Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN IV

PATOFISIOLOGI URINARIUS TRACTUS INFECTION (UTI)


Pengampu : Ibu Arina Maliya, A.Kep, Msi Med








Disusun oleh :
Kelompok III
1. Hari Ratna Arum J 210 131 004
2. Oktarina Rohatami J 210 131 012
3. Arif J 210 131 017
4. Eni Putri Hapsari J 210 131 024
5. Lita Andes J 210 131 0





PROGDI S1 KEPERAWATAN TRANSFER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

KONSEP TEORI

A. Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu
inflamasi pada epitel saluran kemih sebagai respon terhadap patogen bakteri yang
biasanya berhubungan dengan bakteriuria (Brashers, 2008).
Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri pada urine di kandung kemih
yang umumnya steril. (Arif mansjoer, 2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih,
terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Corwin, 2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di dalam
saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri,
virus/mikroorganisme lain.
B. Etiologi
Penyebab urinarius tractus infection (UTI) menurut Elliot dkk, 2013 dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Bakteri
Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
a. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
b. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
2. Non Bakteri
a. Virus : Adenovirus, Virus polioma manusia (human polyoma virus)
b. Parasit : Schistosoma haematobium, Trichomonas vaginalis
c. Jamur : Candida albicans
C. Klasifikasi
Klasifikasi UTI menurut Elliot dkk, 2013 yaitu :
1. Infeksi saluran kemih bagian uretra (Uretritis)
Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suati infeksi yang menyebar naik yang
digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh
Neisseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non gonoreal :
uretritis yang tidak berhubungan dengan Neisseria gonorhoeae biasanya disebabkan
oleh Klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.
2. Infeksi saluran kemih bagian kandung kemih (Sistitis)
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya
infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam
kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau
sistoskop.
3. Infeksi saluran kemih bagian ginjal (Pielonefritis)
Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri pada ginjal,
tubulus, dan jaringan interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai
kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal, bakteri jarang mencapai ginjal
melalui aliran darah ; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.
Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis
akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di
kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya
dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.
D. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala UTI menurut Elliot dkk, 2013 berdasarkan tempat terjadinya
infeksi dibedakan menjaditiga yaitu :
1. Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
a. Mukosa memerah dan oedema
b. Terdapat cairan eksudat yang purulent
c. Ada ulserasi pada urethra
d. Adanya rasa gatal
e. Adanya nanah awal miksi
f. Nyeri pada saat miksi
g. Kesulitan untuk memulai miksi
h. Nyeri pada abdomen bagian bawah.
2. Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
a. Disuria (nyeri waktu berkemih)
b. Peningkatan frekuensi berkemih
c. Urin berbau tajam dan keruh
d. Demam yang ringan
e. Biasanya disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
3. Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :
a. Nyeri tekan di pinggang
b. Demam tinggi
c. Disuria
d. Sering berkemih
e. Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis
akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan
gagal ginjal.
E. Patofiologi
Secara normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas kuman. Infeksi
terjadi bila bakteri atau kuman yang berasal dari saluran cerna jalan-jalan ke uretra atau
ujung saluran kencing untuk kemudian berkembang biak disana. Maka dari itu kuman
yang paling sering menyebabkan ISK adalah E.coli yang umum terdapat dalam saluran
pencernaan bagian bawah.
Faktor predisposisi infeksi adalah fimosis, alir-balik vesikoureter (refluks
vesikoureter), uropati obstruktif, kelainan kongenital buli-buli atau ginjal, dan diaper rash.
Patogenesis infeksi saluran kemih sangat kompleks, karena tergantung dari banyak faktor
seperti faktor pejamu (host) dan faktor organismenya. Bakteri dalam urin dapat berasal
dari ginjal, pielum, ureter, vesika urinaria atau dari uretra. Beberapa faktor predisposisi
ISK adalah obstruksi urin, kelainan struktur, urolitiasis, benda asing, refluks atau
konstipasi yang lama.
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam
traktus urinarius. Masuknya mikroorganisme kedalam saluran kemih dapat melalui :
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat (ascending)
yaitu :
Masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih, antara lain : factor anatomi
dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga
terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal,
pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemasangan kateter), adanya
dekubitus yang terinfeksi.
Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal
usus. Dan hidup secara komersal di dalam introitus vagina, prepusium penis, kulit
perineum, dan di sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui
uretra prostate vas deferens testis (pada pria) buli-buli ureter, dan
sampai ke ginjal.
2. Hematogen
Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah
penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur
dan fungsi ginjal sehinggal mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya :
bendungan total urine yang dapat mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan
intrarenal akibat jaringan parut.
3. Limfogen
Pertama-tama bakteri akan menginap di uretra dan berkembang biak disana.
Akibatnya, uretra akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan nama Urethritis. Jika
kemudian bakteri naik ke atas menuju saluran kemih dan berkembang biak disana maka
saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan istilah Cystitis. Jika infeksi
ini tidak diobati maka bakteri akan naik lagi ke atas menuju ginjal dan menginfeksi ginjal
yang dikenal dengan istilah Pyelonephritis.
Bakteri uropatogenik yang melekat pada pada sel uroepitelial, dapat mempengaruhi
kontraktilitas otot polos dinding ureter, dan menyebabkan gangguan peristaltik ureter.
Melekatnya bakteri ke sel uroepitelial, dapat meningkatkan virulensi bakteri tersebut.
Mukosa kandung kemih dilapisi oleh glycoprotein mucin layer yang berfungsi sebagai anti
bakteri. Robeknya lapisan ini dapat menyebabkan bakteri dapat melekat, membentuk
koloni pada permukaan mukosa, masuk menembus epitel dan selanjutnya terjadi
peradangan. Bakteri dari kandung kemih dapat naik ke ureter dan sampai ke ginjal melalui
lapisan tipis cairan (films of fluid), apalagi bila ada refluks vesikoureter maupun refluks
intrarenal. Bila hanya buli buli yang terinfeksi, dapat mengakibatkan iritasi dan spasme
otot polos vesika urinaria, akibatnya rasa ingin miksi terus menerus (urgency) atau miksi
berulang kali (frequency), sakit waktu miksi (dysuri). Mukosa vesika urinaria menjadi
edema, meradang dan perdarahan (hematuria). Infeksi ginjal dapat terjadi melalui
collecting system. Pelvis dan medula ginjal dapat rusak, baik akibat infeksi maupun oleh
tekanan urin akibat refluks berupa atrofi ginjal. Pada pielonefritis akut dapat ditemukan
fokus infeksi dalam parenkim ginjal, ginjal dapat membengkak, infiltrasi lekosit
polimorfonuklear dalam jaringan interstitial, akibatnya fungsi ginjal dapat terganggu.



F. Mekanisme Terjadinya Penyakit

































Bakteri atau non Bakteri
Invasi kuman bakteri ke uretra secara
lokal
Bakteri naik ke atas menuju kandung
kemih dan terjadi infeksi di kandung
kemih
Ketidakmampuan pertahanan lokal
terhadap infeksi
Jika tidak tertangani maka
bakteri akan naik menuju ginjal
Uretritis Penempelan bakteri di urotelium uretra
Sistitis
Pyelonephritis
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai