Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mahasiswa adalah subjek pelajar yang telah memasuki periode dimana
pada usianya dia dapat melakukan pilihan tindakan yang bertanggung jawab,
karena itulah pendidikan moral dan akademis sangatlah menunjang pribadi
seorang mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan
waktu dan mengalami proses pembenahan, pembekalan, penentuan, dan
akhirnya pemutusan prinsip diri. Pendidikan disini adalah sumber hidup
mahasiswa, karena dalam prosesnya menjadi pengelola Negara, masyarakat
masa datang, diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya
pendirian suatu Negara.
Pendidikan materi atau akademis diberikan mahasiswa untuk
melaksanakan tugasnya pada jurusan tertentu agar dapat turut memajukan
bangsa dalam pembangunan nasiona. Pihak Universitas berfungsi untuk
menyediakan atau memfasilitasi mahasiswa menjadi seorang yang mandiri,
terpelajar, bermoral, dan beretika. Universitas dan fakultas berkewajiban untuk
mengatur kurikulum sedemikian rupa agar dapat memasukan kuliah pendidikan
kewarganegaraan di awal masa perkuliahan mahasiswa. Karena itulah
digunakan sebuah metode dimana pada awal sebelum mahasiswa menerima
materi akademis, diperlukan materi kuliah umum seperti pendidikan
kewarganegaraan. Hal ini penting dilakukan mengingat mahasiswa sebagai
komponen vital dari gerakan reformasi merupakan aset paling potensial dan
strategis bagi proses transformasi demokrasi Indonesia kini dan mendatang

B. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu menjadi warga negara yang memiliki pandangan dan
komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM
2. Mahasiswa mampu berpartisipasi dalam upaya mencegah dan
menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai
3. Mahasiswa memilik kepedulian dan mampu berpartisipasi dalam upaya
menyelesaikan konflik di masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai moral,
agama, dan nilai-nilai universal
4. Mahasiwa mampu berpikir kritis dan objektif terhadap persoalan
kenegaraan, HAM, dan demokrasi, agar mahasiswa mampu memebrikan
kontribusi dan solusi terhadap berbagai persoalan kebijakan public

C. RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa mahasiswa perlu untuk mempelajari Pendidikan
Kewarganegaraan ?
2. Apakah kegunaan pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa yang
telah mempelajarinya ?
3. Bagaimana penerapannya dalam kehidupan mahasiswa saat ini ?
















BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewarganegaran
Kewarganegaraan dalam bahasa latin disebutkan Civis, selanjutnya
dari kata Civis ini dalam bahasa Inggris timbul kata Civic artinya mengenai
warga negara atau kewarganegaraan. Dari kata Civic lahir kata Civics, ilmu
kewarganegaraan dan Civic Education, Pendidikan Kewarganegaraan.
Pelajaran Civics mulai diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun
1790 dalam rangka mengamerikakan bangsa Amerika atau yang terkenal
dengan nama Theory of Americanization. Sebab seperti diketahui, bangsa
Amerika berasal dari berbagai bangsa yang datang di Amerika Serikat dan
untuk menyatukan menjadi bangsa Amerika maka perlu diajarkan Civics bagi
warga negara Amerika Serikat. Dalam taraf tersebut, pelajaran Civics
membicarakan masalah government, hak dan kewajiban warga negara dan
Civics merupakan bagian dari ilmu politik.
Di Indonesia Pendidikan Kewarganegaraan yang searti dengan Civic
Education itu dijadikan sebagai salah satu mata kuliah wajib yang harus
ditempuh oleh setiap mahasiswa di Perguruan Tinggi untuk program
diploma/politeknik dan program Sarjana (SI), baik negeri maupun swasta.
Di dalam Undang-Undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang dipakai sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan
tinggi pasal 39 ayat (2) menyebutkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan
jenjang pendidikan wajin memuat a) Pendidikan Pancasila, b) Pendidikan
Agama, dan c) Pendidikan Kewarganegaraan yang mencakup Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara (PPBN).
Pendidikan Kewarganegaraan yang dijadikan salah satu mata kuliah
inti sebagaimana tersebut di atas, dimaksudkan untuk memberi pengertian
kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan hubungan antara warga Negara dengan nengara, serta Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara sebagai bekal agar menjadi warga negara yang
dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (SK Dirjen DIKTI
no.267/DIKTI/Kep/2000 Pasal 3).
Melihat begitu pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics
Education ini bagi suatu Negara maka hampir di semua Negara di dunia
memasukkannya ke dalam kurikulum pendidikan yang mereka selenggarakan.
Bahkan Kongres Internasional Commission of Jurist yang berlangsung di
Bangkok pada tahun 1965, mensyaratkan bahwa pemerintahan suatu negara
baru dapat dikatakan sebagai pemerintahan yang demokratis manakala ada
jaminan secara tegas terhadap hak-hak asasi manusia, yang salah satu di
antaranya adalah Pendidikan Kewarganegaraan atau Civic Education. Hal ini
dapat dimaklumi, karena dengan dimasukkannnya ke dalam sistem pendidikan
yang mereka selenggarakan, diharapkan warga negaranya akan menjadi warga
negara yang cerdas dan warga negara yang baik (smart and good citizen), yang
mengetahui dan menyadari sepenuhnya akan hak-haknya sebagai warga
negara, sekaligus tahu dan penuh tanggung jawab akan kewajiban dirinya
terhadap keselamatan bangsa dan negaranya. Dengan demikian diberikannya
Pendidikan Kewarganegaraan akan melahirkan warga negara yang memiliki
jiwa dan semanagt patriotisme dan nasionalisme yang tinggi.
B. Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap kali mendengarkan kata kewarganegaraan, secara tidak langsung
otak merespon dan mengaitkan kewarganegaraan dengan pelajaran
kewarganegaraan saat sekolah,dan mata kuliah kewarganegaraan pada saat
kuliah. Bias jadi kata kewarganegaraan di dalam memori otak tersimpan kuat
karena setiap tahun dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas ada
pelajaran kewarganegaraan yang harus di pelajari, dan ternyata saat kuliah juga
ada.
Awal Mula Pendidikan Kewarganegaraan dan Keengganan
mempelajarinya. Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran setelah
terpecah dari PPKN ataupun Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Mengapa awalnya di gabung menjadi satu? Karena isi dari Pendidikan
Kewarganegaraan sendiri besumber dari Pancasila itu sendiri. Selanjutnya di
pecah menjadi mata pelajaran sendiri karena Pendidikan Kewarganegaraan
dianggap penting untuk di ajarkan kepada siswa dan dalam
Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan materi kewarganegaraan yang
lebih luas dan tidak hanya bersumber langsung dari Pancasila.
Mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan bagi sebagian mahasiswa tidak
ubahnya mempelajari Pancasila tahap dua, atau bahkan tidak jauh berbeda
dengan Pendidikan Moral Pancasila dan Sejarah Bangsa. Beberapa materinya
memang berkaitan ataupun sama. Itulah mengapa banyak yang tidak suka
ataupun tidak mau mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan. Bisa jadi karena
bosan ataupun dianggap tidak penting seperti Matematika, Fisika, Kimia, dan
lainnya. Pada akhirnya Pendidikan Kewarganegaraan selalu saja di anak tirikan
dalam setiap pembelajaran.
Selanjutnya ada hal yang membuat banyak orang dan terutama
mahasiswa enggan mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan. Ketika zaman
Orde Baru Pendidikan Kewarganegaraan yang bersumber langsung dari
Pancasila dan UUD dijadikan sebuah alat untuk mengambil keuntungan bagi
beberapa pihak. Bukannya sebagai warga negara yang taat dan melaksanakan
Pancasila, tapi beberapa pihak tersebut malah menjadikan Pancasila, UUD, dan
Pendidikan kewarganegaraan untuk melegalkan apapun keinginan mereka.
Akhirnya banyak yang tidak percaya lagi dan kemudian berkembang menjadi
keengganan untuk mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan tersebut.
C. PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu matakuliah dalam kegiatan
perkuliahan. Matakuliah ini merupakan mata kuliah pengembangan pribadi, artinya
matakuliah ini ditujukan untuk membentuk pribadi peserta didik agar menjadi
warganegara yang baik. Pendidikan kewarganegaraan merupakan matakuliah yang wajib
diberikan dalam pendidikan tinggi, sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan juga Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 267/Dikti/Kep/2000
tentang Penyempurnaan Kurukulum Matakuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi, yang kemudian diperbaharui dengan SK Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006
tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Matakuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi.

Jika dilihat dalam undang-undang di atas, disebutkan bahwa pendidikan
kewarganegaraan merupakan hal yang wajib diajarkan mulai dari pendidikan dasar,
hingga kependidikan tinggi. Mengapa pendidikan kewarganegaraan wajib diberikan
hingga ke perguruan tinggi? Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air
yang dibangun dari kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional
dalam diri mahasiswa sebagai calon cendekiawan harapan bangsa Indonesia. Sebagai
calon cendekiawan, para mahasiswa diharapkan dapat menguasai berbagai bidang ilmu
sesuai minat dan kemampuannya masing-masing yang kelak dapat digunakan sebagai
sarana pembangunan bangsa. Selain memiliki dasar keilmuan, seorang mahasiswa
Indonesia dituntut memiliki kepribadian yang baik dan berwawasan kebangsaan. Oleh
karena itu diperlukan pembekalan kepada mahasiswa dalam kaitannya dengan
pengembangan nilai, sikap dan kepribadiannya. Serang lulusan Pendidikan
Kewarganegaraan diharapkan memiliki kompetensi sebagai seorang warga Negara yang
sanggup bertindak cerdas dan penuh tanggung jawab dalam berhubungan dengan
Negara serta dalam memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara dengan menerapkan konsep falsafah bangsa, wawasan nusantara dan
ketahanan nasional.

Seorang mahasiswa merupakan seseorang yang telah memiliki pendidikan yang
tinggi. Dengan pendidikan yang telah diperolehnya tersebut, Ia dapat dikatakan memiliki
pengetahuan yang luas. Namun seperti ada pepatah Semakin tinggi pohon maka
semakin kencang anginnya, semakin banyak pengetahuan yang diperoleh seorang
mahasiswa, maka akan semakin banyak godaan yang didapatnya untuk menyalah
gunakan ilmu yang telah ia peroleh. Misalnya, seorang mahasiswa computer yang telah
memiliki kemampuan pemrograman yang baik, bukannya membuat program yang
berguna bagi masyarakat, namun justru membuat virus computer yang dapat merugikan
masyarakat. Hal-hal semacam ini tentu tidak boleh dibiarkan tumbuh subur di kalangan
mahasiswa.
Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu agar penerapan ilmu yang telah didapat
melalui kegiatan pendidikan dapat diamalkan dengan baik dan tidak merugikan orang lain.
Di sinlah peran penting Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan
memberikan pedoman-pedoman yang penting agar para mahasiswa yang nantinya akan
terjun ke dunia kerja tidak tersesat baik dalam pengamalan ilmu yang tidak pada
tempatnya, maupun pada tindakan-tindakan tidak terpuji dalam pengamalan ilmu, semisal
menerima suap, menjual rahasia perusahaan, dan lain-lain.

Selain itu, dalam Pendidikan Kewarganegaraan, mahasiswa juga dibekali dengan
pedoman-pedoman hidup sebagai warga Negara yang baik. Sebagai seseorang yang
masih berusia belia, seorang mahasiswa masih sering bertindak semaunya sendiri, dan
terkadang tidak terlalu peduli dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Misalnya,
banyaknya mahasiswa yang tidak ikut Pemilu karena malas pulang ke rumah, atau malas
mengurus perpindahan kependudukannya. Hal semacam ini tidak bias dibiarkan karena
pemuda merupakan generasi harapan bangsa. Apa jadinya apabila generasi mendatang
diisi oleh orang-orang yang tidak memiliki kepedulian semacam itu.

Karena itu, diperlukan adanya suatu pendidikan kewarganegaraan agar dapat
menumbuhkan kepedulian mahasiswa sebagai generasi penerus terhadap kelangsungan
bangsa dan negaranya. Rasa cinta tanah air merupakan salah satu unsur penting yang
harus dimiliki oleh seorang mahasiswa sebagai seorang warga negara. Dengan adanya
rasa cinta tanah air, maka seorang mahasiswa akan rela berbuat bagi bangsa, termasuk
dalam urusan membela Negara dan kelestarian sumber daya bangsa. Belakangan ini
banyak kita lihat terjadinya pelecehan terhadap harga diri bangsa yang diwujudkan antara
lain dengan pelanggaran batas negara, penganiayaan tenaga kerja dari Indonesia,
mengakui budaya Indonesia sebagai budaya bangsa lain, dan sebagainya. Jika mau
dikatakan secara jujur, maka akan banyak mahasiswa yang tidak terlalu ambil pusing
dengan hal-hal semacam itu. Atau mungkin ada yang hanya bicara saja bahwa ia peduli
namun tidak berbuat apa-apa. Biasanya hanya ada sebagian kecil mahasiswa yang
benar-benar peduli dan berbuat untuk menjaga martabat bangsanya. Hal semacam ini
harus dihindari, karena hanya dengan adanya kekompakan, maka akan diperoleh hasil
yang maksimal. Dengan adanya Pendidikan

