Karakter dikembangkan dan ditunjukkan melalui ujian-ujian, dan seluruh kehidupan adalah ujian. Allah terus-menerus mengamati tanggapan kita pada orang-orang, pada masalah, pada keberhasilan, pada konflik, pada penyakit, pada kekecewaan, dan bahkan pada cuaca. Allah bahkan mengamati tindakan-tindakan yang paling sederhana seperti ketika kita membuka pintu untuk orang lain, ketika kita mengangkat sepotong sampah, atau ketika kita bersikap sopan kepada pelayan. Ujian yang sangat penting adalah bagaimana kita bertindak ketika kita tidak bisa merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan kita. Kadang-kadang Allah dengan sengaja mundur, dan kita tidak merasakan kedekatan-Nya. Ketika kita memahami bahwa kehidupan adalah sebuah ujian, kita menyadari bahwa tidak ada hal yang tidak penting di dalam kehidupan kita. Bahkan kejadian terkecil memiliki arti penting bagi pengembangan karakter kita. iap hari merupakan hari yang penting, dan setiap detik adalah kesempatan bertumbuh untuk memperdalam karakter, untuk menunjukkan kasih, atau untuk bergantung pada Allah. Kabar baiknya adalah Allah ingin agar kita lulus dalam ujian-ujian kehidupan tersebut, sehingga !ia tidak pernah membiarkan ujian-ujian yang kita hadapi itu melampaui kasih karunia yang !ia berikan kepada kita untuk menghadapinya. Kehidupan adalah sebuah kepercayaan "aktu yang kita miliki di bumi serta tenaga, kepandaian, kesempatan, hubungan dan kekayaan kita, semuanya adalah pemberian dari Allah yang telah !ia percayakan untuk kita pelihara dan kelola. Kitalah penatalayan dari segala sesuatu yang diberikan Allah kepada kita. Konsep penatalayan ini dimulai dengan pengakuan bahwa Allah adalah pemilik segala sesuatu dan semua orang dimuka bumi ini. Kita tidak pernah benar-benar memiliki apapun selama kediaman singkat kita di bumi. Allah hanya meminjamkan bumi kepada kita pada waktu kita ada disini. Bumi adalah milik Allah sebelum kita datang, dan Allah akan meminjamkannya kepada orang lain setelah kita meninggal. Kita hanya bisa menikmatinya sesaat. #ekerjaan pertama yang Allah berikan kepada manusia adalah mengelola dan memelihara $barang-barang% Allah di bumi. #eran ini tidak pernah dibatalkan. &ni merupakan sebagian dari tujuan kita sekarang. 'egala sesuatu yang kita nikmati harus diperlakukan sebagai sebuah kepercayaan yang Allah tempatkan di dalam tangan kita. #6 KEHIDUPAN ADALAH SUATU PENUGASAN SEMENTARA Untuk memanfaatkan kehidupan kita secara maksimal. Kita jangan pernah melupakan dua kebenaran yaitu pertama, dibandingkan dengan kekekalan, kehidupan amatlah singkat. Kedua, bumi hanyalah tempat kediaman sementara. Kita tidak akan lama berada disini, jadi jangan terlalu terikat pada bumi ini. &dentitas kita ada di dalam kekekalan, dan tanah air kita adalah surga. Bila kita memahami kebenaran ini, kita akan berhenti cemas memikirkan soal $memiliki semuanya% di bumi. Allah berbicara dengan sangat jelas tentang bahayanya jika kita hidup demi waktu sekarang dan jika kita memakai nilai-nilai, prioritas-prioritas , dan gaya hidup dunia sekeliling kita. Bila kita bermain-main dengan pencobaan-pencobaan dunia ini, Allah menyebutnya per(inahan rohani. Bayangkan jika Anda diminta oleh Negara Anda untuk menjadi duta besar di sebuah Negara musuh. Anda mungkin harus belajar bahasa yang baru dan menyesuaikan diri dengan beberapa kebiasaan dan perbedaan budaya agar bisa berlaku sopan dan bisa menyelesaikan misi Anda. 'ebagai seorang duta besar, Anda tidak akan mampu mengisolasi diri dari musuh. Untuk menyelesaikan misi Anda, Anda tentu harus memiliki kontak dan berhubungan dengan mereka. etapi seandainya, Anda menjadi begitu nyaman dengan Negara asing ini sehingga Anda jatuh cinta padanya, dan lebih menyukainya ketimbang tanah air Anda. Kesetiaan dan komitmen Anda akan berubah. #eran Anda sebagai seorang duta besar akan membahayakan. Bukannya mewakili Negara asal Anda, Anda akan mulai bertindak seperti musuh, anda akan menjadi pengkhianat. )enyadari bahwa kehidupan di bumi hanyalah suatu penugasan sementara seharusnya mengubah nilai-nilai kita secara radikal. Nilai-nilai kekal, dan bukan nilai-nilai sementara, yang seharusnya menjadi faktor-faktor penentu bagi keputusan-keputusan kita. Alkitab berkata, Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.