Anda di halaman 1dari 5

SISTEM EKONOMI

Sistem ekonomi merupakan keseluruhan dari berbagai institusi ekonomi yang berlaku di
suatu perekonomian untuk mengatur bagaimana sumber daya ekonomi yang terdapat di
perekonomian tersebut didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Berbagai
institusi ekonomi ini mengatur bagaimana dibuatnya keputusan yang menyangkut hal-hal
ekonomi dan bagaimana sumber daya ekonomi dikelola agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Suatu hal yang juga perlu dicatat adalah walaupun dapat terbentuk berbagai sistem
ekonomi yang berbeda, setiap dan semua sistem ekonomi tersebut tidak dapat menghindarkan
diri dari berbagai kaidah yang berlaku di ilmu ekonomi. Satu kaidah yaitu hukum permintaan
dan penawaran, dalam mana harga suatu barang atau jasa tidak dapat tetap rendah jikalau
permintaan meningkat sedangkan penwarannya tidak ikut meningkat. Dalam sistem ekonomi
yang diatur pemerintah, harga ini dapat tetap rendah tetapi harus disertai dengan adanya subsidi.
Suatu kaidah ekonomi pada tataran makro adalah bahwa kebijakan fiskal pemerintah jikalau
tidak dapat berimbang harus ditutupi oleh pinjaman luar negeri kecuali ditingkatkan pajak
atau/dan ditingkatkan jumlah uang beredar dari segi kebijakan moneter.
Sistem ekonomi Indonesia (sistem persaingan terkendali);
Bukan kapitalis dan bukan sosialis. Indoensia mengakui kepemilikan individu terhadap
sumber ekonomi, kecuali sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara sesuai dengan UUD 45.
Pengakuan terhadap kompetisi antar individu dalam meningkatkan taraf hidup dan antar
badan usaha untuk mencari keuntungan, tapi pemerintah juga mengatur bidang pendidikan,
ketenagakerjaan, persaingan, dan membuka prioritas usaha.
Pengakuan terhadap penerimaan imbalan oleh individu atas prestasi kerja dan badan usaha
dalam mencari keuntungan. Pemerintah mengatur upah kerja minimum dan hukum
perburuhan.
Pengelolaan ekonomi tidak sepenuhnya percaya kepada pasar. Pemerintah juga bermain
dalam perekonomian melalui BUMN dan BUMD serta departemen teknis untuk membantu
meningkatkan kemampuan wirausahawan (UKM) dan membantu permodalan.

PRODUCTION POSSIBILITY CURVE
Production Possibility Curve atau yang dikenal dengan kurva kemungkinan produksi adalah
kurva yang menunjukkan berbagai gabungan jumlah barang yang dapat diproduksikan oleh suatu
perekonomian. Pembahasan kurva kemungkinan produksi berdasarkan atas asumsi berikut :
1. Barang yang dihasilkan dalam perekonomian terdiri dari dua jenis barang, misalnya :
mentega dan senjata.
2. Sumber-sumber terbatas
3. Perekonomian dalam keadaan full employment, artinya semua sumber digunakan secara
penuh, tidak ada yang menganggur.
4. Keadaan teknologi tidak mengalami perubahan, artinya tingkat teknologi dalam keadaan
statis/tertentu.
Contohnya dengan sumber terbatas tidak mungkin untuk memproduksi mentega maupun senjata
dalam jumlah yang tidak terbatas. Apabila kita menghendaki memproduksi jumlah mentega yang
lebih banyak maka harus ada yang dikorbankan, yakni senjata. Penambahan salah satu bahan
berarti pengurangan bagi bahan yang lain.
Bentuk kurva kemungkinan produksi miring dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini disebabkan
karena terbatasnya sumber-sumber. Kalau misalnya sumber-sumber tidak terbatas maka dapat
dipastikan bahwa bentuk kurvanya miring ke kanan atas, sebab pada saat produksi mentega
ditambah, masih ada kemungkinan untuk menambah produksi senjata karena masih tersedianya
sumber-sumber.



