Anda di halaman 1dari 4

Standar dan Prinsip

Pengolahan Limbah Cair


Industri
Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain karena penerapan kemajuan teknologi oleh
manusia guna mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, namum di sisi lain dapat menimbulkan
dampak yang justru merugikan kelangsungan hidup manusia. Dampak tersebut harus dicegah karena
keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh kegiatan industri dan teknologi tersebut. Jika
keseimbangan lingkungan terganggu maka kualitas lingkungan juga berubah. Padahal kenyamanan
hidup banyak ditentukan oleh daya dukung alam atau kualitas lingkungan yang mendukung
kelangsungan hidup manusia (Wardhana, 1999).

Diantara dampak kegiatan yang sangat berpengaruh pada kualitas lingkungan adalah dihasilkannya
limbah pada berbagai kegiatan diatas. Beberapa pengertian air limbah menurut beberapa pendapat
antara lain :
Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat
yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta tumbuhan, merupakan kegiatan
manusia seperti, limbah industri dan limbah rumah tangga.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah sisa air yang
dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempattempat umum lainnya, dan
pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
Pengertian lain menyebutkan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah
cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-
sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada.
Menurut Sugiharto (2005), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari manusia dan rumah
tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan lainnya. Dengan
demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
Berdasarkan sumber penghasilnya, air limbah berasal dari berbagai jenis kegiatan seperti perumahan,
industri, pertanian dan perkebunan. Jenis polutan yang dihasilkan oleh industri tergantung pada
jenis industrinya sendiri, bahan baku, proses industri, bahan bakar, sistem pengelolaan limbah cair
yang digunakan (Mukono, 2006).
Sebagai patokan dapat dipergunakan acuan bahwa 85-95% dari jumlah air yang dipergunakan
menjadi air limbah apabila industri tersebut tidak menggunakan kembali air limbah tersebut
(Sugiharto, 2005).
Sedangkan pada kegiatan industri, jenis dan sumber limbah yang dihasilkan oleh industri sebagai
berikut (Setiadi, 2003):
Industri makanan, diantaranya industri pengalengan, permen, bir, susu dan keju, pemrosesan
produk pertanian, pemrosesan daging. Limbahnya merupakan senyawa organik dalam
bentuk suspensi, koloid dan larutan.
Industri logam dan pertambangan. Volume limbahnya besar dan mengandung banyak
padatan tersuspensi.
Industri pemrosesan bahan bakar, seperti oil refinery, gas reforming. Limbahnya bersifat
toksik.
Industri kimia, seperti industri pupuk, logam berat, pestisida dan farmasi. Limbahnya
bersifat toksik
Industri elektroplating dan engineering works. Limbahnya bersifat toksik.
Industri tekstil, penyamakan kulit dan kertas. Limbahnya berupa zat organik.
Pengolahan air limbah industri bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan
dilakukan dengan mengurangi jumlah dan kekuatan air limbah industri sebelum dibuang ke perairan
penerima.Tingkat pengurangan yang diperlukan dapat diperkirakan berdasarkan data karakteristik
air limbah dan persyaratan baku mutu lingkungan yang berlaku.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No : 82 tahun 2001, baku mutu air limbah adalah ukuran
batas atau kadar unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan
dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan.
Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan
dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut
secara umum ada tiga metoda, yaitu :
Penggolongan Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah dapat digolongkan menjadi tiga yaitu pengolahan secara fisika, kimia, biologi.
Ketiga proses tersebut tidak selalu berjalan sendirisendiri tetapi kadang-kadang harus dilaksanakan
secara kombinasi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga proses tersebut yaitu ( Daryanto, 1995 ) ;
Pengolahan Secara Fisika
Pengolahan ini terutama ditujukan untuk air limbah yang tidak larut (bersifat tersuspensi), atau
dengan kata lain buangan cair yang mengandung padatan, sehingga menggunakan metode ini untuk
pimisahan.
Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan diinginkan agar bahan-
bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah mengendap atau bahan-bahan yang mengapung
mudah disisihkan terlebih dahulu. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahanbahan
yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya
(Tjokrokusumo, 1995).

Pengolahan Secara Kimia
Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang menggunakan bahan kimia untuk
mengurangi konsentrasi zat pencemar dalam air limbah. Proses ini menggunakan reaksi kimia untuk
mengubah air limbah yang berbahaya menjadi kurang berbahaya. Proses yang termasuk dalam
pengolahan secara kimia adalah netralisasi, presipitasi, khlorinasi, koagulasi dan flokulasi.
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang
tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa phospor dan zat organik beracun,
dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Pengolahan secara kimia dapat
memperoleh efisiensi yang tinggi akan tetapi biaya menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia
(Tjokrokusumo, 1995).
Pengolahan Secara Biologis
Semua polutan air yang biodegradable dapat diolah secara biologis, sebagai pengolahan sekunder,
pengolahan secara biologis dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam
beberapa dasawarsa telah dikembangkan berbagai metoda pengolahan biologis dengan segala
modifikasinya (Tjokrokusumo, 1995).
Pengolahan secara biologi adalah pengolahan air limbah dengan menggunakan mikroorganisme
seperti ganggang, bakteri, protozoa, untuk menguraikan senyawa organik dalam air limbah menjadi
senyawa yang sederhana. Pengolahan tersebut mempunyai tahapan seperti pengolahan secara aerob,
anaerob dan fakultatif.
Misalnya di dalam reaktor pertumbuhan lekat (Attached growth reactor), mikroorganisme tumbuh di
atas media pendukung seperti pada batu kerikil, dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan
dirinya, oleh karena itu reaktor ini disebut juga sebagai bioreaktor film tetap. Berbagai modifikasi
telah banyak dikembangkan selama ini antara lain : trickling filter, cakram biologi, filter terendam
dan reaktor fludisasi. Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar
80% 90%. Apabila BOD air buangan tidak melebihi 4000 mg/l, proses aerob masih dapat dianggap
lebih ekonomis dari anaerob (Tjokrokusumo, 1995).
Pengolahan air limbah secara biologis, antra lain bertujuan untuk menghilangkan bahan organik,
anorganik, amoniak, dan posfat dengan bantuan mikroorganisme.
Penggunaan saringan atau filter telah dikenal luas guna menangani air untuk keperluan industri dan
rumah tangga, cara ini juga dapat diterapkan untuk pengolahan air limbah yaitu dengan memakai
berbagai jenis media filter seperti pasir dan antrasit. Pada penggunaan sistem saringan anaerobik,
media filter ditempatkan dalam suatu bak atau tangki dan air limbah yang akan disaring dilalukan
dari arah bawah ke atas (Laksmi dan Rahayu, 1993).

Anda mungkin juga menyukai