Anda di halaman 1dari 59

Program D1-STAN

Spesialisasi Kepabeanan & Cukai


BDK-MALANG
2014
Disajika oleh:
NAFSI HARTOYO,SE.MAP

1
Masa Kuliah Pra UTS---Mahasiswa diarahkan.
1. Pemahaman materi etika pengembangan
kepribadian (Modul Bhn Ajar)
2. Pembagian Kelompok (Nilai-nilai Kemenkeu)
3. Pembuatan biografi tentang diri sendiri
4. Tuliskan Harapan Anda thd.materi ini
5. Membuat laporan Mingguan kpd pengajar
(Event berupa bhakti Sosial, pameran, seminar,
malam keakraban dll)
6. Materi Etiket Makan di Kantin, etiket komunikasi
dgn Pegawai atau Satpam/CS Pengalaman
baru menuju peg.yg.ber integritas
2
3
TULISKAN HARAPAN-
HARAPAN ANDA
TERHADAP MATERI INI
Prajab 2-2013 Nafsi
Hartoyo,SE.MAP
Pokok-pokok Bahasan (UTS):
1. Pendahuluan/Perkenalan ;
2. Pemahaman Etika, Etiket, Etos dan Moral ;
3. Pemahaman Profesi & Kode Etik
4. Etika Kehidupan Berbangsa
5. Etika Organisasi Pemerintah
6. Etika Pegawai Negeri Sipil
7. Kode Etik di Lingkungan Kementerian
Keuangan
8. Tugas Kuliah/Diskusi Kelas

4
Pokok-pokok Bahasan (UTS):
1. Kode Etik Pegawai Pegawai Negeri Sipil (PP
No.42 Tahun 2004)
2. Peraturan Disiplin PNS (PP.53 Tahun 2010)
3. Penegakan Disiplin Pegawai (Jam Kerja) terkait
dengan T.KH.PKN PMK No.214 tahun 2011 di
lingkungan Kemneterian Keuangan
4. Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Bea &
Cukai PMK No.01/PM.04/2008;
5. UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
dan Kpts.MenPAN No.63/KEP/M.PAN/7/203
Pedum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
5
6
A,B & C Pemahaman Etika, Etiket,
Moral. Amoral dll
D.PENDEKATAN & Pembagian
ETIKA


Etika Profesi

Prinsip Etika (sisipan)
E.TEORI ETIKA
1
2
3
4
5
KEGIATAN BELAJAR (TM 1 )
PENGERTIAN-PENGERTIAN :
6.Etiket
5.Etos
1.Etika
7
7.Beda Etika & Etiket
4.Amoral dan
Immoral
1.PENGERTIAN ETIKA MENURUT PARA PAKAR
Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai
pandangan manusia dalam berperilaku menurut
ukuran dan nilai yang baik.
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika
adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia
dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang
dapat ditentukan oleh akal.
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang
filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.

8

Pengertian-Pengertian (Etika)
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga
pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu
system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia
bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi
saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan
santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan
prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara
sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana
yang buruk.
Secara teori (K. Bertens) pengertian etika meliputi
pengertian etika sebagai sistem nilai dan pengertian etika
sebagai filsafat moral. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1997), etika diartikan sebagai 1)sistem nilai,
2)filsafat moral, dan 3) etika sebagai kode etik
9
1.ETIKA SEBAGAI SISTEM NILAI
Etika sebagai sistem nilai dipahami sebagai
pedoman, petunjuk, arah bagaimana manusia
harus hidup baik sebagai manusia.
Etika sebagai sistem nilai berisi nilai-nilai sebagai
pedoman, petunjuk, perilaku yang baik, yaitu
bagaimana berperilaku baik sebagai manusia.
Etika sebagai sistem nilai berisi perintah yang harus
dipatuhi karena tindakan tersebut baik dan/ benar
dan larangan yang tidak boleh dilanggar
karena tindakan tersebut akibatnya tidak baik
atau merugikan.

10
2.ETIKA SEBAGAI FILSAFAT MORAL
Etika sebagai filsafat moral mempunyai pengertian yang
lebih luas dari pengertian etika sebagai sistem nilai, karena
pengertian etika sebagai filsafat moral adalah ilmu yang
membahas dan mengkaji persoalan benar atau salah secara
moral, tentang bagaimana harus bertindak dalam situasi
konkret yang dilematis yaitu situasi yang sulit di mana
kita harus memilih antara dua kemungkinan yang sama-
sama tidak menguntungkan. Contoh : Polisi Lalu Lintas ,
Hakim memutus perkara, Kebijakan Subsidi BBM dll
Dalam situasi yang dilematis ini, kita hanya dapat memilih
salah satu nilai saja yang kita anggap paling baik dan paling
benar.
Disamping harus dievalusasi secara kritis juga bersifat
situasional.

11
3.ETIKA SEBAGAI KODE ETIK
a. Pada hakekatnya kode etik diartikan sebagai nilai-
nilai/norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1997).
b. Menurut Dr. A. Sonny Keraf (2002), kode etik adalah
seperangkat aturan moral dalam sebuah organisasi
mengenai bagaimana semua anggota organisasi harus
bersikap dan berperilaku, di mana kode etik sebagai
pedoman bersikap dan berperilaku (code of conduct).
c. Menurut Drs. Tony Rooswiyanto, M.Sc (2005:23), kode etik
diartikan sebagai nilai-nilai, norma-norma, atau kaedah-
kaedah untuk mengatur perilaku moral dari suatu profesi
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang harus ditaati setiap
anggota organisasi (Kode Etik PNS, Peg.Kemenkeu, Kode
Etik Peg BC dll.)

12
Pengertian-Pengertian (Moral)
Moral berasal dari Bahasa Latin mos (jamak:
mores) yang berarti: kebiasaan, adat.
Secara etimologi kata moral berarti adat istiadat
kebiasaan.
Moral dapat diartikan sebagai semangat atau
dorongan batin dalam diri seseorang untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu, yang dilandasi oleh
nilai-nilai tertentu yang diyakini, sebagai sesuatu yang
baik atau buruk oleh seseorang atau organisasi
sehingga dapat membedakan mana yang harus
dilakukan dan mana yang tidak seharusnya dilakukan
13
Pengertian-Pengertian (Moralitas)
Moralitas merupakan kesesuaian sikap dan perilaku
seseorang dengan norma-norma yang ada, yang terkait
dengan baik buruknya suatu perbuatan.
Moralitas merupakan salah satu instrumen
kemasyarakatan apabila suatu kelompok sosial
menghendaki adanya penuntun tindakan (action guide)
untuk segala pola hidup dan perilaku yang dikenal
sebagai pola sikap dan perilaku yang bermoral.
Selanjutnya moralitas dimaksudkan untuk menentukan
sejauh mana seseorang memiliki dorongan untuk
melakukan tindakan sesuai dengan prinsip etika-etika
moral (Desi Fernanda, 2006:4-5.)



14
Amoral dan Immoral
amoral berarti hal-hal yang tidak berhubungan dengan
konteks moral.Korupsi adalah perbuatan yg tdk
bermoral.
immoral berarti bertentangan dengan moralitas.Korupsi
adalah perbuatan immoral
Moral hazardopo yo ??
Keadaan dan kondisi yg dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya peril adalah suatu peristiwa yg
dapat menimbulkan terjadinya suatu kerugian
(Suswinarno, 2012)
Pengertian-Pengertian (Etos)
Dalam bahasa Inggris ethos berarti ciri-ciri atau sikap dari
individu, masyarakat, atau budaya terhadap kegiatan tertentu.
Apabila ada istilah etos kerja, maka ini dimaksudkan sebagai ciri-
ciri atau sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap kerja.
Dalam etos kerja terkandung nilai-nilai positif dari pribadi atau
kelompok yang melaksanakan kerja, seperti disiplin,
tanggungjawab, dedikasi, integritas, transparansi, dan sebagainya
Menurut Magnis Suseno SJ (1992:120), etos dipandang sebagai
semangat dan sikap batin tetap seseorang atau sekelompok orang
terhadap kegiatan tertentu yang di dalamnya termuat nilai-nilai
moral tertentu. Etos kerja merupakan sifat dasar seseorang dan
sekelompok orang dalam melakukan sesuatu pekerjaan.
Etos kerja bisa kuat atau lemah, positif atau negatif, akan terlihat
pada saat seseorang tersebut mengalami hambatan atau
tantangan dalam pekerjaannya
Etos Kerja individu bisa dipengaruhi oleh Etos Kerja Kelompok
16
Pengertian-Pengertian (Etiket)
Kata lain yang hampir sama dengan etika, yaitu etiket.
Etiket berasal dari bahasa Inggris etiquette yang
berarti aturan untuk hubungan formal atau sopan
santun. Pemakaian kata etiket, misalnya tampak pada
kombinasi etiket pergaulan, etiket makan, dan
sebagainya.
Etiket tidak sama dengan etika, meskipun ada
kaitannya. Kaitan antara etiket dan etika adalah sama-
sama mengacu pada norma atau aturan.
Etika mengacu pada norma moral, sedangkan etiket
mengacu pada norma kelaziman.
Perbedaan mendasar antara etiket dan etika, K.
Bertens (2000:8-11) sbb:

17
Catatan : Bab 7 pembahasan Etiket lebih
mendalam (hal 81 s/d 114)
Perbedaan mendasar antara etiket dan
etika, K. Bertens (2000:8-11)
No
Etiket Etika
1
Menunjukkan cara (yang dianggap tepat
atau diterima) suatu tindakan harus
dilakukan dalam suatu kalangan
tertentu
Sebaliknya, etika berkaitan
dengan apakah suatu tindakan
boleh dilakukan atau tidak
2
Hanya berlaku ketika ada orang atau
pihak lain yang menyaksikan suatu
tindakan
Etika berlaku baik ketika ada orang
atau pihak lain yang menyaksikan
maupun tidak. Larangan-larangan
korup, mencuri, mencontek, dan
sebagainya berlaku kapan saja
dan apakah disaksikan orang lain
atau tidak.
3
Etiket sangat tergantung pada persepsi
kalangan atau budaya yang
memberlakukan etiket
Etika lebih bersifat universal.
Larangan-larangan korup,mencuri,
mencontek, dan sebagainya
berlaku pada semua kalangan
dan budaya
18
Medio Juli 2008 Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 19
d.PENDEKATAN ETIKA
Etika menurut K. Bertens (2005) dibedakan :
1)Etika deskriptif,(anggapan/gambaran netral)
2)Etika normatif (penil.tdk netral tindakan
baik/buruk, B/S, dan
3)Etika Analistis (Metaetika)-> benturan
tindakan
Tidak semua pendekatan ini dapat
dikelompokkan dalam etika sebagai cabang
filsafat.
Medio Juli 2008 Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 20
d.PENDEKATAN ETIKA (2)
Etika deskriptif mempelajari perilaku moral yang
dilandasi oleh anggapan-anggapan tertentu tentang apa
yang baik atau dibolehkan dan apa yang buruk atau tidak
dibolehkan, yang dilakukan oleh kalangan atau kelompok
masyarakat tertentu. Karena etika deskriptif bersifat
hanya menggambarkan, ia tidak mengevaluasi secara
moral.
Ia tidak menilai apakah adat mengayau (memenggal
kepala) yang dilakukan oleh suatu suku primitif bisa
diterima atau ditolak. Ia juga tidak menilai apakah abortus
yang sangat permisif/diijinkan di Cina bisa diterima atau
ditolak.
Medio Juli 2008 Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 21
d.PENDEKATAN ETIKA (3)
Etika deskriptif tampak pada ilmu-ilmu
sosial, seperti Antropologi, Sosiologi,
Psikologi, Sejarah, dan sebagainya. Ilmu-ilmu
ini hanya membatasi diri pada pengalaman
atau peristiwa inderawi. Ilmu-ilmu ini tidak
secara kritis mengevaluasi pengalaman atau
peristiwa yang diungkapkan. Karena alasan ini,
etika deskriptif tidak dapat dimasukkan dalam
kelompok filsafat umumnya dan filsafat moral
khususnya
Medio Juli 2008 Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 22
d.PENDEKATAN ETIKA (4)
Etika normatif mengevaluasi apakah perilaku tertentu
bisa diterima atau tidak berdasarkan norma-norma moral
yang menjunjung tinggi martabat manusia. Oleh
karenanya, etika normatif itu bersifat memerintahkan
atau menentukan benar atau tidaknya perilaku atau
asumsi moral tertentu berdasarkan argumentasi yang
mengacu pada norma-norma moral yang tidak bisa
ditawar-tawar. Dengan ungkapan lain, etika normatif itu
terfokus pada perumusan prinsip-prinsip moral yang
dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Pada
etika normatif perilaku-perilaku seperti abortus, korupsi,
dan pelecehan seksual tidak bisa diterima, karena
bertentangan dengan martabat manusia yang harus
dijunjung tinggi.
Pembagian Etika
Etika
Etika Umum
Etika Khusus
Etika
individual
Etika
Sosial
Etika
Lingkungan
23
Medio Juli 2008 Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 24
d.PENDEKATAN ETIKA (5)
Etika normatif lebih lanjut dibagi dalam etika umum dan etika
khusus.
Etika umum memfokuskan pada kajian-kajian umum,
seperti apa yang dimaksud dengan norma moral,
mengapa norma moral berlaku umum, apa perbedaan
antara hak dan kewajiban, apa persyaratan agar
manusia dapat dikatakan memiliki kebebasan, dan
sebagainya.
Di lain pihak, etika khusus menitikberatkan pada prinsip-
prinsip atau norma-norma moral pada perilaku manusia
yang khusus, misalnya perilaku manusia di bidang-bidang
bisnis, kedokteran, politik, dan sebagainya. Karena etika
khusus terkait dengan perilaku manusia yang khusus, etika
khusus sering juga disebut sebagai etika terapan.
Medio Juli 2008 Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 25
d.PENDEKATAN ETIKA (6)
Etika khusus biasanya memulai pengkajian dengan
menyatakan premis (pernyataan) normatif,
kemudian membandingkannya dengan premis
faktual, dan akhirnya sampai pada kesimpulan etis
yang juga bersifat normatif.
Berikut ini perhatikan suatu contoh argumentasi
dalam etika khusus:
a) Uang milik negara tidak boleh dicuri (premis normatif)
b) Korupsi yang dilakukan oleh pejabat/pegawai negeri adalah
tindakan pencurian uang milik negara (premis faktual)
c) Jadi, korupsi tidak diperbolehkan (kesimpulan).
Medio Juli 2008 Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 26
d.PENDEKATAN ETIKA (7)
Metaetika membahas mengenai bahasa atau logika khusus
yang digunakan di bidang moral, sehingga perilaku etis
tertentu dapat diuraikan secara analitis. Dalam metaetika,
suatu perilaku dikatakan baik dari sudut moral bukan sekedar
karena perilaku itu membantu atau meningkatkan martabat
orang lain, tetapi juga perilaku itu memenuhi suatu
persyaratan moral tertentu.
Misalnya, menjadi donor organ tubuh untuk transplantasi itu
baik dari sudut moral. Kegiatan ini menjadi tidak baik apabila
donor menjual organnya kepada pasien yang akan
ditransplantasi. Karena fungsinya yang menganalisis,
metaetika sering juga disebut sebagai etika analitis. Karena
alasan itu metaetika juga dapat dimasukkan dalam kelompok
filsafat umumnya dan filsafat moral khususnya.
4.b.Prinsip-Prinsip Etika (Tambahan Penjelasan)
Dalam buku Adler tertuang 6 prinsip dasar yang
merupakan landasan prinsipil dari etika. Adler dalam
bukunya The Great Ideas menetapkan 6 prinsip
dasar tersebut merupakan 6 Ide Agung (The Six
Great Ideas) yang merupakan landasan prinsipil
dari etika, yang selanjutnya dikenal sebagai prinsip-
prinsip etika.
Prinsip-prinsip etika tersebut yang tertulis
dalam modul etika birokrasi (Supriyadi,2001)
secara garis besarnya adalah sebagai berikut .

27
Prinsip Etika
Prinsip Keindahan (Beauty)
Prinsip Persamaan (Equality)
Prinsip Kebaikan (Goodness)
Prinsip Keadilan (Justice)
Prinsip Kebebasan (Liberty)
Prinsip Kebenaran (Truth)
Sumber pustaka : Prajab Gol.III -2010
28
?
Hubungan Etika dengan Moral
Moral berasal dari bahasa latin mos artinya
adat istiadat.
Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang
menjadi pegangan seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya
dalam bermasyarakat.
Sebagai contoh: Kepala Proyek Pengembangan
TI di perusahaan ini tidak bermoral.. ->
melangar norma-norma etis yang berlaku dalam
kelompok atau organisasi.
29
Menurut Frans Magnis Suseno (1987), moral adalah nilai-nilai yang
mengandung peraturan, perintah dan lain sebagainya yang terbentuk
secara turun temurun melalui suatu budaya tertentu tentang bagaimana
manusia harus hidup dengan baik.
Kesimpulan :
30
Etika
Moral

Etika = moral adalah pegangan tingkah laku
didalam bermasyarakat
Perbedaan moral dan etika:
- Moral menekankan pada cara menekankan
sesuatu.
- Etika menekankan pada mengapa melakukan
sesuatu harus dengan cara tersebut.

Etika-moral
Hubungan Etika dengan
Filsafat
Filsafat adalah bagian dari ilmu pengetahuan
yang berfungsi sebagai interpretasi tentang
hidup manusia.
Etika merupakan bagian dari filsafat, yaitu filsafat
moral.
Filsafat moral adalah cabang dari filsafat tentang
tindakan manusia.
Kesimpulan :
Suatu ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan
buruk manusia berdasarkan kehendak dalam
mengambil keputusan yang mendasari hubungan
antar sesama manusia.
31
Faktor-Faktor Tindakan Melanggar
Etika
Kebutuhan Individu
Merupakan faktor utama penyebab terjadinya
tindakan tidak etis karena tidak tercukupinya
kebutuhan pribadi dalam kehidupan.
Tidak ada pedoman
Tidak punya penuntun hidup sehingga tidak tahu
bagaimana melakukan sesuatu.
Perilaku dan kebiasaan Individu
Perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan
faktor lingkungan dimana individu tersebut berada.
32
Penjelasan Selanjutnya yad ttg
Etika pd Org
A. Arti Pentingnya Etika pada Organisasi
B. Unsur yg menentukan Keberhasilan
Perwujudan Etika Organisasi
1. Etos Kerja
2. Moralitas Pribadi
3. Kepemimpinan yang bermutu
4. Kondisi-kindisi yang sistemik
33
Medio Juli 2008 Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 34
1
2
3
Balik
Topik
Utama
1. Etika Deontologi
2. Etika Teleologi
4. Etika Keutamaan
KB 1
5
E.TEORI TEORI ETIKA


Teori-teori etika berikut : etika
deontologi, etika teleologi, dan etika
keutamaan berkaitan langsung dengan
etika sebagai refleksi kritis sebagaimana
disebutkan dan dirinci oleh Sonny Keraf
(2002).
Garis besar dari ketiga teori tersebut
adalah sebagai berikut.
Medio Juli 2008 Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 35
Teori-teori etika
Etika Deontologi
Etika Deontologi
Deontologi berasal dari kata Yunani deon, yang berarti
kewajiban. Etika deontologi memberikan pedoman moral agar
manusia melakukan apa yang menjadi kewajiban sesuai dengan
nilai-nilai atau norma-norma yang ada. Jadi, suatu perilaku dinilai
baik atau buruk berdasarkan kewajiban yang mengacu pada nilai-
nilai atau norma-norma moral. Berderma dan membantu orang lain
yang sedang mengalami kesusahan adalah tindakan yang baik,
karena ini merupakan kewajiban manusia untuk melakukannya.
Sebaliknya, pelecehan seksual dan korupsi adalah tindakan buruk
dan kewajiban manusia untuk menghindarinya.
Dari uraian di atas tampak bahwa etika deontologi tidak
membahas apa akibat atau konsekuensi dari suatu perilaku.
Suatu perilaku dibenarkan bukan karena perilaku itu berakibat
baik, tetapi perilaku itu memang baik dan perilaku itu
didasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan
Medio Juli 2008 Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 36
Medio Juli 2008 Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 37
Etika deontologi

