Anda di halaman 1dari 7

1 | Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri (Winy Puspa Lestari- 41614110108)

Kimia dan Pengetahuan Industri, Jurnal 2014 Universitas Mercubuana



PENGGUNAAN ABSORBEN PADA ALAT PENJERNIH AIR SEDERHANA
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mercubuana
Jl. Raya Meruya Selatan No.1 Kembangan, Jakarta Barat 11650 Telp. 021 584 0816


ABSTRAK
Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan sehari-hari.
Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang secara kualitas memenuhi standar yang
berlaku dan secara kuantitas dan kontinuitas harus memenuhi kebutuhan industri sehingga
proses produksi tersebut dapat berjalan dengan baik. Manusia memerlukan air secara
kuantitatif dan kualitatif yang memenuhi syarat. Masyarakat pada umumnya tidak
mengetahui akan syarat air bersih yang dikonsumsi, terlihat sebagian besar menggunakan air
sumur/ledeng untuk mencukupi kebutuhan air rumah tangga tanpa ada perlakuan kusus.
Suatu perlakuan upaya penjernihan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Untuk
mengupayakan penjernihan air yang berasal dari sumur/ledeng biasanya hanya memerlukan
bahan penyaringan sebagai absorber unsur logam sehingga dapat sekaligus menghilangkan
warna, bau dan dimungkinkan kadar logam juga turun. Pada penelitian ini digunakan
adsorben arang aktif, zeolit alam, pasir malam, pasir silika, busa dan ijuk.Tujuan penelitian
ini yaitu untuk: membuat alat filtrasi sederhana, mengetahui zat atau bahan yang terbaik
dalam proses filtrasi. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 November 2011 di Pusat
Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil Penelitian ini menunjukkan
bahwa absorben yang baik digunakan untuk filtrasi air adalah arang aktif.
Kata Kunci: Penjernihan air, Alat penjernih air sederhana, absorben
PENDAHULUAN
Air merupakan unsur utama bagi
kehidupan mahluk hidup di planet ini. Air
yang layak diminum, mempunyai standar
persyaratan tertentu yakni persyaratan
fisis, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat
tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi jika
ada satu saja parameter yang tidak
memenuhi syarat maka air tesebut tidak
layak untuk diminum. Di Indonesia
standar kualitas air tersebut dinyatakan
sebagai baku mutu air yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas
Air. Air merupakan kebutuhan penting
dalam proses produksi dan kegiatan sehari-
hari.Guyton (1987) Secara biologis air
berperan dalam semua proses dalam tubuh
manusia, misalnya pencernaan,
metabolisme, transportasi, mengatur
keseimbangan suhu tubuh. Kekurangan air
akan menyebabkan gangguan fisiologis,
bahkan mengakibatkan kematian apabila
kekurangan tersebut mencapai 15% dari
berat tubuh. Namun apabila air itu tidak
jernih misalnya tercemar bahan organik,
air akan merupakan media yang baik bagi
kuman penyakit. Pada air tercemar bahan
anorganik (khemis) akan menyebabkan
gangguan fisiologis secara menahun
bahkan ada yang bersifat toksis. Melalui
Dinas Kesehatan maupun lingkungan.
Menurut Sanropie, dkk. (1984 ) air bersih
harus bebas dari mikroorganisme patogen,
bahan kimia berbahaya, warna, bau dan
kekeruhan. Dalam aliran air tanah,
mineral-mineral dapat larut dan terbawa
sehingga mengubah kualitas air tersebut.

2 | Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri (Winy Puspa Lestari- 41614110108)

