Anda di halaman 1dari 14

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam atas Rahmat dan Nikmat-
Nya yang tercurah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Matakuliah Ekonomi Publik
dalam bentuk Makalah yang berjudul Eksternalitas Produsen.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Dosen kami Bapak Dr.TM Jamil yang telah
memberikan informasi mengenai struktur penulisan sehingga kami terbimbing dalam
mengerjakan tahapan demi tahapan. Begitu pula dengan teman teman di kelompok 3 atas
ketersediaannya bekerja sama dalam penyelesaian makalah ini.
Kami sangat menyadari makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar kami dapat
memperbaiki kesalahan kesalahan kepenulisan kedepannya.






Darussalam, Banda Aceh awal Oktober

Kelompok 3


ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................................. 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 2
A. Rumusan Masalah........................................................................................................................... 2
B. Tujuan ............................................................................................................................................. 2
BAB III ...................................................................................................................................................... 3
LANDASAN TEORI .................................................................................................................................... 3
BAB IV ...................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 4
4.1 Kasus ............................................................................................................................................. 4
4.11 Jenis Eksternalitas Produsen ................................................................................................... 5
4.2 Pemecahan Masalah ..................................................................................................................... 7
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12


1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Dalam kegiatan ekonomi di suatu negara masa kini, setiap tindakan perekonomian
akan berdampak pada aktivitas satu dengan lainnya. Aktivitas tersebut bertujuan
memperlancar kegiatan ekonomi yang akan mensejahterakan masyarakatnya. Adapun
aktivitas ekonomi yang tidak melalui mekanisme pasar namun berdampak pada pelaku
ekonominya, aktivitas tersebut dikenal sebagai eksternalitas.
Secara umum, eksternalitas merupakan efek samping dari suatu transaksi atau
kegiatan ekonomi yang bisa saja berdampak positif maupun negatif. Apabila ada
eksternalitas, maka ada pihak ketiga yang terkena dampak konsumsi maupun produksi.
Manfaat atau biaya pihak ketiga tidak diperhatikan oleh baik pembeli ataupun penjual barang
yang diproduksi atau pemanfaatannya mengandung eksternalitas karena tidak tercermin pada
harga pasar.
Dampak positif misalnya seseorang membeli alat pencegah kebakaran yang tidak
dimaksudkan untuk pihak ketiga tetapi pihak ketiga mungkin dapat memperoleh manfaat
karena api yang tak merambah kemana mana. Sedangkan dampak negatif misalnya polusi
udara, pencemaran air, dan suara yang mengganggu pihak ketiga. Namun adapula
eksternalitas yang berkaitan dengan uang, yang muncul ketika dampak eksternalitas itu
disebabkan oleh naiknya harga. Misalnya berdirinya suatu perusahaan pada kompleks
perumahan strategis, maka harga tanah di lokasi tersebut akan melonjak tinggi. Sehingga
terjadilah eksternalitas negatif terhadap konsumen lain yang ingin membeli tanah di area
tersebut.

2

BAB II

A. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan eksternalitas produsen?
2. Bagaimana dampak eksternalitas produsen?
3. Jenis jenis eksternalitas produsen
4. Bagaimana cara memperbaiki alokasi sumber sumber ekonomi?

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagian dari eksternalitas produsen
2. Untuk mengetahui dampak eksternalitas produsen
3. Untuk mengetahui jenis dari eksternalitas produsen
4. Untuk menemukan solusi/alternatif pemecahan masalah yang diakibatkan
eksternalitas produsen.
3

BAB III
LANDASAN TEORI

Rossen (1998) menyatakan bahwa eksternalitas merupakan konsekuensi
ketidakmampuan seseorang untuk membuat suatu property right. Dimana eksternalitas terjadi
ketika aktivitas suatu kesatuan mempengaruhi kesejahteraan suatu kesatuan yang lain yang
terjadi di luar mekanisme pasar. Tidak seperti pengaruh yang ditransmisikan oleh mekanisme
harga pasar, eksternalitas dapat mempengaruhi efisiensi ekonomi.
Eksternalitas merupakan dampak dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak
lain baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan. Eksternalitas terjadi apabila
tindakan seseorang menimbulkan dampak terhadap orang lain atau sekelompok orang tanpa
ada kompensasi apapun sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi.
(Mangkoesoebroto,1993).
Eksternalitas timbul pada dasarnya karena aktivitas manusia yang tidak mengikuti
prinsip prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan (Daraba,2001).

4

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kasus

Eksternalitas terjadi jika kegiatan produksi atau konsumsi dari satu pihak
mempengaruhi utilitas(kegunaan) dari pihak lain. Eksternalitas sering disinggung ketika
muncul dampak negatif dari suatu kegiatan ekonomi dan dampak positif cenderung lebih
diabaikan.
Dalam hal adanya eksternalitas dalam suatu aktivitas maka akan muncul inefisiensi.
Inefisiensi akan timbul apabila tindakan seseorang mempengaruhi oranglain dan tidak
terhitung dalam sistem harga. Misalnya seorang pengusaha pemilik pabrik yang membuang
limbah ke sungai dan menyebabkan masyarakat pengguna air sungai itu menjadi sakit. Dalam
menentukan harga barang hasil produksinya, pengusaha tersebut hanya memperhitungkan
laba-rugi perusahaan tanpa memperhitungkan pengaruhnya terhadap masyarakat yang sakit
tadi. Sehingga bagi seluruh masyarakat tidak tercapai efisiensi yang optimum.
Contoh lain misalnya berita pada awal Maret 2013 yang menyatakan ribuan
masyarakat Aceh sekitar Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Pidie terancam terkena
paparan merkuri dari air sungai dan air tanah akibat aktifitas produsen penambang emas yang
menggunakan merkuri tanpa pengawasan untuk memisahkan biji emas.
Secara umum adanya eksternalitas tidak akan mengganggu tercapainya efisiensi
masyarakat apabila semua dampak yang merugikan maupun menguntungkan dimasukkan
dalam perhitungan produsen dalam menetapkan jumlah barang yang diproduksikan. Dalam
hal ini efisiensi akan tercapai apabila :
MSC = PMC + MEC
MSB = MPB + MEB
MPB : marginal private benefit
MSC : marginal social cost
MSB : marginal social benefit
5

Dimana :
MEC : marginal external cost
PMC : marginal private cost
MEB : marginal external benefit

1. Eksternalitas Produksi Negatif
Efisiensi ekonomi akan tercapai apabila MSC = MSB padahal dalam
kenyataannya seorang pengusaha tidak pernah memperhitungkan MEC dan MEB
dalam memperhitungkan harga dan jumlah barang yang dihasilkannya sehingga dapat
dituliskan bahwa PMC = MPB (MEC & MEB = 0). Apabila dalam melakukan
kegiatan produksi timbul suatu eksternalitas negatif akan terjadi PMC<MSC
sehingga ada kecenderungan pengusaha berproduksi pada tingkat yang begitu besar
karena perhitungan biayanya menjadi terlalu murah dibandingkan dengan biaya yang
harus dipikul oleh masyarakat. Jadi disini kita lihat pada kasus eksternalitas negatif
MSC = PMC + MEC > MSB sehingga produksi haruslah dikurangi agar efisiensi
produksi ditinjau dari masyarakat mencapai optimum.
2. Eksternalitas Produksi Positif
Dalam kasus eksternalitas positif, produsen tidak akan memperhitungkan
akibat positif usahanya terhadap pihak lain atau MEB (MEB = 0). Sehingga akan
menyebabkan kecenderungan tingkat produksi yang terlalu rendah dilihat dari
efisiensi seluruh masyarakat. Ini disebabkan karena pengusaha menentukan tingkat
produksi pada PMC=MPB sedangkan bagi masyarakat, tingkat produksi yang efisien
akan terjadi di mana MSB=MPB+MEB=MSC=PMC+MEC. Dengan asumsi
MEC=0, maka akan terlihat MSB>MPB sedangkan MSC=PMC. Selama MSB>MSC
produksi seharusnya ditingkatkan sampai MSB=MSC

4.11 Jenis Eksternalitas Produsen

Selain pemisahan menurut dampaknya, eksternalitas produsen dapat terbagi menjadi
dua menurut pihak yang menerima akibat yaitu eksternalitas produsen-produsen dan
eksternalitas produsen-konsumen.
1. Eksternalitas Produsen-Produsen
6

Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap
produsen lain jika kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau
pergeseran fungsi produksi dari produsen lain. Seorang produsen dapat menimbulkan
eksternalitas positif maupun negatif terhadap produsen lainnya. Contoh eksternalitas
positif misalnya adalah tindakan seorang produsen (A) melatih tenaga kerjanya.
Produsen lain (B) menerima eksternalitas positif karena bisa memperoleh tenaga kerja
terdidik tanpa harus memperikan pendidikan pada tenaga tenaga kerja.
Dalam hal ini, eksternalitas positif yang ditimbulkan melalui penggunaan
faktor produksi. Produsen A dan B dalam melakukan aktivitas mereka menggunakan
faktor faktor produksi misalnya dengan menggunakan modal (K) dan tenaga kerja
(L). Dimisalkan produsen A merupakan pihak yang menimbulkan eksternalitas bagi
produsen B, dimana prodesen A menghasilkan barang X sedangkan produsen B
menghasilkan barang Y:
Fungsi produksi A : X=f (L
x,
Kx)
Fungsi produksi B : Y=g(L
y,
K
y,
K
x)
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa fungsi produksi A yang
menunjukkan antara hubungan fisik antara output dan input serta jumlah barang X
yang dihasilkan tergantung pada tenaga kerja dan modal yang digunakan. Sedangkan
produsen B yang menghasilkan barang Y menerima eksternalitas dari produsen A
melalui penggunaan penggunaan modal. Besarnya eksternalitas yang diperoleh dari
produsen B tergantung dari besarnya modal yang digunakan oleh produsen A dalam
memproduksi barang X (K
x
) .
Selain eksternalitas positif produsen juga dapat mengakibatkan eksternalitas
negatif dari produsen lain. Dampak atau efek yang termasuk dalam kategori ini
meliputi biaya pemurnian atau pembersihan air yang dipakai (eater intake clean-up
cost) oleh produsen hilir (downstream producer) yang menghadapi pencemaran air
(water polution) yang diakibatkan oleh produsen hulu (upstream producer). Hal ini
terjadi ketika produsen hilir membutuhkan air bersih untuk proses produksinya.
Dampak ini bisa lebih dipahami dengan contoh lain misalnya suatu proses produksi
(misalnya limbah pulp) menghasilkan limbah residu produk sisa produk sisa yang
beracun dan masuk ke aliran sungai, danau atau semacamnya sehingga produksi ikan
terganggu hingga akhirnya merugikan produsen lain yakni para penangkap ikan
7

(nelayan). Inilah yang dimaksud dengan efek suatu kegiatan produksi terhadap
produksi komoditi lain.

2. Eksternalitas Produsen Konsumen
Aktivitas seorang produsen tidak hanya dimungkinkan berdampak pada
sesama produsen namun dapat pula memberikan efek terhadap utilitas individu tanpa
mendapat kompensasi apapun juga. Dampak atau efek samping yang sangat populer
dari kategori kedua adalah pencemaran atau polusi. Hal ini meliputi polusi
suara(noise), berkurangnya fasilitas daya tarik alam (amenity) karena pertambangan,
bahaya radiasi dari stasiun pembangki(polusi udara), serta polusi air yang
kesemuanya mempengaruhi kenyamanan konsumen alias masyarakat luas.
Dalam suatu contoh misalnya suatu pabrik mengeluarkan asap yang
menyebabkan polusi udara. Udara kotor tersebut terpaksa dihirup oleh masyarakat
tinggal disekitar pabrik sehingga menyebabkan utilitas mereka untuk tinggal disekitar
pabrik menjadi turun. Dalam hal ini pabrik tidak memberikan ganti rugi dalam bentuk
apapun juga kepada masyarakat dan pabrik tersebut akan menentukan tingkat
produksi dimana harga barang produksi sama dengan biaya marginal atau P
x
= PMC
x
.
Pengusaha cenderung mengacuhkan kerugian atau keuntungan masyarakat sebagai
akibat dari aktivitasnya sehingga apabila manfaat eksternal marginal (marginal social
benefit) lebih besar dari nol(positif) maka barang X cenderung akan diproduksi dalam
jumlah yang terlalu sedikit. Sebaliknya apabila terdapat manfaat marginal negatif
(negative social marginal benefit) maka barang X cenderung akan diproduksi dalam
jumlah yang terlalu banyak.

4.2 Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah akan dikaitkan dengan cara memperbaiki alokasi sumber
sumber ekonomi antara lain dengan:
1. Teorema Coase
Dari pemaparan diatas dapat dipahami bahwa adanya eksternalitas
menimbulkan alokasi sumber sember ekonomi yang didasarkan pada pertimbangan
pertimbangan individu pihak yang melakukan suatu aktivitas menjadi tidak efisien.
8

Hal ini disebabkan karena perhitungan untung rugi oleh individu dilakukan tanpa
menghiraukan dampak dari tindakannya terhadap orang lain atau masyarakat secara
keseluruhan. Coase mengemukakan bahwa masalah eksternalitas timbul karena tidak
jelasnya hak atas pemilikan suatu barang. Misalnya ada pabrik semen yang
membuang limbahnya ke sungai sedangkan di sebelah hilir sungai ada pabrik es yang
menggunakan air sungai untuk membuat es. Tindakan pabrik semen tersebut harus
membuat pabrik es mengeluarkan biaya tambahan yang besarnya tergantung tingkat
pencemaran air. Mengapa pabrik semen membuang limbahnya ke sungai? Ini
disebabkan karena ketidakjelasan mengenai siapa yang berhak atas aliran sungai
sehingga semua orang akan menganggap bahwa aliran sungai merupakan barang
umum yang dapat dilakukan apapun terhadapnya. Menurut Coase, apabila pabrik es
diberi hak milik atas aliran sungai maka pabrik es dapat menuntut pabrik semen
membayar tindakannya. Pembayaran tersebut akan masuk ke dalam kalkulasi harga
semen sehingga pabrik semen mempunyai insentif untuk tidak menimbulkan polusi
terlalu banyak.
Teori Coase ini dapat dilaksanakan hanya untuk masalah masalah dimana
pihak yang terlibat jumlahnya sedikit sehingga dapat dilakukan negosiasi antar kedua
belah pihak. Pada umumnya, pihak yang tersangkut dalam eksternalitas jumlahnya
banyak. Misalnya kasus pencemaran air sungai lagi, kenyataannya yang
mencemarkan air sungai jumlahnya begitu banyak. Selain pabrik pabrik, rumah
rumah warga pun sering membuang sampah sembarangan di saungai. Untuk
melaksanakan negosiasi, pemilik sungai harus mampu menghitung jumlah polusi
yang dilakukan untuk menghitung denda semua orang, selain itu jumlah pabrik dan
perumahan tidak hanya satu orang, oleh karenanya dibutuhkan biaya yang mahal
dalam melakukan negosiasi di berbagai tempat. Maka dari itu, teori ini sulit
dijalankan dalam kehidupan sehari hari.

2. Pajak pigovian
Pemerintah dapat memecahkan alokasi sumber yang lebih efisien dengan
mengenakan pajak kepada pihak menyebab polusi dimana pajak tersebut merupakan
pajak per-unit. Pajak yang khusus diterapkan untuk mengoreksi dampak dari suatu
eksternalitas negatif ini lazim disebut sebagai Pajak Pigovian (pigovian tax). Ini
diambil dari nama ekonom pertama yang merumuskan dan menganjurkan yakni
Arthur Pigou (1877-1959).
9

Kebijakan ini diberlakukan untuk setiap ton limbah yang dibuang oleh pabrik.
Misalnya antara pabrik kertas dan pabrik baja, pemerintah menerapkan setiap ton
limbah yang mereka buang. Besar kemungkinan salah satu pabrik (misalnya pabrik
kertas) , lebih mampu (biayanya lebih murah) untuk menurunkan polusi dibandingkan
pabrik baja. Jika keduanya dipaksa menurunkan polusi sama rata, maka operasi pabrik
baja akan terganggu. Namun melalui penerapan pajak, maka pabrik kertas akan segera
mengurangi polusinya karena hal itu lebih murah dan dan lebih mudah dilakukan
daripada membayar pajak. Sedangkan pabrik baja yang biaya penurunan polusinya
lebih mahal akan memilih membayar pajak saja sehingga tidak akan menimbulkan
inefisiensi bagi pabrik baja. Pada dasarnya, Pajak Pigovian secara langsung
menetapkan harga atas hak berpolusi
Tidak seperti pajak lainnya, pajak khusus penanganan eksternalitas ini
diperkirakan mampu mengoreksi insentif ditengah adanya eksternalitas. Disamping
itu akan mendorong alokasi sumber daya mendekati titik optimum sosial. Jadi selain
menjadi pendapatan pemerintah, pajak ini bisa meningkatkan efisiensi ekonomi.
3. Subsidi
Cara lain meningkatkan efisiensi penggunakan faktor faktor produksi karena
adanya eksternalitas adalah dengan pemberian subsidi kepada pabrik. Pada pabrik
yang menimbulkan eksternalitas negatif , subsidi diberikan atas setiap unit barang
produksi yang dikurangi produksinya. Apabila pabrik tidak mau mengurangi barang
produksi, maka setiap unit barang produksi berarti pabrik akan kehilangan subsidi dari
pemerintah. Sehingga biaya oportunitas pabrik adalah biaya marginal ditambah
subsidi yang hilang. Biaya oportunitas tersebut lebih besar dari penerimaannya,
sehingga perusahaan akan mengurangi produksinya.
Pada pabrik yang menimbulkan eksternalitas positif, pemerintah dapat
memberikan subsidi agar pengusaha terdorong memproduksi barangnya lebih banyak.

4. Pemberian Hak Polusi Melalui Lelang
Perusahaan atau pabrik yang bersedia membayar paling banyak akan diberi
hak polusi pada tingkat polusi yang optimum. Keuntungan dari cara ini adalah mudah
dipraktekkan dalam kehidupan sehari hari. Selain itu akan tercapai distribusi dari
hak polusi yang optimal diantara para pengusaha. Dalam arti, pabrik yang mendapat
keuntungan terbesar dalam berproduksi dan menimbulkan polusi adalah pabrik yang
10

paling berhak dalam melakukan polusi. Tapi cara ini akan menampakkan ciri kapitalis
suatu perekonomian.

5. Peraturan Untuk Mengatasi Eksternalitas
Pemerintah juga dapat mengeluarkan peraturan bagi pabrik untuk mengurangi
polusi dalam jumlah tertentu, atau akan dihukum apabila melakukan pelanggaran.
Kelamahan cara ini untuk meningkatkan efisiensi pengguna sumber sumber
ekonomi ialah justru timbulnya inefisiensi apabila terdapat dua pabrik yang
menimbulkan polusi. Misalnya pabrik baja dan kertas, jika pemerintah mewajibkan
pabrik mengurangi polusi pada tingkat tertentu dan jika setiap pabrik diwajibkan
mengurangi polusi dalam jumlah yang sama sedangkan penurunan sama rata bukanlah
cara termurah dalam menurunkan polusi. Ini dikarenakan kapasitas berproduksi dan
berpolusi setiap pabrik berbeda beda. Mungkin bagi pabrik kertas penurunan polusi
lebih murah jika dilakukan namun tidak bagi pabrik baja yang justru biayanya lebih
mahal sehingga akan menghambat jalannya proses produksi.
Jadi peraturan pemerintah yang menetapkan jumlah polusi yang
diperkenankan dalam jumlah yang sama untuk semua pabrik akan menyebakan ada
pabrik yang tidak optimal karena adanya perbedaan struktur dan biaya , tingkat polusi
yang ditimbulkan dan juga struktur keuntungan antara pabrik yang satu dan pabrik
lainnya, maka jumlah polusi yang diperkenankan juga harus berbeda beda antara
pabrik pabrik tersebut.


11

KESIMPULAN

Eksternalitas merupakan suatu dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi yang
dilakukan oleh suatu pelaku ekonomi terhadap terhadap pelaku ekonomi lain. Eksternalitas
tersebut dapat dibedakan menjadi dua menurut penyebabnya yaitu eksternalitas produsen dan
konsumen. Eksternalitas produsen adalah dampak yang diakibatkan tindakan suatu produsen
sedangkan eksternalitas konsumen adalah dampak yang diakibatkan oleh tindakan konsumen.
Eksternalitas produsen dapat memberikan dua dampak yaitu dampak positif dan
negatif sedangkan berdasarkan jenisnya, eksternalitas produsen dapat dibedakan menjadi
eksternalitas produsen produsen dan eksternalitas produsen konsumen. Eksternalitas yang
terjadi baik yang positif maupun negatif bisa saja menimbulkan inefisiensi dalam masyarakat
karena produsen tidak pernah memperhitungkan eksternalitas yang mereka timbulkan. Untuk
mengatasi inefisiensi tersebut terdapat lima solusi yang mungkin bisa digunakan yaitu
Teorema Coase, Pajak Pigovian, subsidi, pemberian hak polusi melalui lelang, dan peraturan
pemerintah untuk mengatasi eksternalitas. Namun pada kenyataannya, eksternalitas tetap sulit
di diagnosa oleh karena banyaknya pihak - pihak yang terlibat didalamnya.
12

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Akhmad.2006.Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
Reksohadiprodjo, Sukanto.2001.Ekonomika Publik.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Mongabai.2013.Berita.(Online).http://id.berita.yahoo.com/ribuan-orang-di-aceh-terpapar-
merkuri-212548729.html diakses pada 13 Oktober 2014
Mangkoesoebroto,Guritno.2010.Ekonomi Publik.Edisi Ketiga,Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Samuelson, Paul.A. dan William, D.Nordhaus.1993.Ekonomi.Edisi ke Dua Belas, Jakarta:
Erlangga
Suparmoko.2002.Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah.Edisi Pertama,
Yogyakarta: Andi

Anda mungkin juga menyukai