Etika deontologi adalah etika yang memberikan pedoman
moral agar manusia berperilaku atau bertindak sesuai dengan
kewajiban atas dasar nilai atau norma moral yang ada.
Bagi etika deontologi, memberikan sumbangan bencana
alam merupakan kewajiban sehingga hal ini harus
dilakukan.
Sebaliknya, korupsi bukan merupakan kewajiban manusia
sehingga hal ini harus ditinggalkan
Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 38
Etika Teleologi
Etika Teleologi
o Etika teleologi adalah etika yang tidak mementingkan
kewajiban tetapi tujuan sebagai acuan perilaku
manusia.
o Dalam etika ini, suatu perilaku dinilai baik apabila
bertujuan baik.
o Etika ini membuka peluang timbulnya
subyektivitas, yaitu suatu tujuan dianggap baik, bagi
siapa: diri sendiri, orang lain, atau banyak orang?
karena subyektivitas ini, etika teleologi dapat
dikelompokkan menjadi egoisme etis dan
utilitarianisme bacakan hal 13 Modul STAN.

KB 3

Etika keutamaan tidak mengacu pada kewajiban
atau akibat dari suatu tindakan, karena ia
memfokuskan pada pengembangan watak dan
keutamaan moral melalui keteladanan moral yang
dilakukan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam
masyarakat.
Keunggulan etika keutamaan adalah bahwa
moralitas dalam suatu masyarakat dikembangkan
melalui sejarah atau cerita, yang mengandung
pesan-pesan dan nilai-nilai moral, bukan melalui
indoktrinasi, perintah, atau larangan.
Medio Juli 2008 Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 39
Etika keutamaan
Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 40
KB 3
Etika keutamaan juga mengapresiasi kebebasan dan
rasionalitas manusia. Di sini, manusia dapat
mengandalkan kebebasan dan rasionalitasnya untuk
menginternalisasi dan menyaring pesan-pesan dan nilai-
nilai moral itu.
Sebaliknya, kelemahan etika keutamaan adalah apabila ada
berbagai kelompok masyarakat yang memunculkan
keutamaan dan nilai-nilai moral yang berbeda beda. Hal ini
dapat membingungkan.
Kelemahan lain dari etika keutamaan adalah apabila dalam
suatu masyarakat tidak ada keteladanan moral.
Yang ada adalah contoh-contoh buruk, seperti mencari
nafkah melalui korupsi, berbuat curang untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya.
Etika keutamaan
Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo
41
1
2
3
Balik Topik
Utama
1.PROFESI
2.CIRI CIRI PROFESI
4.KODE ETIK
KB 3
PROFESI DAN KODE ETIK
PENGERTIAN PROFESI
Profesi
Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang
dilakukan sebagai nafkah hidup dan mengandalkan
keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan dengan
melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam
(Keraf 1998:35).
Profesi dalam arti sempit adalah pekerjaan yang
dilakukan sebagai nafkah hidup dan mengandalkan
keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan melibatkan
komitmen moral yang mendalam. Dalam arti luas
profesi berarti kelompok moral yang memiliki ciri-ciri
dan nilai-nilai bersama yang harus dijunjung tinggi.


Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 42
PROFESI

1. Profesi juga dapat dipandang secara lebih
luas, sebagai kelompok moral yang
memiliki ciri-ciri dan nilai-nilai bersama
yang harus dijunjung tinggi (Cominish
1983:48).
2. Dengan demikian orang dan kelompok profesional
adalah orang yang secara khusus bekerja penuh (purna
waktu) dan hidup dari pekerjaan ini dengan
mengandalkan keahlian dan ketrampilannya yang tinggi
dan memiliki komitmen pribadi yang menjunjung tinggi
pekerjaannya. Kalau : Paranormal, Mak Erot dsb ?

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 43
PERBEDAAN ?
PROFESI
1. Mengandalkan suatu
keterampilan atau keahlian
khusus.
2. Dilaksanakan sebagai suatu
pekerjaan atau kegiatan
utama (purna waktu).
3. Dilaksanakan sebagai
sumber utama nafkah hidup.
4. Dilaksanakan dengan
keterlibatan pribadi yang
mendalam.

PROFESIONAL
1. Orang yang tahu
akan keahlian dan
keterampilannya.
2. Meluangkan seluruh
waktunya untuk
pekerjaan atau
kegiatannya itu.
3. Hidup dari situ.
4. Bangga akan
pekerjaannya.

4
4

CIRI- CIRI PROFESI
Sejalan dengan pengertian profesi di atas, profesi (orang atau
kelompok profesional) minimal memiliki enam ciri berikut:
1) Keahlian dan ketrampilan khusus;
2) Komitmen moral yang tinggi;
3) Penghasilan yang memadai;
4) Pengabdian pada masyarakat;
5) Izin khusus untuk menjalankan profesi;
6) Anggota organisasi profesi.

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 45
IJIN KHUSUS PROFESI
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan izin khusus untuk
menjalani profesi.

1. Pertama, izin khusus untuk menjalani profesi perlu dikeluarkan oleh
lembaga resmi pemerintah sebagai wakil masyarakat atau bisa juga
organisasi profesi. Baik organisasi pemerintah maupun organisasi
profesi diharapkan sebagai organisasi yang laik dan kompeten untuk
mengeluarkan izin itu.
2. Kedua, karena profesi terkait dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan,
seperti keadilan, kesehatan, keselamatan, kejujuran, kenyamanan, dan
sebagainya. Izin khusus harus diberikan kepada mereka yang benar-
benar memiliki kemampuan, keahlian, dan komitmen moral yang dapat
diandalkan. Dengan ini masyarakat tidak perlu ragu dan dapat
menyerahkan semua masalah yang sedang dihadapinya pada para
profesional di bidangnya.
3. Ketiga, izin khusus ini dapat diwujudkan dalam bentuk surat izin,
sertifikat, sumpah, kaul, atau bahkan pengukuhan resmi di depan
umum.

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 46
Prinsip-prinsip Profesi
1. Tanggung jawab
a. Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap
hasilnya.
b. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan
orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan
kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum
profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam
menjalankan profesinya.

47
SYARAT-SYARAT SUATU
PROFESI :
1. Melibatkan kegiatan intelektual.
2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3. Memerlukan persiapan profesional yang alam dan
bukan sekedar latihan.
4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan.
5. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang
permanen.
6. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini
adalah kode etik.

48
49
Sumber : Modul Etika Profesi (2008)
KODE ETIK
1. Kode etik adalah nilai-nilai, norma-norma, atau kaidah-kaidah
untuk mengatur perilaku moral dari suatu profesi melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang harus dipenuhi dan ditaati setiap
anggota profesi.
2. Kode etik bisa dilihat sebagai etika terapan karena dihasilkan
berkat penerapan pemikiran etis pada profesi tertentu.
3. Kode etik bukan merupakan pengganti pemikiran etis, tetapi
sebaliknya ia selalu didampingi dengan pemikiran etis.
4. Oleh karenanya, kode etik yang sudah ada setiap saat harus
dinilai kembali dan bahkan perlu diadakan revisi atau penyesuaian.

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 50
KODE ETIK (2)
Supaya kode etik dapat berfungsi sebagaimana mestinya, minimal ada dua
syarat mutlak yang harus dipenuhi.
1) Pertama, kode etik harus dibuat oleh profesinya sendiri. Kode etik
tidak akan efektif apabila ditentukan oleh pemerintah atau instansi
di luar profesi itu, karena tidak dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang
hidup dalam profesi itu sendiri. Supaya dapat berfungsi dengan
baik, kode etik harus merupakan hasil pengaturan sendiri oleh suatu
profesi.
2) Kedua, pelaksanaan kode etik harus diawasi secara terus-menerus.
Setiap kasus pelanggaran akan dievaluasi dan diambil tindakan oleh
suatu dewan atau komisi yang khusus dibentuk untuk itu. Di dalam
kode etik antara lain juga berisi ketentuan agar setiap anggota profesi
saling mengawasi dan melaporkan apabila teman sejawatnya
melanggar kode etik. Akan tetapi dalam praktik sering terjadi
sesama teman sejawat tidak mengawasi dan melaporkan
pelanggaran kode etik karena alasan solidaritas. Perilaku semacam
ini dapat menggagalkan pencapaian tujuan kode etik.
Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 51
RANGKUMAN KODE ETIK
Kode etik adalah nilai-nilai untuk mengatur perilaku moral dari suatu
profesi yang dinyatakan secara tertulis.
Kode etik bisa dipandang sebagai etika terapan karena dihasilkan
berkat penerapan pemikiran etis pada suatu profesi. Kode etik harus
berisi tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan, apa
yang harus didahulukan dan apa yang boleh dikorbankan oleh profesi
ketika menghadapi situasi dilematis, tujuan, atau cita-cita luhur profesi,
dan bahkan sanksi yang akan dikenakan kepada anggota profesi yang
melanggar kode etik.
Dua tujuan utama dari kode etik adalah melindungi kepentingan
masyarakat dari kemungkinan tindakan pelanggaran oleh
anggota profesi dan melindungi keluhuran profesi. Supaya kode
etik dapat berfungsi, dua syarat minimal yang harus dipenuhi
adalah kode etik harus dibuat oleh profesinya sendiri dan kode
etik harus diawasi secara terus-menerus.
Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 52
Ragam Kode Etik
Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup
banyak dan bervariasi.
Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi
kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya :
1) Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI),
2) kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia,
3) Kode Etik Jurnalistik Indonesia,
4) Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)
5) Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain.
6) Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan
yang telah memiliki kode etik.

53
Kode Etik Profesi ?
Dengan demikian kode etik profesi adalah
sistem norma atau aturan yang ditulis
secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang apa yang baik dan tidak baik, apa
yang benar dan apa yang salah dan
perbuatan apa yang dilakukan dan tidak
boleh dilakukan oleh seorang profesional

54
TUJUAN KODE ETIK PROFESI
:
55
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota
profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.

Fungsi dari kode etik profesi
adalah :
56
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi
tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat
atas profesi yang bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi
profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi.
4. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai
bidang.

Direktorat Sistem Penganggaran
Direktorat Jenderal Anggaran
Jakarta, Mei 2010
Bersambung
Tugas Kelompok !!
1. Etika Bisnis
a. Pengertian
b. Prinsip-prinsip E-B
c. Isu-isu Umum E-B

57
Realisasi
masalah yg
dibahas !!
Tugas Lanjutan !!
2. Tipe dan Gaya Kepemimpinan
a) Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
b) Tipe dan gaya kepemimpinan
c) Kelebihan dan kekurangan masing-masing gaya kepemimpinan
3. Etika Pelayanan Publik
a) Pengertian Pelayanan Publik
b) Urgensi Pelayanan Publik
c) Prinsip-prinsip etika yanblik
d) Kualitas Yanblik
e) Netralisasi PNS
4. Etika Kerja
a) Pengertian Etika Kerja
b) Perbedaan etika kerja dan etika profesi
c) Berbagai etika kerja PNS

58
Realisasi masalah
yg dibahas !!
Caranya buat matriks !!
POKOK BAHASAN BERIKUT. .
PENGERTIAN
KORUPSI,PRINSIP,
FAKTOR PENYEBAB &
PENCEGAHAN KORUPSI ?
59

Anda mungkin juga menyukai