Kimia dan Pengetahuan Industri, Jurnal 2014 Universitas Mercubuana

Air tanah sering mengandung unsur-unsur
yang cukup tinggimenyebabkan air
berwarna kuning kecoklatan dan bercak-
bercak pada pakaian serta dapat
mengganggu kesehatan, yaitu bersifat
toksis terhadap organ melalui gangguan
secara fisiologisnya, misalnya kerusakan
hati, ginjal dan syaraf. Untuk
mengupayakan penjernihan air yang
berasal dari sumur biasanya hanya
memerlukan bahan penyaringan sebagai
absorber unsur logam sehingga dapat
sekaligus menghilangkan warna, bau dan
dimungkinkan kadar logam juga turun.
Pada penelitian ini digunakan adsorben
arang aktif, zeolit alam, pasir malam, pasir
silika, busa dan ijuk. Menurut Kusnae di
(1998), arang sering digunakan sebagai
absorber karena dapat melakukan absorbsi
/ penyerapan unsur-unsur logam ataupun
fenol dalam air sehingga menjadi jernih.
Absorbsi yang sering digunakan adalah
arang aktif yang dalam pengolahan air
biasanya dipakai dalam saluran berfilter
arang aktif. Arang kayu, arang batubara
juga mempunyai sifat absorben seperti
halnya pada arang aktif. Menurut Kholik
(2001), arang batu bara dapat
dimanfaatkan sebagai media penyaring air
yang dapat menurunkan kadar Besi.
Penggunaan Activated Carbon (karbon
aktif) pada saat ini telah banyak sekali
dikembangkan dalam mengolah
pengolahan air dengan menggunakan
karbon aktif biasanya digunakan sebagai
proses kelanjutan setelah pengolahan fisik
atau biologis terlebih dahulu. Pada proses
ini karbon aktif digunakan untuk
mengurangi kadar dari bahan-bahan
organik terlarut yang ada dalam air.
Disamping itu dengan adanya kontak
karbon aktif dengan air maka benda-benda
partikel juga dapat ikut dihilangkan.
Dengan adanya proses adsorpsi tersebut
maka zat-zat substansi terlarut yang ada di
air dapat terserap pada permukaan media
karbon aktif sehingga diharapkan air yang
keluar dari proses tersebut telah memiliki
kualitas yang baik. Zeolit merupakan
mineral yang terdiri dari kristal
aluminosilikat terhidrasi yang
mengandung kation alkali atau alkali tanah
dalam kerangka 3 dimensi. Mineral zeolit
dapat dijumpai pada batuan sedimen
vulkanik yang sudah berubah (batu zeolit
dan tufa zeolit) maupun batuan metamorf
tingkatan rendah (metatufa zeolitik/batu
hijau) (Widiasmoro, 2000).
Ada dua jenis zeolit yaitu zeolit alam dan
zeolit sintetis. Zeolit alam terbentuk karena
adanya proses perubahan alam (zeolitisasi)
dari batuan vulkanik tuf, sedangkan zeolit
sintetis direkayasa oleh manusia. Pada
dasarnya zeolit alam sudah dapat
digunakan sebagai pengadsorpsi
(adsorben) yang baik karena struktur
berongga dan pori-pori yang bentuknya
seragam serta luas permukaan zeolit yang
besar. Zeolit merupakan mineral yang
terdiri dari kristal aluminosilikat terhidrasi
yang mengandung kation alkali atau alkali
tanah yang dapt dipertukarkan dengan ion
lain tanpa merusak struktur zeolit. Zeolit
dapat dimanfaatkan sebagai penyaring,
penukar ion, penyerap bahan, dan
katalisator ( Borneviot dan Kaliaquine,
1995 dalam Wahyu, A, 2000).
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
Pembuatan alat penjernih air sederhana:
Alat-alat yang digunakan yaitu: Pipa
paralon , tutup pipa paralon, keran
plastik, bor, isolasi paralon, gergaji besi,
lem paralon, hidrat paralon, gunting.
Bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan meliputi : karbon aktif, zeolit,
silica gel, pasir silika, arang aktif, ijuk.










3 | Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri (Winy Puspa Lestari- 41614110108)

Kimia dan Pengetahuan Industri, Jurnal 2014 Universitas Mercubuana

1. Disiapkan alat dan
bahan
2. pipa paralon dengan
panjang 2 meter dibagi
menjadi 5 masing
masing 40 cm dengan
menggunakan gergaji
besi
3. sisi atas dan bawah
paralon dipasang tutup
paralon berdiameter
2,5 inch.
4. pada sisi tutup bagian
bawah paralon
dibolongi dengan bor
sebesar ukuran hidrat
keran
5. dilem sisi bawah
paralon dengan tutup
dan hidrat
6.dipasang keran air
pada hidrat dengan
diberi isolasi paralon
7.diletakkan alat
penjernih yang telah jadi




Tahapan Percobaan dan Cara Kerja
Pembuatan alat penjernih air sederhana

Proses Filtrasi


Absorben Pada Alat Penjernihan Air








dimasukkan karbon aktif
ke dalam alat filtrasi
sederhana
dimasukkan pasir malam
setela h itu dimasukkan
zeolit alam
Dimasukkan lagi pasir
malam, dan zeolit alam
sampai menjadi 3 lapisan
Lapisan paling atas
diletakkan karbon aktif
pula
Lalu alat filtrasi
sederhana yang telah
diisi oleh absorber
Letakkan becker glass
tepat di bawah keran,
sebagai tempat hasil
filtrasi.
Alat Penjernihan
Air
Absorben
I Zeolit alam, pasir
malam, karbon
aktif
II Pasir Silika
III Arang Aktif

4 | Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri (Winy Puspa Lestari- 41614110108)

Kimia dan Pengetahuan Industri, Jurnal 2014 Universitas Mercubuana


Uji Konduktivitas Hasil Penjernihan Air Uji Konduktivitas Hasil Penjernihan Air

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Percobaan
Alat Penjernihan Air





Disiapkan sampel
yang akan diuji
Dibilas conductivity
meter dengan
aquades
Diuji air ledeng
sebelum didestilasi
Dicelupkan
conductivity meter
kedalam sampel air
ledeng
Diamati angka yang
tertera pada alat
Dibilas kembali
conductivity meter
dengan aquades
Diuji sampel air
ledeng hasil
penjernihan air
Dicelupkan
conductivity meter
kedalam sampel air
ledeng hasil
penjernihan air
Diamati angka yang
tertera pada alat
Dibandingkan hasil
konduktivitas
sebelum destilasi dan
setelah destilasi

5 | Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri (Winy Puspa Lestari- 41614110108)

Kimia dan Pengetahuan Industri, Jurnal 2014 Universitas Mercubuana


Uji Konduktivitas Air Ledeng Sebelum Penjernihan Air : 150 S
Uji Konduktivitas Hasil Penjernihan Air
Alat
Penjernihan
Air
Absorben Hasil
Konduktivitas
I II III
I Zeolit alam,
pasir
malam,
karbon aktif
150
S
147
S
143 S
II Pasir Silika 220
S
170
S
140 S
III Arang Aktif 221
S

167
S
135 S



6 | Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri (Winy Puspa Lestari- 41614110108)

Kimia dan Pengetahuan Industri, Jurnal 2014 Universitas Mercubuana

Pembahasan
Pada penjernihan ini, Praktikum
ini mempunyai tujuan agar praktikan
mampu membuat alat filtrasi sederhana
dan mengetahui zat atau bahan yang
terbaik dalam filtrasi air.
Pertama-tama praktikan
membuat alat filtrasi sederhana dengan
menggunakan pipa paralon.
Sampel air yang akan digunakan
diukur terlebih dahulu konduktivitasnya
dengan menggunakan conductivity
meter. Diperoleh data konduktivitas
sampel air adalah sebesar 150 S.
Percobaan filtrasi dilakukan oleh
praktikan sebanyak 3 kali. Percobaan
pertama menghasilkan hasil filtrasi
dengan konduktivitas sebesar 143 S,
sedangkan pada percobaan kedua,
konduktivitas hasil filtrasi sampel air
dengan alat filtrasi sederhana sebesar
140 S, dan pada percobaan terakhir
konduktivitas hasil filtrasi sampel air
sebesar 135 S .
Dari data tersebut percobaan
kedua mempunyai konduktivitas yang
sangat besar dari pada konduktivitas
sampel air sebelum percobaan. Hal ini
disebabkan oleh masih belum bersihnya
zeolit yang digunakan. Kurang
bersihnya absorben yang digunakan
terlihat dengan hasil filtrasi sampel air
yang masih keruh atau kecoklatan,
padahal sampel air yang digunakan
tidak berwarna. Lalu praktikan
membersihkan zeolit sampai bersih dan
hilang warnanya. Zeolit mempunyai
sifat kimia dasar yang membuatnya
mampu bertindak sebagai penukar ion
yang baik. Selain itu zeolit mempunyai
luas permukaan besar dengan distribusi
ukuran pori yang kecil. Borneviot dan
Kaliaquine (1995) dalam Wahyu (2000)
menyebutkan bahwa ukuran pori zeolit
berkisar 2-8. Oleh karena itu zeolit
mempunyai kemampuan mengurangi
kandungan mangan dari dalam air yang
besar melalui kemampuan adsorbsinya
yang didukung dengan kemampuannya
sebagai penukar ion. Efisiensi zeolit
yang besar tersebut mungkin juga
dikarenakan diameter pori-pori zeolit
yang digunakan sesuai untuk
penyaringan mangan. Zeolit yang
digunakan adalah zeolit alam
Pada percobaan kedua diperoleh
konduktivitas hasil filtrasi yang lebih
kecil dibanding dengan konduktivitas
hasil filtrasi yang pertama. Hal tersebut
bisa terjadi karena absorben yang
digunakan sudah dibersihkan dan
meggunakan pasir silika sebagai
absorben.. Dan pada percobaan yang
ketiga, diperoleh konduktivitas hasil
filtrasi terkecil dari ketiga alat penjernih
air yaitu 135 S. Pada percobaan yang
terakhir ini konduktivitas air berhasil
diturunkan nilainya dari pada
konduktivitas sampel air. Pada
penjernihan yang ketiga ini digunakan
arang aktif sebagai absorben. arang
digunakan sebagai absorber karena
dapat melakukan absorbsi / penyerapan
unsur-unsur logam ataupun fenol dalam
air sehingga menjadi jernih.
Ketika sampel dimasukkan,
hasil filtrasi yang perkirakan akan
keluar dengan lambat, ternyata keluar
dengan laju yang lebih cepat dari
perkiraan. Hal ini disebabkan karena
kemampuan absorben pada air kurang,
dan kerapatanya pun tidak terlalu rapat.
Hal ini yang menyebabkan
konduktivitas hasil filtrasi tidak bisa
diturunkan secara signifikan.
Diantara semua absorben yang
digunakan, terlihat pada percobaan
pertama dan kedua pada umumnya
mempunyai konduktivitas yang lebih
tinggi dari pada nilai konduktivitas
sampel air yang digunakan. Ini bisa
terjadi karena semua absorben masih
memiliki pengotor-pengotor yang ikut
pergi bersama air yang menjadi hasil
filtrasi. Oleh karena itu, absorben harus

