Anda di halaman 1dari 12

BAB III

IDENTITAS NASIONAL
A. LATAR BELAKANG
Situasi dan kondisi masyarakat dewasa ini menjadikan kita prihatin dan
merasa ikut bertanggung jawab atas tercabik-cabiknya Indonesia serta kerusakan
social yang menimpah masyarakatnya.Bangsa Indonesia yang dahulu dikenal
sebagai het zachste volk ter aarde dalam pergaulan antarbangsa, kini sedang
mengalami bukan saja krisis identitas, melainkan juga krisis dalam berbagai
dimensi kehidupan yang melahirkan instabilitas yang berkepanjangan semenjak
reformasi digulirkan tahun !!" #$oento %&'(()*
$risis moneter disusul krisis ekonomi dan politik yang akar-akarnya
tertanam pada krisis moral dan menjalar pada krisis budaya, menjadikan
masyarakat kita kehilangan orientasi nilai. +asyarakat Indonesia yang dikenal
ramah, hancur porak-poranda ,kemudian menjadi kasar, serta gersang dalam
kemiskinan budaya dan kekeringan spiritual. social terrorism muncul dan
berkembang di sana-sini dalam fenomena pergolakan fisik, pembakaran, dan
penjarahan yang disertai pembunuhan sebagaimana terjadi di ,oso, -mbon, dan
bom bunuh diri di berbagai tempat yang disiarkan secara luas, baik oleh media
massa di dalam maupun di luar negeri. Semenjak pergolakan antaretnis di
$alimantan Barat, bangsa Indonesia di forum internasional dilecehkan sebagai
bangsa yang telah kehilangan peradabannya.
$ehalusan budi, sopan santun dalam sikap dan perbuatan, kerukunan,
toleransi, serta solidaritas social, idealisme,dan sebagainya telah hilang hanyut
karena derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang penuh paradoks. Berbagai
lembaga kocar-kacir semuanya dalam malfungsi dan disfungsi. Trust atau
kepercayaan terhadap sesama, baik .ertical maupun hori/ontal telah lenyap
dalam kehidupan bermasyarakat. Identitas nasiional kita dilecehkan dan
dipertanyakan ekistensinya.
$risis multidimensi yang sedang melanda masyarakat menyadarkan kita
semua bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas
nasional telah ditegaskan sebagai komitmen konstitusional, sebagaimana telah
dirumuskan oleh para pendiri 0egara dalam pembukaan 112 !3) yang intinya
adalah memajuan kebudayaan Indonesia. 2engan demikian, secara konstitusional
pengembangan kebudayaan untuk membina dan mengembangkan Identitas
0asional telah diberi dasar dan arahnya.
4"
B. IDENTITAS NASIONAL
$ata Identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki
pengertian harafiah ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. 2alam
terminology antropologi ,Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan
sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri ,golongan sendiri,kelompok sendiri,
komunitas sendiri, atau negara sendiri. +engacu pada pengertian ini identitas
tidak terbatas pada indi.idu semata, tetapi berlaku pula pada suatu kelompok.
-dapun kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik,
seperti budaya, agama dan bahasa maupun nonfisik, seperti keinginan, cita-cita,
dan tujuan. 5impunan kelompok-kelompok inilah yang disebut dengan istilah
identitas bangsa atau identitas nasional yang akhirnya melahirkan tindakan
kelompok #collective action* yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau
pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. $ata nasional sendiri
tidak bias dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme.
Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas nasional
merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam
berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu
kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan ,ancasila dan roh
Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya. 2engan kata
lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas Nasional kita sebagai bangsa di
dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang
aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan dalam arti yang luas.
+isalnya, dalam aturan perundang-undangan atau hukum, system pemerintahan
yang diharapkan, serta dalam niai-nilai etik dan moral yang secara normati.e
diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional,
dan sebagainya. 0ilai-nilai budaya yang tercermin di dalam Identitas 0asional
tesebut bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normati.e dan
dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-menerus
bersemi karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat
pendukungnya. $onsekuensi dan implikasinya adalah bahwa identitas nasional
adalah sesuatu yang terbuka untuk ditafsirkan dengan diberi makna baru agar
tetap rele.an dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam
masyarakat.
