KINGSTON R. RABRAGERI, ST LELAND CAN WARNARES, ST GODFRIEDS YESSUP ARONGGEAR, A.md, TEK JIMMY DOMINGGUS FRITS KARUBABA, ST JHONY HAMADI, ST ROYEND F. SAMOSIR, ST
Kementrian energy dansumberdaya mineral Badandiklat energy dandansumberdaya mineral Pusatpendidikandanpelatihangeologi BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Wilayah geologi Indonesia secara astronomis terletak antara 21 o LU s/d 11 LS dan 95 BT sampai dengan 141 BT. Wilayah ini meliputi seluruh daerah Indonesia secara politis/administratif ditambah dengan Andaman Nikobar, Filipina, Papua Nugini, Jazirah Malaka, dan Kepulauan Krismast. Keadaan geologi/geomorfologi Indonesia sangat kompleks yang ditandai oleh pengangkatan yang aktif dengan bentukan lahan yang sangat beragam. Keadaan tersebut disebabkan oleh proses endogen (pengangkatan dan penurunan) serta proses eksogen. Salah satu proses eksogen yang berpengaruh adalah iklim tropis basah yang mempercepat terjadinya proses erosi, pelapukan, gerakan masa batuan maupun denudasi. Dengan adanya kedua factor tersebut (proses endogen dan eksogen) yang terjadi di Indonesia, maka geomorfologinya relative konstan. Salah satu wilayah yang menjadi kajian dalam geologi Indonesia yang sangat kompleks ini adalah Papua. Papua adalah salah satu pulau terbesar di Indonesia yang memiliki cirri khas tersendiri, mulai dari kenampakan yang ada di pulau tersebut sehingga menghasilkan potensi-potensi daerah yang sangat beragam. Daerah Jayapura merupakan bagian dari Pulau Papua dengan kondisi tektonik yang sangat unik dan rumit untuk dipelajari, sehingga sangat tepat sekali dijadikan Laboratorium Alam Geologi untuk kegiatan praktikum bagi mahasiswa dan geologi wisata bagi para turis yang berkunjung ke Jayapura. Data-data Geologi yang bisa dipelajari berupa data Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi, Air Bawah Tanah, Geologi Kelautan, Sedimentologi dan Endapan Mineral. Semua data-data ini ada di tengah Kota dan Kabupaten Jayapura, sehingga dapat dijangkau dengan berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan Tujuan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini agar memenuhi kurikulum Diklat Pengenalan Geologi dan Sumberdaya Mineral yang diadakan oleh Pusdiklat Geologi dan mengaplikasikan materi yang didapat selama mengikuti kegiatan Diklat.
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan Manfaat Praktek Kerja Lapangan yaitu peserta Diklat dapat mengetahui atau mendalami Keadaan Geologi (Litologi, Struktur dan Morfologi) daerah Jayapura dan sekitarnya.
1.4 Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama 2 (dua) hari, yaitu tanggal 16 - 17 Oktober 2012, mulai pukul 08.00 sampai selesai.
BAB II HASIL KEGIATAN
2.1 Stasiun I Lokasi : Kali Klandeli, Kampung Sereh, Kabupaten Jayapura Koordinat : 02 o 3245,9 LS dan 140 o 3052,2 BT Di lokasi ini terdapat batuan hasil rombakan dari Pegunungan Cycloops yang tertransport oleh proses eksogen yang tersebar di sepanjang Kali Klandeli, Kampung Sereh. Morfologi daerah ini berada pada daerah kaki gunung Cycloops dengan kemiringan antara 25 o -30 o . Pada lokasi ini terdapat berbagai macam batuan rombakan antara lain Gabro, Skis, Kuarsit dan Geneis dengan ukuran pasir-bongkah (pTmc) menyudut-membulat tanggung. Perkiraan umur PraTersier. Foto Singkapan
:
Morfologi Fluvial Sungai Sereh
No. Urut : 1 Warna : Abu - Abu Jenis Batuan : Batuan Metamorf Regional Struktur : Sekistosis Tekstur : Heteroblaslik-Hipidioblastik Komposisi : Mika, Homblendedan Quarts Nama Batuan : Sekis Hijau Foto Batuan
:
No. Urut : 2 Warna : Abu - Abu Keputihan Jenis Batuan : Batuan Metamorf Regional Struktur : Gneissic Tekstur Heteroblastik-Hipidioblastik Komposisi : Hornblende, Kuarsa, Mika Nama Batuan : Gneiss Foto Batuan
:
No. Urut : 3 Warna : Putih Jenis Batuan : Batuan Metamorf Kontak Struktur : Granulose Tekstur : Granulose-Hipidoblastik Komposisi : Kwarsa Nama Batuan : Kuarsit Foto Batuan
:
2.2 Stasiun II Lokasi : Jl. Abepura - Sentani, Telaga Ria, Kabupaten Jayapura Koordinat : 02 0 3515,5 LS dan 140 0 3554,0 BT Pada lokasi ini tersingkap batuan metamorf (pTmc). Singkapan ini terletak pada daerah morfologi perbukitan lemah. Pada batuan Metamorf terdapat zona-zona rekahan dan hancuran yang disebabkan dari struktur geologi yang bekerja pada waktu yang lampau. Pada rekahan-rekahan batuan metamorf terisi mineral silikat berupa kuarsit. Foto Singkapan
:
Satuan Perbukitan LemahTelaga Ria
Litologi Batuan : Deskripsi : Warna : Abu-abu, kecoklatan Jenis Batuan : Batuan Beku Struktur : Masif Tekstur : Holokristali-fanerik Komposisi : Olivine, piroksen yang mengalami alterasi serpentinit Nama Batuan : Ultrabasa Foto Batuan :
2.3 Stasiun III Lokasi : Kampung Yoka Koordinat : 02 0 3619,6 LS dan 140 0 3752,7 BT Lokasi ini terletak di tepi jalan kampong Yoka dengan morfologi daerah perbukitan terjal. Merupakan bukit yang tersusun dari lithologi batuan metamorf dan batuan beku yang masih fresh, sebagian lapuk (um) dan (Tema). Didapati banyaknya rekahan-rekahan pada tubuh batuan. Stasiun pengamatan ini merupakan lokasi galian pertambangan rakyat. Umur batuan diperkirakan PraTersier-Tersier. Foto Singkapan
:
Litologi Batuan : Deskripsi : No. Urut : 1 Warna : Abu - Abu Jenis Batuan : Batuan Metamorf Regional Struktur : Schitose Tekstur : Heteroblaslik-Hipidioblastik Komposisi : Mika, Homblendedan Quarts Nama Batuan : Schist Foto Batuan :
No. Urut : 2 Warna : Abu - Abu Jenis Batuan : Batuan Beku Ultrabasa Struktur : Masif Tekstur : Derajat Kristalisasi : Holokristalin Granularitas : Fanerik Bentuk Kristal : Subhedral Relasi : Equigranular Komposisi : Olivine, Piroksen, alterasi mineral Nama Batuan : Ultrabasa Foto Batuan :
2.4 Stasiun IV Lokasi : Jalan Baru Jayapura - Abepura, Distrik Abepura Koordinat : 02 0 3558,9 LS dan 140 0 4105,3 BT, Elevasi : 10 m dpl Pada lokasi pengamatan ini, kami mengamati pergerakan tanah pada lereng Bukit Mir dengan kemiringan lereng kira-kira 40 0 . Morfologi pada stasiun ini merupakan perbukitan, lereng terjal - perbukitan lemah. Jenis pergerakan tanah pada lokasi ini termasuk dalam tipe slump. Tipe slump terjadi karena adanya dua atau lebih permukaan yang bergerak dimana permukaan tersebut sebenarnya berhubungan. Pergerakan terjadi akibat adanya kesalahan pada tanah yang dipengaruhi oleh besarnya lereng, curah hujan, kurangnya vegetasi, dan tingkat erosi. Material yang tertransport berupa material lepas tanah dan lapukan batuan.
Foto Lokasi :
Tipe Gerakan Tanah Slump
2.5 Stasiun V Lokasi : Tepi Jalan Abe Pantai Koordinat : 02 0 37 20,2 LS dan 140 0 41 32,7 BT Elevasi : 9 meter dpl Pada stasiun ini ditemukan singkapan batuan napal (tmm). Morfologi daerah ini merupakan perbukitan, pada singkapan batuan napal terdapat struktur pelapisan serta kondisi singkapan yang lapuk dan juga terdapat kekar retakan pada batuan napal. Kedudukan lapisan batuan N 320 / 25 E, dengan perkiraan umur Miosen awal - akhir. Foto Singkapan
:
Singkapan Batu Napal
Litologi Batuan : Deskripsi : Warna : Abu - Abu Kecoklatan Jenis Batuan : Sedimen Klastik Struktur : Klastik Tekstur : Ukuran Butir : < 1/16 mm Derajat Pemilahan : PemilahanBaik Derajat Pembudaran : PembundaranBaik Kemas : Tertutup Komposisi : Fragmen : - Matriks : Mineral Lempung Semen : Karbonat Nama Batuan : Batu Napal Foto Batuan
:
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat disimpulkan bahwa proses atau gejala geologi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, karena bisa dipastikan hampir seluruh kebutuhan manusia hanya dapat dipenuhi dari adanya aktivitas geologi. Proses geologi saat ini merupakan lanjutan proses masa lalu dan merubah landskap atau rona lingkungan. Proses geologi memberikan dampak positif dan negatif bagi manusia.
3.2 Saran Kemampuan aparat pemerintah khususnya pemerintah daerah dalam memahami tentang pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan prinsip-prinsip geologi masih sangat terbatas. Oleh karena itu pelaksanaan diklat semacam ini perlu lebih sering dan intensif diselenggarakan, sehingga diharapkan para pengambil kebijakan di daerah akan lebih memperhatikan aspek-aspek geologi apabila ditunjang oleh stafnya yang faham akan geologi.