Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kemajuan usaha peternakan baik dari hulu sampai hilir berkaitan dengan
aspek-aspek manajemen baik itu manajemen produksi, manajemen keuangan,
manajemen sumber daya manusia sampai manjemen pemasaran. Manjemen dapat
di definisiskan sebagai kegiatan ataupun aktivitas-aktivitas proses kegiatan dalam
rentetan urutan institut atau orang yang melakukan kegiatan pelaksanaan usaha
memimpin dan menunjukkan arah peyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Wujud dari terlaksananya fungsi
manajemen itu sendiri adalah perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan
baik dari menyediakan input, memproses sehingga menghasilkan output yang
berkualitas tinggi serta bermanfaat. Sudah semestinya manusia sebagai kompleks
aktifitas serta tindakan dapat menghasilkan produk unggulan yang berpola dari
sumber daya manusia serta hasil karya manusia harus bernilai jual tinggi dan
mampu memenuhi permintaan pasar serta keinginan konsumennya.
Akhir-akhir ini pembahasan tentang agribisnis telah berkembang sedemikian
rupa sehingga menarik perhatian banyak orang, baik dari kalangan yang biasa
mempelajari dalam bidang pertanian peternakan maupun dari kalangan non
pertanian peternakan.Keadaan seperti ini dapat dimengerti karena, kondisi
perekonomian di Indonesia sudah mulai bergeser dari yang semula didominasi oleh
peranan sektor primer, khususnya hasil-hasil industri.Disamping itu juga adanya
kemauan politik dari pemerintah yang mengarahkan perekonomian nasional
Indonesia yang berimbanag antara sektor pertanian peternakan dengan sektor
industri.Sehingga perkembangan sektor pertanian peternakan dan industri menjadi
saling mendukung.
Usaha dalam bidang agribisnis sangat dipengaruhi oleh strategi pemasaran
serta strategi dalam menetapkan harga.Oleh sebab itu petani atau produsen harus
bisa menentukan strategi untuk pemasaran maupun dalam menetapkan harga serta
mengahilkan produk unggulan.Untuk itu diperlukan suatu manajemen dalam
mengelola kegiatan produksi tersebut.


2

Tujuan Praktikum Lapangan
Tujauan praktikum lapangan manajemen agrobisnis untuk mengetahui dan
memahami peranan dan pengolahan organisasi agrobisnis. Mengetahui dan
memahami manajemen produksi meliputi perencanaan produksi, pengoperasian
dalam bidang agrobisnis dan pengendalian proses produksi. Mengetahui dan
memahami manajemen keuangan yang meliputi sumber pembiayaan serta
pembuatan laporan keuangan.Mengetahui dan memahami manajemen pemasaran
yang meliputi sistem pemasaran penetapan harga, dan distribusi pemasaran produk
pemasaran.

Metode
Metode praktikum manajemen agrobisnis dilakukan dengan pencarian
perusahaan yang akan diwawancari, kemudian dicatat nama dan alamat lengkap
perusahaan, lalu asisten memberi surat pengantar dari Fakultas sebagai tanda izin
praktikum kepada praktikan, dan praktikan memberi surat tersebut kepada
perusahaan agar perusahaan mengizinkan praktikum manajemen agrobisnis
dilaksanakan. Wawancara perusahaan ini dilakukan dengan penanggung jawab
perusahaan Nasi uduk bebek goreng bu bibit.