7 | Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri (Winy Puspa Lestari- 41614110108)

Kimia dan Pengetahuan Industri, Jurnal 2014 Universitas Mercubuana

dibersihkan terlebih dahulu. Hal ini
terbukti dengan nilai konduktivitas
percobaan yang ketiga yang dibawah
nilai konduktivitas sampel air ledeng
yang digunakan.
Dari percobaan, dapat
disimpulkan semua absorben yang
digunakan mempunyai absorbsi yang
tidak terlalu baik, karena walaupun nilai
konduktivitasnya dibawah nilai
konduktivitas sampel air ledeng, namun
nilai tersebut tidak terlampau jauh.
Absorben yang paling baik dalam
menurunkan nilai konduktivitas air
dalam percobaan ini yaitu alat filtrasi
yang menggunakan absorben arang
aktif. Alat tersebut menghasilkan nilai
konduktivitas hasil filtrasi sebesar 135
S.

KESIMPULAN
Absorben yang digunakan lebih
bagus menurunkan konduktivitas
air jika absorben sudah bersih.
Alat filtrasi yang menggunakan
absorben arang aktif memberikan
hasil konduktifitas yang rendah
pada percobaan ini.
Proses pengeleman pada
pembuatan alat filtrasi sederhana
merupakan salah satu hal penting.
Adanya zat pengotor
mempengaruhi nilai komduktifitas
air

DAFTAR PUSTAKA
Bambang Setiaji, A.H., Zeolit:
Material Masa Depan, 1996,
Paper Seminar PS Kimia-
HEDS Project
http://bapelkeslemahabang.net/ind
ex.php?option=com_content
&view=article&id=308:penje
rnihan-air-dengan-cara-
penyaringan-
ii&catid=71:teknologi-tepat-
guna-kesehatan-
lingkungan&Itemid=302
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
NonDegree-9427-2306030047-
Chapter1.pdf

http://eprints.undip.ac.id/515/1/hal
_37-42.pdf
http://eprints.ums.ac.id/264/1/TU
TI_RAHAYU_6_new.pdf
http://gradienfmipaunib.files.wordp
ress.com/2008/07/irfan-
gustian.pdf

http://www.damandiri.or.id/file/nyo
mansukartaipbbab1.pdf

http://www.lumasmultisarana.com/i
ndex.php/blog.html?start=12

Rahman, Abdur dan Hartono,
Budi. Penyaringan air
tanah dengan zeolit alami
Untuk menurunkan kadar
besi dan mangan.
Departemen Kesehatan
Lingkungan Universitas
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai