Anda di halaman 1dari 1

*tidak bisa disebut pelajar jika hanya belajar di dalam gedung (baca: ruang kelas)

Banyak dari kita yang memposisikan kata belajar adalah ketika berada di dalam suatu
ruang kelas atau ketika menghadap buku pelajaran. Padahal belajar bukanlah demikian,
belajar tidak harus dalam ruang kelas atau dengan buku pelajaran.
Belajar dapat dilakukan dimanapun dan tanpa buku, yang terpentig dalam belajar
adalah otak atau pikiran yang hadir bersama kita. Kita ambil contoh ketika kita sedang
menyendiri menikmati suasana senja. Dengan otak kita yang ikut hadir dalam suasana
tersebut mengakibatkan kita bisa membayangkan hal-hal baru untuk melatih imajinasi kita,
kita bisa membayangkan ketika cita-cita kita sedang berusaha meraih cita-cita sehingga kita
bisa memikirkan hal-hal apa saja yang harus kita persiapkan, kita bisa belajar bagaimana
cara merangkai kata yang indah sebagai sebuah puisi.
Contoh lain, ketika kita bersepeda ria di sore hari, kita banyak menemui orang-orang
disepanjang jalan. Berbagai ekspresi nampak pada wajah mereka. Senang, sedih, tertawa,
memikirkan sesuatu dan lain sebagainya. Dari situ kita juga bisa melihat apa arti senang, arti
sedih dan lain-lain. Termasuk ketika kita melihat seorang tukang becak bercengkrama
dengan tukang becak lain, kita bisa belajar bahwa bahagia tidak harus dengan sesuatu yang
mahal, kadang dengan seuatu yang lama (teman) kita bisa bahagia. Membagi kebahagiaan
dan tak kadang kita mendapat bagian atau curahan kesedihan dari orang lain, kita belajar
lagi tentang berbagi.
Belajar bisa dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun, tergantung kita mau
untuk mengambil pelajaran yang ada di depan kita atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai