Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan zaman telah menuntut semua entitas baik komersial maupun nirlaba untuk

semakin terbuka bukan hanya kepada pihak internal perusahaan melainkan juga pihak
ekternal . Pihak ekstrenal disini tidak hanya cukup kepada pihak-pihak yang mempunyai
kepentingan langsung dengan entitas seperti pemilik , pemengang saham, kreditur, investor
dan pemerintah tetapi juga pihak lain yang tidak mempunyai kepentingan langsung dengan
perusahaan seperti masyarakat. Keterbukaan dan pertanggungjawaban terhadap laporan
keuangan entitas menjadi kunci utamanya. Laporan keuangan merupakan catatan informasi
keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut . Laporan keuangan akan menjadi cerminan
entitas dimuka public. Publik akan memberikan penilaian terhadap entitas sesuai dengan
laporan keuangan dipublikasikan.
nformasi yang diberikan oleh setiap entitas harus memenuhi prinsip berimbang. Prinsip
tersebut menuntut setiap entitas untuk menyajikan informasi yang disampaikan bukan hanya
yang bersifat positif saja namun termasuk informasi yang bersifat negatif, terutama yang
terkait dengan aspek risk management. Pentingnya hal tersebut dilakukan agar tidak adanya
informasi yang salah atau informasi yang mengguntungkan salah satu pihak tetapi
memberikan kerungian pada pihak lain karena semua pihak berhak untuk mengetahui
keadaan sesugguhnya entitas terutama entitas yang sudah go public maupun entitas yang
dalam menjalankan kegiataan operasionalnya masih dibiaya oleh publik atau dana
masyarakat.
Perkembangan tersebut telah mampu diikuti oleh entitas komersial . !al itu dapat dilihat
melalui pelaporan keuangan entitas komersial yang mudah untuk diakses oleh berbagai pihak
dan telah tersusun dengan baik sesuai dengan standar pelaporan keuangan . Keberhasilan
entitas komersial itu tidak diikuti oleh entitas nirlaba. Kegagalan entitas nirlaba dikarenakan
bukan karena tidak adanya standar pelaporan keuangan yang menjadi pedoman melainkan
sulitnya bagi entitas nirlaba untuk mengimplementasikan standar tersebut. Pemahaman yang
sangat tidak mencukupi menjadi halangan terbesar bagi entitas nirlaba dalam implementasi
standar pelaporan keuangan tersebut.
"enomena yang ada dalam perkembangan pelaporan keuangan entitas nirlaba di ndonesia
saat ini terkait dengan akuntabilitas, transparasi dan responsibilitas . #eperti kasus yang
terjadi di Lhokseumawe pada tahun $%&' dimana salah satu L#( anti korupsi yaitu L#(
)erakan Pemuda *nti Korupsi +)epak, dicurigai oleh masyarakat karena meneriman dana
dari pemerintah daerah aceh sebesar -p .% juta dalam rangka menutupi berbagai kasus
penyimpangan di tubuh Pemko Lhokseumawe +beritasore.com, $%&$,. !al itu dikarenakan
tidak adanya akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana tersebut dalam laporan
keuangan yang seharunsya dipublikasikan. /ntitas nirlaba dituntut untuk mampu transparan
dalam mempertanggungjawabkan dana yang digunakan dalam kegiatannya operasionalnya
karena entitas nirlaba di ndonesia masih mendapatkan sumbangan dana dari pemerintah
yang secara tidak langsung adalah dana yang dihimpun dari masyarakat. *kuntabilitas tidak
hanya dilihat dari pelaporan keuangan yang dibuat tetapi juga dilihat dari kemampuan
laporan keuangan tersebut untuk diperbandingkan dengan laporan keuangan entitas nirlaba
sebelumnya.0leh karena itu , pada artikel ini penulis akan untuk mengangkat topik
reponsibilitas, akuntanbilitas dan transparansi dalam rangka komparasi laporan keuangan
entitas nirlaba sebelumnya 12 Sosialisasi dan Pendampingan pengklasifikasian komponen-
kompenen laporan keuangan menurut PSAK 45 terhadap entitas nirlaba di Indonesia2,
dalam rangka menggambarkan peran konkrit mahasiswa dalam menciptakan laporan
keuangan entitas nirlaba yang akuntabel , transparan dan mampu merespon perkembangan
zaman agar terciptanya penyajian laporan keuangan yang dapat diperbandingan dengan
laporan keuangan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai