Anda di halaman 1dari 16

PETROLOGI

IGNEOUS ROCK












DISUSUN OLEH
ORLENDO KARLY
D62113011

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA

2014
Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 2

KATA PENGANTAR



Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
pertolonganNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Klasifikasi dan
Nomenklatur Baatuan Beku.
Makalah ini membahas mengenai klasifikasi batuan beku secara umum, klasifikasi
batuan beku menurut beberapa ahli, dan nomenklatur/tata nama batuan beku.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Irzal Nur, MT, yang telah
memberi kami tugas ini dan telah menuntun kami dalam menyelesaikannya.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Kami menyadari bahwa makalah mengenai Klasifikasi dan Nomenklatur Baatuan
Beku ini belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
guna melengkapi makalah kami ini.
Demikian makalah kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.


Gowa, September 2014


KELOMPOK 1







Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 3

DAFTAR ISI



Halaman Judul ....................................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ...................................................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................................................. 3
Bab I : Pendahuluan ....................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 5
C. Tujuan...................... ........................................................................................................................... 5
Bab II : Pembahasan ........................................................................................................................ 6
A. Pengertian Batuan Beku ............................................................................................................. 6
B. Klasifikasi Batuan Beku............................................................................................................... 7
1. Klasifikasi Batuan Beku Secara Umum .......................................................................... 7
2. Klasifikasi Batuan Beku Menurut Beberapa Ahli ....................................................... 9
C. Nomenklatur Batuan Beku ......................................................................................................... 13
Bab III: Penutup .................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ...................................................................................................................................... 16











Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 4

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Petrologi adalah cabang ilmu pengetahuan geologi yang khusus
membahas tentang batuan. Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu
terbentuk, terubah, kemudian bagaimana hingga batuan itu sekarang
menempati bagian dari pegunungan, dataran-dataran di benua hingga
didalam cekungan dibawah permukaan laut. Kemanapun anda menoleh, maka
anda selalu akan bertemu dengan benda yang dinamakan batu atau batuan.
Batu atau batuan yang anda lihat dimana-mana itu, ada yang sama warna dan
jenisnya, tetapi juga banyak yang berbeda..
Berdasarkan persamaan dan perbedaan tersebut, maka diupayakan
untuk mengelompokannya. Dari hasil pengamatan terhadap jenis-jenis
batuan tersebut, kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga kelompok
besar, yaitu (1) batuan beku, (2) batuan sedimen, dan (3) batuan malihan
atau metamorfis. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli Geologi
terhadap batuan, menyimpulkan bahwa antara ketiga kelompok tersebut
terdapat hubungan yang erat satu dengan lainnya, dan batuan beku dianggap
sebagai nenek moyang dari batuan lainnya. Dari sejarah pembentukan
Bumi, diperoleh gambaran bahwa pada awalnya seluruh bagian luar dari
Bumi ini terdiri dari batuan beku. Dengan perjalanan waktu serta perubahan
keadaan, maka terjadilah perubahan-perubahan yang disertai dengan
pembentukan kelompok-kelompok batuan yang lainnya.
Batuan beku itu sendiri memiliki banyak variasi sehingga banyak para
ahli Geologi yang mengklasifikasikan batuan beku menjadi beberapa
kelompok. Selain itu, dari klasifikasi tersebut dapat ditentukan
nomenklatur/tata nama untuk batuan beku tersebut berdasarkan sifat-sifat
yang dimilikinya.



Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 5


B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan batuan beku ?
2. Bagaimana klasifikasi batuan beku secara umum ?
3. Bagaimana klasifikasi batuan beku menurut beberapa ahli ?
4. Bagaimana nomenklatur/tata nama dari batuan beku ?


C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui klasifikasi batuan beku secara umum.
2. Untuk mengetahui klasifikasi batuan beku menurut beberapa ahli.
3. Untuk mengetahui nomenklatur atau tata cara pemberian nama dari
batuan beku.

















Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 6



BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Batuan Beku

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras,
dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai
batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan
yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses
pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan
temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700
tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di
bawah permukaan kerak bumi.

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun
(1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang
pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.5002.5000C
dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian
bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat
volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang
merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang
merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.

Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke
permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut
dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-
mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal
dengan Bowens Reaction Series.

Mineral utama pembentuk batuan mengkristal mengikuti suatu pola
perurutan kristalisasi. Pola perurutan kristalisasi disebut deret Bowen. Tetapi
walaupun demikian deret Bowen tidak selalu berlaku. Pada deret Bowen
Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 7

ditunjukkan bahwa mineral pertama terbentuk cenderung mengandung silica
yang rendah. Pada seri menerus (continous) mineral terbenuk pertama adalah
Plagioklas- Ca akan terus menerus bereaksi dengan larutan sisa magma
selama proses pendinginan berlangsung, maksudnya disini adalah terus
terjadi penggantian (substitusi) unsur Ca dengan unsur Na. Sedangkan pada
seri yang tidak menerus (discontinous) terdiri dari mineral yang kaya unsur
Fe dan Mg, disebut juga mineral Ferromagnesium. Mineral yang pertama
terbentuk adalah mineral Olivin kemudian dilanjutkan oleh pembentukan
mineral selanjutnya dengan larutan sisa magma yang ada tanpa terjadi reaksi
antara larutan sisa magma dengan mineral yang telah terbentuk.

B. Klasifikasi Batuan Beku
1. Klasifikasi Batuan Beku secara Umum













Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya,
indeks warna, komposisi kimia, dan tekstur batuan.

a. Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku dibedakan atas :
1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut
bumi. Batuan beku Plutonik merupakan batuan beku intrusi.
Contohnya antara lain : Granit, Diorit, Granodiorit, Syenit dan
Peridotit. Bentuk bentuk dari batuan intrusi ini, yaitu :
(a) Konkordan, merupakan suatu bentuk intrusi yang memiliki
hubungan struktur yang selaras dengan batuan sekitarnya,
jenisnya antara lain :
1) Sill atau sheet yaitu batuan intrusi yang memiliki kedudukan
yang sejajar dengan bidang perlapisan batuan sekitarnya.
Kedudukannya boleh horizontal, miring atau vertical.
2) Lakolit, yaitu batuan intrusi yang memiliki bentuk kubah
dengan sudut kemiringan yang relative sama ke berbagai arah.
Tempat
Tebentuknya
KLASIFIKASI BATUAN
BEKU
Indeks Warna Komposisi
Kimia
Tekstur Batuan
Didasarkan Kepada
Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 8

3) Pakolit yaitu batuan intrusi yang memiliki bentuk lensa dan
melengkung keatas.
4) Lapolit yaitu batuan intrusi yang memiliki bentuk melengkung
kebawah dan kebalikan dari pakolit.

(b) Diskordan, merupakan suatu bentuk intrusi yang memiliki
kedudukan tidak selaras atau memotong batuan sekitarnya,
jenisnya antara lain :
1) Dike yaitu intrusi yang berbentuk seperti tabung atau tabular
dan memanjang.
2) Stock yaitu batuan intrusi yang memiliki dinding vertical dan
penampang bulat.
3) Batholit yaitu batuan intrusi yang berukuran besar dan bentuk
yang beragam.


2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentuk tidak jauh
dari permukaan bumi. Contohnya antara lain : Diabas, Aplit dan
Pegmatit.

3. Batuan beku Vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di
permukaan bumi. Contohnya anatara lain : Basalt, Riolit, Andesit,
Trakit dan Obsidian.


b. Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua
yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit,
dan mineral felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan
feldspatoid. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:
1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%.
Contoh : Granit.
2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%.
Contoh : Diorit.
3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%.
Contoh : Gabro.
4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%.
Contoh : Peridotit.


c. Berdasarkan komposisi kimianya, yaitu kandungan SiO2-nya batuan
beku diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit,
Ryolit.
2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%.
Contohnya Diorit, Andesit.
Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 9

3. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya
Gabbro, Basalt.
4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%.


d. Berdasarkan tekstur, batuan beku dapat dibedakan berdasarkan :
1. Tingkat kristalisasi
a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun
oleh kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan
gelas
c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun
oleh gelas

2. Ukuran butir
a) Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun
oleh mineral-mineral yang berukuran kasar.
b) Porfiritik, yaitu batuan beku yang tersusun atas mineral yang
berukuran kasar dan halus.
c) Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun
oleh mineral berukuran halus.

3. Bentuk kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama
kali biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir
biasanya mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna.
Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
a) Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
b) Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
c) Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.

4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya
a) Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi
oleh bidang kristal atau bentuk kristal euhedral (sempurna)
b) Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya
berbentuk euhedral dan subhedral.
c) Allotriomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan
kristal yang berbentuk anhedral.

5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya
a) Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir
sama
b) Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama

2. Klasifikasi Batuan Beku menurut Beberapa Ahli
Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 10


a. Klasifikasi Batuan Beku Menurut Fenton (1940)
Seperti yang kita ketahui, batuan beku berbeda-beda pada tekstur dan
pada kedalaman saat pembekuan. Dari keterangan tersebut, batuan
beku dapat dibagi menjadi kelompok menurut tekstur dan tempat
pembentukannya.
1) Kelompok batuan beku berbutir kasar didominasi oleh batuan-
batuan yang pembekuannya jauh di dalam tanah, pada kelompok ini
kristal-kristalnya dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop. Contohnya
adalah batu granit dan diorite.
2) Kelompok batuan berbutir halus memadat di permukaan atau sangat
dekat dengan permukaan, pada kelompok ini kristal-kristal pada
batuan tidak dapat terlihat tanpa bantuan mikroskop. Contoh batuan
berbutir halus adalah rhiolit dan basal.
3) Kelompok batuan seperti kaca atau hampir tidak berbutir, pada
umumnya mengeras pada permukaan aliran lava. Batuan ini terjadi
karena lava mendingin dengan sangat cepat sehingga mineral-
mineral tidak dapat mengkristal. Hal ini mungkin terjadi saat magma
atau lava bersentuhan dengan material yang lebih dingin pada
permukaan bumi. Contoh batuan yang seperti kaca adalah obsidian
dan batu apung.
4) Kelompok batuan fragmental, adalah batuan yang terlempar keluar
oleh letusan yang keras. Kebanyakan batuan ini mengandung
pecahan-pecahan seperti kaca. Batuan fragmental terdiri dari banyak
butiran atau pecahan yang telah disatukan oleh panas dari letusan
gunung berapi. Contoh batuan fragmental adalah tuff dan volcanic
breccias.
Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 11

b. Klasifikasi Batuan Beku Rosenbusch (1877-1976)
1) Klasifikasi Berdasarkan Terjadinya :
(a) Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
(b) Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
(c) Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi.
Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang
batuan effusive disebut batuan vulkanik.

2) Klasifikasi Kandungan Mineral, Kandungan Silika dan Tekstur :
Tabel rosenbusch digunakan dalam melakukan pendeterminasian
batuan beku. Tabel Rosenbusch berisi tentang komposisi mineral
pada batuan beku yang kemudian dihubungkan dengan tekstur pada
batuan beku. Dengan mencocokan takstur batuan dan mineral
penyusun batuan yang sedang diuji dengan data-data yang terdapat
pada tabel rosenbusch maka kita dapat dengan mudah
mendeterminasikan batuan beku.

c. Klasifikasi Batuan Beku Menurut Russell B. Travis (1955)
Dalam klasifikasi ini tekstur batuan beku yang berdasarkan pada
ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi:
1) Batuan dalam
Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 12

Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun
batuan tersebut dapat dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan alat
pembesar. Terbentuk kurang lebih 3 4 km di bawah permukaan
bumi, dan batuan dalam sering disebut juga batuan plutonik atau
batuan abisik. Struktur kristalnya adalah holokristalin atau berhablur
penuh. Contoh batuannya adalah gabbro dan granodiorit.

2) Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan masa dasar faneritik atau bertekstur
porfiritik dengan masa dasar afanitik. Terbentuk dalam celah-celah
atau retak-retak kulit bumi, pada jalan magma menuju permukaan
bumi. Batuan gang sering disebut juga batuan hypoabisik dan
struktur kristalnya adalah holkristalin dan porfir atau amorf. Contoh
batuannya adalah diorite porfiri dan granit porfiri.

3) Batuan lelehan
Bertekstur afanitik, yaitu individu mineralnya tidak dapat dilihat
dengan mata biasa. Terbentuk melalui pembekuan tiba-tiba ketika
magma sampai ke permukaan bumi dan berubah menjadi lava yang
langsung menjadi padat karena pendinginan dari lingkungan.
Sedangkan batuan lelehan memiliki struktui kristal yang kecil-kecil
atau bahkan tidak mempunyai bentuk Kristal (amorf). Contoh
batuannya adalah batu riolit dan obsidian.

Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 13

d. Klasifikasi Batuan Beku Menurut Hamblin dan Howard
Sistem yang paling berguna dan signifikan dalam pengklasifikasian
batuan beku, didasarkan oleh dua kriteria yaitu: komposisi dan tekstur.
Pentingnya kriteria tersebut tidak hanya terletak pada kegunaan untuk
mendeskripsikan batuan sehingga bisa dibedakan dengan batuan tipe
lain, tetapi juga penting dalam pengertian umum. Pada komposisi
mineral terdapat petunjuk-petunjuk penting mengenai sifat dasar
magma, dan tekstur menunjukkan sejarah pendinginan.
Kira-kira 99% dari dari sebagian besar batuan beku tersusun hanya dari
8 elemen, yaitu oksigen, kalsium, alumunium, silikon, sodium,
magnesium, dan potassium. Sebagian besar dari elemen terebut masuk
ke dalam struktur kristal pembentuk batu silikat dan membentuk
feldspar, amphibole, kuarsa, mika, piroksen, olivine, dan amphibole.
Keenam mineral ini terdapat pada 95% volume dari semua batuan-
batuan beku dan yang terpenting adalah untuk mempelajari klasifikasi
dan asal batuan beku.
Tekstur batuan beku dibagi dalam beberapa tipe berikut:
1) Faneritik, pada tekstur ini terdapat kristal besar yang dapat dilihat
dengan mata telanjang.
2) Porfiritik-faneritik tekstur, tekstur ini dikarakteriskan oleh 2 kristal,
yang keduanya bisa dilihat dengan mata telanjang.
3) Afanitik, pada tekstur ini kristal-kristalnya sangat kecil sehingga tidak
bisa dideteksi tanpa bantuan mikroskop.
4) Porfiritik-afanitik, tekstur ini adalah salah satu yang mana fenokris
berkumpul dalam matriks afanitik.
5) Seperti kaca, tekstur ini mirip dengan kaca biasa. Hal ini mungkin
dalam unit yang besar.
6) Fragmental, tekstur ini terdiri dari pecahan kaku yang mengeluarkan
material beku yang berkisar dari blok-blok besar hingga debu halus.

C. Nomenklatur Batuan Beku
Penamaan batuan beku ditentukan berdasarkan dari komposisi mineral-
mineral utama (ditentukan berdasarkan persentase volumenya) dan apabila
dalam penentuan komposisi mineralnya sulit ditentukan secara pasti, maka
analisis kimia dapat dilakukan untuk memastikan komposisinya.
Yang dimaksud dengan klasifikasi batuan beku disini adalah semua batuan
beku yang terbentuk seperti yang diuraikan diatas (volkanik, plutonik,
extrusive, dan intrusive). Dan batuan beku ini mungkin terbentuk oleh proses
magmatik, metamorfosa, atau kristalisasi metasomatism.
Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 14

Penamaan batuan beku didasarkan atas TEKSTUR BATUAN dan
KOMPOSISI MINERAL. Tekstur batuan beku adalah hubungan antar mineral
dan derajat kristalisasinya. Tekstur batuan beku terdiri dari 3 jenis, yaitu
Aphanitics (bertekstur halus), Porphyritics (bertekstur halus dan kasar), dan
Phanerics (bertekstur kasar).
Pada batuan beku kita mengenal derajat kristalisasi batuan: Holohyaline
(seluruhnya terdiri dari mineral amorf/gelas)), holocrystalline (seluruhnya
terdiri dari kristal), dan hypocrystalline (sebagian teridiri dari amorf dan
sebagian kristal). Sedangkan bentuk mineral/butir dalam batuan beku dikenal
dengan bentuk mineral: Anhedral, Euhedral, dan Glass/amorf.
Tekstur Batuan Beku
Komposisi mineral utama batuan adalah mineral penyusun batuan (Rock
forming Mineral) dari Bowen series, dapat terdiri dari satu atau lebih mineral.
Komposisi mineral dalam batuan beku dapat terdiri dari mineral primer
(mineral yang terbentuk pada saat pembentukan batuan / bersamaan
pembekuan magma) dan mineral sekunder (mineral yang terbentuk setelah
pembentukan batuan). Dalam tabel berikut, diperlihatkan jenis batuan beku
Intrusif dan batuan beku Ekstrusif dan batuan Ultramafik beserta komposisi
mineral utama dan mineral sedikit yang menyusun pada setiap jenis
batuannya.

GRANITIS

ANDESITIS

BASALTIS

ULTRAMAFIS
Intrusive Granite Diorite Gabro
Peridotite Extrusive Rhyolite Andesite Basalt
Komposisi
Mineral
Utama
Kuarsa, K-Feldspar
Na-Plagioclase
Intermediate
Plagioclase Amphibol,
Biotite
Ca-Plagiclase
Pyroxene
Olivine
Pyroxene
Mineral
Sedikit
Muscovite, Biotite
Amphibole

Pyroxene
Olivine
Amphibole
Ca-Plagioclase
(Anorthite)
TEKSTUR BATUAN
SEBAGAI AKIBAT DARI TINGKA T / DERAJAT
PENDINGINAN DAN PEMBEKUAAN MAGMA
AFANITIK
(Halus)
PENDINGINAN
CEPAT

MENCAPAI
PERMUKAAN /
DALAM AIR
PORFIRITIK
PADA AWALNYA
LAMBAT
KEMUDIAN CEPAT


FANERIK
(Kasar)
PENDINGINAN
LAMBAT


DIDALAM KERAK
DIBAWAH
PERMUKAAN
Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 15

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Klasifikasi Batuan Beku menurut para ahli seperti Russell B Travis, Fenton,
serta Hamblin dan Howard meliputi tempat terbentuknya, tekstur dan
komposisi mineral pada batuan. Oleh karena itu klasifikasi Batuan Beku
secara umum didasarkan pada empat hal yaitu berdasarkan tempat
terbentuknya, berdasarkan indeks warna, berdasarkan komposisi kimia, dan
berdasarkan tekstur batuan. Sedangkan nomenklatur batuan beku adalah
sistem tata nama batuan beku yang didasarkan oleh dua hal yaitu komposisi
mineral dan tekstur batuan beku. Jadi, nomenklatur batuan beku erat
kaitannya dengan klasifikasi betuan beku itu sendiri.


B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Dapat memahami dengan baik klasifikasi dari batuan beku.
2. Dapat pula memahami nomenklatur atau tata nama dari batuan beku.










Petrologi umum | Klasifikasi dan Nomenklatur Batuan Beku 16

DAFTAR PUSTAKA


http://www.dakotamatrix.com, diakses pada tanggal 6 September 2014
http://id.wikipedia.org/wiki, diakses pada tanggal 6 September 2014
http://galleries.com/, diakses pada tanggal 6 September 2014
http://geology.com/rocks.shtml, diakses pada tanggal 6 September 2014
http://miningblogspotcom-mining.blogspot.com/2012/03/batuan.html,
diakses pada tanggal 6 September 2014
Nur, Irzal, 2008. Pengantar Geologi. Makassar.
Simon and Schuster. 1988. Rocks and Minerals. New York : A Fireside Book

Anda mungkin juga menyukai