Kewarganegaraan, diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta air dalam diri para
mahasiswa. Dengan adanya rasa cinta air dalam diri para mahasiswa, maka diharapkan
akan timbul kekompakan dalam upaya membela negara, sehingga diharapkan negara
Indonesia akan menjadi lebih kokoh dan martabat bangsa Indonesia akan lebih terjaga.
Selain itu, dengan adanya rasa cinta tanah air, diharapkan mahasiswa sebagai generasi
muda tidak melupakan budaya asli bangsa Indonesia serta mau melestarikan budaya
bangsa Indonesia, sebab seperti yang telah banyak kita lihat saat ini, banyak budaya
Indonesia yang hampir punah. Selain itu ada pula yang telah banyak dipelajari oleh orang
asing, namun bahkan kita sendiri tidak tahu atau tidak dapat melakukannya karena tidak
tertarik. Sebagai generasi penerus bangsa yang berpendidikan, maka sepatutnya para
mahasiswa sadar bahwa budaya Indonesia adalah kekayaan yang tak ternilai bagi
bangsa Indonesia. Dengan demikian, para mahasiswa diharapkan untuk tetap menjaga
warisan budaya tersebut.
Pada akhirnya, Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan membentuk moral para
mahasiswa, agar meskipun mereka telah memiliki keilmuan yang tinggi, mereka tetap
terjaga sebaga warga Negara Indonesia yang baik. Jangan sampai seseorang yang
memiliki keilmuan yang tinggi tersesat dan salah jalan, sebab orang yang berilmu tinggi
namun salah jalan akan menjadi sangat berbahaya bagi sekitarnya. Namun apabila
seseorang berilmu tinggi memiliki kepribadian yang baik, dan memiliki rasa kebangsaan,
maka orang itu akan menjadi sangat berguna bagi bangsa dan negara. Dengan hadirnya
generasi-generasi penerus yang berkeilmuan tinggi dan berwawasan kebangsaan yang
tinggi, tentunya bangsa Indonesia akan menjadi maju. Generasi semacam inilah yang
diharapkan muncul dari para mahasiswa yang sedang menimba ilmu. Oleh karena itu,
selain mendalami ilmu yang sedang ditekuni, perlu diberikan rambu-rambu moral yang
tertuang dalam
Pendidikan Kewarganegaraan yang ditujukan untuk memberikan panduan
bersikap bagi mahasiswa yang nantinya akan terjun ke lapangan. Dengan demikian,
Pendidikan Kewarganegaraan mutlak diperlukan bagi Mahasiswa


















BAB III
PENUTUP
Pada akhirnya, Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan membentuk moral para
mahasiswa, agar meskipun mereka telah memiliki keilmuan yang tinggi, mereka tetap
terjaga sebaga warga Negara Indonesia yang baik. Jangan sampai seseorang yang
memiliki keilmuan yang tinggi tersesat dan salah jalan, sebab orang yang berilmu tinggi
namun salah jalan akan menjadi sangat berbahaya bagi sekitarnya. Namun apabila
seseorang berilmu tinggi memiliki kepribadian yang baik, dan memiliki rasa kebangsaan,
maka orang itu akan menjadi sangat berguna bagi bangsa dan negara.
Dengan hadirnya generasi-generasi penerus yang berkeilmuan tinggi dan
berwawasan kebangsaan yang tinggi, tentunya bangsa Indonesia akan menjadi maju.
Generasi semacam inilah yang diharapkan muncul dari para mahasiswa yang sedang
menimba ilmu. Oleh karena itu, selain mendalami ilmu yang sedang ditekuni, perlu
diberikan rambu-rambu moral yang tertuang dalam Pendidikan Kewarganegaraan yang
ditujukan untuk memberikan panduan bersikap bagi mahasiswa yang nantinya akan
terjun ke lapangan. Dengan demikian, Pendidikan Kewarganegaraan mutlak diperlukan
bagi Mahasiswa











MAKALAH
Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan
Bagi Mahasiswa















\

HAMSAH MAJID
095213050
BUSINESS ENGLISH B 09




FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2011/2012
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan
sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah ini kami membahas Pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan Bagi Mahasiswa, suatu permasalahan yang sangat penting
mengingat banyak sekali tindakan-tindakan yang dilakukan mahasiswa dan itu
tidak sesuai dengan norma-norma Negara sehingga perlu pembelajaran tentang
bagaimana menjadi warga Negara yang beretika.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah
aturan dan norma-norma yang sangat diperlukan dalam suatu harapan
mendapatkan mahasiswa yang beretikat baik terutama bagi mahasiswa yang
kurang paham tentang nilai-nilai kemanusiaan dan sekaligus melakukan apa
yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
Kewarganegaraan.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan,
arahan, koreksi dan saran.

Makassar, 28 Maret 2011
Penyusun

Hamsah Majid








DAFTAR PUSTAKA

Zubaidi, H. Achmad, dkk.2002. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.
Yogyakarta:Paradigma.
Center for Indonesian Civic Education. (1998). Kami Bangsa Indonesia.
Bandung: Proyek Kewarganegaraan.
Http://www.google.com/
.

Anda mungkin juga menyukai