)
2
= 16 (
)
2
= 45128 pelat
Vr = 1 mL/menit x 1,965 menit
= 1,965 mL
b) Untuk senyawa xylene,
puncak pertama
N = 16 (
)
2
= 16 (
)
2
= 7628 pelat
Vr = 1 mL/menit x 4,105 menit
= 4,105 mL
c) Untuk larutan standar 1:1:1
Puncak pertama
N = 16 (
)
2
= 16 (
)
2
= 16566 pelat
Vr = 1 mL/menit x 1,995 menit
= 1,995 mL
Puncak kedua
N = 16 (
)
2
= 16 (
)
2
= 3896 pelat
Vr = 1 mL/menit x 2,918 menit
= 2,918 mL
Puncak ketiga
N = 16 (
)
2
= 16 (
)
2
= 3592 pelat
Vr = 1 mL/menit x 4,345 menit
= 4,345 menit
d) Untuk larutan cuplikan
Puncak kedua
N = 16 (
)
2
= 16 (
)
2
= 31426 pelat
Vr = 1 mL/menit x 1,95 menit
= 1,95 mL
Puncak ketiga
N = 16 (
)
2
= 16 (
)
2
= 16739 pelat
Vr = 1 mL/menit x 2,717 menit
= 2,717 mL
Puncak keempat
N = 16 (
)
2
= 16 (
)
2
= 5650 pelat
Vr = 1 mL/menit x 4,153 menit
= 4,153 mL
Menentukan luas kromatogram larutan standar 1:1:1
L
T1
= L
A1
+ L
B1
+ L
C1
= 120636 + 185612 + 155310
= 461558
Menentukan luas kromatogram larutan cuplikan
L
T2
= L
A2
+ L
B2
+ L
C2
= 30992 + 37152 + 83168
= 151312
Menentukan komposisi senyawa dalam larutan cuplikan (dibandingkan
dengan larutan standar
0,783656 : 0,610560 : 1,633464 = 0,8 : 0,6 : 1,6 = 4 : 3 : 8
Pembulatan ini diperoleh dengan cara membagi perbandingan dengan 0,2
G. Pembahasan
Dalam melakukan pemisahan suatu komponen dari suatu campuran dapat
digunakan berbagai macam teknik diantaranya adalah kromatografi. Kromatografi
merupakan teknik pemisahan berdasarkan perbedaan pola gerak antara fasa gerak
dan fasa diam untuk memisahkan komponen yang terdapat dalam larutan.
Komponen yang terdapat dalam fasa gerak atau eluen bergerak melalui kolom
yang berisi fasa diam, komponen yang memiliki sifat kepolaran yang hampir
mirip dengan fasa diam akan terelusi lebih lama sedangkan komponen yang sifat
kepolarannya berbeda akan terelusi lebih cepat dan terdeteksi oleh detector
dengan waktu retensi yang lebih pendek. Waktu rentensi adalah waktu yang
diperlukan oleh analit dari mulai injeksi hingga sampai ke detector dan
membentuk puncak pada kromatogram. Selain waktu retensi ada juga waktu mati
kolom yaitu waktu yang dibutuhkan oleh eluen untuk membawa senyawa yang
tidal terpisahkan ke detector sampai terbentuk puncak. Waktu retensi merupakan
sifat karakteristik komponen, artinya masing-masing komponen yang terdapat
dalam larutan memiliki waktu retensi yang berbeda sehingga komponen dapat
terpisahkan dengan baik.
Kromatografi memiliki beberapa jenis diantaranya adalah kromatografi cair
kinerja tinggi atau HPLC(high performance liquid chromatography), kromatografi
planar, kromatografi lapis tipis, kromatografi penukar ion, dan kromatografi gas-
cair. Kromatografi yang digunakan pada percobaan kali ini adalah kromatografi
gas-cair. Kromatografi gas cair merupakan jenis kromatografi yang biasanya
digunakan untuk memisahkan komponen dalam larutan yang mudah menguap
atau dapat diuapkan. Kolom yang digunakan berbeda dengan kolom yang dipakai
pada kromatografi cair, kolom pada kromatogafi gas cair adalah kolom kapiler
yang panjang dengan fasa diam berupa gum ( dalam percobaan fasa diam yan
dipakai adalah metal silicon gum) yang dimasukkan ke dalam kapiler sedangkan
fasa gerak yang digunakan berupa gas inert yang tidak bereaksi dengan komponen
dari larutan. Pada kromatografi gas cair jenis detector yang digunakan adalah
thermal conductivity detector, jenis detector ini memanfaatkan tahanan larutan
sebagai sinyal yang akan diubah menjadi pita kromatogram.
Pada percobaan kromatografi gas cair campuran yang akan dipisahkan adalah
benzene, toluene, dan xylene. Karena fasa diam yang digunakan dalam percobaan
adalah fasa diam yang polar, pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan
titik didih masing-masing komponen, artinya komponen yang memiliki titik didih
lebih rendah akan terdeteksi terlebih dahulu. Berdasarkan titik didihnya urutan
kromatogram yang didapat adalah benzene, toluene, dan xylene dengan titik didih
masing-masing adalah 80.09, 110.63, dan 138.37. Dari hasil percobaan didapatkan
perbandingan antara benzene, toluene dan xylene adalah 4 : 3 : 8 seharusnya
perbandingan ketiga komponen adalah 2 : 3 : 1. Adanya perbedaan antara hasil
percobaan dengan yang seharusnya kemungkinan disebabkan oleh beberapa factor
diantaranya adalah injeksi yang terlalu lama sehingga komponen yang terdapat
dalam fasa uap menjadi lebih banyak, adanya factor penguapan untuk masing-
masing komponen karena komponen yang digunakan mudah menguap sehingga
sebelum digunakan untuk pengukuran sebagian komponen telah menguap terlebih
dahulu serta kemungkinan adanya sisa hasil pengukuran sebelumnya yang masih
terdapat dalam kolom sehingga mengganggu pengukuran sampel.
Kromatografi gas banyak digunakan untuk identifikasi suatu komponen dalam
campuran yang mudah menguap, salah satu aplikasi kromatografi gas-cair adalah
untuk identifikasi pestisida golongan organofosfat.
H. Kesimpulan
Komposisi benzene, toluene, dan xylene dalam campuran adalah 4 : 3 : 8
I. Daftar Pustaka
Skoog, D.A., West D.M., Holler F.J., Fundamental of Analytical Chemistry, 7
th
Ed.
Saunders College Publishing, 19966
Harvey, David, Modern Analytical Chemistry, Mc. Graw Hill. Inc,United State of
America, 2000, hal 553; 563-569.
Lide, David R., CRC Hand Book of Chemistry and Physic, 87
th
Ed, Taylor and Francis
Group, Boca aton, FL, 2007, hal 3-32; 3-486; 3-520.