Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 1



I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Siklus asam sitrat atau yang dikenal juga dengan sebagai siklus krebs atau siklus
asam trikarboksilat merupakan lintasan akhir bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan
protein. Adalah peran dari HA Krebs (1937) yang telah memberikan sumbangan
percobaan eskperimental dan konseptual agar siklus ini dapat dipahami.
Siklus Krebs terkait dengan segi metabolisme biokimia yang sebenarnya; bahan
yang masuk berasal dari karbohidrat dapat keluar membentuk lemak, sedangkan bahan
yang masuk berasal dari asam amino dapat keluar membentuk karbohidrat. Namun,
teramat jarang ialah dari lemak menuju karbohidrat.
Glukosa, asam lemak dan banyak asam amino akan dimetabolisasi menjadi asetil koA
atau intermediet yang ada pada siklus asam sitrat.
Asetil koA selanjutnya dioksidasi yang akan menghasilkan hidrogen atau elektron
sebagai ekuivalen pereduksi. Hidrogen tersebut kemudian memasuki rantai respirasi
tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam prses fosforilasi oksidatif. Enzim enzim
yang berperanan pada siklus asam sitrat terdapat didalam mitokondria.
1.2. Tujuan
Mengetahui pengertian siklus asam sitrat, hasil siklus krebs, fungsi siklus krebs, peran
vitamin dalam siklus krebs, reaksi siklus krebs, pembentukan energi pada siklus krebs,
dan peranan tahapan reaksi dalam siklus krebs.
1.3. Manfaat
1.3.1. Manusia hidup memerlukan energi. Energi ini tersedia dalam bentuk ATP.
1.3.2. Disfungsi rantai respirasi dapat menyebabkan sindrom MELAS ( Mitokondrial
Myopathy, Encephalopathy, Lactacidosis dan Stroke).






Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 2

II. PEMBAHASAN
2.1. Sumber Ostetik KoA
Siklus Krebs Adalah satu seri reaksi yang terjadi di dalam mitokondria yang membawa
katabolisme residu asetyl, membebaskan ekuivalen hidrogen, yang dengan oksidasi
menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP sebagai kebutuhan energi jaringan.
Fungsi Utama Siklus Krebs atau siklus TCA adalah:
1. Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia.
2. Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai pernapasan
untuk produksi ATP.
3. Mengkonversi sejumlah energi serta zat intermidiet yang berlebihan untuk digunakan
pada sintesis asam lemak.
4. Menyediakan sebagian bahan keperluan untuk sintesis protein dan asam nukleat.
5. Melakukan pengendalian langsung (produk dan bakal produk) atau tidak langsung
(alosterik) terhadap sistem enzim lain melalui komponen-komponen siklus.
Kepentingan piruvat pada siklus Krebs Yaitu:
1. Energi yang terkandung pada karbohidrat memasuki siklus melalui piruvat, sumber
utama asetil KoA.
2. Kompleks enzim yang mendekarboksilasi piruvat menjadi asetil KoA sangat mirip
dari segi lokasi subsel, komposisi dan mekanisme kerja dengan -ketoglutarat
dehidrogenase kompleks.

Dekarboksilasi piruvat melibatkan piruvat dehidrogenase kompleks, suatu gugus
enzim yang tersusun atas 3 komponen
E1 24 mol piruvat dehidrogenase Kofaktor: TPP (tiamin pirofosfat)
E2 24 mol dihidrolipoil
transasetilase
Lipoate, koenzim A
E3 12 mol dihidrolipoil
dehydrogenase
FAD, NAD
+



Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 3

Pengaturan Kompleks Piruvat Dehidrogenase
1. Pengaturan cepat kompleks PDH, inhibisi hasil kegiatan PDH yaitu asetil KoA dan
NADH bersifat menghambat
2. Pengaturan PDH:
a. Kompleks PDH bertindak atas besar muatan energi sel. Bila konsentrasi ATP
tinggi, glikolisis semakin lambat dan aktivitas kompleks PDH menurun
b. Kompleks PDH peka terhadap keadaan oksidasi-reduksi sel. Perbedaan jumlah
NAD
+
, NADH, NADP
+
, dan NADPH yang terkumpul intraseluler dalam batas
keseimbangan tertentu.
Reaksi Siklus Krebs
Siklus reaksi diawali dengan reaksi antara asetil KoA (2 atom C) dan asam oksaloasetat
(4 atom C) yang menghasilkan asam trikarboksilat atau sitrat. Selanjutnya sejumlah 2
molekul atom CO2 dirilis dan teregenerasi. Sebenarnya hanya sedikit oksaloasetat yang
dibutuhkan untuk menginisiasi siklus asam sitrat sehingga oksaloasetat dikenal dengan
perannnya sebagai agen katalitik pada siklus Krebs.
Tahapan Reaksi Siklus Krebs
Tahap 1: Sitrat Sintase (Hidrolisis)
Asetil KoA + oksaloasetat + H2O sitrat + KoA-SH
Merupakan reaksi kondensasi aldol yg disertai hidrolisis dan berjalan searah
Klinis: sitrat sintase sangat spesifik terhadap zat yang dikerjakan. Flouroasetil KoA dapat
menggantikan gugus asetil KoA. Flouroasetat kadang digunakan sebagai racun tikus. Bila
termakan dapat berakibat fatal.
Tahap 2: Aconitase, memerlukan 2 tahap
Sitrat diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase yg mengandung Fe
2+
dengan cara:
mula2 terjadi dehidrasi menjadi cis-akonitat ( yg tetap terikat enzim ) kemudian terjadi
rehidrasi menjadi isositrat.
Tahap 3. Isositrat Dehidrogenase (dekarboksilasi pertama)
Isositrat dioksidasi menjadi oksalosuksinat (terikat enzim) oleh isositrat dehidrogenase yg
memerlukan NAD
+
.
Reaksi ini diikuti dekarboksilasi oleh enzim yg sama menjadi -ketoglutarat. Enzim ini
memerlukan Mn
2+
/ Mg
2+
.
Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 4

Ada 3 jenis isozim isositrat dehidrogenase :
Satu jenis isozim menggunakan NAD
+
(intramitokondria), isozim ini hanya ditemukan di
dalam mitokondria. NADH
+
H
+
yg terbentuk akan diteruskan dalam rantai respirasi.
Dua jenis isozim yg lain menggunakan NADP
+
dan ditemukan di luar mitokondria
(ekstramitokondria) dan sitosol.
Tahap 4: -ketoglutarat dehidrogenase kompleks (dekarboksilasi)
Dekarboksilasi oksidatif -ketoglutarat (caranya seperti pada dekarboksilasi oksidatif
piruvat) menjadi suksinil KoA oleh enzim -ketoglutarat dehidrogenase kompleks/
Enzim ini memerlukan kofaktor seperti : TPP, Lipoat,NAD
+
, FAD dan KoA-SH
Reaksi ini secara fisiologis berjalan searah.
Klinis: Reaksi ini dapat dihambat oleh arsenit mengakibatkan akumulasi / penumpukan
-ketoglutarat
Tahap 5: suksinat thikonase (fosforilasi tingkat substrat)
Suksinil KoA Suksinat
Reaksi ini memerlukan ADP atau GDP yg dengan Pi akan membentuk ATP atau GTP.
Juga memerlukan Mg
++

Reaksi ini merupakan satu-satunga dalam siklus TCA yg membentuk senyawa fosfat
berenergi tinggi pada tingkat substrat.
Pada jaringan (hati & ginjal) terjadinya glukoneogenesis terdapat 2 jenis isozim suksinat
thiokonase, satu jenis spesifik GDP dan satu jenis untuk ADP.
Pada jaringan nonglukoneogenik hanya ada isozim yg menggunakan ADP.
Tahap 6: Suksinat dehidrogenase (dehidrogenasi & oksidasi)
Suksinat + FAD Fumarat + FADH2
Reaksi ini tdak melewat NAD,
Klinis: dihambat oleh malonat (asam dikarboksilat berkarbon 3). Suksinat dapat
tertimbun dan pernapasan terhambat.
Tahap 7 : Fumarase (dehidrasi)
Fumarat + H2O L-Malat
Tidak memerlukan koenzim.


Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 5

Tahap 8: Malat dehidrogenase
L-Malat + NAD
+
Oksaloasetat + NADH + H
+
Reaksi ini membentuk kembali oksaloasetat
Terdapat 6 isozim MDH, 50% isozim MDH adalah tipe IV



Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 6

Regulasi siklus Asam Sitrat diatur oleh:
1. citrate synthase
2. isocitrate dehydrogenase
3. -ketoglutarate dehydrogenase

Kontrol regulasi:
1. Ketersediaan substrat oxaloacetate menstimulasi sitrat sintase
2. Inhibis produk- substrat sitrat berkompetisi dengan oksaloasetat untuk sitrat sintase,
NADH menginhibisi isositrat dehidrogenase dan -ketoglutarate dehydrogenase,
succinyl-CoA menginhibisi -ketoglutarate dehydrogenase
3. Inhibisi feedback kompetitif - NADH menginhibisi sitrat sintase, suksinil KoA
berkompetisi dengan asetil KoA pada reaksi sitrat sintase.
Regulator penting:
Substrat acetyl-CoA dan oksaloasetat memproduksi NADH.
Regulasi Siklus Asam Sitrat
1. Kontrol allosterik dari siklus enzim
2. isocitrate dehydrogenase
3. -ketoglutarate dehydrogenase
4. pyruvate dehydrogenase phosphatase
5. ADP - allosteric activator dari isocitrate dehydrogenase
6. ATP - inhibibis isocitrate dehydrogenase
7. Ca2+ - activasi pyruvate dehydrogenase phosphatase,
8. isocitrate dehydrogenase, -ketoglutarate dehydrogenase

2.2. Fungsi Amfibolik Siklus
Siklus asam sitrat adalah katabolic sebab terlibat dalam penguraian dan penghasil energi
utama dalam sebagian besar organisma. Akan tetapi beberapa jalur fotosintesis
menggunakan senyawa intermediet dalam siklus asam sitrat sebagai senyawa awalnya.
Jadi siklus asam sitrat bersifat amfibolik , katabolik maupun anabolik. Semua jalur
biosintesis yang menggunakan senyawa intermediet siklus asam sitrat juga memerlukan
Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 7

energi bebas. Konsekuensinya, fungsi katabolic siklus tidak dapat diganggu: senyawa
intermedier yang sudah digunakan harus digantikan.
Siklus asam sitrat bersifat amfibolik, yang artinya memiliki dua sifat yaitu anabolik
(sintesis molekul untuk menjadi senyawa yang lebih kompleks) maupun katabolik
(pemecahan molekul menjadi molekul yang lebih sederhana) hal ini disebabkan karena
senyawa intermidiete harus digantikan.
Lintasan yang menggunakan senyawa intermidiete siklus asam sitrat adalah:
1. Biosintesis glukosa (glukoneogenesis) oxaloacetate yang ditransportasikan sebagai
malate.
2. Biosintesis lipid acetyl-CoA dari ATP citrate lyase.
ATP + citrate + CoA ADP + Pi + oxaloacetate + acetyl-CoA
3. Biosintesis asam amino -ketoglutarate (dehidrogenasi atau transaminasi dari
glutamate) dan transaminasi oxaloacetate.
Biosintesis asam amino menggunakan senyawa intermediet SAS dalam 2 cara.
Pertama, -ketoglutarat digunakan untuk mensintesis glutamate. -ketoglutarat dan
oksaloasetat juga digunakan untuk mensintesis glutamate dan aspartat dalam reaksi
transaminasi. Kedua adalah sintesis porfirin yang menggunakan suksinil CoA sebagai
senyawa awal.
4. Biosintesi porfirin succinyl-CoA.
Sifat amfibolik yang dimiliki oleh siklus Asam Sitrat
Berkaitan dengan reaksi anaplerotik yang berperan menggantikan senyawa intermidiet
siklus Krebs yang habis:
a. Pyruvate carboxylase
Pyruvate + CO2 + ATP + H2O oxaloacetate + ADP + Pi.
b. Oksidasi asam lemak succinyl-CoA.
c. Katabolisme (Ile, Met, Val) - succinyl-CoA.
d. Transaminasi dan deaminasi asam amino untuk menjadi - - ketoglutarate dan
oxaloacetate.
Reaksi yang menghasilkan senyawa intermedier SAS disebut reaksi anaplerotik. Reaksi
utamanya adalah karboksilasi piruvat karboksilase membentuk oksaloasetat
Piruvat + CO2 + ATP + H2O oksaloasetat + ADP + Pi
Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 8

