PERCOBAAN I
PENGAMBILAN SAMPEL
OLEH:
NAMA : RAMLAH
STAMBUK : F1F1 12 071
KELOMPOK : III (TIGA)
KELAS : B
ASISTEN : EDI MURSIDI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Produk alamiah hingga saat ini memegang peranan penting dalam
penemuan obat. Sekitar 50 persen lebih dari obat yang diakui oleh FDA (Food
and Drug Association) merupakan produk alamiah atau derivat produk alamiah
(Gu dkk. 2013). Dua puluh persen obat paten yang beredar berasal dari senyawa
bahan alam secara langsung, sedangkan sisanya merupakan hasil modifikasi
senyawa bahan alam dan hasil sintesis (Verpoorte. 2001). Hal tersebut salah
satunya disebabkan oleh kemampuan tumbuhan menghasilkan sejumlah molekul
berstruktur kompleks dan beragam yang menakjubkan (Heinrich dkk. 2004).
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai spesies
tumbuhan. Sebagian besar tumbuhan tersebut telah dimanfaatkan masyarakat
sebagai sumber pangan maupun obat-obatan, namun dari 1260 spesies tanaman
obat yang ada di Indonesia hanya beberapa spesies yang telah diketahui
kandungannya (Aryanti. 2005). Banyaknya penggunaan tanaman sebagai obat
tradisional memerlukan kajian ilmiah lebih lanjut, salah satunya adalah famili
Polygonaceae.
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang diangkat pada percobaan kali ini adalah bagaimanakah teknik
mengambil sampel yang benar?
C. TUJUAN
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan kali ini adalah untuk mengetahui
teknik pengambilan sampel yang benar.
D. MANFAAT
Manfaat yang diterima dari percobaan ini adalah dapat diketahui cara
pengambilan sampel yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BAMBU-BAMBU (Polygonum pulchurm Bl.)
Tanaman P. pulchrum Bl., atau biasanya disebut oleh masyarakat
Sulawesi Tenggara dengan nama bambu-bambu, sedangkan di daerah Pulau Jawa
biasanya disebut ketanan atau kumpai air (Ardianor & Gumiri. 2006) merupakan
tumbuhan parenial, dengan batang tegak lurus, keras dan berbulu, kadang-kadang
mengarah ke bawah, tinggi 80-100cm. Ukuran bunga cukup besar dan berbentuk
rangkaian berwarna putih. Daun berwarna hijau pucat berdimensi 10-15 x1,5-
3 cm. Tumbuhan ini di Indonesia banyak ditemukan di daerah rawa maupun
perairan dangkal pada ketinggian 100-300m (Shu. 2003).
Tanaman Polygonum (Polygonaceae) memiliki spesies besar serta
manfaat tradisional. Genus ini terdiri dari kira-kira 150-300 spesies dan
umumnya tumbuh di tempat basah (rawa). Tanaman ini sering digunakan sebagai
obat tradisional, perasa masakan, dan bahan parfum. Studi fitokimia Polygonum
dilaporkan bahwa kira-kira 24 spesies dari tanaman Polygonum menghasilkan
lebih dari seratus senyawa dengan aktivitas biologi. Senyawa itu termasuk
antrakuinon, flavonoid, stilbene, chromon dan terpenoid. Aktivitas biologi
triterpen steroid telah dilaporkan -sitosterol sebagai antihelmintik dan aktivitas
anti mutagenik, hiperkolesterolemia, anti kanker, dan anti proliferasi sel
leukemia pada manusia, dan -sitosterol sebagai sitotoksik terhadap
Artemiasalina (Sahidin, et al., 2014).
Resveratrol (3,49,5-trihydroxystilbene) adalah polifenol phytoalexine
alami yang ditemukan dalam tanaman obat dari spesies Polygonum
(Polygonaceae). Dalam laporan sebelumnya, kami menunjukkan bahwa
resveratrol mengurangi lipogenesis dari palmitat dalam hati dan jaringan adiposa
in vivo. Selain itu, kami melaporkan bahwa resveratrol sangat menghambat
pembentukan produk 5-lipoxygenase, asam 5-hidroksi-6,8,11,14-
eicosatetraenoic, leukotrien B4 dan C4, dan siklooksigenase tromboksan B2
produk dari asam arakidonat. Kami juga menunjukkan efek penghambatan
resveratrol pada arachidonic agregasi platelet asam-diinduksi. Resveratrol dan
turunannya telah lebih terbukti sangat menghambat degranulasi leukosit
polimorfonuklear manusia. Baru-baru ini, telah ada sejumlah laporan bahwa
resveratrol menghambat pertumbuhan tumor dan menyebabkan apoptosis sebagai
mekanisme kemopreventif kanker (Kimura & Okuda, 2001). Ekstrak Polygonum
cuspidatum (PCE) -mengandung resveratrol mengurangi tingkat stres oksidatif
dan peradangan pada manusia. Karena beberapa mediator kunci dari resistensi
insulin yang mengganggu sinyal insulin transduksi juga proinflamasi (Ghanim et
al, 2010).
Polygonum pulchrum Blume terdapat dalam tempat yang dangkal dari
rawa, area daerah rawa; 100-300 m. Tanaman ini tumbuh di Guangdong,
Guangxi, Taiwan (India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Philippines, Sri Lanka,
Thailand, Africa, Australia). Polygonum pulchrum Blume merupakan tumbuhan
parenial. Batang tegak lurus, kadang-kadang mengarah ke bawah, tinggi 80-100
cm, tegap, sederhana, berbulu atau keras. Petiolus 1-2 cm; helai daun lanset, 10-
15 x 1,5-3 cm, kedua permukaan rapat, cilia 4-6 mm. Susunan bunga di tangkai,
tegak lurus, 3-6 cm; daun kecil pada bunga, tiap 3 atau 4 berbunga. Tangkai lebih
panjang dari daun kecil pada bunga. Berbentuk rangkaian berwarna putih, 5
bagian; tepal berbentuk bulat panjang, 3-3,5 mm. Termasuk, 7 atau 8 benang sari
(Brans, 1826).
B. METODE PEMETIKAN
Polygonum pulchrum Bl.
- Dilakukan pemetikan
- Dipisahkan dari tangkai dan daunnya
hingga diperoleh bunganya saja
- Bunga tersebut dibungkus dengan
menggunakan plastik dan koran
- Selanjutnya disimpan di dalam kulkas
Sampel Bunga
Polygonum pulchrum Bl.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Pengambilan sampel dilakukan dari beberapa tempat yaitu pada perumahan
dosen, lingkunagan UHO, dan kompleks perumahan Magaga. Waktu
pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2014 dan 17 Oktober
2014, sore hari pukul 16.00-17.00 WITA.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakanpada percobaan ini adalah kantung plastik.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Polygonum pulchurm Bl.
C. PROSED
D. UR KERJA
1. Mencari lokasi dimana terdapat sampel Polygonum puchurm Bl.
2. Setelah lokasi diketahui, ditunggu hingga sore hari.
3. Dipetik bunga Polygonum pulchurm Bl.
4. Dimasukkan sampel bunga polygonum pulchurm Bl. kedalam kantung plastic
5. Dibungkus sampel dalam kertas Koran kemudian bungkus lagi dengan plastik
6. Disimpan pada lemari es.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
HASIL
B. PEMBAHASAN
Dalam melakukan penelitian dalam bidang fitokimia, hal pertama yang
harus dilakukan adalah pengambilan sampel. Pengambilan sampel merupakan
salah satuh tahap yang sebelum dilakukannya preparasi, ekstraksi, uji aktivitas
ekstrak, isolasi dan identifikasi serta uji aktivitas senyawa yang terkandung dalam
suatu tanaman.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Polygonum pulchurm
Bl. Tumbuhan ini banyak terdapat di daerah Sulawesi Tenggara. Tumbuhan ini
banyak ditemukan tumbuh liar di daerah berair khususnya dirawa. Dilihat dari
segi etnobotani, tanaman ini biasa dimanfaatkan warga sebagai sebagai penambah
stamina, depuratif dan sebagai antibakteri.
Ada perlakuan atau cara khusus dalam pengambilan sampel bahan alam,
khususnya tumbuhan. Cara pengambilan sampel yang berasal dari bagian
tumbuhan/tanaman yaitu pada akar (Radix), diambil bagian yang berada di bawah
tanah. Batang (Caulis), diambil mulai dari cabang pertama sampai leher akar,
dipotong dengan panjang dan diameter tertentu. Kulit batang/klika (Kortex),
diambil dari batang utama dan cabang, dikelupas dengan ukuran panjang dan
lebar tertentu dan tidak mengambilnya dengan satu lingkaran penuh pada batang.
Kayu (Lignum) diambil dari cabang atau batang, kulit dikelupas dan dipotong-
potong kecil. Daun (Folium), diambil daun tua (bukan daun kuning) daun kelima
dari pucuk. Daun dipetik satu persatu secara manual. Bunga (Flos), dapat berupa
kuncup, bunga mekar atau mahkota bunga atau daun bunga, dipetik langsung
dengan tangan. Rimpang (Rhizoma), diambil dan dibersihkan dari bulu-bulu akar,
kemudian dipotong melintang dengan ketebalan tertentu. Dipanen pada saat daun
meluruh (layu). Buah (Fructus), dapat berupa buah matang, buah muda, dipetik
dengan tangan. Biji (Semen), buah dikupas dan biji dikumpulkan dan dibersihkan,
diambil dari buah yang masak. Hal ini dikarenakan setiap sampel memiliki sifat
yang berbeda dari sampel yang lain. Selain itu, waktu pengambilan dan alat yang
digunakan pada saat pengambilan serta cara pengolahannya setelah masa
pengumpulan/panen telah dilakukan.
Sampel pada penelitian ini diambil berupa bunga Polygonum pulchurm Bl.
seperti yang dijelaskan diatas, sampel bunga diambil dengan cara dipetik dengan
tangan. Hal ini dikarenakan bunga tidak memiliki bagian yang cukup kokoh
terikat pada batang tanaman. Selain itu, apabila digunakan alat bantu seperti pisau
untuk memotong bunga dari tangkai atau batang tanaman, komponen kimia yang
ada pada sampel akan bereaksi dengan alat bantu tersebut. Berdasarkan literatur
untuk pemilihan waktu, bunga sebaiknya dipetik pada pukul 6-10 pagi, karena
menghasilkan rendemen dua kali lebih besar daripada pemetikan pada siang dan
sore hari. Intensitas sinar matahari belum begitu kuat sehingga proses fotosintesis
belum dimulai sepenuhnya. Rendemen adalah jumlah produk reaksi yang
dihasilkan pada reaksi kimia dalam tumbuhan. Kali ini pemetikan dilakukan pada
sore hari. Sampel yang telah diambil dibungkus dengan Koran lalu dengan plastik
dan dimasukkan kedalam kulkas untuk tetap menjaga rendemen, kualitas dan bau
dari bunga yang telah diambil. Sebaiknya sampel yang telah diambil segera diolah
karena Sampel yang basah sangat rentan tehadap pertumbuhan mikroba.
Maksimal penyimpanan sampel basah adalah 3 hari, apabila dimasukkan ke
dalam lemari pendingin akan lebih lama karena akan mempersulit pertumbuhan
mikroba.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa pengambilan sampel tanaman yang baik dilakukan pada pagi hari.
B. SARAN
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah kepada asisten
pratikum agar menerangkan lebih lanjut terlebih dahulu tentang tata cara
pengambilan sampel agar dapat memberikan hasil laporan yang lebih baik
dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ardrianor, S. Gumiri, 2006, Tinauan Limnologi, Perairan Tawar Kalimantan, Tengah,
Journal of Tropical Fisheries, Vol. 1(2).
Aryanti, 2005, Isolasi Senyawa Antikanker dari Akar Berambut Artemisia cina dan
Aktivitas Inhibisinya Terhadap Sel kanker Mulut Rahim, Majalah Farmasi
Indonesia, Vol. 16(4).
Brans, PH., 1826, Nederlands Pharmacopeia, Pharm Weekbl., Nederland.
Ghanim , Husam, Chang Ling Sia, Sanaa Abuaysheh, Kelly Korzeniewski, Priyanka
Patnaik, Anuritha Marumganti, Ajay Chaudhuri, and Paresh Dandona, 2010,
An Antiinflammatory and Reactive Oxygen Species Suppressive Effects of an
Extract of Polygonum Cuspidatum Containing Resveratrol, J Clin Endocrinol
Metab, Vol. 95(9).
Ghu, J., Y. L. Xhen, G. Yuan, H. Lu, X. Xu, 2013, Use of Natural Products as
Chemical Library for Drug Discovery and Network Pharmacology, Plos One,
Vol. 8(4).
Kimura, Yoshiyuki, Hiromichi Okuda, 2001, Resveratrol Isolated from Polygonum
cuspidatum Root Prevents Tumor Growth and Metastasis to Lung and Tumor-
Induced Neovascularization in Lewis Lung Carcinoma-Bearing Mice, The
Journal of Nutrition,Vol, 1(1).
Sahidin, Nohong, Asrul S., Marianti A., Asep S., Harto W. & Syarulnataqain B.,
Radical Scavenging Activity Of Triterpene Steroids From Stem Of
Polygonum pulchrum Bl., International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences, Vol.6 (8).
Shu, L., 2003, Polygonum Linneus, Flora of China, Vol. 5(1).
Verpoorte, R., 2001, Exploration Of NatureS Chemodiversity: The Role Of
Secondary Metabolites As Leads In Drug Developments, Drug Discovery,
Vol.3.