Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

DIKLAT PENGENALAN GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


9 19 Oktober 2012
Hotel horizon jayapura












OLEH :






bidang data dan perundang-undangan
dinas pertambangan dan energi provinsi papua
2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Wilayah geologi Indonesia secara astronomis terletak antara 21 LU s/d 11 LS dan
9215BT sampai dengan 150 46 BT. Wilayah ini meliputi seluruh daerah Indonesia secara
politis/ administratif ditambah dengan Andaman Nikobar, Filipina, Papua nugini, Jazirah
Malaka, dan Kep. Krismast. Keadaan geologi/ geomorfologi Indonesia sangat kompleks yang
ditandai oleh pengangkatan yang aktif dengan bentukan lahan yang sangat beragam. Keadaan
tersebut disebabkan oleh proses endogen (pengangkatan dan penurunan) serta proses
eksogen. Salah satu proses eksogen yang berpengaruh adalah iklim tropis basah yang
mempercepat terjadinya proses erosi, pelapukan, gerakan masa batuan maupun denudasi.
Dengan adanya kedua faktor tersebut (proses endogen dan eksogen) yang terjadi di Indonesia
maka geomorfologinya relatif konstan..Salah satu wilayah yang menjadi kajian dalam geologi
Indonesia yang sangat kompleks ini adalah Irian. Irian adalah salah satu pulau terbesar di
indonesia yang memiliki ciri khas tersendiri. Mulai dari kenampakan yang ada di puylau
tersebut sehingga menghasilkan potensi-potensi daerah yang sangat beragam.
Daerah Jayapura merupakan bagian dari Pulau Papua dengan kondisi tektonik yang
sangat unik dan rumit untuk dipelajari. Sehingga sangat tepat sekali untuk dijadikan sebagai
Lab. Alam geologi untuk kegiatan praktikum bagi mahasiswa dan geologi wisata bagi para
turis-turis asing yang berkunjun ke Jayapura. Data-data geologi yang bisa dipelajari berupa
data Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi, Air Bawah Tanah, Geologi Kelautan,
Sedimentologi dan Endapan Mineral. Semua data-data ini ada ditengah Kota dan Kabupaten
Jayapura, Serat dijangkau dengan berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Tujuan melaksanakan prakatek kerja lapangan ini agar memenuhi kurikulum diklat
pengenalan geologi dan sumber daya mineral yang diadakan pusdiklat geologi dan
mengaplikasikan materi yang didapat selama mengikuti kegiatan diklat.




1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Manfaat melaksanakan praktek kerja lapangan yaitu peserta diklat dapat mengetahui
atau mendalami keadaan geologi (litologi, struktur dan morfologi) daerah Jayapura dan
sekitarnya.

1.4 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu
dari tanggal 16 Oktober 2012 sampai dengan 17 Oktober 2012, mulai pukul 08.00 15.00
WIT.

















BAB II
HASIL KEGIATAN

2.1 Stasiun I
Lokasi : Kali Klandeli Kampung Sere Kabupaten Jayapura
Koordinat : 02
0
32 45,9 LS dan 140
0
30 52,2 BT
Di lokasi ini terdapat batuan hasil rombakan dari Pegunungan
Cyclops yang tertransport oleh proses eksogen yang tersebar di
sepanjang Kali Klandeli Kampung Sere. Morfologi daerah ini
berada pada daerah kaki gunung Cyclops dengan kemiringan 25
0
-
30
0
. Pada lokasi ini terdapat berbagai macam batuan rombakan
antara lain Gabro, Skis, Kuarsit dan Geneis dengan ukuran pasir-
bongkah (pTmc) menyudut-membulat tanggung. Perkiraan umur
Pra Tersier.
Foto Singkapan :









Litologi Batuan
Deskripsi :
No. Urut : 1
Warna : Hitam Gelap
Jenis batuan : Batuan Beku Basa / Intermediat
Struktur : Masive
Tekstur : Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
Granularitas : Fanatik
Bentuk Kristal : Subhedral
Relasi : Inequigranular
Komposisi : Biotit, Piroksin, Kuaras dan olivin
Nama Batuan : Gabro

Foto Batuan :









No. Urut : 2
Warna : Abu Abu
Jenis Batuan : Batuan Metamorf Regional
Struktur : Schitose
Tekstur : Heteroblaslik-Hipidioblastik
Komposisi : Mika, Homblende dan Quarts
Nama batuan : Schist
Foto Batuan :








No. Urut : 3
Warna : Abu Abu Keputihan
Jenis Batuan : Batuan Metamorf Regional
Struktur : Gneissic
Tekstur Heteroblastik-Hipidioblastik
Komposisi : Hornblende, Kuarsa, Mika
Nama Batuan : Gneiss

Foto Batuan :










No. Urut : 4
Warna : Putih
Jenis Batuan : Batuan Metamorf Kontak
Struktur : Granulose
Tekstur : Granulose-Hipidoblastik
Komposisi : Quartz
Nama Batuan : Kuarsit
Foto Batuan :












2.2 Stasiun II
Lokasi : Jl. Abepura- Sentani, Paeria Kabupaten Jayapura
Koordinat : 02
0
35 15,5 LS dan 140
0
35 54,0 BT
Pada lokasi ini tersingkap batuan metamorf (pTmc).
Singkapan ini terletak pada daerah morfologi perbukitan
lemah. Pada batuan Metamorf terdapat zona zona rekahan
dan hancuran yang di sebabkan dari struktur geologi yang
bekerja pada waktu yang lampau. Pada rekahan-rekahan
batuan metamorf terisi mineral silikat berupa kuarsit.