3

BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Profil Perusahaan
Nama perusahaan yang kami kunjungi bergerak dalam bidang kuliner yaitu
Bebek dan Ayam Bakar Bu Bibit. Pemilik perusahaan ini adalah Ibu Titi yaitu
seorang lulusan D3 Keperawatan. Alamat Perusahaan Bebek dan Ayam Bakar Bu
Bibit di Jalan Magelang, Sleman. Nomor Ijin udaha (). Usaha kuliner ini perupakan
usaha keluarga yang berpusat di daerah Solo. Rumah makan Bebek dan Ayam
Bakar Bu Bibit ini berdiri pada tanggal 25 November 2010 dengan ide dari Ibu bibit
yang merupakan Ibu dari Ibu Titi pemilik cabang Yogyakarta. Later Belakang
terbentuknya usaha ini adalah kendala ekonomi yang dahulu menimpa keluarga Bu
Bibit. Usaha yang dulu bergerak dalam bisnis perunggasan bangkrut karena virus
Flu Burung sehingga merintis dengan mendirikan warung makan kecil dan akhirnya
sekarang berkembang pesat. Tujuan umum dari berdirinya usaha ini yaitu untuk
melebarkan sayap usaha keluarga yang telah hampir 15 tahun di rintis keluarga.
Untuk tujuan khususnya yaitu motif ekonomi. Untuk berdirinya usaha ini modal
pertama yaitu sekitar Rp 550.000.00,00 untuk penyewaan tempat selama 5 tahun
dan biaya renovasi dan peralatan. Perkembangan usaha ini yangat pesat karena
harga yang tidak pernah dipermainkan oleh pasar, bisa dikatakan harga makanan di
rumah makan Bebek dan Ayam Bakar Bu Bibit stabil.
Identitas Per unit Usaha
Jumlah usaha di rumah makan Bebek dan Ayam Bakar Bu Bibit hanya 1
macam, yaitu hanya pada bidang kuliner saja. Kapasitas produksinya untuk perhari
mampu melayani hampir 100 porsi perharinya. Usaha ini tidak ada investasi, uang
hanya berputar untuk oprasional tempat, modal dan gaji karyawan. Keuntungan
yang diperoleh disimpan untuk memperbesar usaha ini. Pemasaran produk dalam
usaha ini hanya lokal sekitar jogja, seperti mendapat pesanan kardusan untuk
beberapa kantor di Yogyakarta. Dalam usaha Bebek dan Ayam Bakar Bu Bibit ini
hanya memproduksi makanan siap saji dengan menu khusus ayam dan bebek serta
menu tambahan lain seperti ikan. Asal bahan seperti Ayam dan bebek diperoleh dari
Solo. Pengambilan bebek dan ayam setiap 2-3 hari sekali sejumlah 100 potong
4

bebek utuh dengan harga Rp 46.000,00 per ekor dan ayam sekitar 50 potong ayam
utuh seharga Rp 40.000,00 per ekor dengan transport sekitar Rp 150.000,00. Hasil
Produksi dari usaha ini adalah produk makanan seperti ayam dan bebek bakar.
Fungsi Organisasi
Dalam usaha Bebek dan Ayam Bakar Bu Bibit ini tidak ada sturktur organisasi
khusus, hanya saja menerapkan sistem saling menghargai antar karyawan dan
pemilik. Usaha Bebek dan Ayam Bakar Bu Bibit ini merupakan bisnis keluarga
sehingga tidak ada keterikatan khusus dalam pengelolaannya dan tidak ada
pembagian hasil atau pembayaran ke pusat. Dalam sebuah usaha tak terlepas dari
sebuah konflik, terkadang sebuah konflik kecil muncul antara pemilik dengan
karyawan. Konflik kecil yang terjadi yaitu karena karyawan yang ada pada usaha
rumah makan Bebek dan Ayam Bakar Bu Bibit adalah anak laki laki berjumlah 5
orang dan 3 diantaranya anak SMK yang part time yaitu kasus jatuh cinta. Karyawan
lebih sering bermain HP dan kinerjanya memburuk. Langkah awal yang dilakukan
oleh pemilik yaitu mendiamkan terlebih dahulu, setelah dirasa semakin parah maka
akan diingatka dengan pelan agar tidak sakit hati. Jumlah karyawan dalam rumah
makan Bebek dan Ayam Bakar Bu Bibit sudah cukup untuk menunjang keberhasilan
usaha ini, selain itu Ibu titi pemilik dari usaha ini juga sering membantu dalam
memasak dan mengolsh makanan.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan misi yang ada pada rumah makan Bebek dan Ayam bakar Bu Bibit
adalah menciptakan lapangan pekerjaaan dan dapat mengembangkan usaha
keluarga yang ciri khas bebek bakar dan ayam kampong bakar.
Struktur Organisasi Perusahaan
Bentuk dari rumah makan Bebek dan Ayam bakar Bu Bibit adalah
perseorangan.Perusahaan perorangan adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki
oleh seseorang dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua kegiatan dan
resiko perusahaan.Rumah makan Bebek dan Ayam goreng milik bu Bibit memiliki
tiga orang pekerja sehingga tidak memiliki struktur organisasi secara
spesifik.Pembagian pekerja meliputi pramusaji dan tukang masak.Pramusaji
bertugas untuk melayani pemesanan pelanggan dan mengantarkan makanan
5

ataupun minuman untuk pelanggan.Sedangkan tukang masak bertugas untuk
memasak hidangan mempersiapkan makanan dan minuman untuk pelanggan.

6

BAB III
MANAJEMEN AGRIBISNIS

Manajemen Pengoperasian dan Pengawasan Produksi

Menurut Sumardjo (2009), produksi adalah seperangkat prosedur dan
kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk atau jasa. Terdapat dua tipe
produksi, yaitu produksi yang berkesinambungan dan yang terputus. Tipe produksi
berkesinambungan adalah produksi yang gambaran arus masukan berlangsung
terus melalui sistem yang distandarisasi agar menghasilkan keluaran yang pada
dasarnya sama. Tipe produksi terputus. Produksi yang terputus-putus akan lebih
jelas jika kita menggambarkannya sebagai proses yang melibatkan keluaran yang
berbeda-beda, prosedur yang berubah-ubah, dan sering juga melibatkan masukan
yang berbeda-beda.
Berdasarkan data yang diperoleh saat praktikum, Nasi uduk bebek goreng Bu
Bibit menggunakan sistem produksi yang berkesinambungan. Hal itu dikarenakan
usaha tersebut merupakan sistem yang mendesain produk, dengan tujuan agar
dapat dihasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar, sehingga sistem ini
menggunakan situasi dan kondisi pasar untuk tetap berproduksi. Artinya, produksi
diawali oleh besar kecilnya permintaan pasar. Pada nasi uduk bebek goreng Bu
Bibit, bebek dan ayam dipasok dari Solo dikarenakan lebih murah bila dibandingkan
harga bebek mentah di Yogyakarta walau ditambah biaya transportasi dari Solo ke
Yogyakarta. Pembelian jumlah bebek didasarkan dari rata-rata jumlah permintaan
pasar sebelumnya,dengan tujuan agar tidak merugi. Pemilihan dan seleksi bebek
mentah dilakukan secara cermat,yaitu dengan cara meraba pada bagian dada kalau
dadanya tebal menandakan bebek tersebut gemuk. Pada proses pemasakan, bebek
digoreng masih dalam keadaan segar, sehingga hasilnya akan empuk,dan tidak
keras. Selain karena bahan yang masih segar, bebek tersebut dilakukan perebusan
selama 1 jam dengan api kecil sehingga teksturnya sangat empuk.
Menu andalan di rumah makan Bu Bibit yaitu ayam dan bebek goreng,
dengan menu tambahan yaitu nila dan lele goreng. Rumah makan Bu Bibit yang
kami kunjungi terletak di JL.Monjali,Sleman Yogyakarta yang merupakan cabang
dari Solo. Rata-rata penghasilan yang diperoleh yaitu 5 jt per hari. Walau dengan
7

penghasilan sebanyak itu belum ada niat untuk memperluas usaha dengan
membuka cabang lain di Yogyakarta, dengan alasan ingin memperkuat cabang ini
agar lebih dikenal masyarakat terlebih dahulu.
Menurut Nawawi (2001), perencanaan adalah proses pemilihan dan
penetapan tujuan, strategi, metode, anggaran dan standar (tolak ukur) keberhasilan
suatu kegiatan. Pengertian ini menunjukkan bahwa perencanaan merupakan proses
atau rangkaian alternatif tentang tujuan yang dicapai oleh suatu perusahaan atau
organisasi. Tujuan perencanaan akan diwujudkan di masa depan pada dasarnya
merupakan kontrol terhadap kondisi yang akan terjadi di masa depan. Apabila tujuan
tidak tercapai maka dilakukan revisi dalam pembuatan perencanaan. Perencanaan
berisi beberapa hal, antara lain:
Perencanaan input bahan baku. Macam-macam bahan baku yang
digunakan oleh Nasi uduk Bebek goreng Bu Bibit antara lain, bebek segar, ayam
segar, lele segar, beras, timun, kelapa, cabe, dan bumbu-bumbu pendukung lainya.
Kapasitas produksi disesuaikan dengan rata-rat penjualan pada hari-hari
sebelumnya. Penurunan produksi biasanya terjadi pada saat libur sekolah. Tetapi
hal itu bisa ditutupi dengan adanya pesenan dalam bentuk nasi box untuk acara
besar di berbagai acara di Yogyakarta.
Perencanaan input tenaga kerja. Nasi uduk bebek goreng Bu Bibit memiliki
tenaga kerja sebanyak 5 orang. Terdiri dari seorang di bidang produksi, dan 4 orang
di bidang penjualan dan pelayanan. Spesifikasi untuk tenaga kerja di perusahaan ini
tidak terlalu ketat, syarat yang harus dimiliki adalah bersih, jujur, ulet dalam bekerja,
dan untuk tingkat akhir pendidikan tidak terlalu dilihat sebagai prioritas seleksi
utama, tapi lebih baik jika sudah lulus SMU.
Nasi uduk bebek goreng Bu Bibit yang kami kunjungi, bangunan yang
ditempati untuk usaha adalah sistim sewa, dengan sewa per tahun sebesar 85 jt
rupiah. Harga sewa yang sangat mahal sebanding dengan lokasinya, dikarenakan
tidak jauh dari jantung kota, mudah dijangkau dan dekat dengan universitas-
universitas sehingga sasaran pemasaran utama ditujukan untuk kalangan
mahasiswa. Selain itu tempat yang di berikan cukup nyaman dan bersih, sehingga
pengunjung merasa betah. Harga yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal yaitu, :
untuk bebek goreng nasi uduk dan es teh seharga Rp 20.000, ayam goreng nasi
8

uduk dan es teh seharga Rp 18.000, Nila goreng nasi uduk dan es teh seharga Rp
16.000. Hal tersebut dilakukan supaya tujuan dari produksi dapat tercapai, seingga
usaha tidak mengalami kebangkrutan.
Sejak berdiri pada tanggal 25 November 2010 Bebek goreng dan nasi uduk
Bu Bibit belum pernah mengalami hambatan yang serius selama proses produksi
sampai ke tangan konsumen, karena usaha tersebut sudah memliki nama yang
terkenal baik di kota Solo. Permasalahan yang sering dihadapi yaitu ketika harga-
harga bahan yang naik tinggi, terutama cabai. Hal tersebut di siasati dengan cara
mengambil untung yang sangat minim,bukan memperkecil daging bebek atau ayam
karena dapat membuat konsumen pergi.
Fungsi Pengawasan dan Kontrol Produksi
Pengawasan operasional adalah pengawasan biaya yang dilakukan
manajemen melalui kegiatan (operasi) perusahaan.Namun dengan berkembangnya
perusahaan; bilamana sasaran hendak dicapai, pengawasan operasional tidak dapat
dipertahankan lebih lama karena hal demikian merupakan pemborosan dan tidak
efisien.Tujuan pengawasan biaya adalah untuk memperoleh jumlah produksi atau
hasil yang sebesar-besarnya dengan kualitas yang dikehendaki, dari pemakaian
sejumlah bahan tertentu, tenaga kerja, usaha dan fasilitas yang tersedia. Singkatnya
pengawasan biaya yang sekecil mungkin dalam kondisi yang ada. Mengawasi
pelaksanaan kegiatan organisasi, langkah pertama ialah menetapkan standar
perbandingan, langkah kedua adalah mencatat prestasi pelaksanaan yang
sebenarnya dan langkah ketiga ialah membandingkan biaya yang sesungguhnya
terjadi dengan biaya standar pekerjaan dilaksanakan (Syahsunan, 2004).
Perencanaan input tenaga kerja ialah jumlah tenaga kerja yang ada di nasi
uduk bebek bu bibit ada 5 orang meliputi supervisor 1 orang, karyawan 4 orang.
Supervisor bertugas dalam mengatur kegiatan produksi perusahaan dan memimpin
karyawan dalam kinerja.Karyawan bertugas untuk melayani pembeli dan membantu
pelaksanaan produksi. Syarat tenaga kerja yang digunakan ialah jenis kelamin pria,
kondisi fisik sehat, jujur, tekun, ulet dan bertanggung jawab. Cara penarikan tenaga
kerja ialah lewat media pengiklanan
Menurut Samsudin (2006), seleksi pada dasarnya bertujuan untuk
mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan memiliki kualifikasi yang
9

sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang ada atau sesuai dengan kebutuhan
organisasi atau perusahaan. Proses seleksi sebagai sarana yang digunakan dalam
memutuskan pelamar mana yang akan diterima. Beberapa kualifikasi berikut ini
menjadi dasar dalam proses seleksi antara lain keahlian, pengalaman, usia, jenis
kelamin, pendidikan, kondisi fisik, bakat.
Perencanaan penjaminan mutu produk dengan pemilihan bahan baku dengan
kualitas yang baik yaitu pada pemilihan daging ayam dan bebek pada dada dan
paha. Pengawasan produksi dilakukan untuk mengetahui kebutuhan atau
permintaan konsumen dan untuk mengetahui kualitas produksi yang dihasilkan.
Bahan baku ayam dan bebek disediakan oleh pusat Bu Bibit yang ada di Solo
secara terus menerus yaitu ayam dan bebek akan dikirim dalam jangka waktu 2
sampai 3 hari. Jumlah bahan baku daging ayam yang masuk setiap 1 periode ialah
50 ekor dan daging bebek yang masuk setiap 1 periode ialah 100 ekor.
Pengendalian mutu dilakukan dengan memeriksa produk yaitu dengan memeriksa
kualitas daging pada ayam dan bebek, pembuatan resep bumbu rempah dan
sambal.Pelayanan yang dilakukan terhadap konsumen ialah dengan melayani
konsumen secara terus menerus.Bentuk pengawasan yang dilakukan ialah
pengawasan dilakukan dari pusat dan kumpul antar devisi dalam beberapa bulan
dengan sistem kekeluargaan.Menurut Batarfie (2006), pelaksanaan pengawaan
mutu dan kegiatan produksi harus dilaksanakan secara terus menerus untuk
mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rencana standar agar dapat
dengan segera diperbaiki. Kegiatan pengendalian mutu merupakan bidang
pekerjaan yang sangat luas dan kompleks karena semua variabel yang
mempengaruhi mutu harus diperhatikan.
Peraturan yang dijalankan ialah sistem kerja berasas kekeluargaan setiap
tenaga kerja telah memiliki jam kerja dan tugas masing-masing dan jika tugas
tersebut tidak dijalankan oleh tenaga kerja maka tenaga kerja akan mendapat
teguran dan jika tenaga kerja tersebut dapat bekerja dengan baik maka akan
mendapat penghargaan. Rusli (2003) menyatakan, peraturan perusahaan adalah
peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat
kerja dan tata tertib perusahaan. Peraturan perusahaan wajib dibuat oleh pengusaha
yang mempekerjakan pekerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang kecuali
perusahaan tersebut telah mempunyai perjanjian kerja bersama (pasal 108 UU No.
13 Tahun 2003). Peraturan perusahaan menjadi tanggung jawab dari dan disusun
10

oleh pengusaha dengan memperhatikan saran dan pertimbangan dari wakil pekerja
di perusahaan yang bersangkutan. Fitriyanto (2012) menyatakan, tujuan utama
pengadaan sanksi disiplin kerja bagi para tenaga kerja yang melanggar norma-
norma perusahaan adalah memperbaiki dan mendidik para tenaga kerja yang
melakukan pelanggaran disiplin. Manajer puncak (Top manager) memiliki wewenang
penuh pemberian sanksi terhadap tenaga kerja yang melakukan pelanggaran
disiplin kerja. Akan tetapi dalam praktek hal ini didelegasikan kepada manajer
tenaga kerja. Top manager maupun manajer tenaga kerja dalam melaksanakan
tugasnya selalu berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku
dari pemerintah.

Manajemen Keuangan

Manajemen Pemasaran

Zaman terus berubah sesuai dengan perkembangan budaya manusia telah
menimbulkan terobosan baru. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah
menyebabkan bergesemya nilai-nilai yang dianut masyarakat, semakin hilangnya
batas-batas wilayah suatu negara, timbulnya masalah lingkungan dan tumbuhnya
kesadaran lingkungan juga semakin banyak dan beraneka ragamnya jumlah barang
dan jasa yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Kebutuhan manusia juga terus
berkembang seiring dengan berkembangnya budaya. Namun tuntutan untuk
pemenuhan kebutuhan yang terus meningkat tersebut yang juga semakin
banyaknya serta beraneka-ragamnya produk yang ada serta ditawarkan tidak lagi
berbanding lurus dengan pendapatan konsumen. Pendapatan riil masyarakat pada
dasamya dalam beberapa tahun terakhir ini tidak meningkat, kalaupun sebagian ada
yang mengalami peningkatan, percepatannya tidak seimbang atau kaidah dengan
tuntutan-tuntutan kebutuhan. Keadaan tersebut bukan saja menimbulkan kesulitan
bagi masyarakat konsumen namun juga berpengaruh pada produsen yang mana
timbulnya suatu persaingan yang semakin ketat atau meningkat, dan untuk dapat
bertahan dalam dunia bisnis yang kondisi persaingannya terus meningkat maka
suatu perusahaan harus dituntut dapat menguasai Pasar dengan menggunakan
produk yang telah dihasilkannya (Karim, 2009).
11

Manajemen pemasaran bebek goreng bu bibit sudah memanfaatkan media
online salah satunya java media com dan yogya bagus. Selain melalui media online
bebek goreng bu bibit juga memasang iklan di buku telpon atau yellow page dan
majalah kuliner di yogyakarta. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh bu bibit
biasanya biaya akan dibayarkan setelah iklan dicantumkan dalam halaman yang
ditentukan, besarnya biaya iklan tergantung pada besarnya space iklan yang
ditawarkan. Distribusi pemasaran produk bebek goreng bu bibit didaerah sekitar
yogyakarta dan target pemasaran bebek goreng bu bibit adalah mahasiswa di
yogyakarta. Barang baku bebek goreng bu bibit berasal dari daerah solo dan
diangkut oleh mobil pick up dalam kondisis bahan baku masih segar dan diawetkan
didalam freezer, jika ada kerusakan barang maka produsenlah yang menanggung
segala kerugiannya tetapi selama usaha yang dijalankan oleh bu bibit tidak pernah
terjadi kerusakan pada bahan baku yang dikirimkan dan tidak pernah terjadi
kelangkaan dan tidak pernah terjadi over produksi dalam usaha bu titik. Menurut bu
titik yang merupakan owner bebek goreng bu bibit cabang yogya untuk kegiatan
pengadaan bahan baku tidak ada asuransi (.
Menurut Ireland Hoskisson, dan Hitt (2011), strategi pemasaran merupakan
suatu aksi dan komitmen terintegrasi serta terkordinasi yang didisain untumk
memaksimumkan core competencies perusahaan dan memperoleh keunggulan
kompetitif dalam persaingan. Jika dibandingkan dengan literatur ayam goreng bu
bibit sudah memaksimalkan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan dan
kemajuan teknologi untuk memaksimalkan keuntungan.

12

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum lapangan manajemen agrobisnis yang telah
dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa rumah makan Bebek dan Ayam goreng Bu
Bibit menggunakan system produksi yang berkesinambungan. Hal itu dikarenakan
usaha tersebut merupakan system yang mendesign produk, dengan tujuan agar
dapat dihasilkan produk sesuai dengan permintaan pasar, sehingga system ini
menggunakan situasi dan kondisi pasar untuk tetap berproduksi. Pelayanan yang
baik yang diberikan membuat pelanggan percaya akan mutu yang diberikan oleh
rumah makan Bebek dan Ayam goreng Bu Bibit sehingga produk yang dihasilkan
selalu habis terjual. Manajemen keuangan rumah makan Bebek dan Ayam goreng
Bu Bibit telah diatur dengan baik karena setiap uang keluar dan uang masuk dicatat
dengan jelas dan terperinci dan laporan keuangan dicatat setiap minggu oleh Bu
Tutik.Manajemen pemasaran yang dilakukan oleh rumah makan Bebek dan Ayam
goreng Bu Bibit ialah produk dijual dalam bentuk siap hidang dan nasi box kepada
pelanggan dan orang yang order.Pengawasan produksi di rumah makan Bebek dan
Ayam goreng Bu Bibitdilakukan oleh pusat pada waktu tertentu, sedangkan
pengawasan dari rumah makan Bebek dan Ayam goreng Bu Bibit dilakukan setiap
saat oleh penanggung jawab.

Saran
Saran dari kelompok 6 adalah diharapkan agar lokasi rumah makan Bebek
dan Ayam goreng Bu Bibitdibuat di tempat yang lebih strategis, parkiran lebih luas,
dan lebih mudah untuk dijangkau. Lokasi yang baik akan menunjang dalam
penjualan produk.



13

Daftar Pustaka
Batarfie, M.U.A. 2006. Analisis Pengendalian Mutu pada Proses Produksi Air Minum
dalam Kemasan (AMDK) SBQUA (Studi Kasus di PT Sinar Qua, Pajajaran
Bogor). Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Fitriyanto. 2012. Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Pengalaman Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada Industri Kerajinan. Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Ireland, R.D., Hoskisson, R. E., dan Hitt, M. A. 2011. The Management of strategy:
Concepts and Cases. South-Western. Amerika
Karim, M.F. 2009. Strategi Pemasaran. Fisip UI. Jakarta
Nawawi. 2001. Perencanaan sumber daya manusia untuk organisasi profit yang
kompetitif. Cetakan II. Gama Press. Yogyakarta.
Rusli, H. 2003. Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama. Fakultas
Hukum Universitas Pelita Harapan. Jakarta
Samsudin, S. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Pustaka Setia,
Bandung.
Sumardjo. 2009. Pemberdayaan masyarakat dalam Sistem Agribisnis. Disampaikan
dalam Stadium General, Mei 2009 di Universitas Ageng Tirtayasa, Serang,
Banten.
Syahsunan. 2004. Manfaat Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional
dalam Meningkatkan Efisiensi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Medan.

14

LAMPIRAN



Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Anda mungkin juga menyukai