(Landuse Analysis) I. Tujuan 1. Memberikan pemahaman dan keterampilan kepada praktikan terkait teknis dari masing-masing fungsi overlay, fungsi atribut, maupun fungsi calculate pada software ArcGIS. 2. Mampu memberikan pemahaman kepada praktikan terkait analisis perubahan penggunaan lahan yang meliputi analisa persebaran lokasi perubahan penggunaan lahan, pola persebaran penggunaan lahan, serta luasan perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada suatu wilayah. II. Alat dan Bahan 1. Hardware (PC atau Laptop) 2. Software ArcGIS 9.3 atau 10 3. Data Peta Administrasi Wilayah Kecamatan Jatinegara 4. Peta penggunaan lahan Kecamatan Jatinegara tahun 2001 dan 2006. III. Dasar Teori Lahan Dan Alih Fungsi Lahan Tanah dan lahan adalah dua istilah saling berhubungan. Tanah merupakan Istilah tertua dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia mempunyai tiga makna. Makna pertama yang merupakan makna tradisional menyatakan tanah adalah media alami bagi pertumbuhan tumbuh-tumbuhan. Dalam makna ini perhatian lebih kepada kualitas tanah. Pada makna kedua tanah dipandang sebagai regolith atau bahan hancuran iklim, berasal dari batuan atau bahan organik yang diperlukan sebagai bahan galian atau tambang dan bahan bangunan. Pada makna ketiga tanah diperlakukan sebagai ruangan atau tempat di permukaan bumi yang dipergunakan oleh manusia untuk melakukan segala macam kegiatan. (Arsyad, 1989). Makna pertama dan kedua ekuivalen dengan kata soil, sedangkan makna ketiga lebih mendekati makna land. Dalam hubungan ini lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnyasepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Termasuk juga di dalamnya hasil kegiatan manusia di masa lalu dan sekarang seperti reklamasi laut, pembersihan vegetasi dan juga hasil yang merugikan seperti tanah yang tersalinasi (FAO, 1976 ; dalam Arsyad, 1989). Dalam hal ini lahan mengandung makna lebih luas dibandingkan tanah. Penggunaan lahan diartikan sebagai setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya (Arsyad,1989). Penggunaan lahan dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Penggunaan lahan pertanian dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Perladangan. 2. Tanaman semusim campuran, tanah darat, tidak intensif. 3. Tanaman semusim campuran, tanah darat, intensif. 4. Sawah, satu kali setahun, tidak intensif. 5. Sawah, dua kali setahun, intensif. 6. Perkebunan rakyat (karet, kopi atau coklat, jeruk), tidak intensif. 7. Perkebunan rakyat intensif. 8. Perkebunan besar, tidak intensif. 9. Perkebunan besar, intensif. 10. Hutan produksi alami. 11. Hutan produksi, tanaman pinus,dsb. 12. Padang penggembalaan, tidak intensif. 13. Hutan lindung. 14. Cagar alam. Penggunaan lahan nonpertanian misalnya pemukiman, perindustrian, dan lain sebagainya. Di pedesaan tanah digunakan bagi kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi. Bagi kehidupan sosial contohnya berkeluarga, bersekolah, beribadat, berekreasi, beternak, memelihara atau menangkap ikan,menebang kayu di hutan, dan sebagainya. Jadi penggunaan tanah di wilayah pedesaan adalah untuk pertanian dalam rangka kegiatan sosial dan untuk pertanian dalam rangk kegiatan ekonomi. Di dalam tata guna lahan dapat dicari alternatif yang baik dengan mengusahakan pertanian lahan basah atau pertanian lahan kering dengan tanaman yang lebih menguntungkan dalam satuan lus, dengan meningkatnya kebutuhan. Seiring dengan meningkatnya aktifitas pembangunan dan meningkatnya pertambahan penduduk, kebutuhan akan lahan juga meningkat dengan pesat, sementara ketersediaan dan luas lahan pada dasarnya tidak berubah. Walaupun kriteria lahan yang diperluan untuk setiap sektor berbeda, namun pada kenyataannya masih sering terjadi benturan kepentingan dan alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan mengandung pengertian perubahan penggunaan lahan oleh manusia. Alih fungsi lahan dapat bersifat permanen dan juga dapat bersifat sementara. Jika lahan sawah berubah menjadi kawasan pemukiman atau industri, maka alih fungsi ini bersifat permanen. Akan tetapi, jika sawah tersebut berubah menjadi perkebunan tebu maka alih fungsi lahan tersebut bersifat sementara, karena pada tahun-tahun berikutnya dapat dijadikan sawah kembali. Alih fungsi lahan permanen dampaknya lebih besar dari pada alih fungsi lahan sementara. Jika alih fungsi lahan sawah terus berlangsung,