Foto Singkapan :

















Litologi Batuan
Deskripsi :
Warna : Abu Abu
Jenis Batuan : Batuan Metamorf Regional
Struktur : Schitose
Tekstur : Heteroblaslik-Hipidioblastik
Komposisi : Mika, Homblende dan Quarts
Nama Batuan : Schist
Foto Batuan :









2.3 Stasiun III
Lokasi : Kampung Yoka
Koordinat : 02
0
36 19,6 LS dan 140
0
3752,7 BT
Lokasi ini terletak di tepi jalan Yoka, dengan morfologi
daerah perbukitan terjal. Merupakan bukit yang tersusun
dari lithologi batuan metamorf dan Batuan Beku yang
masih fresh dan sebagian lapuk (UM) dan (Tema). Dan
didapati banyaknya rekahan rekahan pada tubuh batuan.
Stasiun pengamatan ini merupakan lokasi galian
pertambangan rakyat. Umur batuan di perkirakan Pra
Tersier-Tersier.
Foto Singkapan :







Litologi Batuan
Deskripsi :
No. Urut : 1
Warna : Abu Abu
Jenis Batuan : Batuan Metamorf Regional
Struktur : Schitose
Tekstur : Heteroblaslik-Hipidioblastik
Komposisi : Mika, Homblende dan Quarts
Nama Batuan : Schist
Foto Batuan :






No. Urut : 2
Warna : Abu - Abu
Jenis batuan : Batuan Beku Intermediat
Struktur : Masif
Tekstur : Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
Granularitas : Fanerik
Bentuk Kristal : Subhedral
Relasi : Equigranular
Komposisi : Plagioklas, Piroksen, Quartz dan Glass
Nama Batuan : Andesit
Foto Batuan :









2.4 Stasiun IV
Lokasi : Jalan Baru Jayapura Abepura Distrik Abepura
Koordinat : 02
0
35 58,9 LS dan 140
0
41 05,3 BT, Elevasi :
10m dpl
Pada lokasi pengamatan ini kami mengamati
pergerakan tanah pada lereng Bukit Mir, dengan
kemiringan lereng 40
0
. Morfologi pada Stasiun ini
merupakan perbukitan lereng terjal. Jenis pergerakan
tanah pada lokasi ini termaksud dalam tipe slump.
Tipe slump terjadi karena adanya dua atau lebih
permukaan yang bergerak dimana permukaan tersebut
sebenarnya berhubungan, pergerakan terjadi akibat
adanya kesalahan pada tanah yang di pengaruhi oleh
besarnya lereng, curah hujan, kurangnya vegetasi, dan
tingkat erosi. Material yang tertransport berupa
material lepas tanah dan lapukan batuan.
Foto Lokasi :


2.5 Stasiun V
Lokasi : Tepi Jalan Abe Pantai
Koordinat : 02
0
37 20,2 LS dan 140
0
41 32,7 BT
Elevasi : 9 meter dpl
Pada stasiun ini ditemukan singkapan batuan napal
(TMM). Morfologi daerah ini merupakan perbukitan, pada
singkapan batuan napal terdapat struktur perlapisan, serta
kondisi singkapan yang lapuk dan juga terdapat kekar
retakan pada batuan napal. kedudukan lapisan batuan N
320 / 25 E. dengan perkiraan umur Miosen awal - akhir
Foto Singkapan :







Litologi Batuan
Deskripsi :
Warna : Abu Abu Kecoklatan
Jenis Batuan : Sedimen Klastik
Struktur : Foliasi
Tekstur : Ukuran Butir : < 1/16 mm
Derajat Pemilahan : Pemilahan Baik
Derajat Pembudaran : Pembundaran Baik
Kemas : Tertutup
Komposisi : Fragmen : -
Matriks : Mineral Lempung
Semen : Karbonat
Nama Batuan : Batu Napal
Foto Batuan







:






BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Geologi daerah penelitian tersusun oleh batuan ultramafik yang umurnya diperkirakan
berkisar antara pra tersier yang kontan selama langsung dengan batuan mafin dan kelompok
malihan Cycloop, Kemudian kelompok batuan ultra mafik ini mengalami proses deformasi /
tekanan termetafortkan menjadi batuan batuan ekis dan gneis yang merupakan kelompok
batuan anti stress, dan batuan ini juga termasuk kelompok malihan Cycloops, serta pada
stasiun pengamatan lain juga dijumpai, kelompok batu gamping dan batuan andesit. Kedua
kelompok batuan ini diperkirakan berasal dari Formasi Numbai (Tomm) dan Formasi
Auwewa (Tema), kedua formasi ini diperkirakan umurnya berkisar antara Eosen Miosen
Akhir dan terendap atau terbentuk selama beda fasies. Kemudian dijumpai batuan napal/
lempung yang merupakan kelompok formasi Mauts (TMM), umur formasi ini diperkirakan
Miosen Tengah sampai Miosen Akhir dan terendapkan selama Tuk selaras dengan formasi
Numbai dan Formasi Auwewa.
3.2 Saran
a) Dari hasil pengamatan lapangan di temukan adanya zona lemah yang memungkinkan
adanya pergerakan tanah dan berbahaya bagi penduduk, sehingga penulis menyarankan
untuk tidak mendirikan bagunan dan kegiatan pada daerah daerah tersebut.
b) Pada lokasi yang dijadikan kegiatan penambangan bahan galian c disarankan untuk
memperhatikan kondisi keamanan dan keselamatan dalam menambang sesuai dengan
UPL/UKL sebagaimana yang dikeluarkan Badan Lingkungan Hidup.
c) Pada stasiun dua singkapan yang berada di pinggir jalan dengan melihat kondisi batuan
yang lapuk disarankan untuk dilakukan pengatan pada dinding tebing.





LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai