DIMENSI PROSES KOGNITIF A. Manfaat Taksonomi Tujuan Pendidikan Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Bloom seorang seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.Taksonomi tujuan pendidikan merupakan kerangka untuk menyatakan klasifikasi apa yang kita harapkan atau kita ingin terhadap perilaku belajar siswa sebagai hasil dari instruksi. Pada mulanya kerangka ini disusun sebagai sarana untuk memfasilitasi pertukaran item tes antar fakultas di berbagai universitas, dengan maksud membuat bank soal. asing! masing fakultas tersebut memiliki tujuan pendidikan yang sama. Benjamin ". Bloom, saat itu adalah anggota #ewan #irektur Pemeriksaan dari University of Chicago, memprakarsai ide, dengan harapan dapat mengurangi tenaga kerja yang mempersiapkan ujian komprehensif tahunan. $ntuk mewujudkan idenya, ia meminta bantuan sekelompok spesialis pengukuran dari seluruh %merika "erikat. Banyak diantara mereka berulang kali menghadapi masalah yang sama. &elompok ini bertemu sekitar dua kali awal tahun pada tahun '()( untuk mempertimbangkan kemajuan, membuat revisi, dan meren*anakan langkah!langkah selanjutnya. #raft akhir mereka diterbitkan pada tahun '(+, dengan judul, Taksonomi Tujuan Pendidikan- &lasifikasi Tujuan Pendidikan Buku Pegangan I- #omain &ognitif .Bloom, /ngelhart, 0urst, 1ill, &rathwohl 2 '(+,3. "elanjutnya, buku ini disebut sebagai Taksonomi %sli. 4evisi kerangka kerja ini, dikembangkan dengan *ara yang sama )+ tahun kemudian .%nderson, &rathwohl, et al., 566'3. "elanjutnya, ini disebut sebagai taksonomy 5 direvisi .&rathwol, 5665-'3. Bloom melihat Taksonomi %sli lebih dari alat pengukuran. Bloom per*aya taksonomi tujuan pendidikan bisa berfungsi sebagai- kesamaan bahasa tentang tujuan pembelajaran. &esamaan ini bermanfaat untuk memfasilitasi komunikasi antar satu orang dengan lainnya, komunikasi tentang materi pelajaran, dan komunikasi tingkatan kelas7 dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan tujuan khusus dalam tujuan pendidikan umum, seperti yang la8im ditemukan pada kurikulum umum nasional, kurikulum negara bagian, dan kurikulum standar lokal7 penentu kesesuaian tujuan pendidikan dengan kegiatan belajar dan asesmen suatu unit, pelajaran, atau kurikulum7 dan jalur lintasan berbagai kemungkinan pendidikan. &ursus pendidikan luas ragamnya, ada yang tujuan pendidikannya luas ada yang kedalaman terbatas. Tujuan pendidikan atau kurikulum dari setiap kursus pendidikan tertentu bisa dibedakan dengan taksonomi. Taksonomi merupakan sebuah kerangka pikir khusus yang berkaitan dengan pengklasifikasian tujuan!tujuan pendidikan. Perumusan tujuan pendidikan yang jelas dan mudah diukur akan membantu guru dalam meren*anakan kegiatan9 aktivitas pembelajaran. 17 Buku Siswa - Pengembangan Instrumen Avia S3 Sains 2014 Tujuan pembelajaran berkaitan erat dengan asesmen yang dibuat. 1al inilah yang menjadi perhatian dalam revisi taksonomi Bloom .&rathwol, 5665-'3. Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk men*apai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. #alam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain9ranah kemampuan intelektual .intellectual behaviors3 yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. 4anah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir. 4anah afektif men*akup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap. "edangkan ranah psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorik 9 kemampuan fisik, seperti berenang, dan mengoperasikan mesin. Para trainer biasanya mengkaitkan ketiga ranah ini dengan knowledges, skills and attitudes .&"%3 .$tari, 56''-:3. B. Ranah Kognitif 4anah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharap! kan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. 4anah &ognitif asli terdiri atas enam level, yaitu- .'3 knowledge .pengetahuan3, .53 comprehension .pemahaman atau persepsi3, .:3 application .penerapan3, .)3 analysis .penguraian atau penjabaran3, .+3 synthesis .pemaduan3, dan .,3 evaluation .penilaian3. Perubahan hampir terjadi pada semua level hirarki, namun urutan level masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level + dan ,. Perubahan!perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut- #omain %sli #omain #irevisi /valuasi en*ipta "intesis engevaluasi %nalisis enganalisis %plikasi engaplikasi Pemahaman emahami Pengetahuan engingat "eperti taksonomi asli, taksonomi revisi tetap berjenjang dalam arti bahwa enam kategori utama dari dimensi proses kognitif berbeda kompleksitasnya, mengingat kurang kompleks daripada memahami, memahami kurang kompleks daripada menerapkan, dan sebagainya. ;amun, karena revisi memberikan bobot yang lebih besar untuk digunakan guru, hirarki yang ketat telah berubah menjadi lebih lentur, memungkinkan kategori tumpang tindih satu sama lain .&rathwol, 5665-:3. Ini urutan lengkap hirarki proses kognitif- <evel ', knowledge diubah menjadi remembering .mengingat3. <evel 5, comprehension dipertegas menjadi understanding .memahami3. <evel :, application diubah menjadi 18 Buku Siswa - Pengembangan Instrumen Avia S3 Sains 2014 applying .menerapkan3. <evel ), analysis menjadi analyzing .menganalisis3. <evel +, synthesis dinaikkan menjadi level , tetapi dengan perubahan mendasar, yaitu creating .men*ipta3. <evel ,, evaluation turun posisisinya menjadi level +, dengan sebutan evaluating .menilai3. Tiga level pertama .terbawah3 merupakan lower order thinking skills, sedangkan tiga level berikutnya higher order thinking skill. namun demikian pembuatan level ini bukan berarti bahwa lower level tidak penting. Justru lower order thinking skills ini harus dilalui dulu untuk naik ke tingkat berikutnya. "kema ini hanya menunjukkan bahwa semakin tinggi semakin sulit kemampuan berpikirnya .$tari, 566'-:3. Beberapa kritik dilemparkan kepada penggambaran piramida ini. %da yang beranggapan bahwa kegiatan berpikir tidak selalu harus melewati tahap yang berurutan. Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja tergantung kreasi tiap orang. ;amun demikian, memang diakui bahwa pentahapan itu sebenarnya *o*ok untuk proses pembelajaran yang terintegrasi. &ritik lain mengatakan bahwa higher level .menganalisa, mengevaluasi dan men*ipta3 sebenarnya bersifat setara sehingga bentuk segitiga menjadi seperti di bawah ini. .%nderson and &rathwohl, 566'7 dalam =ikipedia3.
19 Buku Siswa - Pengembangan Instrumen Avia S3 Sains 2014 Berikut ini daftar level dan penjelasan dan kata kerja kun*i dari ranah kognitif yang telah direvisi- DI!"SI P#$S!S %$&"I'I( 'A%S$"$I DI#!)ISI %#A'*+$, " - .en/ang Pen/e0asan %ata %er/a %un1i 1. Mengingat Kemampuan menyebutkan kembali informasi / pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan. Contoh: menyebutkan arti kata Biologi. Mendefnisikan, menyusun daftar, menjelaskan, mengingat, mengenali, menemukan kembali, menyatakan, mengulang, mengurutkan, menamai, menempatkan, menyebutkan. . Memaham i Kemampuan memahami instruksi dan menegaskan pengertian/makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan, tertulis, maupun grafk/diagram Contoh : merangkum materi yang telah diajarkan dengan kata!kata sendiri Menerangkan, menjelaskan, menterjemahkan, menguraikan, mengartikan, menyatakan kembali, menafsirkan, menginterpretasikan, mendiskusikan, menyeleksi, mendeteksi, melaporkan, menduga, mengelompokkan, memberi "ontoh, merangkum, menganalogikan, mengubah, memperkirakan. #. Menerapk an Kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep dalam situasi tetentu. Contoh: melakukan proses pembayaran gaji sesuai dengan sistem berlaku. Memilih, menerapkan, melaksanakan, mengubah, menggunakan, mendemonstrasikan, memodifkasi, menginterpretasikan, menunjukkan, membuktikan, menggambarkan, mengoperasikan, menjalankan memprogramkan, mempraktekkan, memulai. $. Menganali sis Kemampuan memisahkan konsep ke dalam beberapa komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut se"ara utuh. Contoh: menganalisis penyebab meningkatnya harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan komponen! komponennya. Mengkaji ulang, membedakan, membandingkan, mengkontraskan, memisahkan, menghubungkan, menunjukan hubungan antara %ariabel, meme"ah menjadi beberapa bagian, menyisihkan, menduga, mempertimbangkan mempertentangkan, menata ulang, men"irikan, mengubah struktur, melakukan pengetesan, mengintegrasikan, mengorganisir, mengkerangkakan. &. '%aluasi Kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau patokan tertentu. Contoh: membandingkan hasil karya Mengkaji ulang, mempertahankan, menyeleksi, mempertahankan, menge%aluasi, mendukung, menilai, menjustifkasi, 20 Buku Siswa - Pengembangan Instrumen Avia S3 Sains 2014 sastra tahun ()an dan *)an. menge"ek, mengkritik, memprediksi, membenarkan, menyalahkan. (. Men"ipta Kemampuan memadukan unsur!unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil. Contoh: membuat makalah dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber Merakit, meran"ang, menemukan, men"iptakan, memperoleh, mengembangkan, memformulasikan, membangun, membentuk, melengkapi, membuat, menyempurnakan, melakukan ino%asi, mendisain, menghasilkan karya. Krath+ol et al ,))1:(#- #A"A* A(!%'I( " - .en/ang Pen/e0asan %ata %er/a %un1i 1. .enerima an Kemampuan untuk menunjukkan atensi dan penghargaan terhadap orang lain. Contoh: mendengar pendapat orang lain, mengingat nama seseorang Menanyakan, mengikuti, memberi, menahan/mengendalikan diri, mengidentifkasi, memperhatikan, menja+ab. . /esponsif Kemampuan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan selalu termoti%asi untuk segera bereaksi dan mengambil tindakan atas suatu kejadian. Contoh: berpartisipasi dalam diskusi kelas Menja+ab, membantu, mentaati, memenuhi, menyetujui, mendiskusikan, melakukan, memilih, menyajikan, mempresentasikan, melaporkan, men"eritakan, menulis, menginterpretasikan, menyelesaikan, mempraktekkan. #. 0ilai yang dianut/nil ai diri Kemampuan menunjukkan nilai yang dianut untuk membedakan mana yang baik dan kurang baik terhadap suatu kejadian/obyek, dan nilai tersebut diekspresikan dalam perilaku. Contoh: mengusulkan kegiatan Corporate Social Responsibility sesuai dengan nilai yang berlaku dan komitmen perusahaan. Menunjukkan, mendemonstrasikan, memilih, membedakan, mengikuti, meminta, memenuhi, menjelaskan, membentuk, berinisiatif, melaksanakan, memprakarsai, menjustifkasi, mengusulkan, melaporkan, menginterpretasikan, membenarkan, menolak, menyatakan/ mempertahankan pendapat $. 1rganisasi Kemampuan membentuk sistem nilai dan budaya organisasi dengan mengharmonisasikan Mentaati, mematuhi, meran"ang, mengatur, mengidentifkasikan, mengkombinasikan, 21 Buku Siswa - Pengembangan Instrumen Avia S3 Sains 2014 perbedaan nilai. Contoh: menyepakati dan mentaati etika profesi, mengakui perlunya keseimbangan antara kebebasan dan tanggung ja+ab mengorganisisr, merumuskan, menyamakan, mempertahankan, menghubungkan, mengintegrasikan, menjelaskan, mengaitkan, menggabungkan, memperbaiki, menyepakati, menyusun, menyempurnakan, menyatukan pendapat, menyesuaikan, melengkapi, membandingkan, memodifkasi. &. Karakteris asi Kemampuan mengendalikan perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan intrapersonal, interpersonal dan sosial. Contoh: menunjukkan rasa per"aya diri ketika bekerja sendiri, kooperatif dalam akti%itas kelompok Melakukan, melaksanakan, memperlihatkan, membedakan, memisahkan, menunjukkan, mempengaruhi, mendengarkan, memodifkasi, mempraktekkan, mengusulkan, mere%isi, memperbaiki, membatasi, mempertanyakan, mempersoalkan, menyatakan, bertindak, membuktikan, mempertimbangkan.
