2. Dea Thendriani I21111008 3. Maria Veronika I21111016 4. Juli Safriani I21111023 5. Novadyanti I21111035 6. Yuli Evi Yanti I21111038
PRINSIP UMUM EFEK TOKSIK Efek toksik terjadi dimulai dengan adanya interaksi biokimia antara zat toksik atau metabolit aktifnya dengan bagian tertentu dari makhluk hidup atau reseptornya. Efek toksik terbagi atas : a. Efek toksik lokal -> terjadi kontak dengan bagian tubuh b. Efek toksik sistemik -> absorpsi pada tempat kontak kemudian masuk sirkulasi sistemik SPEKTRUM EFEK TOKSIK Efek toksik diklasifikasikan menurut beberapa cara, antara lain a. Berdasarkan target organ -> hepatotoksik, neprotoksik, hemotoksik, genotoksik, ototoksik, neurotoksik, immunotoksik b. Berdasarkan waktu dan tempat -> akut, berulang angka pendek dan kronik c. Berdasarkan skala waktu timbul efek -> persisten, transien, kumulatif dan laten DAMPAK EFEK TOKSIK Sifat dan intensitas efek toksik tergantung beberapa faktor diantaranya sifat fisika kimia zat, metabolisme, kondisi paparan, dan daya tahan tubuh ( meliputi induksi enzim, perbaikan DNA dan fagositosis ) Ganguan morfologi dan biokimiawi yang ditimbulkan menyebabkan : a. Inflamasi -> reaksi lokal yang menyebabkan cedera jaringan. Ciri-ciri : rasa gatal, kemerahan, sakit, udem, panas dan hilangnya fungsi jaringan Cont b. Nekrosis -> terjadi karena korosi, hipoksia, kerusakan membran, antimetabolit, penghambatan sintesis protein, dan kerusakan kromosom. c. Penghambatan enzim -> menghambat jalur metabolisme menyebabkan gangguan fungsional . Cth : Sianida menghambat enzim sitorom oksidase menyebabkan hipoksia. d. Biochemical Uncoupling -> konsumsi oksigen meningkat dan hipertermia, cth dinitrofenol. Cont e. Apoptosis -> dihasilkannya metabolit toksik dan menghambat pembentukan zat esensial (endogen) pada jalur biotransformasi. Cth penghambatan akonitase oleh fluorositrat shg toksik pada jantung dan sistem saraf. f. Peroksidasi Lipid -> radikal bebas yang menyebabkan kematian sel akibat reaksi oksidasi PUFA, pembentukan hidroperoksida, pembentukan MDA dan 4 Hidroksi Nonleal/ HE (toksik). Cont g. Ikatan Kovalen -> zat elektrofilik berikatan dengan makromolekul nukleofilik menyebabkan genotoksik, teratogenik, karsinogenik atau imunosupresif. h. Neoplasma -> akibat proliferasi sel yang abnormal karena paparan xenobiotik berulang i. Toksisitas Reproduksi -> Malformasi akibat paparan xenobiotik menyebabkan gangguan sintesis DNA, ekspresi gen dan penghambatan enzim mulai dari konsepsi, inflantasi, organogenesis hingga perkembangan janin. Hubungan dosis- respon, dosis-kerja, dan waktu-kerja respons biologis ditentukan afinitas xenobiotika terhadap reseptor jumlah xenobiotika yang menduduki reseptor. Kemampuan suatu xenobiotika untuk mencapai reseptor ditentukan oleh beberapa faktor seperti: sifat fisikokimia, bentuk farmaseutika, tempat kontak dan faktor psiologik organisme
Cont toksikolog dalam menentukan no observed effect level ED 50 LD 50. seorangdokter dalam memilih obat dan memberi dosis yang tepat, guna mendapatkan suatu keputusan terapeutik yang rasional
Cont Hubungan Dosis-Respon -> menggambarkan suatu distribusi frekuensi individu yang memberikan respons pada rentang dosis tertentu
Cont HUBUNGAN DOSIS KERJA Teori reseptor occupancy intensitas efek berbanding lurus dengan fraksi reseptor yang diduduki atau diikat intensitas efek mencapai maksimum bila seluruh resptor diduduki
Cont 1/KD menunjukkan afinitas obat terhadap reseptor = kemampuan obat untuk berikatan dengan reseptor sehingga semakin besar KD (dosis menimbulkan efek maks) makin kecil afinitas obat tsb terhadap reseptor E mak menunjukkan aktivitas intrinsik atau efektivitas obat Yaitu kemampuan intrinsik kompleks obatreseptor untuk menimbulkan aktivitas/ efek HUBUNGAN WAKTU KERJA Kekerabatan ini memegang peranan penting dalam toksikologi, yaitu: mengetahui: waktu awal efek toksik mulai tingkat toksisitas waktu efek berakhir melakukan tindakan penanganan pertolongan dalam keracunan Tiga cara untuk mencegah atau menekan efek toksik 1. Memperkecil absorbsi atau laju absorbsi sehingga konsentrasi plasma tetap dibawah daerah toksik penggunaan absorben, pembilasan lambung mempercepat pengosongan lambung-usus 2. Meningkatkan eliminasi zat toksik dan / atau pembentukan suatu kompleks yang tidak aktif perubahan pH urin diuresis paksa 3. Memperkecil kepekaan obyek biologik terhadap efek. pemakaian antidot FAKTOR-FAKTOR TOKSISITAS 1. Spesies dan Strain -> perbedaan kepekaan dipengaruhi oleh kecepatan absorpsi, detoksifikasi, da ekskresi (nilai LD50) 2. Umur -> dipengaruhi perbedaan kapasitas metabolisme dan ekskresi zat (contohnya: Penurunan nilai LD50 (mg/kg) secara signifikan yang terjadi pada neonatal, pre weaning (berhenti menyusu) hingga dewasa
Cont 3. Status Gizi -> mempengaruhi enzim dan ADME yg menyebabkan toksik. Contoh pada kondisi diet dan puasa menunjukkan toksisitas yang lebih besar karena absorpsi zat diintestinal yang lebih baik akibat percepatan pengosongan lambung. 4. Lingkungan -> temperatur, kelembaban, dan sinar matahari. Contoh antikolinesterase akan lebih toksik pada lingkungan suhu rendah. Cont 5. Rute Pemberian -> mempengaruhi nilai LD50 dimana penurunan nilai secara berurutan dari rute oral, subkutan, intraperitoneal, intramuskular dan intravena (semakin kecil nilai LD50) 6. Faktor lain -> volume dan variasi dosis, penanganan hewan uji (aklimatisasi dan kondisi kandang) EFEK PAPARAN DARI ZAT CAMPURAN Efek toksik akibat paparan zat xeno campuran lebih berbahaya, dikarenakan : a. Interaksi fisika kimia campuran zat b. Pengaruh campuran zat atau salah satunya terhadap kinetika (ADME) c. Adanya interaksi stimulus atau penghambatan enzim oleh campuran zat Cont Efek paparan zat campuran, adalah : a. ADDVE EFFECT/aditif: adalah dimana effek dari 2 zat kimia yang digabungkan sama dengan effek masing-masing agent. Misalnya : bila 2 insektisida fosfat organic diberikan bersama-sama penghambatan kolin esterase biasanya additif. b. SYNERGIS EFFECT: adalah satu keadaan dimana effek yang digabungkan dari zat-zat kimia adalah jauh lebih besar dari jumlah effek masing-masing agent ketika diberikan sendirian Cont c. POTENSIASI: keadaan dimana satu zat yang tidak memiliki satu effek toksis dalam satu organ/system tertentu, tetapi ketika ditambahkan ke zat kimia lain dia membuat yang belakangan jauh lebih toksis d. ANTAGONISM: Adalah Keadaan dimana 2 zat kimia ketika diberikan bersama-sama, saling mengganggu kerja satu sama lain atau mengganggu atau satu zat kimia mengganggu kerja zat kimia lain. Cont e. Independen : efek toksik yang ditimbulkan tidak saling mempengaruhi secara kualitatif dan kuantitatif. Cont Effek antagonis dari zat-zat kimia sering jadi effek- effek yang diinginkan dalam toksikologi dan menjadi dasar dari beberapa ANTIDOTUM-ANTODOTUM. Ada 4 (empat) bentuk -bentuk dasar dari antagonisme : 1. fungtional antagonism 2. chemical antagonism 3. dispotitional antagonism 4. reseptor antagonism FUNGTIONAL ANTAGONIMS adalah apabila 2 (dua) zat kimia saling mengimbangi satu sama lain dengan menghasilkan effek-effek yang berlawanan, diatas fungsi fisiologis yang sama. Keuntungan yang diambil dari asas ini dalam hal tekanan darah yang dapat turun nyata pada keracunan yang berat dengan barbiturat, dan dapat dilawan oleh pemberian satu agent vasa pressor secara intra vena seperti nor epinephirine atau metaraminol. CHEMICAL ANTAGONISM atau INAKTIFASI Adalah satu reaksi diantara dua zat kimia untuk menghasilkan satu produk yang kurang toksis Contohnya : a. Pengunaan dari protein yang Bmnya rendah dan basa kuat PROTAMIN SULFAT untuk membentuk komplek yang stabil dengan HEPARIN akan meniadakan aktifitas anti koagulannya b. DIMERCAPROL (BAL) membuat senyawa chelat dengan bermacam-macam logam seperti As, Hg, dan Pb yang menurunkan keracunan mereka. DISPOTITIONAL ANTAGONISM Adalah keadaan dimana penempatan, berupa penyerapan, metabolisme, penyebaran atan pengeluaran dari zat kimia, dirubah sehingga mengurangi senyawa-senyawa yang mencapai organ-organ sasaran atau lamanya pada organ- organ sasaran menjadi berkurang Contohnya : hasil metabolisme (PARATHION), maka penghambatan biotransformasinya oleh suatu penghambat aktifitas enzim mikrosom (SKF 525 atau piperonyl butoxide) akan menurunnya daya racunnya RECEPTOR ANTAGONISM Adalah apabila dua zat kimia yang berikatan ke reseptor yang sama menghasilkan pengurangan dari suatu EFFEK ketika diberikan bersama-sama dari pada penjumlahan dari effek- effek mereka secara terpisah Contohnya : Antagonis receptor NALOXON dipergunakan untuk pengobatan penekatan pernafasan yang ditimbulkan oleh MORFIN dan Narkotin- narkotin lain yang menyerupai morfin Terima Kasih