Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 1
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siklus asam sitrat atau yang dikenal juga dengan sebagai siklus krebs atau siklus asam trikarboksilat merupakan lintasan akhir bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Adalah peran dari HA Krebs (1937) yang telah memberikan sumbangan percobaan eskperimental dan konseptual agar siklus ini dapat dipahami. Siklus Krebs terkait dengan segi metabolisme biokimia yang sebenarnya; bahan yang masuk berasal dari karbohidrat dapat keluar membentuk lemak, sedangkan bahan yang masuk berasal dari asam amino dapat keluar membentuk karbohidrat. Namun, teramat jarang ialah dari lemak menuju karbohidrat. Glukosa, asam lemak dan banyak asam amino akan dimetabolisasi menjadi asetil koA atau intermediet yang ada pada siklus asam sitrat. Asetil koA selanjutnya dioksidasi yang akan menghasilkan hidrogen atau elektron sebagai ekuivalen pereduksi. Hidrogen tersebut kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam prses fosforilasi oksidatif. Enzim enzim yang berperanan pada siklus asam sitrat terdapat didalam mitokondria. 1.2. Tujuan Mengetahui pengertian siklus asam sitrat, hasil siklus krebs, fungsi siklus krebs, peran vitamin dalam siklus krebs, reaksi siklus krebs, pembentukan energi pada siklus krebs, dan peranan tahapan reaksi dalam siklus krebs. 1.3. Manfaat 1.3.1. Manusia hidup memerlukan energi. Energi ini tersedia dalam bentuk ATP. 1.3.2. Disfungsi rantai respirasi dapat menyebabkan sindrom MELAS ( Mitokondrial Myopathy, Encephalopathy, Lactacidosis dan Stroke).
Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 2
II. PEMBAHASAN 2.1. Sumber Ostetik KoA Siklus Krebs Adalah satu seri reaksi yang terjadi di dalam mitokondria yang membawa katabolisme residu asetyl, membebaskan ekuivalen hidrogen, yang dengan oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP sebagai kebutuhan energi jaringan. Fungsi Utama Siklus Krebs atau siklus TCA adalah: 1. Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia. 2. Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai pernapasan untuk produksi ATP. 3. Mengkonversi sejumlah energi serta zat intermidiet yang berlebihan untuk digunakan pada sintesis asam lemak. 4. Menyediakan sebagian bahan keperluan untuk sintesis protein dan asam nukleat. 5. Melakukan pengendalian langsung (produk dan bakal produk) atau tidak langsung (alosterik) terhadap sistem enzim lain melalui komponen-komponen siklus. Kepentingan piruvat pada siklus Krebs Yaitu: 1. Energi yang terkandung pada karbohidrat memasuki siklus melalui piruvat, sumber utama asetil KoA. 2. Kompleks enzim yang mendekarboksilasi piruvat menjadi asetil KoA sangat mirip dari segi lokasi subsel, komposisi dan mekanisme kerja dengan -ketoglutarat dehidrogenase kompleks.
Dekarboksilasi piruvat melibatkan piruvat dehidrogenase kompleks, suatu gugus enzim yang tersusun atas 3 komponen E1 24 mol piruvat dehidrogenase Kofaktor: TPP (tiamin pirofosfat) E2 24 mol dihidrolipoil transasetilase Lipoate, koenzim A E3 12 mol dihidrolipoil dehydrogenase FAD, NAD +
Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 3
Pengaturan Kompleks Piruvat Dehidrogenase 1. Pengaturan cepat kompleks PDH, inhibisi hasil kegiatan PDH yaitu asetil KoA dan NADH bersifat menghambat 2. Pengaturan PDH: a. Kompleks PDH bertindak atas besar muatan energi sel. Bila konsentrasi ATP tinggi, glikolisis semakin lambat dan aktivitas kompleks PDH menurun b. Kompleks PDH peka terhadap keadaan oksidasi-reduksi sel. Perbedaan jumlah NAD + , NADH, NADP + , dan NADPH yang terkumpul intraseluler dalam batas keseimbangan tertentu. Reaksi Siklus Krebs Siklus reaksi diawali dengan reaksi antara asetil KoA (2 atom C) dan asam oksaloasetat (4 atom C) yang menghasilkan asam trikarboksilat atau sitrat. Selanjutnya sejumlah 2 molekul atom CO2 dirilis dan teregenerasi. Sebenarnya hanya sedikit oksaloasetat yang dibutuhkan untuk menginisiasi siklus asam sitrat sehingga oksaloasetat dikenal dengan perannnya sebagai agen katalitik pada siklus Krebs. Tahapan Reaksi Siklus Krebs Tahap 1: Sitrat Sintase (Hidrolisis) Asetil KoA + oksaloasetat + H2O sitrat + KoA-SH Merupakan reaksi kondensasi aldol yg disertai hidrolisis dan berjalan searah Klinis: sitrat sintase sangat spesifik terhadap zat yang dikerjakan. Flouroasetil KoA dapat menggantikan gugus asetil KoA. Flouroasetat kadang digunakan sebagai racun tikus. Bila termakan dapat berakibat fatal. Tahap 2: Aconitase, memerlukan 2 tahap Sitrat diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase yg mengandung Fe 2+ dengan cara: mula2 terjadi dehidrasi menjadi cis-akonitat ( yg tetap terikat enzim ) kemudian terjadi rehidrasi menjadi isositrat. Tahap 3. Isositrat Dehidrogenase (dekarboksilasi pertama) Isositrat dioksidasi menjadi oksalosuksinat (terikat enzim) oleh isositrat dehidrogenase yg memerlukan NAD + . Reaksi ini diikuti dekarboksilasi oleh enzim yg sama menjadi -ketoglutarat. Enzim ini memerlukan Mn 2+ / Mg 2+ . Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 4
Ada 3 jenis isozim isositrat dehidrogenase : Satu jenis isozim menggunakan NAD + (intramitokondria), isozim ini hanya ditemukan di dalam mitokondria. NADH + H + yg terbentuk akan diteruskan dalam rantai respirasi. Dua jenis isozim yg lain menggunakan NADP + dan ditemukan di luar mitokondria (ekstramitokondria) dan sitosol. Tahap 4: -ketoglutarat dehidrogenase kompleks (dekarboksilasi) Dekarboksilasi oksidatif -ketoglutarat (caranya seperti pada dekarboksilasi oksidatif piruvat) menjadi suksinil KoA oleh enzim -ketoglutarat dehidrogenase kompleks/ Enzim ini memerlukan kofaktor seperti : TPP, Lipoat,NAD + , FAD dan KoA-SH Reaksi ini secara fisiologis berjalan searah. Klinis: Reaksi ini dapat dihambat oleh arsenit mengakibatkan akumulasi / penumpukan -ketoglutarat Tahap 5: suksinat thikonase (fosforilasi tingkat substrat) Suksinil KoA Suksinat Reaksi ini memerlukan ADP atau GDP yg dengan Pi akan membentuk ATP atau GTP. Juga memerlukan Mg ++
Reaksi ini merupakan satu-satunga dalam siklus TCA yg membentuk senyawa fosfat berenergi tinggi pada tingkat substrat. Pada jaringan (hati & ginjal) terjadinya glukoneogenesis terdapat 2 jenis isozim suksinat thiokonase, satu jenis spesifik GDP dan satu jenis untuk ADP. Pada jaringan nonglukoneogenik hanya ada isozim yg menggunakan ADP. Tahap 6: Suksinat dehidrogenase (dehidrogenasi & oksidasi) Suksinat + FAD Fumarat + FADH2 Reaksi ini tdak melewat NAD, Klinis: dihambat oleh malonat (asam dikarboksilat berkarbon 3). Suksinat dapat tertimbun dan pernapasan terhambat. Tahap 7 : Fumarase (dehidrasi) Fumarat + H2O L-Malat Tidak memerlukan koenzim.
Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 5
Tahap 8: Malat dehidrogenase L-Malat + NAD + Oksaloasetat + NADH + H + Reaksi ini membentuk kembali oksaloasetat Terdapat 6 isozim MDH, 50% isozim MDH adalah tipe IV
Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 6
Kontrol regulasi: 1. Ketersediaan substrat oxaloacetate menstimulasi sitrat sintase 2. Inhibis produk- substrat sitrat berkompetisi dengan oksaloasetat untuk sitrat sintase, NADH menginhibisi isositrat dehidrogenase dan -ketoglutarate dehydrogenase, succinyl-CoA menginhibisi -ketoglutarate dehydrogenase 3. Inhibisi feedback kompetitif - NADH menginhibisi sitrat sintase, suksinil KoA berkompetisi dengan asetil KoA pada reaksi sitrat sintase. Regulator penting: Substrat acetyl-CoA dan oksaloasetat memproduksi NADH. Regulasi Siklus Asam Sitrat 1. Kontrol allosterik dari siklus enzim 2. isocitrate dehydrogenase 3. -ketoglutarate dehydrogenase 4. pyruvate dehydrogenase phosphatase 5. ADP - allosteric activator dari isocitrate dehydrogenase 6. ATP - inhibibis isocitrate dehydrogenase 7. Ca2+ - activasi pyruvate dehydrogenase phosphatase, 8. isocitrate dehydrogenase, -ketoglutarate dehydrogenase
2.2. Fungsi Amfibolik Siklus Siklus asam sitrat adalah katabolic sebab terlibat dalam penguraian dan penghasil energi utama dalam sebagian besar organisma. Akan tetapi beberapa jalur fotosintesis menggunakan senyawa intermediet dalam siklus asam sitrat sebagai senyawa awalnya. Jadi siklus asam sitrat bersifat amfibolik , katabolik maupun anabolik. Semua jalur biosintesis yang menggunakan senyawa intermediet siklus asam sitrat juga memerlukan Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 7
energi bebas. Konsekuensinya, fungsi katabolic siklus tidak dapat diganggu: senyawa intermedier yang sudah digunakan harus digantikan. Siklus asam sitrat bersifat amfibolik, yang artinya memiliki dua sifat yaitu anabolik (sintesis molekul untuk menjadi senyawa yang lebih kompleks) maupun katabolik (pemecahan molekul menjadi molekul yang lebih sederhana) hal ini disebabkan karena senyawa intermidiete harus digantikan. Lintasan yang menggunakan senyawa intermidiete siklus asam sitrat adalah: 1. Biosintesis glukosa (glukoneogenesis) oxaloacetate yang ditransportasikan sebagai malate. 2. Biosintesis lipid acetyl-CoA dari ATP citrate lyase. ATP + citrate + CoA ADP + Pi + oxaloacetate + acetyl-CoA 3. Biosintesis asam amino -ketoglutarate (dehidrogenasi atau transaminasi dari glutamate) dan transaminasi oxaloacetate. Biosintesis asam amino menggunakan senyawa intermediet SAS dalam 2 cara. Pertama, -ketoglutarat digunakan untuk mensintesis glutamate. -ketoglutarat dan oksaloasetat juga digunakan untuk mensintesis glutamate dan aspartat dalam reaksi transaminasi. Kedua adalah sintesis porfirin yang menggunakan suksinil CoA sebagai senyawa awal. 4. Biosintesi porfirin succinyl-CoA. Sifat amfibolik yang dimiliki oleh siklus Asam Sitrat Berkaitan dengan reaksi anaplerotik yang berperan menggantikan senyawa intermidiet siklus Krebs yang habis: a. Pyruvate carboxylase Pyruvate + CO2 + ATP + H2O oxaloacetate + ADP + Pi. b. Oksidasi asam lemak succinyl-CoA. c. Katabolisme (Ile, Met, Val) - succinyl-CoA. d. Transaminasi dan deaminasi asam amino untuk menjadi - - ketoglutarate dan oxaloacetate. Reaksi yang menghasilkan senyawa intermedier SAS disebut reaksi anaplerotik. Reaksi utamanya adalah karboksilasi piruvat karboksilase membentuk oksaloasetat Piruvat + CO2 + ATP + H2O oksaloasetat + ADP + Pi Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 8
Energetika Siklus Krebs Persamaan berikut ini menunjukkan rangkuman reaksi kimia siklus Krebs: KoA + 3NAD + + FAD + GDP + Pi + 2H2 2CO 2 + KoA-SH + 3NADH + H + + FADH 2 + GTP Untuk setiap molekul asetil KoA yang mengalami pembakaran dalam siklus, 12 mol ATP dapat dihasilkan: 3 NADH = 9 ATP FADH 2 = 2 ATP GTP = 1 ATP +
TOTAL = 12 ATP
2.3. Pembentukan Energi Pada Siklus Krebs Ada 8 enzim dalam siklus asam sitrat yang mengkatalisis serangkaian reaksi yang secara keseluruhan adalah oksidasi gugus asetil menjadi 2 mol CO 2 diikuti dengnan pembentukan 3 NADH, 1 FADH dan GTP. Reaksi tersebut adalah: 1. Kondensasi asetil CoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, sesuai dengan nama siklusnya. Reaksi ini dikatalisis enzim citrate synthase. Reaksi awal dalam siklus asam sitrat ini merupakan titik dimana atom klarbon dimasukkan ke dalam siklus sebagai asetil CoA. 2. Pengaturan kembali sitrat menjadi bentuk isomernya supaya lebih mudah untuk dioksidasi.. Aconitase mengubah sitrat, alcohol tersier yang tidak siap untuk dioksidasi, menjadi senyawa alcohol sekunder, isositrat, merupakan senyawa yang lebih mudah dioksidasi. Reaksi ini melibatkan dehidrasi diikuti oleh hidrasi. Dalam hal ini gugus hidroksil sitrat ditransfer ke karbon yang berdekatan. 3. Oksidasi isositrat membentuk asam keto intermediet, oksalosuksinat disertai dengan reduksi NAD + menjadi NADH. Oksalosuksinat selanjunya didekarboksilasi menghasilkan -ketoglutarat. Ini merupakan tahap pertama dimana oksidasi diiringi dengan terbentuknya NADH dan pembebasan CO2. Reaksi ini dikatalisis enzim isositrat dehidrogenase. Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 9
4. -ketoglutarat selanjutnya didekarboksilasi membentuk suksinil CoA oleh multienzim -ketoglutarat dehidrogenase. Reaksi ini melibatkan reduksi kedua NAD+ menjadi NADH dan membebaskan molekul CO 2 kedua. Sampai titik ini, 2 mol CO 2 sudah dihasilkan sehingga hasil bersih oksidasi gugus asetil telah lengkap. Perhatikan bahwa atom C dari CO 2 bukan berasal dari asetil CoA. 5. Suksinil CoA selanjutnya diubah menjadi suksinat oleh suksinil CoA sinthetase. Energi bebas dari ikatan thioester ini disimpan dalam bentuk senyawa berenergi tinggi GTP dari GDP dan Pi. 6. Reaksi selanjutnya dalam siklus ini adalah oksidasi suksinat menjadi oksaloasetat kembali untuk persiapan putaran berikutnya dalam siklus. Syuksinat dehidrogenase mengkatalisis oksidasi suksinat mennjadi fumarat diiringi oleh reduksi FAD menjadi FADH2. 7. Fumarase selanjutnya mengkatalisis hidrasi ikatan rangkap fumarat menjadi malat 8. Tahapan terakhir adalah membentuk kembali oxaloasetat melalui moksidasi malat oleh enzim malat dehidrogenase. Pada tahap ini juga dihasilkan NADH ketiga dari NAD + .
Jadi gugus asetil dioksidasi lengkap menghasilkan CO 2 dengan stoikiometri sebagai berikut: 3NAD + + FAD + GDP + asetil CoA + Pi 3 NADH + 1 FADH 2 + GTP + CoA + 2 CO 2
NADH dan FADH 2 adalah produk penting dari siklus asam sitrat. Keduanya akan dioksidasi kembali oleh O2 melalui rantai transport electron dan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.
2.4. Siklus Glioksilat Siklus glioksilat adalah variasi anabolisme dari daur TCA, yang merupakan jalur biosintesis gula dari lemak yang melewati daur TCA pada glioksisom tanaman, dengan tujuan untuk mensintesis gula dengan lebih cepat. Pada siklus ini, asetil-CoA bereaksi dengan oksaloasetat membentuk sitrat seperti pada daur TCA. Pemecahan isositrat tidak terjadi melalui reaksi dehidrogenasi isositrat, tetapi melalui pemutusan yang dikatalisis isositrat liase, membentuk suksinat dan glioksilat. Glioksilat kemudian bereaksi dengan asetil-CoA membentuk malat dengan bantuan malat sintetase. Malat yang terbentuk Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 10
kemudian dioksidasi menjadi oksaloasetat, yang dapat bereaksi dengan molekul asetil- CoA lainnya untuk memulai siklus baru berikutnya.
Beberapa langkah reaksi dalam glikolisis dan siklus asam sitrat adalah reaksi redoks dimana hidrogenase mentransfer elektron dari substrat menuju NAD + untuk membentuk NADH. Pada tingkat ketiga respirasi sel, rangkaian transport elektron menerima elektron dari produk yang telah terurai pada kedua tingkatan sebelumnya (sebagian besar melalui NADH) dan meneruskan electron-elektron ini dari satu molekul ke molekul yang lainnya. Pada akhir dari rantai transpot elektron, elektron bergabung dengan molekul oksigen dan ion hydrogen (H + ) membentuk air. Energi yang dilepaskan dari tiap tahapan dalam rangkaian tersebut disimpan dalam bentuk dimana mitokondria dapat menggunakannya untuk membuat ATP. Model pembuatan ATP yang demikian disebut fosforilasi oksidatif karena dikendalikan oleh rekasi redoks dari rangkaian transport elektron. Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 11
2.5. Tranfor Elektron dan Fosforilasi Oksidatif Proses glikolisis dan siklus krebs menghasilkan energi yang tersimpan dalam bentuk NADH dan FADH. Untuk menghasilkan ATP diperlukan sistem transpor elektron. Transpor elektron ini berlangsung di dalam membran mitokondria sebelah dalam. Walaupun dalam reaksi ini akan diserap O 2 dan dihasilkan H2O, namun NADH dan FADH tidak dapat bereksi langsung dengan oksigen dan molekul air tersebut. Elektron yang terlibat ditransfer melalui beberapa senyawa perantara sebelum H 2 O dibentuk. Senyawa-senyawa ini membentuk sistem pengangkutan elektron pada mitokondria. Pengangkutan elektron berlangsung mulai dari senyawa perantara yang secara termodifikasi sulit direduksi (senyawa dengan potensial reduksi negatif) menuju senyawa yang mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk menerima elektron (senyawa dengan potensial reduksi yang lebih tinggi atau bahkan positif). Oksigen mempunyai kecenderungan tertinggi untuk menerima elektron. Setiap senyawa pembawa elektron dalam sistem ini hanya menerima elektron dari senyawa pembawa lainnya yang letaknya berdekatan dengannya. Senyawa-senyawa pembawa elektron ini tersusun secara terbaris pada bagian dalam membran mitokondria. Pada setiap mitokondria terdapat ribuan sistem pengangkutan elektron. Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 12
Sistem transpor elektron terdiri dari serangkaian reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) yang saling berhubungan. Dari reaksi redoks ini dapat dihitung energi bebas yang tersedia dari suatu reaksi redoks, untuk mengetahui mekanisme pembentukan energi metabolisme dari reaksi-reaksi redoks yang terjadi. Sistem transpor elektron ini terjadi pada membran bagian dalam mitokondria, yang terdiri dari beberapa kompleks protein, dengan aliran elektron/rantai respirasi sebagai berikut : 1. Kompleks I, disebut pula kompleks NADH dehidrogenase yang mengkatalisis reaksi NADH menjadi ubikuinon. Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 13
2. Kompleks II, disebut pula kompleks suksinat dehidrogenase yang mengkatalisis reaksi suksinat menjadi ubikuinon. 3. Koenzim Q, merupakan lipid pembawa elektron. 4. Kompleks III, disebut pula kompleks sitokrom bc 1 atau ubikuinon-sitokrom c oksidoreduktase, yang mengkatalisis reaksi ubikuinon ke sitokrom c. 5. Sitokrom c, merupakan protein pembawa elektron. 6. Kompleks IV, disebut pula kompleks sitokrom oksidase yang mengkatalisis reduksi O 2 . 7. Kompleks V, disebut pula kompleks ATP sintetase, tempat terjadinya perpindahan proton dari ruang antar membran menuju matriks. Fosforilasi oksidatif merupakan proses sitesis ATP yang didorong oleh transfer elektron ke O 2 . Rasio P/O merupakan ukuran efisiensi proses fosforilasi oksidatif, dengan menentukan energi yang ditangkap dalam bentuk ATP sebagai bagian dari total energi yang dilepaskan pada oksidasi suatu substrat. Pengukuran ini dimungkinkan ketika kita dapat mengukur jumlah ATP yang disintesis per mol substrat yang dioksidasi. Yang diukur sebenarnya adalah rasio P/O, yaitu jumlah molekul ATP yang disintesis per pasang elektron yang dibawa melalui tranpor elektron. Pembentukan ATP dalam sistem transpor elektron (rantai respiratoris) dikenal juga sebagai fosforilasi oksidatif biologis. Proses keseluruhan oksidasi biologis mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan energi dan menyediakan senyawa antara untuk sintesis. Jika dihitung jumlah ATP yang dihasilkan dalam oksidasi biologis, dengan bahan awal adalah satu molekul glukosa, maka akan diperoleh 38 molekul ATP.
Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 14
III. PENUTUP 3.1. Kesimpulan 3.3.1. Respirasi merupakan fungsi kumulatif dari tiga tingkatan metabolisme, yaitu Glikolisis, Siklus asam sitrat (siklus TCA), dan Fosforilasi oksidatif terdiri dari transport elektron dan chemiosmosis. 3.3.2. Pada sel eukariot, perpinadahan piruvat ke dalam mitokondria dan konversinya menjadi acetyl CoA menghubungkan glikolisis dengan siklus asam sitrat. 3.3.3. Glikolisis dan siklus asam sitrat memberikan suplai elektron (melalui NADH atau FADH 2 ) kepada rantai transport elektron yang mengendalikan fosforilasi oksidatif. Fosforilasi oksidatif menghasilkan ATP 3.3.4. NADH dan FADH2 mendonorkan elektronnya kepada rantai transport electron yang akan menjadi tenaga untuk sintesis ATP melalui fosforilasi oksidatif. 3.3.5. Glikolisis menghasilkan 2 ATP melalui proses substrate level phosphorylation dengan atau tanpa adanya oksigen. Dalam kondisi anaerob dapat terjadi respirasi anaerob atau fermentasi. Pada respirasi anaerob, rangkaian transport elektron ada penerima elektron terakhir adalah selain oksigen. Pada fermentasi, elektron dari NADH diberikan kepada piruvat atau derivatnya sehingga menghasilkan kembali NAD + yang dibutuhkan untuk mengoksidasi glukosa lebih banyak. Dua tipe umum fermentasi adalah fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat. 3.2. Saran Kejenuhan siklus kreb. Siklus Kreb adalah merupakan rangkaian oksidasi lengkap bahan makanan: sebagai sumber ostetik koenzim A, fungsi emfibolik siklus Kreb serta pembentukan energi. Jika kita makan berlebihan maka siklus kreb akan dapat menjadi jenuh sehingga metabolisme akan menjadi tidak normal. Keadaan tersebut berdampak pada keadaan tubuh akan lebih rajin menyimpan eerginya dalam bentuk lemak akibatnya orang cenderung kegemukan dan obesitas yang tentunya berisiko terkena berbagi penyakit degeneratif, atau penyakit yang biasanya bersifat kronis membutuhkan waktu dan biaya banyak untuk penanganannya yang bisa membuat susah baik yang sakit maupun keluarga yang membiayainya.
Mata Kuliah Biokimia Umum
Siklus Asam Trikarboksilat (TCA) dan Fosforilasi Oksidatif | 15
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger, A.L., Nelson, D.L., and Cox, M.M. (1993), Principles of Biochemistry, 2nd edition, Worth Publisher, Inc., New York. Mathews, C.K., van Holde, K.E., and Ahern, K.G. (2000), Biochemistry, 3rd edition, Addison Wesley Publishing Company, San Francisco. Diambil dari beberapa situs diinternet diantaranya : http//: bio206_texbook_bionergetik_dan metabolism.pdf http//:handoutajarsikluskrebs.pdf_adobereader www.bahanajarsikluskrebs.com