4!
C. MUATAN DAN UNSUR-UNSUR IDENTITAS NASIONAL
a. Muatan Unsu-Unsu Identitas Nasional
+uatan Identitas 0asional dapat digambarkan sebagai berikut&
2ari gambaran tersebut, bisa dikatakan bahwa Identitas 0asional adalah
merupakan ,andangan 5idup Bangsa, $epribadian Bangsa, 6ilsafat ,ancasila
dan juga sebagai ideologi 0egara. 2engan demikian Identitas 0asional
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara,termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia.
2engan kata lain juga merupakan dasar 0egara yang merupakan norma
peraturan #Rule of La* yang harus dijunjung tinggi oleh semua warga 0egara
tanpa terkecuali. 0orma peraturan ini mengatur mengenai hak dan kewajiban
warga 0egara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang semakin
dinamis di Indonesia. 5al ini akhirnya menjadi etika ,olitik yang kemudian
dikembangkan menjadi konsep geopolitik dan geostrategi $etahanan 0asional
di Indonesia.
3(
Pandangan Hidup
Bangsa
Kepribadian bangsa
Filsafat Pancasila
Ideolo!i Ne!aa
Dasa Ne!aa
Geo"oliti# Indonesia
Deostate!i Keta$anan
Nasional
Eti#a Politi#
No%a Peatuan
Rule of Law
&a# dan Ke'a(i)an *N
De%o#asi dan &AM
). Unsu-unsu Identitas Nasional
Identitas 0asional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.
$emajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas,
yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa.
* Suku bangsa adalah golongan social yang khusus bersifat askriptif #ada
sejak lahir* yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.
2i Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis
dengan tidak kurang 4(( dialek bahasa.
'* -gama bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.-gama-
agama yang tumbuh berkembang di 0usantara adalah agama Islam, $risten,
$atolik, 5indu, Buddha,dan $ong 5u 7u. -gama $ong 5u 7u pada masa
orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, tetapi sejak
pemerintahan ,residen -bdurrahman %ahid, istilah agama resmi
dihapuskan.
4* $ebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang
isinya perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara
kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan
memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau
pedoman untuk bertindak #dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan* sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
3* Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa
dipahami sebagai system perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia.
2ari 1nsur-unsur Identitas 0asional tersebut dapat dirumuskan
pembagiannya menjadi tiga bagian yaitu &
* Identitas 6undamental, yaitu ,ancasila yang merupakan 6alsafah Bangsa,
2asar 0egara, dan Ideologi 0egara.
'* Identitas Instrumental, yang bersisi 112 !3) dan 8ata ,erundangannya,
Bahasa Indonesia, 9ambang 0egara, Bendera 0egara, 9agu $ebangsaan
Indonesia :aya.
4* Identitas -lamiah, yang meliputi 0egara kepulauan #archipelago* dan
pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan

D. KETERKAITAN GLOBALISASI DENGAN IDENTITAS NASIONAL
a. Glo)alisasi
-danya ;ra globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya
bangsa Indonesia. ;ra <lobalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah
datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada. 0ilai-ninlai tersebut, ada yang
3
bersifat positif dan ada pula yang bersifat negati.e. Semua ini merupakan
ancaman,tantangan,dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk
berkreasi dan berino.asi disegala aspek kehidupan.
2i era globalisasi, pergaulan antar bangsa semakin ketat. Batas
antarnegara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi
penghalang. 2i dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan
terjadi proses akulturasi, saling meniru dan saling mempengaruhi diantara budaya
masing-masing. -dapun yang perlu dicermati dalam proses akulturasi tersebut,
apakah dapat melunturkan tata nilai yang merupakan jati diri bangsa Indonesia=
9unturnya tata nilai tersebut biasanya ditandai oleh dua faktor yaitu &
* semakin menonjolnya sikap indi.idualistis, yaitu mengutamakan kepentingan
pribadi di atas kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan asas gotong
royong> serta
'* semakin menonjolnya sikap materialistis, yang berarti harkat dan martabat
manusia hanya diukur dari hasil atau keberhasilan sesorang dalam
memperoleh kekayaan. 5al ini bisa berakibat bagaiman cara memperolehnya
menjadi tidak dipersoalkan lagi. -pabila ini terjadi, berarti etika dan moral
telah dikesampingkan.
-rus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat
tehadap nilai-nilai asing yang negati.e semakin besar. -pabila proses ini tidak
segera dibendung, akan berakibat lebih serius ketika pada puncaknya masyarakat
tidak bangga lagi pada bangsa dan negaranya.
,engaruh negati.e akibat proses akulturasi dapat merongrong nilai-nilai
yang telah ada di dalam masyarakat. ?ika semua ini tidak dapat dibendung, akan
menggagu ketahanan disegala aspek kehidupan, bahkan akan berpengaruh pada
kredibilitas sebuah ideologi. 1ntuk membendung arus globalisasi yang sangat
deras tersebut maka harus diupayakan suatu kondisi #konsepsi* agar ketahanan
nasional dapat terjaga, yaitu dengan cara membangun sebuah konsep
nasionalisme kebangsaan yang mengarah kepada konsep Identitas 0asional.
). Kete#aitan Glo)alisasi Den!an Identitas Nasional
2engan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu
0egara dengan 0egara yang lain menjadi semakin tinggi. 2engan demikian,
kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering
terjadi. $ejahatan-kejahatan tersebut, antara lain terkait dengan masalah
narkotika, pencucian uang !money laundering*, peredaran dokumen keimigrasian
palsu, dan terorisme. +asalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai
budaya bangsa yang selama ini dijunjung tinggi. 5al ini ditunjukkan dengan
semakin merajalelanya peredaran narkotika dan psikotropika sehingga sangat
3'
merusak kepribadian dan moral bangsa, khususnya bagi generasi penerus bangsa.
?ika hal tersebut tidak dibendung akan menggagu terhadap ketahanan nasional di
segala aspek kehidupan, bahkan akan menyebabkan lunturnya nilai-nilai Identitas
0asional.
E. KETERKAITAN INTERGRASI NASIONAL DAN IDENTITAS
NASIONAL
+asalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan
multidimensional. 1ntuk mewujukan, diperlukan keadilan dan kebajikan yang
diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa
dan sebagainya. Sebenarrnya, upaya membangun keadilan, kesatuan, dan
persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina
stabilitas politik. 2i samping itu, upaya lain yang dilakukan, seperti banyaknya
keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme parleman.

2engan demikian, upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap
perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan.
1paya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada
hakekatnya integrasi nasional menunjukkan kekuatan persatuan dan kesatuan
bangsa yang diinginkan. ,ada akhirnya, persatuan dan kesatuan bangsa inilah
yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman, dan
tentram. $onflik yang terjadi di -ceh, -mbon, $alimantan Barat, dan ,apua
merupakan cermin belum terwujudnya integrasi nasional yang diharapkan.
-dapun keterkaitan integrasi nasional dengan Identitas 0asional adalah bahwa
adanya integrasi nasional dapat menguatkan akar dari Identitas 0asional yan
sedang dibangun.
+. PA&AM NASIONALISME ATAU PA&AM KEBANGSAAN
a. Pa$a% Nasionalis%e Ke)an!saan
2alam perkembangan peradaban manusia, interaksi sesame manusia
berubah menjadi bentuk yang lebih kompleks dan rumit. 5al ini dimulai dari
tumbuhnya kesadaran untuk menentukan nasib sendiri. 2i kalangan bangsa-
bangsa yang tertindas kolonialisme, seperti Indonesia salah satunya, lahir
semangat untuk mandiri dan bebas untuk menentukan masa depannya sendiri.
2alam situasi perjuangan kamerdekaan dari kolonialisme itu, dibutuhkan suatu
konsep sebagai dasar pembenaran rasional dari tuntutan terhadap penentuan nasib
sendiri yang dapat mengikat keikutsertaan semua orang atas nama sebuah bangsa.
2asar pembenaran tersebut, selanjutnya mengkristal dalam konsep paham
ideology kebangsaan yang biasa disebut dengan nasionalisme. 2ari sinilah, lahir
konsep-konsep lain seperti bangsa !nation"# 0egara #state", dan gabungan
keduanya yang menjadi konsep negara bangsa #nation state" sebagai komponen-
komponen yang membentuk Identitas Nasional atau Ke)an!saan. 2alam
konteks ini, dapat dikatakan bahwa $aham Naasional atau %ebangsaan adalah
sebuah situasi kejiwaan ketika kesetiaan seseorang secara total diabdikan
34
langsung pada negara bangsa atas nama sebuah bangsa. +unculnya nasionalisme
terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan
dari cengkeraman colonial. Semangat nasionalisme diharapkan secara efektif
dapat dipakai sebagai metode perlawanan dan alat identifikasi oleh para
penganutnya untuk mengetahui siapa lawan dan kawan.
Secara garis besar terdapat tiga pemikiran besar tentang nasionalisme di
Indonesia yang terjadi pada masa sebelum kemerdekaan, yaitu paham keislaman,
+ar@isme dan 0asionalisme Indonesia. Seiring dengan naiknya pamor Soekarno
ketika menjadi ,residen pertama :I, kecurigaan di antara para tokoh pergerakan
yang telah tumbuh disaat-saat menjelang kemerdekaan berkembang menjadi pola
ketegangan politik yang lebih permanen antara 0egara melalui figur nasionalis
Soekarno disatu sisi, dengan para tokoh yang mewakili pemikiran Islam #sebagai
agama terbesar pemeluknya di Indonesia* dan +ar@isme di sisi yang lain.
). Pa$a% Nasionalis%e Ke)an!saan Se)a!ai Pa$a% ,an! Men!anta#an
Pada Konse" Identitas Nasional
,aham 0asionalisme atau paham $ebangsaan terbukti sangat efektif
sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cengkeraman
kolonial. Semangat nasionalisme dipakai sebagai metode perlawanan secara
efektif oleh para penganutnya, sebagaimana yang disampaikan oleh La-
Dia%ond dan Mac +.Plattne bahwa para penganut nasionalisme dunia ketiga
secara khas menggunakan retronika antikolonialisme dan antiimperalisme. ,ara
pengikut nasionalisme tersebut berkeyakinan bahwa persamaan cita-cita yang
mereka miliki dapat diwujudkan dalam sebuah identitas politik atau kepentingan
bersama dalam bentuk sebuah wadah yang disebut bangsa !nation*. 2engan
demikian, bangsa atau nation merupakan suatu wadah yang didalamnya
terhimpun orang-orang yang mempunyai persamaan keyakinan dan persamaan
lainnya yang mereka miliki, seperti ras, etnis, agama, bahasa, dan budaya. 1nsur
persamaan tersebut dapat dijadikan sebagai identitas politik bersama atau untuk
menentukan tujuan organisasi politik yang dibangun berdasarkan geopolitik yang
terdiri atas populasi, geografis, dan pemerintahan yang permanen yang disebut
negara atau state&
Nation state atau negara bangsa merupakan sebuah bangsa yang memiliki
bagunan yang memiliki bangunan politik #political building*, seperti ketentuan-
ketentuan perbatasan territorial, pemerintah yang sah, pengakuan luar negeri, dan
sebagainya. +unculnya paham atau paham kebangsaan indonesia tidak bisa
dilepaskan dari situasi sosial politik dekade pertama abad ke-'(. ,ada waktu itu
semangat menentang kolonialisme Belanda mulai bermuculan di kalangan
pribumi. 7it-cita bersama untuk merebut kemerdekaan menjadi semangat umum
di kalangan tokoh-tokoh pegeakan nasional. $emudian, semangat tersebut
diformulasikan dalam bentuk nasionalisme yang sesuai dengan kondisi
masyarakat Indonesia.
33
+enurut penganutnya, paham 0asionalisme di Indonesia yang
disampaikan oleh Soekarno bukaknlah nasionalisme yang bewatak sempit,
sekedar meniru dari Barat, atau berwatak chauvinism. 0asiaonalisme yang
dikembangkan Soekarno bersifat toleran, bercorak ketimuran, dan tidak agresif
sebagaimana nasionalisme yang dikembangkan di ;ropa. Selain itu, Soekarno
menggungkapkan keyakinan watak nasionalisme yang penuh nilai-nilai
kemanusiaan, juga meyakinkan pihak-pihak yang bersebrangan pandangan
bahwa kelompok nasional dapat bekerja sama dengan kelompok mana pun, baik
golongan Islam maupun +ar@is. Sekalipun Soekarno seorang +uslim, tidak
sekadar mendasarkan pada perjuangan Islam, menurutnya kebijakan ini
merupakan pihak terbaik bagi kemerdekaan ataupun bagi masa depan seluruh
bangsa Indonesia.Semangat nasionalisme Soekarno tersebut mendapat respon dan
dukungan luas dari kalangan intelektual muda didikan Barat,semisal Syahrir dan
+ohammad 5atta. $emudian faham ini semakin berkembang paradikmanya
hingga sekarang dengan munculnya konsep Identitas 0asional.Sehubungan
dengan ini, bisa dikatakan bahwa paham 0asionalisme atau $ebangsaan disini
adalah merupakan refleksi dari Identitas 0asional.
%alaupun demikian, ada yang perlu diperhatikan di sini, yakni adanya
perdebatan panjang tentang paham nasionalisme keangsaan ketika para founding
father bangsa ini mempunyai kesepakatan perlunya paham nasionalisme
kebangsaan, tetapi mereka berbeda pendapat mengenai masalah nilai atau watak
nasionalisme Indonesia.
G. RE.ITALISASI PANCASILA SEBAGAI PEMBERDA,AAN IDENTITAS
NASIONAL
a. Re/italisasi Pancasila
Revitalisasi $ancasila sebagaimana manifestasi Identitas 0asional pada
giliranyaharus diarahkan pula pada pembinaan dan pengembangan moral.
2engan demikian, moralitas ,ancasila dapat dijadikan dasar dan arah dalam
upaya untuk mengatasi krisis dan disintegrasi yang cenderung sudah menyentuh
kesemua segi dan sendi kehidupan, perlu disadari bahwa moralitas ,ancasila akan
menjadi tanpa makna dan hanya menjadi karikatur apabila tidak disertai
dukungan suasana dibidang hukum secara kondusif. -ntara moralitas dan hukum
memang terdapat korelasi yang sangat erat. -rtinya moralitas yang tidak
didukung oleh kehidupan hukum yang kondusif akan menjadi subjekti.itas
dengan satu sama lain akan saling berbenturan.Sebaliknya, ketentuan hukum
yang dibuat tanpa disertai dasar dan alasan moral,akan melahirkan suatu
legalisme yang represif, kontra produktif, dan bertentangan dengan nilai-nilai
pancasila itu sendiri.
2alam merevitalisasi $ancasila sebagai manifestasi Identitas Nasional#
penyelenggaraan MPK maka harus dikaitkan dengan wawasan&
3)
* 'piritual, untuk meletakkan landasan etika,moral,religiusitas,sebagai dasar
dan arah pengembangan suatu profesi>
'* (kademis, untuk menunjukkan bahwa +,$ merupakan aspek being yang
tidak kalah pentingnya,bahkan lebih penting daripada aspek having dalam
kerangka persiapan S2+ yang bukan sekedar instrument,melainkan sebagai
subjek pembaharuan dan pencerahan>
4* %ebangsaan,untuk menumbuhkan kesadaran nasionalismenya agar dalam
pergaulan antar bangsa tetap setia pada kepentingan bangsanya, serta
bangga dan respek pada jati diri bangsanya yang memiliki ideology
tersendiri> serta
3* )ondial, untuk menyadarkan bahwa manusia dan bangsa di masa kini siap
menghadapi dialektika perkembangan dalam masyarakat dunia yang
terbuka.Selain itu, diharapkan mampu untuk segera beradaptasi dengan
perubahan yang terus menerus terjadi dalam masyrakat moderen.2isamping
itu,juga mampumenjari jalan keluar sendiri dalam mengatasi setiap
tantangan yang dihadapi.
). Pe%)eda-aan Identitas Nasional
2alam rangka pemberdayaan Identitas 0asional,perlu ditempuh melalui
re.italisasi pancasila.:e.italisasi sebagai manifestasi Identitas 0asional
mengandung makna bahwa pancasila harus diletakkan dalam keutuhannya
dengan pembukaan,serta dieksplorasikan dimensi-dimensiyang melekat padanya
uyang meliputi&
. :ealitas & bahwa nilai-nilai yang terkandung didalamnya dikonsentrasikan
sebagai cerminan kondisi objektif yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat kampus utamanya > suatu rangkaian nilai-nilai yang bersifat
sein im sollen dan das sollen im sein>
'. Idealitas & bahwa idealisme yang terkandung didalamnya bukanlah bsekedar
utopis tanpa makna,melainkan diobjekti.asikan sebagai kata kerja untuk
membangkitkan gairah dan optimisme warga masyarakat agar melihat masa
depan secara prospektif,serta menuju hariesok yang lebih baik.5al ini dapat
dilakukan melalui seminaratau gerakan dengan tema re.italisasi pancasila>
4. 6leksibilitas & bahwa pancasila bukanlah barang jadi yang sudah selesai dan
tertutup atau menjadi sesuatu yang sacral,melainkan terbuka bagi tafsir-
tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan /aman yang terus menerus
berkembang.2engan demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya pancasila
menjadi tetap actual,rele.an,serta fungsional sebagai tiang-tiang penyangga
bagi kehidupan bangsa dan 0egara dengan jiwa dan semangatBhinneka
8unggal Ika.
2engan demikian, agar identitas 0asional dapat dipahami oleh masyrakat
sebagaipenerus tradisi nilai-nilai yang diwariskan oleh nenek moyang maka
pemberdayaan nilai ajarannya harus bermakna,dalam arti rele.an dan fungsional
bagi kondisi actual yang sedang berkembang dalam masyarakat. ,erlu disadari
3A
bahwa umat manusia masa kini hidup di abad BBI, yaitu /aman baru yang sarat
dengan nilai-nilai baru yang tidak saja berbeda, tetapi juga bertentangan dengan
nilai-nilai lama sebagaimana diwariskan oleh nenek moyang dan dikembangkan
para pendiri 0egara ini. -bad BBI sebagai /aman baru mengandung arti sebagai
/aman ketika umat manusia semakin sadar untuk berfikir dan bertindak secara
baru.
2engan kemampuan refleksinya, manusia menjadikan rasio sebagai
mitos, atau sebagai sarana yang andal dalam bersikap dan bertindak dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. $esasihan
tradisi, juga nilai-nilai spiritual yang dianggap sacral, kini dikritisi dan
dipertanyakan berdasarkan .isi dan harapan tentang masa depan yang lebih baik.
0ilai-nilai budaya yang diajarkan oleh nenek moyang tidak hanya diwarisi
dengan barang sudah jadi yang berhenti dalam kebekuan normati.e, tetapi
harus diperjuangkan serta terus-menerus ditumbuhkan dalam dimensi ruang dan
waktu yang terus berkembang dan berubah.
2alam kondisi kehidupan bermasyarakat dan b erbangsa yang sedang
dilanda krisis dan disintegrasi, ,ancasila pun tidak terhindar dari berbagai macam
gugatan, sinisme, serta pelecehan terhadap kedibilitas dirinya sebagai dasar
0egara ataupun sebagai manisfestasi Identitas 0asional. 0amun, perlu segera
disadari bahwa tanpa suatu platform dalam format dasar 0egara atau idiologi,
mustahil suatu bangsa akan dapat sur.i.e menghadapi berbagai tantangan dan
ancaman yang menyertai derasnya arus globalisasinya yang melanda seluruh
dunia yang otonom.
+elalui re.italisasi ,ancasila sebagai wujud pemberdayaan Identitas
0asional inilah, Identitas 0asional dalam alur rasional-akademik tidak saja
diartikan secara tekstual, tetapi juga segi konstekstualnya dieksplorasikan sebagai
referensi kritik sosial terhadap berbagai penyimpangan yang melanda masyarakat
dewasa ini. 1ntuk membentuk jati diri, nilai-nilai yang ada tersebut harus digali
dulu, misalnya nilai-nilai lainnya, seperti gotong royong, persatuan dan kesatuan,
juga saling menghargai dan menghormati. Semua nilai-nilai ini sangat berarti
dalam memperkuat rasa nasionalisme bangsa. 2engan adanya saling pengertian
di antara satu dengan yang lain, secara lngsung akan memperlihatkan jati diri
bangsa yang pada akhirnya mewujudkan Identitas 0asional.
Sementara itu, untuk mengembangkan jati diri bangsa, harus dimulai dari
pengembangan nilai-nilai, yaitu nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, berani
mengambil resiko, betanggunug jawab, serta adanya kesepakatan di antara
sersama. 1ntuk itu, perlu perjuangan dan ketekunan untuk menentukan nilai,
cipta, rasa, dan karsa. #Soemaro, Soedarsono*.
2i sinilah, letak arti pentingnya pelaksanaan +,$ dalam kerangka
pendidikan tinggi untuk menembangkan dialog budaya dan budaya dialog untuk
mengantarkan lahirnya generasi penerus yang sadar dan tedidikn dengan
3C
wawasan nasional yang menjangkau jauh ke masa depan. +,$ harus
dimanfaatkan ntuk mengembalikan Identitas 0asional bangsa, yang di dalam
pergaulan antarbangsa dahulu dikenal ebagai bangsa yang paling halus atau
sopan di bumi het /ashte .olk ter aarde. #%ibisono $oento& '(()* 2ari nilai-
nilai budaya tersebut, lahir asumsi dasar bahwa menjadi bangsa Indonesia tidak
sekedar masalah kelahiran saja, tetapi juga sebuah pilihan yang rasional dan
emosional
3"
DA+TAR PUSTAKA
-rmawi, armaidy.'((). *eostrategic Indonesia. +akalah disampaikan pada $ursus
7alon 2osen ,endidikan $eewarganegaraan yang diselenggarakan oeh
2epdiknas 2irjen 2ikti di ?akarta pada tanggal '-'4 2esember '(().
Basri, 7haidir. '((). $engetahuan $olitik dan 'trategi. +akalah disapaikan pada
kursus 7alon 2osen ,endidikan $ewarganegaraan yang diselenggarakan oleh
2epdiknas 2irjen 2ikti di ?akarta pada tanggal '-4 2esember '(().
2armodiharjo, 2arji. !!A. $okok+pokok ,ilsafat -ukum& <ramedia ,ustaka 1tama&
?akarta.
$aelan. '((). ,ilsafat $ancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara Indonesia.
+akalah disampaikan pada $usus 7alon dosen ,endidikan $ewarganegaraan
yang diselenggarakan oleh 2epdiknas 2irjen 2ikti di ?akarta pada tanggal '-4
2esember '(().
+ansoer, 5amdan. ,embelajaran Berbasis $ompetensi #Implementasi $B$*.
+akalah disampaikan pada $ursus 7alon 2osen ,endidikan kewarganegaraan
yang diselenggarakan oleh 2irjen 2esember
Soegito, -8. '((). hak dan kea.iban arga Negara& +akalah disampaikan pada
kursus 7alon 2osen ,endidikan $ewarganegaraan yang diselenggarakan oleh
2epdiknas 2irjen 2ikti di ?akarta pada tanggal '-'4 2esember '(()
Sastrapratedja, +, '((. $ancasila sebagai visi dan referensi kritik social&
1ni.ersitas Sanata 2harma, Dogyakarta
Siswomiharjo, koento wibisono. '((). $ancasila sebagai dasar etika kehidupan
bermasyarakat# berbangas dan bernegara& +akalah disampaikan pada kursus
7alon 2osen ,endidikan $ewarganegaraan yang diselenggarakan oleh
2epdiknas 2irjen 2ikti di ?akarta pada tanggal '-'4 2esember '(()
8im sosialisasi ,enyemaian jati diri bangsa. '((4. membangun kembali karakter
bangsa# ,8. ;le@ +edia $omputindo, $elompok <ramedia& ?akarta.
%inaputra 1din S. '((). 2emokrasi dan ,endidikan 2emokrasi. +akalah
disampaikan pada $ursus 7alon 2osen ,endidikan $ewarganegaraan yang
diselenggarakan oleh 2epdiknas 2irjen 2ikti di ?akarta pada tanggal '-'4
2esember '(().
3!

Anda mungkin juga menyukai