Mentega

Senjata
PERSOALAN POKOK PEREKONOMIAN
Empat persoalan pokok ekonomi yang dihadapi setiap perekonomian, yaitu:
1. masalah pengangguran
Dalam suatu perekonomian modern, pengangguran dapat dibedakan kepada tiga bentuk:
a. Pengangguran Normal
Pengangguran yang disebabkan oleh keinginan pekerja-pekerja untuk mencari kerja
yang lebih baik atau lebih sesuai untuk mereka dinamakan pengangguran normal
atau normal unemployment. Pengangguran ini dinamakan juga sebagai search
unemployment atau frictional unemployment.
b. Pengangguran Struktural
Pengangguran ini berlaku di bidang-bidang pekerjaan yang pada mulanya dilakukan
oleh pekerja yang sekarang digantikan oleh mesin-mesin.
c. Pengangguran Konjungtur.
Pengangguran yang disebabkan oleh kemerosotan kegiatan ekonomi.
d. Pengangguran musiman,
pengangguran yang terjadinya dipengaruhi oleh musim. Jenis
pengangguran ini sering terjadi pada sektor pertanian. Misalnya ketika
masa tanam dan panen, mereka berbondong-bondong bekerja dan setelah masa
tersebut mereka kembali tidak memiliki pekerjaan
e. Pengangguran tidak kentara,
pengangguran yang secara fisik dan sepintas tidak kelihatan, namun
secara ekonomi dapat dibuktikan bahwa seseorang tersebut
sesungguhnya menganggur.
2. Pertumbuhan ekonomi yang rendah
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka panjang. Disetiap
periode sesuatu masyarakat akan menambahkan kemampuannya untuk memproduksikan
barang & jasa.
3. I nflasi
Uang yang berlebih-lebihan akan menimbulkan kenaikan harga-harga yang menyeluruh,
yang lebih dikenal dengan istilah inflasi. Akibat buruk yang paling nyata ialah
kemerosotan pendapatan riil yang diterima masyarakat. Disamping itu inflasi perlu pula
dihindari oleh karena ia dapat menimbulkan berbagai akibat buruk ke atas kegiatan dalam
perekonomian yang pada akhirnya akan menimbulkan ketidak stabilan, pertumbuhan
yang lambat & pengangguran yang semakin meningkat.
4. Ketidakstabilan neraca pembayaran.
Gambaran mengenai hubungan ekonomi yang berlaku di antara satu negara dengan
berbagai negara lain dapat dilihat dalam neraca pembayaran. Untuk menjaga kestabilan
neraca pembayaran cukup sulit karena itu menyangkut hubungan antara dua Negara yang
bersangkutan.
Ketidakstabilan neraca pembayaran atau difisit surplus neraca pembayaran merupakan masalah
ekonomi suatu Negara. Pengertian neraca pembayaran adalah catatan transaksi- transaksi
internasional.
Defisit neraca pembayaran tidak berarti buruk dalam jangka pendek sebab, hal ini merupakan
kondisi aliran modal ke luar lebih banyak dibandingkan modal yang masuk. Masalah ini dapat
diselesaikan dengan meningkatkan penerimaan ekspor yang lebih besar dibandingkan kewajiban
membayar impor, akan tetapi dalam jangka panjang merupakan masalah. Begitu pula sebaliknya,
apabila neraca pembayaran surplus berkepanjangan tidak baik, neraca pembayaran akan baik
apabiia dibeianjakan. Devisa yang terakumulasi hanya akan mendorong tingkat harga umum naik.


DAFTAR PUSTAKA

Slide_Bab_IV 2011. (http://repository.binus.ac.id/content/J0552/J055297268.ppt)
Sistem Ekonomi 2011. (http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/2629/)
Sistem Ekonomi Indonesia 2011.
(http://kuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17921/SISTEM+EKONO
MI+INDONESIA.doc)

Anda mungkin juga menyukai