Anda di halaman 1dari 91

DISAMPAIKAN PADA DIKLAT PENGENALAN GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

JAYAPURA, OKTOBER 2012


PENGENALAN
BENCANA GEOLOGI
BIODATA
Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Unit Kerja:
Alamat Kantor:
Alamat Rumah:

PEMBAHASAN
- Latar Belakang
- Gerakan Tanah
- Gempabumi dan Tsunami
- Gunungapi


BENCANA ADALAH PERISTIWA ALAM/
PERBUATAN MANUSIA yang MENGAKIBATKAN
JATUHNYA KORBAN JIWA DAN PENDERITAAN
MANUSIA, KERUGIAN HARTA BENDA, RUSAKNYA
LINGKUNGAN HIDUP, SERTA TERGANGGUNYA
RODA PEREKONOMIAN MASYARAKAT

BENCANA ALAM GEOLOGI: BENCANA ALAM YG DISEBABKAN
OLEH PROSES-PROSES GEOLOGI, a.l. BERUPA:
LETUSAN GUNUNGAPI;
GEMPA BUMI;
TSUNAMI;
GERAKAN TANAH / TANAH LONGSOR.



DAPAT DIPELAJARI DAN DIKETAHUI BAHWA SUATU
KAWASAN BERPOTENSI UNTUK TERJADINYA BENCANA.
NAMUN TIDAK DAPAT DIKETAHUI KAPAN AKAN TERJADI
DAN BERAPA BESAR KORBAN YANG AKAN TERJADI;

JANGKAUAN DAMPAK BENCANA TIDAK MENGENAL BATAS
WILAYAH ADMINISTRATIF

UU No. 24 tahun 2007
LATAR BELAKANG
Indonesia (5,2 Juta km
2
) terdiri dari 17.500 pulau dengan > 210 juta penduduk, 20 %
di daerah rawan bencana geologi
Letusan gunungapi menyebabkan ribuan korban
Dari abad ini:
- 5 gunungapi rata-rata meletus tiap tahun
- 20 tahun terakhir > 30 letusan gunungapi dengan > 1200 korban
Dalam 14 th terakhir: 940 kejadian longsor, > 1340 orang korban, > 2350 rumah
hancur.
Jabar sebagai Propinsi terbanyak dalam jumlah kejadian dan jumlah korban
Sejak 100 th: > 460 kejadian gempa bumi (intensitas > IV, Magn > 4.0 SR), 25.000
korban

Bencana tsunami di Aceh 2004 merupakan bencana geologi terbesar di Indonesia
yang menelan ratusan ribu nyawa manusia dan harta benda yang besar.

Pergerakan Lempeng di Indonesia
Sejak 50 juta tahun yang lalu
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng aktif dunia,
yaitu Lempeng Pasifik, Eurasia dan Indo-Australia
Dampak Positif:
Tanah subur
Pemandangan Indah
Banyak Kandungan mineral logam,
non logam dan migas
Dampak Negatif:
Rawan bencana alam geologi
seperti gempabumi/tsunami,
letusan gunungapi, tanah
longsor
Tektonik Indonesia
PASIFIK
EURASIA
INDO - AUSTRALIA
INDO-AUSTRALIA
PASIFIK
EURASIA
TEKTONIKA DAN GEJALA GEOLOGI INDONESIA
Indonesia terletak diantara 3 lempeng aktif :

Lempeng Eurasia bergerak relatif dari arah barat laut ke
tenggara (meliputi pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan)

Lempeng Indo-Australia bergerak relatif dari selatan ke utara,
menyusup kebawah lempeng Eurasia membentuk zona
penunjaman di sebelah barat sumatra, selatan P.Jawa, Selatan
Bali-NusaTenggara, hingga ke Barat-Daya Maluku.

Lempeng Pasifik bergerak relatif dari Timur ke arah Barat
menyusup dibawah lempeng-lempeng Eurasia dan Indo-
Australia, membentuk zona penunjaman di Utara Papua hingga
ke perairan bagian Timur Sulawesi Tengah.
Konsekuensi dari interaksi Lempeng di Indonesia
Terbentuk zona penunjaman, dapat menyebabkan gempabumi, bila di
dasar laut berpotensi menimbulkan Tsunami dan berpotensi bencana

Lipatan, perbukitan dan patahan di darat/busur kepulauan. Patahan aktif
dapat menjadi sumber gempabumi, berpotensi menyebabkan bencana.

Terbentuk gunungapi disepanjang busur kepulauan Indonesia
Terdapat 129 gunungapi aktif, yang ditandai pernah meletus sejak
tahun 1600 kini (13% dari jumlah gunungapi di dunia)
65 gunungapi sangat aktif dipantau terus melalui 74 Pos Pengamatan
3 gunungapi bawah laut (Buana Wuhu/Sangir, Hobalt & Emperor of
China/Flores)
Indonesia rentan letusan gunungapi yang menyebabkan bencana

Perbukitan berlereng sedang s/d terjal, jenis tanah lolos air tinggi, dan
kurangnya vegetasi berakar kuat dan dalam, rentan terjadi tanah longsor.
LEMPENG INDIA-AUSTRALIA
EURASIA
PASIFIK
PERGERAKAN LEMPENG DI INDONESIA
KAWASAN YANG RAWAN BENCANA GEO-TEKTONIK
PUSAT
GEMPA
TEKTONIK
SKETSA TUMBUKAN ANTARA LEMPENG SAMUDRA DNG BENUA
GERAKAN TANAH
(TANAH LONGSOR)


LERENG (TANAH, BATUAN, BAHAN TIMBUNAN ATAU
CAMPURAN DIANTARANYA) BERGERAK KE BAWAH DAN
KELUAR LERENG.
TANAH PELAPUKAN TANAH LONGSOR ADALAH
PERPINDAHAN BAHAN PEMBENTUK YANG BERADA DIATAS
BATUAN KEDAP AIR PADA PERBUKITAN DENGAN
KEMIRINGAN SEDANG HINGGA TERJAL, JIKA TURUN HUJAN
DENGAN WAKTU YANG CUKUP LAMA BERPOTENSI UNTUK
TERJADINYA TANAH LONGSOR.
SKALA RELATIF KECIL .
SERING TERJADI PADA MUSIM HUJAN.

Kemiringan lereng
Kondisi tanah dan batuan
Keairan
Getaran
Vegetasi
FAKTOR GERAKAN TANAH
Mahkota Longsoran
Kepala Longsoran
Gawir Utama
Gawir Sekunder
Bidang Gelincir
Permukaan tanah asli
Retakan Menyilang
Kaki Longsoran
Lidah Longsoran
Retakan Memencar
BAGIAN GERAKAN TANAH
Gerakan Tanah Rotasi
Gerakan Tanah Translasi
Rayapan
Longsoran Batu
Runtuhan Batu
Aliran Bahan Rombakan
JENIS GERAKAN TANAH
Rotasi
Translasi
Rayapan
Longsoran Batu
Runtuhan Batu
Aliran Bahan Rombakan

ADANYA RETAKAN;
DAERAH DENGAN CURAH HUJAN TINGGI;
TANAH YANG LEMBEK DAN TEBAL DIATAS BATUAN YANG
RELATIF KEDAP AIR;
ADANYA LERENG YANG TERJAL;
ADANYA BATULEMPUNG YANG MIRING KE ARAH LERENG YANG
RELATIF TERJAL.

Ciri Daerah Longsor

GEMPA BUMI;
SALURAN AIR BOCOR DAN TUMPAH;
HUJAN DERAS DAN LAMA;
HUJAN BERTURUT-TURUT (1-4 HARI);
PEMOTONGAN LERENG DI BAGIAN BAWAH;
PERUBAHAN LAHAN MENJADI LAHAN BASAH;
PENIMBUNAN TANAH DI LERENG TERJAL.

Pemicu Longsor

1. PELANDAIAN LERENG
2. PENATAAN LAHAN
3. PENATAAN SALURAN
4. PENGERINGAN
5. TEMBOK PENAHAN
6. PEMYEMENAN
Mencegah Longsor

a. jangan bermukim di tepi tebing yang terjal
b. jangan bermukim dibawah tebing yang terjal
c. jangan bermukim di mulut lembah
d. jangan mencetak sawah di tebing yang terjal
e. jangan melakukan pemotongan lereng di
bagian bawah
f. jangan melakukan penggundulan lahan

Menghindari Longsor
Penanggulangan Teknis
Gerakan Tanah
Memperbesar gaya penahan

Memperkecil gaya
pendorong

GEMPABUMI
Pelepasan energi secara tiba
tiba dari kulit hingga bagian
dalam bumi yang dimanifestasikan
di permukaan bumi sebagai
goncangan
PETA TEKTONIK AKTIF DAN SEBARAN PUSAT GEMPABUMI MERUSAK
INDONESIA
Wilayah Rawan Bencana Gempabumi
Gempa vulkanik

Gempa akibat runtuhan

Gempa tektonik
Jenis Gempabumi

o GEMPABUMI DANGKAL (0 33 km)

o GEMPABUMI MENENGAH (33 90 km)

o GEMPABUMI DALAM (> 90 km)
Genpabumi berdasar Kedalaman

1. Tumbukan Lempeng (subduksi)

2. Sesar Aktif


Gempabumi Tektonik

ZONA TUMBUKAN (SUBDUKSI)
Terletak di laut
SESAR AKTIF
Terletak di darat & di laut
Di darat : Sesar Sumatera, Sesar Cimandiri, dll.
Di laut : Sesar Sorong, dll.


Sumber Gempabumi
Sumber : Badan Geologi, Bandung

Lokasi pusat gempa
Besarnya magnitude
Kedalaman pusat gempa
Lama gempa
Media perambatan/ tanah
Konstruksi bangunan
Parameter Gempa Merusak

1. Pembuatan database sejarah gempa merusak
2. Pembuatan peta zonasi rawan gempa
3. Pembuatan Perda
4. Lebih meningkatkan koordinasi dgn instansi terkait
5. Sosialisasi pada masyarakat
Upaya Mitigasi Gempabumi
GEMPABUMI YOGYAKARTA 2006

-TSUNAMI (BAHASA JEPANG) BERARTI
GELOMBANG BESAR DI PANTAI AKIBAT
GEMPA BUMI BERPUSAT DI DASAR LAUT

- ARTI LUAS SEBAGAI GELOMBANG BESAR ATAU
GELOMBANG PASANG AIR LAUT AKIBAT
GEMPA, LETUSAN GUNUNG API, LONGSORAN

TSUNAMI
Wilayah Rawan Bencana Tsunami
Gempa Bumi
Gunungapi Bawah Laut
Longsor
Meteor
Penyebab
Upaya Mitigasi Tsunami
Perencanaan lokasi dan Manajemen lahan
Struktur bangunan
Membangun penahan
Pemetaan bahaya
Pemetaan rute evakuasi
Sistem peringatan dini
GEMPABUMI MERUSAK DAN TSUNAMI
DENGAN MAGNITUDE > 6 S.R
TAHUN 1629 2006
DI
INDONESIA
FREKWENSI DIIKUTI
WILAYAH
KEJADIAN
GEMPABUMI
KEJADIAN
TSUNAMI
ACEH 13 9
SUMATRA UTARA 9 6
SUMATRA BARAT 11 5
JAMBI 1 *
BENGKULU 10 3
LAMPUNG 5 3
SUMATRA
TOTAL 49 26
FREKWENSI DIIKUTI
WILAYAH
KEJADIAN
GEMPABUMI
KEJADIAN
TSUNAMI
JAWA BARAT 6 1
JAWA TENGAH
SELATAN/ DIY 9 4
JAWATENGAH
UTARA 2 *
JAWA TIMUR 9 4
JAWA
TOTAL 26 9
BALI - NUSATENGGARA
FREKWENSI DIIKUTI
WILAYAH
KEJADIAN
GEMPABUMI
KEJADIAN
TSUNAMI
BALI 9 7
NUSATENGGARA 25 13
TOTAL 34 20
SULAWESI
FREKWENSI DIIKUTI
WILAYAH
KEJADIAN
GEMPABU
MI
KEJADIAN
TSUNAMI
SULAWESI UTARA 12 8
SULAWESI TENGAH 8 5
SULAWESI SELATAN 5 3
SULAWESI TENGGARA 2 1
TOTAL 27 17
MALUKU
FREKWENSI DIIKUTI
WILAYAH
KEJADIAN
GEMPABUMI
KEJADIAN
TSUNAMI
MALUKU UTARA 20 13
MALUKU 21 20
TOTAL 41 33
PAPUA
FREKWENSI DIIKUTI
WILAYAH
KEJADIAN
GEMPABUMI
KEJADIAN
TSUNAMI
PAPUA 16 5
TOTAL 16 5
WILAYAH
Peluang Kejadian Gempa M >
6 S.R
per tahun (%)
SUMATRA 11.97
JAWA 6.11
BALI - NUSATENGGARA 9.04
SULAWESI 7.18
MALUKU 10.9
PAPUA 4.26
INDONESIA 49.5
Wilayah
Jumlah
Kejadian
Gempabumi
Jumlah Kejadian
tsunami
Persen
kejadian
tsunami
SUMATRA 45 26 57.8
JAWA 23 9 39.1
BALI - NUSATENGGARA 34 20 58.8
SULAWESI 27 17 63.0
MALUKU 41 33 80.5
PAPUA 16 5 31.3
INDONESIA 186 110 78.2
KEJADIAN GEMPABUMI DAN TSUNAMI MERUSAK
DI INDONESIA 1629 - 2006
Wilayah
Gempabumi pembangkit
tsunami
per tahun (%)
SUMATRA 6.91
JAWA 2.39
BALI - NUSATENGGARA 5.32
SULAWESI 4.52
MALUKU 8.78
PAPUA 1.33
INDONESIA 29.26
Wilayah
PELUANG KEJADIAN GEMPABUMI
MERUSAK > 6.0 SR
30 TAHUN KE DEPAN
SUMATRA 4
JAWA 2
BALI NUSATENGGARA 3
SULAWESI 2
MALUKU 3
PAPUA 1
INDONESIA 15
BENCANA TSUNAMI ACEH 2004


GUNUNGAPI

Terdapat 129 gunungapi
80 gunungapi dinyatakan sangat aktif, yang
ditandai pernah meletus sejak 1600 kini
3 gunungapi bawah laut (Buana
Wuhu/Sangir, Hobalt dan Emperor of China
/Flores)
65 gunungapi sangat aktif dipantau secara
menerus melalui 74 Pos Pengamatan
Gunungapi
Gunungapi Indonesia

Gunungapi di jawa
BAHAYA LETUSAN
GUNUNGAPI
1. BAHAYA LANGSUNG / PRIMER:
Abu
Awan Panas
Aliran Lava
Lahar letusan

2. BAHAYA SEKUNDER:
Lahar (akibat air hujan, pencairan
salju/es)
Banjir

3. BAHAYA TIDAK LANGSUNG
Gas CO dan CO
2


Bahan galian : seperti batu dan pasir bahan bangunan,
peralatan rumah tangga,patung, dll.,.
Mineral : belerang, gipsum,zeolit dan juga mas (epitermal
gold).
Energi panas bumi: listrik, pemanas ruangan, agribisnis
Mataair panas : pengobatan/terapi kesehatan.
Daerah wisata: keindahan alam
Lahan yang subur: pertanian dan perkebunan
Sumberdaya air: air minum, pertanian/peternakan, dll.

DAMPAK NEGATIF :

Bahaya langsung : terjadi pada saat letusan
(lava, awan panas, jatuhan piroklastik/bom,
lahar letusan dan gas beracun).

Bahaya tidak langsung: terjadi setelah
letusan (lahar hujan, kelaparan akibat
rusaknya lahan pertanian/perkebunan/
perikanan), kepanikan, pencemaran udara/air
oleh gas racun: gigi kuning/ keropos, endemi
gondok, kecebolan dsb.
DAMPAK LETUSAN GUNUNGAPI
TERHADAP LINGKUNGAN


Bahan galian : seperti batu dan pasir bahan bangunan,
peralatan rumah tangga,patung, dll.,.
Mineral : belerang, gipsum,zeolit dan juga mas (epitermal
gold).
Energi panas bumi: listrik, pemanas ruangan, agribisnis
Mataair panas : pengobatan/terapi kesehatan.
Daerah wisata: keindahan alam
Lahan yang subur: pertanian dan perkebunan
Sumberdaya air: air minum, pertanian/peternakan, dll.

DAMPAK NEGATIF :

Bahaya langsung : terjadi pada saat letusan
(lava, awan panas, jatuhan piroklastik/bom,
lahar letusan dan gas beracun).

Bahaya tidak langsung: terjadi setelah
letusan (lahar hujan, kelaparan akibat
rusaknya lahan pertanian/perkebunan/
perikanan), kepanikan, pencemaran udara/air
oleh gas racun: gigi kuning/ keropos, endemi
gondok, kecebolan dsb.
DAMPAK LETUSAN GUNUNGAPI



Bahan galian : seperti batu dan pasir bahan bangunan,
peralatan rumah tangga,patung, dll.,.
Mineral : belerang, gipsum,zeolit dan juga mas (epitermal
gold).
Energi panas bumi: listrik, pemanas ruangan, agribisnis
Mataair panas : pengobatan/terapi kesehatan.
Daerah wisata: keindahan alam
Lahan yang subur: pertanian dan perkebunan
Sumberdaya air: air minum, pertanian/peternakan, dll.

Dampak Positif
a. Melakukan pengamatan dan pemantauan
terhadap gunungapi aktif
b. Melakukan pemetaan kawasan rawan bencana
gunungapi:
c. Mengosongkan kawasan rawan bencana III
d. Melakukan usaha preventif
e. Meningkatkan kesadaran masyarakat
f. Meningkatkan komunikasi





Upaya Penanggulangan
Pendugaan volume
endapan di tiap DAS
Menduga kawasan rawan
lahar
Menyingkirkan penduduk
ke tempat aman
Membuat bangunan
pelindung atau pengelak
lahar
PENANGGULANGAN
BAHAYA SEKUNDER
(LAHAR)

1. Kawasan Rawan Bencana I

2. Kawasan Rawan Bencana II

3. Kawasan Rawan Bencana III
Pembagian Kawasan Rawan
Bencana Gunungapi
Kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir
dan tidak menutup kemungkinan dapat terkena
perluasan awan panas dan aliran lava

Selama letusan membesar, kawasan ini berpotensi
tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat
dan lontaran batu pijar
KRB I
Kawasan yang berpotensi
terlanda awan panas, aliran lava,
lontaran atau guguran batu pijar,
hujan abu lebat, hujan lumpur
(panas), aliran panas dan gas
beracun
KRB II
Kawasan yang sering terlanda awan panas,
aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar),
dan gas beracun
Hanya diperuntukkan bagi gunungapi yang
sangat giat atau sering meletus
KRB III
Pemantauan Gunungapi
PETA KAWASAN RAWAN BENCANA
GUNUNGAPI
SOSIALISASI
STRATEGI MITIGASI
BENCANA GEOLOGI
STRATEGI MITIGASI BENCANA GERAKAN TANAH

Hindari mebangun bangunan di Zona
Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi
Hati-hati membangun bangunan di Zona
Kerentanan Gerakan Tanah Menengah harus
menggunakan teknologi khusus yang tahan
terhadap gerakan horizontal

STRATEGI MITIGASI BENCANA GEMPABUMI

Membangun bangunan tahan gempabumi
Tidak membangun di tanah urugan yang tidak
memenuhi tingkat teknis kepadatan.

STRATEGI MITIGASI BENCANA TSUNAMI

STRUKTURAL:
Bangunan pemecah gelombang
Bangunan panggung tinggi di pantai
Pembangunan menghindar dari daerah rawan tsunami
FUNGSIONAL:
Membuat Pelatihan tata cara menghindari tsunami
Perda / RTRW / RUTR berwawasan bencana tsunami
LINGKUNGAN:
Membangun jalur hijau sebagai pemecah gelombang
Permukiman dan aktifitas penduduk di belakang jalur
hijau

STRATEGI MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNGAPI

Menyingkir dari Kawasan Rawan Bencana III
Hindari permukiman dan aktifitas penduduk di
Kawasan Rawan Bencana II, terutama di
Daerah Aliran Sungai (alur lava / lahar / awan
panas)
Hati-hati membangun bangunan di Kawasan
Rawan Bencana I

TERIMA KASIH


bencana bukan untuk kita takuti
tapi kita sikapi

Anda mungkin juga menyukai