Energetika Siklus Krebs
Persamaan berikut ini menunjukkan rangkuman reaksi kimia siklus Krebs:
KoA + 3NAD
+
+ FAD + GDP + Pi + 2H2 2CO
2
+ KoA-SH + 3NADH + H
+
+ FADH
2
+ GTP
Untuk setiap molekul asetil KoA yang mengalami pembakaran dalam siklus, 12 mol
ATP dapat dihasilkan:
3 NADH = 9 ATP
FADH
2
= 2 ATP
GTP = 1 ATP
+

TOTAL = 12 ATP

2.3. Pembentukan Energi Pada Siklus Krebs
Ada 8 enzim dalam siklus asam sitrat yang mengkatalisis serangkaian reaksi yang
secara keseluruhan adalah oksidasi gugus asetil menjadi 2 mol CO
2
diikuti dengnan
pembentukan 3 NADH, 1 FADH dan GTP. Reaksi
tersebut adalah:
1. Kondensasi asetil CoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, sesuai dengan nama
siklusnya. Reaksi ini dikatalisis enzim citrate synthase. Reaksi awal dalam siklus asam
sitrat ini merupakan titik dimana atom klarbon dimasukkan ke dalam siklus sebagai
asetil CoA.
2. Pengaturan kembali sitrat menjadi bentuk isomernya supaya lebih mudah untuk
dioksidasi..
Aconitase mengubah sitrat, alcohol tersier yang tidak siap untuk dioksidasi, menjadi
senyawa alcohol sekunder, isositrat, merupakan senyawa yang lebih mudah dioksidasi.
Reaksi ini melibatkan dehidrasi diikuti oleh hidrasi. Dalam hal ini gugus hidroksil
sitrat ditransfer ke karbon yang berdekatan.
3. Oksidasi isositrat membentuk asam keto intermediet, oksalosuksinat disertai dengan
reduksi NAD
+
menjadi NADH. Oksalosuksinat selanjunya didekarboksilasi
menghasilkan -ketoglutarat. Ini merupakan tahap pertama dimana oksidasi diiringi
dengan terbentuknya NADH dan pembebasan CO2. Reaksi ini dikatalisis enzim
isositrat dehidrogenase.
Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 9

4. -ketoglutarat selanjutnya didekarboksilasi membentuk suksinil CoA oleh multienzim
-ketoglutarat dehidrogenase. Reaksi ini melibatkan reduksi kedua NAD+ menjadi
NADH dan membebaskan molekul CO
2
kedua. Sampai titik ini, 2 mol CO
2
sudah
dihasilkan sehingga hasil bersih oksidasi gugus asetil telah lengkap. Perhatikan bahwa
atom C dari CO
2
bukan berasal dari asetil CoA.
5. Suksinil CoA selanjutnya diubah menjadi suksinat oleh suksinil CoA sinthetase.
Energi bebas dari ikatan thioester ini disimpan dalam bentuk senyawa berenergi tinggi
GTP dari GDP dan Pi.
6. Reaksi selanjutnya dalam siklus ini adalah oksidasi suksinat menjadi oksaloasetat
kembali untuk persiapan putaran berikutnya dalam siklus. Syuksinat dehidrogenase
mengkatalisis oksidasi suksinat mennjadi fumarat diiringi oleh reduksi FAD menjadi
FADH2.
7. Fumarase selanjutnya mengkatalisis hidrasi ikatan rangkap fumarat menjadi malat
8. Tahapan terakhir adalah membentuk kembali oxaloasetat melalui moksidasi malat oleh
enzim malat dehidrogenase. Pada tahap ini juga dihasilkan NADH ketiga dari NAD
+
.

Jadi gugus asetil dioksidasi lengkap menghasilkan CO
2
dengan stoikiometri sebagai
berikut:
3NAD
+
+ FAD + GDP + asetil CoA + Pi 3 NADH + 1 FADH
2
+ GTP + CoA + 2 CO
2

NADH dan FADH
2
adalah produk penting dari siklus asam sitrat. Keduanya akan
dioksidasi kembali oleh O2 melalui rantai transport electron dan fosforilasi oksidatif
untuk menghasilkan ATP.

2.4. Siklus Glioksilat
Siklus glioksilat adalah variasi anabolisme dari daur TCA, yang merupakan jalur
biosintesis gula dari lemak yang melewati daur TCA pada glioksisom tanaman, dengan
tujuan untuk mensintesis gula dengan lebih cepat. Pada siklus ini, asetil-CoA bereaksi
dengan oksaloasetat membentuk sitrat seperti pada daur TCA. Pemecahan isositrat tidak
terjadi melalui reaksi dehidrogenasi isositrat, tetapi melalui pemutusan yang dikatalisis
isositrat liase, membentuk suksinat dan glioksilat. Glioksilat kemudian bereaksi dengan
asetil-CoA membentuk malat dengan bantuan malat sintetase. Malat yang terbentuk
Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 10

kemudian dioksidasi menjadi oksaloasetat, yang dapat bereaksi dengan molekul asetil-
CoA lainnya untuk memulai siklus baru berikutnya.

Beberapa langkah reaksi dalam glikolisis dan siklus asam sitrat adalah reaksi redoks
dimana hidrogenase mentransfer elektron dari substrat menuju NAD
+
untuk membentuk
NADH. Pada tingkat ketiga respirasi sel, rangkaian transport elektron menerima elektron
dari produk yang telah terurai pada kedua tingkatan sebelumnya (sebagian besar melalui
NADH) dan meneruskan electron-elektron ini dari satu molekul ke molekul yang lainnya.
Pada akhir dari rantai transpot elektron, elektron bergabung dengan molekul oksigen dan
ion hydrogen (H
+
) membentuk air. Energi yang dilepaskan dari tiap tahapan dalam
rangkaian tersebut disimpan dalam bentuk dimana mitokondria dapat menggunakannya
untuk membuat ATP. Model pembuatan ATP yang demikian disebut fosforilasi
oksidatif karena dikendalikan oleh rekasi redoks dari rangkaian transport elektron.
Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 11



2.5. Tranfor Elektron dan Fosforilasi Oksidatif
Proses glikolisis dan siklus krebs menghasilkan energi yang tersimpan dalam
bentuk NADH dan FADH. Untuk menghasilkan ATP diperlukan sistem transpor
elektron. Transpor elektron ini berlangsung di dalam membran mitokondria sebelah
dalam. Walaupun dalam reaksi ini akan diserap O
2
dan dihasilkan H2O, namun NADH
dan FADH tidak dapat bereksi langsung dengan oksigen dan molekul air tersebut.
Elektron yang terlibat ditransfer melalui beberapa senyawa perantara sebelum H
2
O
dibentuk. Senyawa-senyawa ini membentuk sistem pengangkutan elektron pada
mitokondria. Pengangkutan elektron berlangsung mulai dari senyawa perantara yang
secara termodifikasi sulit direduksi (senyawa dengan potensial reduksi negatif) menuju
senyawa yang mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk menerima elektron
(senyawa dengan potensial reduksi yang lebih tinggi atau bahkan positif). Oksigen
mempunyai kecenderungan tertinggi untuk menerima elektron. Setiap senyawa pembawa
elektron dalam sistem ini hanya menerima elektron dari senyawa pembawa lainnya yang
letaknya berdekatan dengannya. Senyawa-senyawa pembawa elektron ini tersusun secara
terbaris pada bagian dalam membran mitokondria. Pada setiap mitokondria terdapat
ribuan sistem pengangkutan elektron.
Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 12


Sistem transpor elektron terdiri dari serangkaian reaksi reduksi dan oksidasi
(redoks) yang saling berhubungan. Dari reaksi redoks ini dapat dihitung energi bebas
yang tersedia dari suatu reaksi redoks, untuk mengetahui mekanisme pembentukan energi
metabolisme dari reaksi-reaksi redoks yang terjadi.
Sistem transpor elektron ini terjadi pada membran bagian dalam mitokondria,
yang terdiri dari beberapa kompleks protein, dengan aliran elektron/rantai respirasi
sebagai berikut :
1. Kompleks I, disebut pula kompleks NADH dehidrogenase yang mengkatalisis reaksi
NADH menjadi ubikuinon.
Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 13

2. Kompleks II, disebut pula kompleks suksinat dehidrogenase yang mengkatalisis
reaksi suksinat menjadi ubikuinon.
3. Koenzim Q, merupakan lipid pembawa elektron.
4. Kompleks III, disebut pula kompleks sitokrom bc
1
atau ubikuinon-sitokrom c
oksidoreduktase, yang mengkatalisis reaksi ubikuinon ke sitokrom c.
5. Sitokrom c, merupakan protein pembawa elektron.
6. Kompleks IV, disebut pula kompleks sitokrom oksidase yang mengkatalisis reduksi
O
2
.
7. Kompleks V, disebut pula kompleks ATP sintetase, tempat terjadinya perpindahan
proton dari ruang antar membran menuju matriks.
Fosforilasi oksidatif merupakan proses sitesis ATP yang didorong oleh transfer
elektron ke O
2
. Rasio P/O merupakan ukuran efisiensi proses fosforilasi oksidatif, dengan
menentukan energi yang ditangkap dalam bentuk ATP sebagai bagian dari total energi
yang dilepaskan pada oksidasi suatu substrat. Pengukuran ini dimungkinkan ketika kita
dapat mengukur jumlah ATP yang disintesis per mol substrat yang dioksidasi. Yang
diukur sebenarnya adalah rasio P/O, yaitu jumlah molekul ATP yang disintesis per
pasang elektron yang dibawa melalui tranpor elektron.
Pembentukan ATP dalam sistem transpor elektron (rantai respiratoris) dikenal
juga sebagai fosforilasi oksidatif biologis. Proses keseluruhan oksidasi biologis
mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan energi dan menyediakan senyawa antara
untuk sintesis. Jika dihitung jumlah ATP yang dihasilkan dalam oksidasi biologis, dengan
bahan awal adalah satu molekul glukosa, maka akan diperoleh 38 molekul ATP.









Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 14

III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.3.1. Respirasi merupakan fungsi kumulatif dari tiga tingkatan metabolisme, yaitu
Glikolisis, Siklus asam sitrat (siklus TCA), dan Fosforilasi oksidatif terdiri dari
transport elektron dan chemiosmosis.
3.3.2. Pada sel eukariot, perpinadahan piruvat ke dalam mitokondria dan konversinya
menjadi acetyl CoA menghubungkan glikolisis dengan siklus asam sitrat.
3.3.3. Glikolisis dan siklus asam sitrat memberikan suplai elektron (melalui NADH atau
FADH
2
) kepada rantai transport elektron yang mengendalikan fosforilasi
oksidatif. Fosforilasi oksidatif menghasilkan ATP
3.3.4. NADH dan FADH2 mendonorkan elektronnya kepada rantai transport electron
yang akan menjadi tenaga untuk sintesis ATP melalui fosforilasi oksidatif.
3.3.5. Glikolisis menghasilkan 2 ATP melalui proses substrate level phosphorylation
dengan atau tanpa adanya oksigen. Dalam kondisi anaerob dapat terjadi respirasi
anaerob atau fermentasi. Pada respirasi anaerob, rangkaian transport elektron ada
penerima elektron terakhir adalah selain oksigen. Pada fermentasi, elektron dari
NADH diberikan kepada piruvat atau derivatnya sehingga menghasilkan kembali
NAD
+
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi glukosa lebih banyak. Dua tipe
umum fermentasi adalah fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat.
3.2. Saran
Kejenuhan siklus kreb. Siklus Kreb adalah merupakan rangkaian oksidasi lengkap
bahan makanan: sebagai sumber ostetik koenzim A, fungsi emfibolik siklus Kreb serta
pembentukan energi. Jika kita makan berlebihan maka siklus kreb akan dapat menjadi
jenuh sehingga metabolisme akan menjadi tidak normal. Keadaan tersebut berdampak
pada keadaan tubuh akan lebih rajin menyimpan eerginya dalam bentuk lemak akibatnya
orang cenderung kegemukan dan obesitas yang tentunya berisiko terkena berbagi
penyakit degeneratif, atau penyakit yang biasanya bersifat kronis membutuhkan waktu
dan biaya banyak untuk penanganannya yang bisa membuat susah baik yang sakit
maupun keluarga yang membiayainya.


Mata Kuliah Biokimia Umum

Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 15

DAFTAR PUSTAKA

Lehninger, A.L., Nelson, D.L., and Cox, M.M. (1993), Principles of Biochemistry, 2nd edition,
Worth Publisher, Inc., New York.
Mathews, C.K., van Holde, K.E., and Ahern, K.G. (2000), Biochemistry, 3rd edition, Addison
Wesley Publishing Company, San Francisco.
Diambil dari beberapa situs diinternet diantaranya :
http//: bio206_texbook_bionergetik_dan metabolism.pdf
http//:handoutajarsikluskrebs.pdf_adobereader
www.bahanajarsikluskrebs.com

Anda mungkin juga menyukai