#ana2 Psik-m-t-rik %eteram3i0an (Skills) 0 o .en/ang Pen/e0asan %ata %er/a %un1i 1. .ersepsi Kemampuan menggunakan saraf sensori dalam menginterpretasikan nya dalam memperkirakan sesuatu Contoh: menurunkan suhu 2C saat merasa suhu ruangan panas. Mendeteksi, mempersiapkan diri, memilih, menghubungkan, menggambarkan, mengidentifkasi, mengisolasi, membedakan menyeleksi. . Kesiapan Kemampuan untuk mempersiapkan diri baik mental, fsik dan emosi, dalam menghadapi sesuatu. Contoh: melakukan pekerjaan sesuai urutan, menerima kelebihan dan kekurangan seseorang. Memulai, menga+ali, memprakarsai, membantu, memperlihatkan mempersiapkan diri, menunjukkan, mendemonstrasikan. #. /eaksi yang diarahkan Kemampuan untuk memulai ketrampilan yang kompleks dengan bantuan / bimbingan dengan meniru dan uji "oba.Contoh: mengikuti arahan dari instruktur diving. Meniru, mentrasir, mengikuti, bereaksi, men"oba, mempraktekkan, mengerjakan, memasang, membuat, memperlihatkan, menanggapi. 22 Buku Siswa - Pengembangan Instrumen Avia S3 Sains 2014 $. /eaksi natural ,mekanis me- Kemampuan untuk melakukan kegiatan pada tingkat keterampilan tahap yang lebih sulit. Melalui tahap ini diharapkan sis+a akan terbiasa melakukan tugas rutinnya. Contoh: menggunakan komputer. Mengoperasikan, menggunakan, menangani, membangun, memasang, membongkar, memperbaiki, melaksanakan sesuai standar, mengerjakan, merakit, mengendalikan, memper"epat, memperlan"ar, mempertajam. &. /eaksi yang kompleks Kemampuan untuk melakukan kemahirannya dalam melakukan sesuatu, dimana hal ini terlihat dari ke"epatan, ketepatan, efsiensi dan efekti%itasnya. 3emua tindakan dilakukan se"ara spontan, lan"ar, "epat, tanpa ragu. Contoh: keahlian bermain piano. Mengoperasikan, membangun, memasang, membongkar, memperbaiki, melaksanakan sesuai standar, mengerjakan, menggunakan, merakit, mengendalikan, memper"epat, memperlan"ar, men"ampur, mempertajam, menangani, mengorganisir, membuat draft/sketsa, mengukur (. 2daptasi Kemampuan mengembangkan keahlian, dan memodifkasi pola sesuai dengan yang dbutuhkan. Contoh: melakukan perubahan se"ara "epat dan tepat terhadap kejadian tak terduga tanpa merusak pola yang ada. Misalnya membuat koran online, koran kertas masih dipertahankan. Mengubah, mengadaptasikan, mem%ariasikan, mere%isi, mengatur kembali, meran"ang kembali, memodifkasi. 4. Kreati%ita s Kemampuan untuk men"iptakan pola baru yang sesuai dengan kondisi/situasi tertentu dan juga kemampuan mengatasi masalah dengan mengeksplorasi kreati%itas diri. Contoh: membuat formula baru yogurt rasa buah, teh rasa buah, dsb. Meran"ang, membangun, men"iptakan, mendisain, memprakarsai, mengkombinasikan, membuat, menjadi pioneer Daftar Rujukan %nderson, <.=. ./d.3, &rathwohl, #.4. ./d.3, %irasian, P.=., >ruikshank, &.%., ayer, 4./., Pintri*h, P.4., 4aths, J., 2 =ittro*k, .>. 566'. A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A Revision of loom!s "axonomy of #ducational $b%ectives &Complete edition'. ;ew York- <ongman In*. #reamstine. #ducation (chool Clip Art )ictures, (tock )hotos and *mages http-99www.dreamstime.*om9royalty!free!sto*k!photography. #iakses "elasa, '( ei 56'). 23 Buku Siswa - Pengembangan Instrumen Avia S3 Sains 2014 &rathwohl, #avid 4. 5665. % 4evision of Bloom?s Ta@onomy- %n Averview. "heory *nto )ractice, +ournal ,olume -., /umber -, Autumn 0110. >opyright B 5665 >ollege of /du*ation, The Ahio "tate $niversity. urni, %tma. 56'6. #osen Pendidikan atematika. 0&IP $niversitas 4iau. /!mail- murniCatmaByahoo.*o.id. Pembelajaran atematika dengan Pendekatan etakognitif Berbasis asalah &ontekstual. (eminar /asional 2atematika dan )endidikan 2atematika3 4ogyakarta, 05 /ovember 01.13 #iakses "abtu, '6 ei 56'). $tari, 4etno. 56''. =idyaiswara adya, Pusdiklat &;P&. "aksonomi loom Apa dan agaimana 2enggunakannya6 http-99www.bppk.depkeu.go.id9webpkn9atta*hments9arti*le9D,,9'!TaksonomiE 5+56BloomE5+56. #iakses "abtu, '6 ei 56'). =ikipedia /nsiklopedia Bebas Bahasa Indonesia. "aksonomi loom3 http-99id.wikipedia.org9wiki9TaksonomiCBloom. #iakses "abtu, '' ei 56').