siap Menggapai Mimpi
in my school, our teachers and headmaster are very
friendly to the students. Therefore we are not afraid to
share our ideas with our friends when we are studying in
groups, tutur salah satu siswi ketika menyambut
kunjungan staf DBE 3 ke sekolahnya.
MP Negeri 1 Sayur Matinggi, terletak 65
kilometer dari Padangsidempuan, ibukota
STapanuli Selatan. Butuh waktu satu setengah
jam untuk bisa kesana dan setengah panjang jalan
rusak berat.
SMP ini dipimpin seorang laki-laki ramah, sederhana
dan memiliki visi; Drs. Tagam Dongoran. Di tangan
Pak Tagam, sekolah menjadi sekolah favorit.
Pembelajaran aktif menjadi keharusan bagi setiap
guru. Lingkungan sekolah dimanfaatkan sebagai
sumber pembelajaran. Siswa bebas untuk
berpendapat dan mengutarakan ide-idenya. Apalagi
setelah pembelajaran dalam kelompok diterapkan,
siswa memiliki keberanian mengutarakan pendapat
tanpa takut ditolak, kadang dalam bahasa Inggris.
Perubahan tersebut tidak berlangsung mendadak.
Awalnya cukup sulit bagi Pak Tagam untuk
meyakinkan guru-guru. Letak yang terpelosok dan
jauh dari akses informasi sering dijadikan alasan
untuk susah berkembang.
Tapi Pak Tagam tidak menyerah. Berbekal pelatihan
dari DBE3, Pak Tagam aktif mendekati guru, staff dan
komite sekolah. Beliau berpendapat bahwa sekolah
akan sulit berkembang jika tidak memanfaatkan
potensi yang ada. Melibatkan komite dalam kegiatan
sekolah adalah trik suksesnya. Pak Tagam yakin SMP
yang dipimpinnya akan berkembang. Keyakinan itu
semakin kuat setelah guru-gurunya mendapatkan
pelatihan dari DBE 3. Mimpi terbesar Pak Tagam
adalah membawa sekolahnya naik kelas, menjadi
sekali siswa dijadwalkan untuk berpidato dengan
Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional.
bahasa Inggris pada saat upacara. So we must say
thanks to our teachers, kata salah satu siswi.
Untuk mengapai mimpi, Pak Tagam membiasakan
siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Seminggu
SMPN 1 Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Salah satu siswi, Nartha Aruan menyampaikan
sambutan dalam bahasa Inggris kepada staff DBE3
yang mengunjungi SMP Negeri 1 Sayur Matinggi.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
55
ulanya belajar bahasa Inggris adalah hal Ternyata saya dan teman-teman termotivasi
yang sulit bagi saya apalagi jika dikerjakan untuk mendapat banyak bintang. Sehingga mau
Msendiri tanpa ada teman yang membantu. tidak mau kami akan terpacu untuk menambah
Tetapi semenjak adanya belajar bahasa Inggris perbendaharaan kata yang dimiliki untuk
dengan metode berkelompok semua hal yang memperoleh banyak bintang. Kegiatan selanjutnya
dianggap sulit menjadi mudah bahkan bisa jadi adalah membuat kalimat yang berhubungan
mengasyikkan. Dulunya bahasa Inggris merupakan dengan kata yang telah diperagakan tersebut
pelajaran yang menjengkelkan bahkan menakutkan, serta memasukkan so maupun too di dalamnya.
sampai-sampai dapat membuat saya malas untuk Jika kalimat tersebut benar maka berhak
belajar Bahasa Inggris. mendapat bintang.
Melalui kegiatan belajar kelompok tersebut, saya
Tetapi itu semua berubah 180 derajat saat metode dan teman-teman yang dulunya tak mengerti
pembelajaran diganti menjadi kelompok seperti bagaimana cara menggunakan so maupun too di
halnya saat membahas cara menggunakan so maupun dalam sebuah kalimat, sekarang menjadi paham.
too. Pada waktu itu guru saya membagi kelas dalam Tidak hanya paham bagaimana cara menggunakan
kelompok, dimana tiap kelompok terdiri dari 6 siswa. so maupun too, kami juga dapat menambah
Kemudian salah satu anak dalam kelompok tersebut perbendaharaan kata untuk kemudian diterapkan
disuruh maju untuk memperagakan suatu kata yang pada sebuah kalimat.
akan ditebak oleh anggota kelompoknya. Jika
anggota kelompok berhasil menebak maka
kelompok akan mendapat satu bintang.
Bahasa Inggris
Kini Menjadi Asyik
dan Menyenangkan
Addina Auva, Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Krian, Sidoarjo, Jawa Timur
Aku dan teman- temanku sedang asyik membuat kalimat dengan menggunakan too dan so...
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris 54
Di Pelosok
Siap Menggapai Mimpi
in my school, our teachers and headmaster are very
friendly to the students. Therefore we are not afraid to
share our ideas with our friends when we are studying in
groups, tutur salah satu siswi ketika menyambut
kunjungan staf DBE 3 ke sekolahnya.
MP Negeri 1 Sayur Matinggi, terletak 65
kilometer dari Padangsidempuan, ibukota
STapanuli Selatan. Butuh waktu satu setengah
jam untuk bisa kesana dan setengah panjang jalan
rusak berat.
SMP ini dipimpin seorang laki-laki ramah, sederhana
dan memiliki visi; Drs. Tagam Dongoran. Di tangan
Pak Tagam, sekolah menjadi sekolah favorit.
Pembelajaran aktif menjadi keharusan bagi setiap
guru. Lingkungan sekolah dimanfaatkan sebagai
sumber pembelajaran. Siswa bebas untuk
berpendapat dan mengutarakan ide-idenya. Apalagi
setelah pembelajaran dalam kelompok diterapkan,
siswa memiliki keberanian mengutarakan pendapat
tanpa takut ditolak, kadang dalam bahasa Inggris.
Perubahan tersebut tidak berlangsung mendadak.
Awalnya cukup sulit bagi Pak Tagam untuk
meyakinkan guru-guru. Letak yang terpelosok dan
jauh dari akses informasi sering dijadikan alasan
untuk susah berkembang.
Tapi Pak Tagam tidak menyerah. Berbekal pelatihan
dari DBE3, Pak Tagam aktif mendekati guru, staff dan
komite sekolah. Beliau berpendapat bahwa sekolah
akan sulit berkembang jika tidak memanfaatkan
potensi yang ada. Melibatkan komite dalam kegiatan
sekolah adalah trik suksesnya. Pak Tagam yakin SMP
yang dipimpinnya akan berkembang. Keyakinan itu
semakin kuat setelah guru-gurunya mendapatkan
pelatihan dari DBE 3. Mimpi terbesar Pak Tagam
adalah membawa sekolahnya naik kelas, menjadi
sekali siswa dijadwalkan untuk berpidato dengan
Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional.
bahasa Inggris pada saat upacara. So we must say
thanks to our teachers, kata salah satu siswi.
Untuk mengapai mimpi, Pak Tagam membiasakan
siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Seminggu
SMPN 1 Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Salah satu siswi, Nartha Aruan menyampaikan
sambutan dalam bahasa Inggris kepada staff DBE3
yang mengunjungi SMP Negeri 1 Sayur Matinggi.
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
55
English Morning:
Dari Lokal Menuju Internasional
SMPN 3 Sibolga, Kota Sibolga, Sumatera Utara
ita tidak pernah kursus bahasa Inggris. Ia Guru berpidato dalam ragam topik. Setelah dipraktikan
hanya belajar bahasa Inggris di sekolah. Tapi sebulan, EM diujicobakan kepada siswa. Siswa diminta
DDita mampu bertestimoni lebih dari lima mempersiapkan pidato berdasarkan pendapat atau
menit dalam bahasa negeri Ratu Elisabeth itu pengalaman hidupnya. Pidato itu kemudian dibacakan di
depan semua siswa. Pembacaan pidato dilakukan setiap
Dita cuma satu dari ratusan siswa SMPN 3 Sibolga hari.
yang cakap berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
Kecakapan Dita diperoleh melalui praktik English EM membuat siswa tertantang membuat pidato yang
Morning (EM). Lewat EM sekolah mendorong siswa baik. Siswa juga mempersiapkan diri berpidato tampa
berani berbicara dalam bahasa asing. Setiap minggu, teks. Misalnya, Risty Rahma Chaniago, siswi IX-A, ia
setiap siswa bergilir berpidato baik di kelas maupun di memilih dampak positif televisi bagi pelajar sebagai
halaman sekolah ketika upacara. topik pidato. Ia melihat televisi mempunyai dampak
positif dan negatif bagi pelajar.
EM digagas tiga bulan lalu. Awalnya EM ditujukan
kepada guru. Secara terjadwal, guru bergantian Menurut Kepala Sekolah, Muhammad Yazid, S.Pd, MAP
berpidato. Guru didorong menunjukkan kemampuan EM bertujuan membudayakan bahasa Inggris. Proses
berbahasa Inggris. Tujuannya mendukung SMPN 3 pembudayaan ini tidak terlepas dari visi Pak Yazid
Sibolga sebagai sekolah internasional. membawa SMPN 3 Sibolga menjadi sekolah bertaraf
internasional.
56
Praktik yangBaik:Pembelajaran Bermakna Bahasa Inggris
Dita Manullang, siswa IX-C berdiri tegak di depan kelas.
Dihadapan rekan sekelas, ia menyampaikan pengalaman
hidupnya. ...I want to tell you about my life, tukas Dita.

Anda mungkin juga menyukai