Anda di halaman 1dari 5

1/5

Darpublic Nopember 2013 www.darpublic.com



5. Persamaan Diferensial (2)
(Orde Dua)

Sudaryatno Sudirham

5.1. Persamaan Diferensial Linier Orde Dua
Secara umum persamaan diferensial linier orde dua berbentuk
) (
2
2
t f cy
dt
dy
b
dt
y d
a = + + (5.1)
Pada persamaan diferensial orde satu kita telah melihat bahwa solusi total terdiri dari dua komponen
yaitu solusi homogen dan solusi khusus. Hal yang sama juga terjadi pada persamaan diferensial orde
dua yang dengan mudah dapat ditunjukkan secara matematis seperti halnya pada persamaan orde
pertama. Perbedaan dari kedua macam persamaan ini terletak pada kondisi awalnya. Pada persamaan
orde dua terdapat dua kondisi awal dan kedua kondisi awal ini harus diterapkan pada dugaan solusi
total. Dua kondisi awal tersebut adalah
) 0 ( ' ) 0 ( dan ) 0 ( ) 0 (
+ +
= = y
dt
dy
y y (5.2)
Solusi homogen. Solusi homogen diperoleh dari persamaan rangkaian dengan memberikan nilai nol
pada ruas kanan dari persamaan (4.25), sehingga persamaan menjadi
0
2
2
= + + cy
dt
dy
b
dt
y d
a (5.3)
Agar persamaan ini dapat dipenuhi, y dan turunannya harus mempunyai bentuk sama sehingga dapat
diduga y berbentuk fungsi eksponensial y
a
= Ke
st
dengan nilai K dan s yang masih harus ditentukan.
Kalau solusi dugaan ini dimasukkan ke (5.3) akan diperoleh :
( ) 0 atau 0
2 2
= + + = + + c bs as Ke cKe bKse e aKs
st st st st
(5.4)
Fungsi e
st
tidak boleh nol untuk semua nilai t . Kondisi K = 0 juga tidak diperkenankan karena hal itu
akan berarti y
a
= 0 untuk seluruh t. Satu-satunya jalan agar persamaan ini dipenuhi adalah
0
2
= + + c bs as (5.4)
Persamaan ini adalah persamaan karakteristik persamaan diferensial orde dua. Secara umum,
persamaan karakteristik yang berbentuk persamaan kwadrat itu mempunyai dua akar yaitu:
a
ac b b
s s
2
4
,
2
2 1

= (5.5)
Akar-akar persamaan ini mempunyai tiga kemungkinan nilai, yaitu: dua akar riil berbeda, dua akar
sama, atau dua akar kompleks konjugat. Konsekuensi dari masing-masing kemungkinan nilai akar ini
terhadap bentuk solusi akan kita lihat lebih lanjut. Untuk sementara ini kita melihat secara umum
bahwa persamaan karakteristik mempunyai dua akar.
Dengan adanya dua akar tersebut maka kita mempunyai dua solusi homogen, yaitu:
t s
a
t s
a
e K y e K y
2 1
2 2 1 1
dan = = (5.6)
Jika y
a1
merupakan solusi dan y
a2
juga merupakan solusi, maka jumlah keduanya juga merupakan
solusi. Jadi solusi homogen yang kita cari akan berbentuk

2/5 Sudaryatno Sudirham, Persamaan Diferensial (Orde 2)

Darpublic Nopember 2013 www.darpublic.com
t s t s
a
e K e K y
2 1
2 1
+ = (5.7)
Konstanta K
1
dan K
2
kita cari melalui penerapan kondisi awal pada solusi total.
Solusi Khusus. Sulusi khusus kita cari dari persamaan (5.1). Solusi khusus ini ditentukan oleh bentuk
fungsi pemaksa, f(t). Cara menduga bentuk solusi khusus sama dengan apa yang kita pelajari pada
persamaan orde satu. Kita umpamakan solusi khusus y
khusus
= y
p
.
Solusi Total. Dengan solusi khusus y
p
maka solusi total menjadi
t s t s
p a p
e K e K y y y y
2 1
2 1
+ + = + = (5.8)
5.2. Tiga Kemungkinan Bentuk Solusi
Sebagaimana disebutkan, akar-akar persamaan karakteristik yang berbentuk umum as
2
+ bs + c = 0
dapat mempunyai tiga kemungkinan nilai akar, yaitu:
a). Dua akar riil berbeda, s
1
s
2
, jika {b
2
4ac } > 0;
b). Dua akar sama, s
1
= s
2
= s

, jika {b
2
4ac } = 0
c). Dua akar kompleks konjugat s
1
, s
2
= j , jika {b
2
4ac } < 0.
Tiga kemungkinan nilai akar tersebut akan memberikan tiga kemungkinan bentuk solusi yang akan
kita lihat berikut ini, dengan contoh solusi pada persamaan diferensial tanpa fungsi pemaksa.
Dua Akar Nyata Berbeda. Kalau kondisi awal y(0
+
) dan dy/dt (0
+
) kita terapkan pada solusi total
(5.8), kita akan memperoleh dua persamaan yaitu
2 2 1 1 2 1
) 0 ( ) 0 ( ' dan ) 0 ( ) 0 ( K s K s y y K K y y
p p
+ + = + + =
+ + + +
(5.9)
yang akan menentukan nilai K
1
dan K
2
. Jika kita sebut
) 0 ( ) 0 ( dan ) 0 ( ) 0 (
0 0
+ + + +
= =
p p
y y B y y A (5.10)
maka kita peroleh
0 2 2 1 1 0 2 1
dan B K s K s A K K = + = +
dan dari sini kita memperoleh
2 1
0 0 1
2
1 2
0 0 2
1
dan
s s
B A s
K
s s
B A s
K

=
sehingga solusi total menjadi
t s t s
p
e
s s
B A s
e
s s
B A s
y y
2 1
2 1
0 0 1
1 2
0 0 2

+ = (5.11)
Berikut ini kita lihat suatu contoh. Seperti halnya pada persamaan orde pertama, pada persamaan orde
dua ini kita juga mengartikan solusi persamaan sebagai solusi total. Hal ini didasari oleh pengertian
tentang kondisi awal, yang hanya dapat diterapkan pada solusi total. Persamaan yang hanya
mempunyai solusi homogen kita fahami sebagai persamaan dengan solusi khusus yang bernilai nol.
Contoh: Dari analisis transien suatu rangkaian listrik diperoleh persamaan
0 10 4 10 5 , 8
6 3
2
2
= + + v
dt
dv
dt
v d

dengan kondisi awal v(0
+
)=15 V dan dv/dt(0
+
) = 0
berbeda). riil akar dua ( 8000 , 500
4 ) 25 , 4 ( 10 4250 , : akar - akar
0 10 4 10 5 , 8 : ik karkterist Persamaan
2 1
2 3
2 1
6 3 2
= =
=
= + +
s s
s s
s s


3/5

Darpublic Nopember 2013 www.darpublic.com
homogen). solusi dari terdiri (hanya
V 16 : total Solusi
1 15 16
8000 500
) 8000 ( 15 15

) 15 ( 0 0 ) 0 ( b).
15 15 V 15 ) 0 ( ) 0 ( a).
: awal Kondisi
nol) homogen (solusi
0 : total solusi Dugaan
8000 500
1 2
2 1
2
1
2 1 1 1 2 2 1 1
1 2 2 1
8000
2
500
1
t t
t t
e e v
K K
s s
s
K
s K s K s K s K
dt
dv
K K K K v v
e K e K v

+
+

=
= = =
+

=

=
+ = + = =
= + = = =
+ + =

Dua Akar Nyata Sama Besar. Kedua akar yang sama besar tersebut dapat kita tuliskan sebagai
0 dengan ; dan
2 1
+ = = s s s s (5.12)
Dengan demikian maka solusi total dapat kita tulis sebagai
t s st
p
t s t s
p
e K e K y
e K e K y y
) (
2 1
2 1

2 1
+
+ + =
+ + =
(5.13)
Kalau kondisi awal pertama y(0
+
) kita terapkan, kita akan memperoleh
0 2 1
2 1
) 0 ( ) 0 (
) 0 ( ) 0 (
A y y K K
K K y y
p
p
= = +
+ + =
+ +
+ +

Jika kondisi awal kedua dy/dt (0
+
) kita terapkan, kita peroleh
0 2 2 1
2 1
) 0 ( ) 0 ( ) (
) ( ) 0 ( ) 0 (
B y y K s K K
s K s K y y
p
p
= = + +
+ + + =
+ +
+ +

Dari kedua persamaan ini kita dapatkan

= = +
s A B
A K
s A B
K B K s A
0 0
0 1
0 0
2 0 2 0


(5.14)
Solusi total menjadi
st
t
p
st t
p
t s st
p
e
e
s A B A y
e e
s A B s A B
A y
e
s A B
e
s A B
A y y

1
) (


0 0 0
0 0 0 0
0
) ( 0 0 0 0
0
(
(

|
|

\
|

+ + =
(

+ |

\
|

+ =

+ |

\
|

+ =

+
(5.15.a)
Karena
1
lim
1
lim
0

0
t
e e
t t
=
|
|

\
|

=
|
|

\
|



maka solusi total dapat kita tulis
[ ]
st
p
e t s A B A y y ) (
0 0 0
+ + = (5.15.b)

4/5 Sudaryatno Sudirham, Persamaan Diferensial (Orde 2)

Darpublic Nopember 2013 www.darpublic.com
Solusi total seperti dinyatakan oleh (5.15.b) merupakan bentuk khusus yang diperoleh jika persamaan
karakteristik mempunyai dua akar sama besar. A
0
dan B
0
mempunyai nilai tertentu yang ditetapkan
oleh kondisi awal. Dengan demikian kita dapat menuliskan (5.15.b) sebagai
[ ]
st
b a p
e t K K y y + + = (5.15.c)
dengan nilai K
a
yang ditentukan oleh kondisi awal, dan nilai K
b
ditentukan oleh kondisi awal dan s.
Dalam rangkaian listrik, nilai s tergantung dari elemen-elemen yang membentuk rangkaian dan tidak
ada kaitannya dengan kondisi awal. Dengan kata lain, jika kita mengetahui bahwa persamaan
karakteristik rangkaian mempunyai akar-akar yang sama besar (akar kembar) maka bentuk tanggapan
rangkaian akan seperti yang ditunjukkan oleh (5.15.c).
Contoh: Pada kondisi awal v(0
+
)=15 V dan dv/dt(0
+
)=0, analisis transien rangkaian listrik
memberikan persamaan
0 10 4 10 4
6 3
2
2
= + + v
dt
dv
dt
v d

( ) ( ) . 0 karena , 0
: berbentuk akan total solusi
itu karena oleh besar; sama akar dua terdapat sini Di
2000 10 4 10 4 2000 , : akar - akar
0 10 4 4000 : tik karakteris Persamaan
6 6
2 1
6 2
= + + = + + =
= = =
= + +
p
st
b a
st
b a p
v e t K K e t K K v v
s s s
s s

( )
( ) V 30000 15 : Jadi
30000 0 ) 0 (
memberikan
0 ) 0 ( kedua awal kondisi Aplikasi
. 15 ) 0 (
memberikan ini total solusi pada pertama awal kondisi Aplikasi
2000t
a b a b
st
b a
st
b
a
e t v
s K K s K K
dt
dv
e s t K K e K
dt
dv
dt
dv
K v

+
+
+
+ =
= = + = =
+ + =
=
= =

Akar-Akar Kompleks Konjugat. Kita belum membahas bilangan kompleks di buku ini. Kita baru
memandang fungsi-fungsi yang memiliki nilai bilangan nyata. Namun agar pembahasan menjadi
lengkap, berikut ini diberikan solusinya.
Dua akar kompleks konjugat dapat dituliskan sebagai
= + = j s j s
2 1
dan
Solusi total dari situasi ini adalah
( )
t t j t j
p
t j t j
p
e e K e K y
e K e K y y
+
+
+ + =
+ + =


2 1
) (
2
) (
1
(5.16)
Aplikasikan kondisi awal yang pertama, y(0
+
),
( )
0 2 1
2 1
) 0 ( ) 0 (
) 0 ( ) 0 (
A y y K K
K K y y
p
p
= = +
+ + =
+ +
+ +

Aplikasi kondisi awal yang kedua, ) 0 ( ) 0 (
+ +
= y
dt
dv
,

5/5

Darpublic Nopember 2013 www.darpublic.com
( )
( )
t t j t j
t t j t j
p
e e K e K
e e K j e K j
dt
dy
dt
dy


+ +
+ =


2 1
2 1

Kita akan memperoleh
( ) ( )
( ) ( )
0 2 1 2 1
2 1 2 1
) 0 ( ) 0 (
) 0 ( ) 0 ( ) 0 (
B y y K K K K j
K K K j K j y y
dt
dy
p
p
= = + +
+ + + = =
+ +
+ + +

( ) ( )


= = + +
= +
j
A B
K K B K K K K j
A K K
0 0
2 1 0 2 1 2 1
0 2 1

2
/ ) (

2
/ ) (
0 0 0
2
0 0 0
1

=
+
=
j A B A
K
j A B A
K
Solusi total menjadi
t
p
t
t j t j t j t j
p
t t j t j
p
e t
A B
t A y
e
j
e e A B e e
A y
e e
j A B A
e
j A B A
y y

+ +
+
|
|

\
|


+ + =
|
|

\
|


+
+
+ =
|

\
|
+
+
+ =
sin
) (
cos

2
) (
2


2
/ ) (
2
/ ) (
0 0
0

0 0
0
0 0 0 0 0 0
(5.17)
A
0
dan B
0
mempunyai nilai tertentu yang ditetapkan oleh kondisi awal sedangkan dan memiliki
nilai tertentu (dalam rangkaian listrik ditentukan oleh nilai elemen rangkaian). Dengan demikian
solusi total dapat kita tuliskan sebagai
( )
t
b a p
e t K t K y y

+ + = sin cos (5.18)
dengan K
a
dan K
b
yang masih harus ditentukan melalui penerapan kondisi awal. Ini adalah bentuk
solusi total khusus untuk persamaan diferensial yang memiliki persamaan karakteristik dengan dua
akar kompleks konjugat.
Persamaan (5.8) menunjukkan bahwa bila persamaan karakteristik memberikan dua akar kompleks
konjugat, maka solusi persamaan diferensial orde dua akan terdiri dari solusi khusus y
p
ditambah
fungsi sinus yang teredam.

Anda mungkin juga menyukai